xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi dan pasar bebas AFTA 2003, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan antar negara yang harus
dipenuhi oleh seluruh anggota termasuk Indonesia. Oleh karena itu pencapaian kesehatan di lingkungan kerja sudah menjadi suatu kebutuhan untuk meningkatkan daya saing perusahaan.
Selain itu status kesehatan yang tinggi mmerupakan faktor pendukung tercapainya effisiensi dan produktivitas kerja. Yuliani Setyaningsih, 2008.
Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi. Pada batasan ini, kesehatan mencakup empat aspek yaitu fisik badan, mental jiwa, sosial dan ekonomi. Kesehatan fisik antara lain dipengaruhi oleh hygienitas, medis, diet
pola makan dan olah raga. Kesehatan mental mencakup tiga komponen yaitu pikiran emosional dan spiritual. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain
secara baik. Kesehatan ekonomi terlihat dari produktivias seseorang dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyongkong hidup dan keluarganya secara
finansial Ari Yuni Astuti, 2008
Di tempat kerja, permasalahan pemenuhan gizi sangat berpengaruh terhadap pencapaian kesehatan. Dalam melakukan suatu pekerjaan, pekerja memerlukan zat gizi yang dapat memenuhi
kebutuhannya sesuai dengan jenis pekerjaan. Pekerjaan dengan beban fisik yang berat perlu konsumsi kalori yang banyak. Sebaliknya, pekerjaan sedang dan pekerjaan ringan memerlukan
kalori tertentu sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini pada dasarnya untuk mencapai keseimbangan antara asupan gizi dengan beban kerja. Dalam kaitan dengan pekerja, pemenuhan gizi yang tidak
1
xiv sesuai dengan beban kerja dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan kapasitas kerja.
Yuliani Setyaningsih, 2008. Pelayanan kesehatan dan gizi yang belum memadai antara lain dapat terlihat pada
pekerja kelas menengah kebawah umumnya menderita kurang gizi seperti Kurang Energi Protein KEP, anemia serta sering menderita penyakit infeksi. Sedangkan pada pekerja kelas menengah
keatas, umumnya terjadi kegemukan atau obesitas yang merupakan pemicu penyakit degeneratif seperti jantung, hypertensi dan diabetes melitus Yuliani Setyaningsih, 2008.
Penyelengaraan gizi kerja dalam bentuk pemberian makan perlu mendapat perhatian yang serius. Makanan yang dihidangkan untuk tenaga kerja hendaknya memenuhi syarat-syarat
gizi, yaitu mengandung zat tenaga, zat pembangun dan pengatur dengan komposisi yang seimbang dan diberikan dalam jumlah dan kandungan kalori yang tepat Yuliani Setyaningsih,2008. Oleh
karena itu penulis mengambil judul penelitian ”Analisa Pemenuhan Kebutuhan Kalori Tenaga Kerja Bagian
Office PT X, Sebagai Dasar Upaya Pengadaan Kantin Rendah Lemak”. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah status gizi tenaga kerja office di PT X? 2. Apakah asupan kalori tenaga kerja office di PT X telah sesuai dengan kebutuhannya?
3. Apakah catering yang saat ini menyajikan makanan existing untuk tenaga kerja office di PT X mampu menyajikan makanan dengan nilai gizi seimbang?
4. Apakah tenaga kerja office di PT X memerlukan adanya kantin sehat rendah lemak?
C. Tujuan Penelitian