ANALISIS KEPUTUSAN TENTANG PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDES) TAHUN 2012-2016 (Studi Di Desa Wringinanom Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

ANALISIS KEPUTUSAN TENTANG PENYUSUNAN DOKUMEN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
(RPJMDES) TAHUN 2012-2016
(Studi Di Desa Wringinanom Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

Usulan Penelitian untuk Tesis Sarjana S2
Program Studi Magister Sosiologi

Diajukan Oleh :
SUMARTA
NIM : 201010270211018
MAGISTER SOSIOLOGI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
JULI 2013

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya
Nama
: SUMARTA

NIM
: 201010270211018
Program Studi : MAGISTER SOSIOLOGI
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :
1. Tesis dengan judul
ANALISIS KEPUTUSAN TENTANG PENYUSUNAN DOKUMEN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDES)
TAHUN 2012-2016 (Studi di Desa Wringinanom Kecamatan Poncokusumo
Kabupaten Malang)
Adalah hasil karya saya dan dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya ilmiah
yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu
Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis
atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali
yang secara terttulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber
kutipan dan daftar pustaka.
2. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini DIGUGURKAN dan GELAR
AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta
diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS

ROYALTY NON EKSKLUSIF.
Demikian pernyataan saya ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Malang, Juli 2013
Yang menyatakan

SUMARTA

KATA PENGANTAR
Rasa syukur Alamdulillah kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT.
atas segala limpahan rahmat-Nya, sehingga penyusunan tugas akhir ini
selesai sesuai dengan harapan.
Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam proses penyusunan tesis ini, khususnya kepada pihakpihak yang telah memberikan sumbangsih pemikirannya baik secara
langsung maupun tidak langsung. Terutama kepada pihak kampus yang
diantaranya kepada:
1. Dr. Muhadjir Effendy, M.Kes selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.
2. Dr. Latipun, M.Kes selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Malang.
3. Drs. Rinikso Kartono, M.Si selaku Kepala Prodi Magister Sosiologi
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Dr. Wahyudi Winarjo, M.Si selaku pembimbing utama dalam penulisan
tesis.
5. Drs. Rinikso Kartono, M.Si selaku pembimbing pendamping sebagai
pengganti dari Bapak Dr. Sugeng Pujileksono, M.Si dalam penulisan
tesis.
6. Dr. Sugeng Pujileksono, M.Si selaku pembimbing pendamping awal
yang telah memberikan sumbangsih pemikiran dan ide-idenya akan
disiplin ilmu kebijakan pembangunan.
7. Dr. Vina Salviana DS, M.Si dan Pros. Dr. Syamsul yang selalu
memberikan suport kepada penulis tiada hentinya.
8. Para Dosen pengajar di Jurusan Magister Sosiologi, staf TU, sahabatsahabat Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang yang
telah memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada kami yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu.

9. Kepala Desa Wringinanom beserta perangkatnya dan kawan-kawan di
lapangan khususnya para Tenaga Pendamping Program SMPP Provinsi
Jawa Timur.

Bagi penulis adalah suatu kehormatan karena melalui interaksi dan
komunikasi yang selama ini terbangundapat meningkatkan dan menambah
pengetahuan dan pengalaman penulis dalam bermasyarakat.
Dengan keterbatasan ruang dan waktu yang ada, penulis menyadari
bahwa dalam penulisan tesis ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, dengan sangat terbuka atas sumbangsih pemikiran konstruktifnya
dari berbagai pihak disampaikan baik berupa kritik maupun saran sebagai
bahan penyempurnaan tesis ini di masa mendatang.
Demikian harapan penulis, semoga bermanfaat bagi semua pihak
yang memerlukan dan atas semua apa yang telah diberikan dengan penuh
keikhlasan kepada penulis senantiasa mendapat ridho dan dicatat sebagai
amalan yang sholeh oleh ALLAH SWT. Amiin.
Malang, Juli 2013
Penulis,

SUMARTA

DAFTAR ISI

Hal.

PENGHORMATAN …………………………………….…………

i

KATA PENGANTAR ……………………….………………………

ii

ABSTRAK ………………………………………….………………
ABSTRACT …………………………………………………………

BAB I. PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang… …………………..……………………………

1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………


6

C. Tujuan Penelitan ……………………….………………….……

6

D. Kegunaan Penelitian ………………….………………….…….

7

E. Penegasan Istilah ……………….………………………….……

8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

9

A. Landasan Teoritis …….………………………………………….


9

1. Teori Strukturasi ......................................................................

9

2. Teori Kontruksi Sosial .............................................................

14

B. Kajian Teoritik ………....…………………….………………….

17

1. Analisis Keputusan Dalam Kebijakan Publik ..........................

17

2. Perencanaan Pembangunan Desa ............................................


25

C. Penelitian Terdahulu …………………………………………….

35

D. Tinjauan Pustaka… …………………………………………….

37

BAB III. METODE PENELITIAN

46

A. Pendekatan Penelitian …………………………………………

46

B. Subjek Penelitian ...........................................................................


47

C. Lokasi Penelitian ……………………………………….…..……

47

D. Tehnik Pengumpulan Data ………………………….……..……

49

E. Tehnik Analisa Data ………………………………….…….……

51

BAB IV. DESKRIPSI LOKASI DAN INFORMAN

53

PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ……………………………………

53

B. Potret Kondisi Sosial Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan

58

C. Profil Informan Penelitian ……………………………………..

60

BAB V. PAPARAN HASIL PENELITIAN

72

A. Paparan Data Hasil Penelitian ........................................................

72


1. Analisa Dimensi Mental ..........................................................

72

2. Analisa Dimensi Institusional ..................................................

86

3. Analisa Dimensi Situasional ....................................................

90

4. Analisa Dimensi Ekologi ........................................................

91

B. Implikasi Teori ...............................................................................

96

1. Kontruksi Realitas Sosial Dimensi Mental ..............................

98

2. Relasi Agen dan Struktur dalam Dimensi Institusional,

116

Dimensi Situasional serta Dimensi Ekologi ............................
C. Strategi Proses Pembuatan Keputusan dan Implikasinya .......

128

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

137

A. Kesimpulan ……………………………………………………..

137

B. Saran …………………………………………….………………

140

DAFTAR PUSTAKA

142

LAMPIRAN:
1. Pedoman Wawancara
2. Berita Acara Musrenbangdes (Pembentukkan Tim Penyusunan
RPJM Desa dan RKP Desa)
3. SK Tim Penyusun RPJM Desa
4. Matrik RPJM Desa 2012-2016
5. Peta Desa Wringinanom
6. Photo Dokumentasi Musrenbangdes

DAFTAR TABEL
1.

Tabel 1. Jenis Perencanaan Desa ……………………………………

26

2.

Tabel 2. Sumber Pendapatan Desa yang Menjadi Komponen APB

27

Desa ………………………………………………………..
3.

Tabel 3. 10 Hak Dasar Warga ………………………………………

30

4.

Tabel 4. Daftar Nama Tim Penyusun Dokumen Rencana

77

Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) Desa
Wringinanom Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang
5.

Tabel 5. Dialektika Eksternalisasi, Obyektivasi, dan Internalisasi ....

136

DAFTAR GAMBAR
1.

Gambar 1. Dimensi-dimensi Dualitas Struktur ………………………

2.

Gambar 2. Kerangka Vickers ………………………………………… 22

3.

Gambar 3. Komponen-komponen analisis data: Model Interaktif ..….

4.

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Utama Tesis Model Vickers ………. 97

5.

Gambar 5. Proses Eksternalisasi …………………………….……….. 105

6.

Gambar 6. Proses Obyektivasi …………………..……….…………..

7.

Gambar 7. Proses Internalisasi ………………………….……………. 109

8.

Gambar 8. Proses Pengambilan Keputusan dalam Penyusunan
Dokumen Perencanaan Pembangunan Desa Berdasarkan
Perspektif Teori Strukturasi …………………….………..

10
52

107
123

DAFTAR PUSTAKA

Bakri, Masykuri. (editor), (2002). Metode Penelitian Kualitatif, Tinjauan Teoritis
dan Praktis. Universitas Islam Malang: Visipress.
Bungin, Burhan. (editor), (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi
Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Bungin, Burhan. (2001). Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Penelitian
KUantitatif dan Kualitattif. Surabaya: Universitas Airlangga Press.
Daryatno dan Mafaur. Terj. (2010) Anthony Giddens: The Constitution of Society:
Outline of the Theory of Structuration. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Scott, James C. (1993). Perlawanan Kaum Tani. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Huntington, Samuel P. (2000) Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik
Dunia. Yogyakarta: Penerbit Qalam
Karsasmita, Ginanjar. (1996). Pembangunan untuk Rakyat: Memadukan
Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: PT. Pustaka CIDESINDO.
Parsons, Wayne. (2011). Public Policy: Pengantar Teori dan Praktek Analisis
Kebijakan. Jakarta: Kencana.
Popkin, Samuel.L. (1979). The Rational Peasant. Berkeley: University of California
Press.
Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. (2010a). Teori Sosiologi Modern. Jakarta:
Kencana.
Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. (2010b). Teori Sosiologi, Dari Teori
Sosiologi Klasik sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern.
Sidoarjo: Kreasi Wacana.
Santoso, Yudi, terj. (2008). Anthony Giddens dan Jonathan Turner: Social Theory
Today. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Silalahi, Ulber. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Soekamto, Sarjono. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Suyanto, Bagong dan Ekoputro, Wibowo. (2002). Penyusunan Model Pelestarian
Program Pengembangan Kecamatan (PPK) di Provinsi Jawa Timur.
Surabaya: Lutfansah Mediatama.

Susilo, Rachmad K. Dwi. (2008). 20 Tokoh Sosiologi Modern: Biografi para
Peletak Sosiologi Modern. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Jurnal/Makalah/Lembaga/Undang-Undang
Badan Pemberdayaan masyarakat Provinsi Jawa Timur. (2010). Standart Pelayanan
Publik Sistem Manajemen Pembangunan Partisipatif (SMPP) Provinsi Jawa
Timur Tahun 2010. Surabaya: Badan Pemberdayaan masyarakat Provinsi
Jawa Timur.
Badan Pemberdayaan masyarakat Provinsi Jawa Timur (2010). Modul Pelatihan
Sistem Manajemen Pembangunan Partisipatif (SMPP) Provinsi Jawa Timur
Tahun 2010. Surabaya: Badan Pemberdayaan masyarakat Provinsi Jawa
Timur.
Darmawati, Arum. 2010. Diktat Perilaku Berorganisasi. Jurusan Manajemen Ilmu
Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Hitzler, Sarah dan Messmer, Heinz . (2010). Group Decision-making in Child
Welfare and the Pursuit of Participation Bielefeld University, Germany
dalam jurnal internasional Qualitative Social Work, June 2010; vol. 9, 2: pp.
205-226.
Kartodihardjo, Hariadi. (2007). Kerangka Pemiktran Untuk Analisis Kebijakan.
Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bahan untuk Kuliah M.A.
Pengembangan Institusi Konservasi SDA dan Lingkungan KSH 701.
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Universitas Negeri Malang.
(2010). Laporan Akhir Program Implementasi Pendampingan Sistem
Manajemen Pembangunan Partisipatif (SMPP) Provinsi Jawa Timur Tahun
2010. Malang: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri
Malang (LPM-UM).
Mirfani, Muhtaram, Aceng, (1998). Analisis Pembuatan Keputusan, Kepemimpinan
dan Power dalam strategi Organisisasi. Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia.
Newmann, W. William, (2012). Persuasion-Bargaining and Institutions in an
Organized Anarchy: Clinton Administration Decisions on China, 1993-1994.
The American Review of Public Administration, 0275074012440620, first
published on April 12, 2012.
Perturan Pemerintah No. 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Perturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007, tentang Pedoman
Perencanaan Pembangunan Desa; Jakarta.
Sitompul, Mukti. (2006). Implementasi Kebijakan Publik: Pengalaman Masa Lalu.
Jurnal Harmoni Sosial, September 2006, Volume I, No. 1
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.

Internet
Elzafina. (2011). Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Melalui Peran
Fasilitator Musrenbang di Kota Solok. Studi Kasus di Kelurahan VI Suku,
KTK, Tanjung Paku Dan Koto Panjang. Universitas Andalas. Dipublikasikan
oleh Pemerintahan Administrasi UNDIP pada 26 Apr 2011 11:53 WIB.
Diakses pada tanggal 01 Juni 2012 dari http://eprints.undip.ac.id/27024.
Harsono, Dwi. (2010) Hermeneutika dalam Analisis Keputusan. Dipublikasikan
oleh Dwi Harsono dalam Blog Pribadi pada 8 Desember 2010. Diakses pada
tanggal 12 Juni 2012 dari http://dwih74.blog.com/2010/12/08/hermeneutikadalam-analisis-keputusan/
Hidayat, Afia, Atep. (2011). Makna Pengambilan Keputusan. Dipublikasikan oleh
PantoNews.com pada hari rabu, 29 Juni 2011pada pukul 19:34:09 WIB yang
diakses pada tanggal 12 Juni 2012 dari http://www.pantonanews. com/456makna-pengambilan-keputusan.
Mutiara, Ruli. (2010). Studi Tentang Perencanaan Penganggaran Partisipatif Di
Kabupaten Magelang Pada Tahun 2008. Universitas Diponegoro.
Dipublikasikan oleh Pemerintahan Administrasi UNDIP pada 26 Apr 2011
11:53 WIB. Diakses pada tanggal 01 Juni 2012
dari
http://eprints.undip.ac.id/27024.
Suryadi. (2010). Model Pengambilan Keputusan Dan Ketrampilan Pengambilan
Keputusan. Dipublikasikan sebagai bahan materi Suplemen Perkuliah DM
pada tanggal 10 Oktober 2010. Diakses pada tanggal 3 Juni 2012 dari
http://www.yantokiernz.com/2010/10/ decision.html

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini partisipasi masyarakat dalam penyusunan dokumen
perencanaan pembangunan desa dirasakan menurun karena sebagian dari mereka
beranggapan bahwa kegiatan ini cukup dilakukan oleh pemerintah desa.
Pembangunan bersifat top-down menjadi akar dan budaya pembangunan desa.
Sifat kharismatik birokrasi sangat nampak dalam kehidupan di desa. Sebagian
besar sistem pemerintah desa kita saat ini masih banyak yang menggunakan
sistem komando, artinya kewenangan penuh dalam penentuan keputusan akhir
berada di tangan Kepala Desa. Meskipun dalam praktiknya Kepala Desa dalam
menjalankan pemerintahan dibantu oleh beberapa kaur/perangkat desa. Apa lagi
pengangkatan kepala desa dihasilkan dari hasil pilihan langsung masyarakat. Hal
tersebut mengakibatkan besarnya biaya dalam pencapaian jabatan Kepala Desa.
Sebab itu, Kepala Desa dalam menjalankan pemerintahan desa dikenal memiliki
kharismatik yang tinggi dan memiliki otoritas penuh tentang semua keputusan
yang menyangkut masalah jalannya pemerintahan di desa. Dengan otoritas
penuh/kewenangan Kepala Desa yang tinggi yang dimiliki ternyata membawa
dampak yang beragam dalam pelaksanaannya. Kebanyakan dari mereka dalam
membuat keputusan berangkat dari ego pribadi, dengan mementingkan
kepentingan pribadi, keluarga dan kelompoknya terlebih dahulu setelah itu untuk
yang orang/kelompok lainnya. Hal tersebut sesuai dengan Pandangan Laswell,
1936 (dalam Parson, 2011) yang menyatakan bahwa pembuatan keputusan dan
kepentingan politik saling berkaitan. Laswell memandang bahwa para elit politik
seringkali kektika membuat keputusan memproyeksikan perasaan, emosi dan
pengalaman mereka. Dengan memanfaatkan kesempatan kekuasaan yang
dimilikinya para politisi seringkali problem privat dialihkan menjadi problem
public.

Ketidak pedulian masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa selain
akibat dari pelaksanaan pemerintahan yang bersifat top-down adalah akibat dari
saking seringnya usulan kegiatan yang mereka usulkan dan disampaikan
mendapat respon serta tidak terealisasi, hanya diberi janji dan janji. Padahal
mereka (para elit politik) sebelum mereka menempati posisi dan dipilih mereka
banyak memberikan janji manis kepada masyarakat. Namun kenyataannya
ketika mereka terpilih dan menduduki jabatan tertentu yang mereka inginkan
janji manis tersebut hilang tanpa bekas dan nyaris tidak terdengar lagi gaungnya.
Bahkan mereka memanfaatkan kesempatan yang ada digunakan sebesarbesarnya untuk mengembalikan modal yang telah dikeluarkan dan mencari
keuntungan untuk pencalonan periode yang berikutnya.
Alasan lain, melemahnya partisipasi karena kurangnya dukungan anggaran
dari pemerintah daerah maupun pusat. Bahkan baik pemerintah daerah maupun
pemerintah pusat dalam memberikan bantuan tumpang tindih dan tidak
berdasarkan proporsi kebutuhan masyarakat. Celakanya ketika yang dibutuhkan
diajukan tidak direspon dan dibiarkan saja oleh oleh pemerintah daerah maupun
pusat dengan dalih tidak adanya anggaran untuk itu.
Saat ini, sebagian besar kondisi wajah pemerintahan desa kita berada
dalam posisi sebagai berikut: (i) sistem manajemen dan administrasi publik yang
belum memadai mengingat sumberdaya manusia yang dimiliki terbatas; (ii)
menipis dan mengurangnya kepercayaan mayasarakat terhadap pemerintah desa
mengingat etika moral dalam penyelanggaraan pemerintah desa terkesan
lamban, kurang responsif, kurang transparan dan bertanggungjawab dalam
melayani warganya; dan (3) otoriter pemerintah desa dalam membuat keputusan
makin hari semakin menguat sedangkan ide dan kreatifitas dari pemerintah desa
untuk menggali dan memanfaatkan potensi dan sumberdaya desa tidka digali dan
dimanfaatkan

secara maksimal.

Tentunya ketidak

maksimalan

dalam

memanfaatkan sumberdaya yang ada mengakibatkan minimnya pendapatan dana
desa. Ketiga permasalahan tersebut di atas menjadi pekerjaan rumah pemerintah
desa saat ini. Tentunya harapan fungsi pemerintah desa sebagai pemandu
perubahan masih jauh dari harapan.

Sebetulnya ketidak berfungsian kelembagaan pemerintah desa tersebut ada
beberapa hal yang perlu dicermati dan mendapatkan perhatian lebih pada sisi
human actor (aparat dan warga desa). Pertama, ketidak berdayaan kelembagaan
pemerintah desa untuk berperan sebagai mesin perubahan. Kedua, ketidak
berdayaan aparat pemerintahan desa dalam menggalang kekuatan lokal
(terutama dalam membangun aksi dan kesadaran kolektif).
Seiring dengan digelontornya berbagai bantuan yang turun ke desa, seperti
Anggaran Dana Desa (ADD), PNPM atau pun program-program lain yang
sifatnya Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) untuk kegiatan pembangunan
infrastruktur pedesaan sangat banyak. Dan ketika desa digelondor bantuan dari
pemerintah daerah maupun pusat terkadang desa tidak siap dikarenakan tidak
mempunyai dokumen perancanaan desa. Meskipun ada dokumen perencanaan
desa tersebut masih bersifat tentatif karena penyusunannya didominasi oleh
pemerintah desa.
Hakikat kegagalan dalam pembangunan desa sebenarnya tidak hanya
berdasarkan pada kekurangan anggaran dari pemerintah daerah maupun pusat,
melainkan bagaimana desa dalam mengelola potensi dan sumber daya lokal
ekonomi desa. Bagaimana sinergitas antara pemerintah dengan lembaga desa
dan masyarakat dalam pengelolaan pembangunan, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pertanggung jawaban sampai dengan pelestarian hasil-hasil
pembangunan. Mestinya dalam perencanaan pembangunan desa terjadi
sinergitas dengan baik antara pemeran pembangunan dan penerima manfaat
pembangunan,

sehingga

termaksimalkan

potensi

dalam
dan

perencanaan

sumber

daya lokal

pembangunan
dalam

dapat

membangun

perekonomian desa digali dan diarahkan sesuai dengan kebutuhan.

Ketika

potensi dan sumber daya lokal dapat termanfaatkan dan terkelola sesuai dengan
arah dan kebutuhan dengan baik bukannya tidak mungkin kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat desa dapat terwujud. Sebagaimana pandangan
Soekamto (2010: 358-360) tentang pembangunan adalah suatu proses perubahan
disegala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan rencana
tertentu. Proses pembangunan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat baik secara spiritual maupun material.

Dalam pembangunan diperlukan adanya perencanaan. Dalam perencanaan
pembangunan desa dibutuhkan perilaku pemerintahan yang baik (good
governance). Mekanisme pembangunan memberikan peluang bagi masyarakat
untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini, masyarakat
merupakan pelaku utama program dimana prakarsa pembangunan dipastikan
berasal dari masyarakat dan dilakukan oleh masyarakat serta diperuntukkan
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Peran serta atau aktifnya masyarakat
dalam

pengambilan

keputusan

diharapkan

memberikan

peluang

bagi

keterbukaan dan kebertanggungjawaban maupun komitmen dalam pelestarian
program. Mestinya orientasi pembangunan sebagaimana pandangan Korten 1982
(dalam Bagong Suyanto 2002) bahwa Orientasi pembangunan dengan
menekankan pengembangan potensi manusia. Pembangunan yang berdimensi
kerakyatan mestinya memberikan peran kepada individu bukan sebagai obyek
program,

melainkan

sebagai

aktor

yang

berhak

menetapkan

tujuan,

mengendalikan sumber daya dan mengarahkan proses yang mempengaruhi
kehidupannya.
Sebetulnya dalam perencanaan pembagunan adalah bagaimana membuat
sebuah

keputusan

yang akan

dijadikan sebuah

kebijakan. Kebijakan

pembangunan yang akan dilaksanakan di masa yang akan dating. Proses
pembuatan keputusan (decision-making) berposisi antara perumusan kebijakan
dan implementasi kebijakan. Realitasnya antara perumusan kebijakan dengan
implementasi kebijakan saling memiliki terkait antara satu sama lainnya.
Kebijakan yang telah dibuat akan mempengaruhi implementasi program dan
implementasi program tahap awal akan mempengaruhi pada tahapan pembuatan
keputusan tahap berikutnya. Selanjutnya hasil dari pembuatan keputusan
tersebut berbentuk kebijakan yang akan digunakan sebagai acuan dasar dalam
pelaksanaan implementasi program dimasa mendatang. Oleh karena itu, menurut
Etzioni, 1968 (dalam Parson, 2011: 247) pembuatan keputusan bukanlah bersifat
pasif, karena keputusan adalah sebuah proses dan keputusan awal seringkali
hanya merupakan sinyal penunjuk arah atau dorongan awal atau percobaan awal
yang nantinya akan mengalami revisi dan diberi spesifikasi pada periode
berikutnya.

Analisis keputusan adalah semacam penjelasan untuk menerangkan dan
mendeskripsikan bagaimana suatu keputusan atau serangkaian keputusan dibuat.
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) adalah
dokumen perencanaan pembangunan desa yang disusun dalam rangka
mendorong peran serta masyarakat dalam pengelolaan pembangunan di desa.
Sebagaimana pendapat Lasswell, 1936 (dalam Parson, 2011) tentang analisis
keputusan yang menyatakan bahwasannya analisis keputusan sangat erat
kaitannya dengan siapa yang mendapatkan sesuatu, kapan dan bagaimana ia
mendapatkannya. Lasswell juga berpendapat bahwa analisis kebijakan adalah
analogi politik dari psikoloanalisis. Ia adalah sarana yang dapat dipakai
masyarakat untuk mengklarifikasi nilai dan tujuannya. Sedangkan menurut
Lindblom (dalam Parson, 2011) dalam pembuatan keputusan perlu dilandasi
oleh self-guiding society yang bertujuan untuk mengurangi kelemahan partisipasi
dan kompetisi di antara ide-ide.

Lasswell memandang bahwa pembuatan

keputusan didorong oleh insting mendalam. Sedangkan model ekonomi
memandang pembuatan keputusan didorong oleh kepentingan diri. Padahal
pendekatan analisis kognitif memandang bahwa pembuatan keputusan manusia
memerlukan upaya untuk memecahkan problem dan upaya untuk mencapai
tujuan rasional, meski rasional itu terkekang.
Analisis keputusan bukanlah suatu prosedur yang mujarab dalam artian
dapat menyelesaikan dan memecahkan semua permasalahan yang terdapat dalam
diri manusia. Tuhan telah memberikan anugerah kepada manusia berupa
kecerdasan, persepesi dan falsafah. Anugerah Tuhan inilah yang hendaknya
berperan dalam memecahkan berbagai masalah dan menentukan alternatif dalam
mengambil keputusan. Alternatif tersebut hendaknya dapat diinterpretasikan
kedalam realitas sosial yang ada. Oleh karenanya dalam penentuan alternatif
hendaknya memiliki informasi yang cukup dalam menetapkan nilai. Nilai
merupakan suatu state of mind, suatu cara untuk menggambarkan ketidak pastian
seseorang dalam menghadapi suatu kejadian.
Dalam tesis ini penulis ingin menegaskan bahwa proses pembuatan
keputusan tentang penyusunan dokumen perencanaan pembangunan desa tahun
2012-2016 di Desa Wringinanom Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang

adalah upaya untuk menerangkan kontruksi sosial, yang mana kebenaran
suatu realitas bersifat relatif berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan
bagi

pelaku

sosial

dalam

proses

penyusunan

dokumen

perencanaan

pembangunan desa dalam mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat pedesaan.
A. Perumusan Masalah
Berangkat dari uraian singkat pada latar belakang penelitian di atas,
maka dalam penelitian tentang proses pembuatan keputusan (decision making)
sebagai cara menentukan dan memodifikasin norma, nilai, standar dan mencari
informasi. Dimana informasi/fakta diperoleh untuk memfasilitasi pembuatan
penilaian dalam menentukan usulan prioritas pembangunan desa. Analisis
Keputusan tentang Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Desa
Tahun 2012-2016 di Desa Wringinanom Kecamatan Poncokusumo Kabupaten
Malang dipandang perlu untuk dikaji secara ilmiah mengingat konsep-konsep
tentang nilai (velue), penilaian (judgment) dan apresiasi terhadap pembuatan
keputusan menimbulkan problem yang harus dipecahkan dalam pembuatan
keputusannya untuk menghilangkan ketidak pastian dimasa depan. Oleh karena
itu, bila dirumuskan dalam bentuk pertanyaan maka permasalahan pokok yang
menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembuatan keputusan tentang penyusunan dokumen
perencanaan pembangunan desa tahun 2012-2016 di Desa Wringinanom
Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang?
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis dimensi mental adalah analisis mengenai pemetaan setting,
pemahaman terhadap perubahan setting dan penyesuaiannya dalam
pembuatan keputusan sehingga problem-problem yang dihadapi oleh para
pembuat keputusan dapat terungkapkan. Adapun aspek-aspek pokok dimensi
mental sebagai berikut: (i) prediksi, yakni analisis perihal pembuatan
kesimpulan keputusan baik mengenai aktor, future research development,

1. nilai/norma yang paling ideal dalam pembuatan keputusan; (iii) inovasi,
yakni analisis terhadap pola penilaian tindakan pembuat keputusan dengan
hasil akhir dan pasca pembuatan keputusan dalam rangka suksesi
implementasi pembangunan desa.
2. Menganalisis dimensi institusional, yakni menganalisis faktor eksternal dan
internal yang menghambat proses perencanaan pembangunan yang dialami
pemerintah desa sehingga dapat diketahui kesuksesan dan kegagalan dalam
pembuatan keputusan.
3. Menganalisis dimensi situasional. Analisis pada dimensi ini dimaksudkan
untuk melihat konteks dan situasi proses akhir pembuatan keputusan serta
keterkaitannya dengan peristiwa (politik atau non politik) yang sedang
terjadi di desa.
4. Analisis dimensi ekologis, yakni menganlisis partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan, kemanfaatan keputusan dengan masyarakat dan
kontribusi proses pengambilan keputusan terhadap pembelajaran sosial.
A. Kegunaan Penelitian
Secara umum ada dua manfaat penelitian yang bisa dihasilkan, yaitu:
1. Teoritis
Penelitian tentang analisis keputusan tentang penyusunan dokumen
perencanaan pembangunan desa adalah sebuah konsep untuk membuat
keputusan-keputusan/kebijakan-kebijakan dalam perencanaan pembangunan
desa agar lebih tepat dan sesuai dengan karakteristik, potensi dan budaya
lokal masyarakat setempat sehingga dapat dijadikan acuan dalam membuat
model-model perencanaan pembangunan desa lainnya guna mewujudkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.
2. Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan bagi para
pemeran/stakeholder pembangunan desa dalam pembuatan keputusan terutama yang
berkaitan dengan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan desa dan dapat
dijadikan acuan bagi para peneliti lainnya yang ingin membuat penelitian sejenis.

A. Penegasan Istilah
Penegasan istilah dalam penulisan laporan penelitian ini adalah
dimaksudkan untuk menghindari penggandaan makna. Adapun istilah-istilah
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Keputusan
Adalah proses pemilihan alternatif dari berbagai alternatif dan proses
negoisasi antara orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan.
2. Perencanaan Pembangunan Desa
Adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan
pembangunan desa yang tepat bersama masyarakat melalui urutan pilihan
dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
3. RPJM Desa
Adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat

strategi dan arah kebijakan pembangunan desa, arah kebijakan keuangan
desa serta program prioritas kewilayahan yang disertai dengan rencana
kerja.