Konversi Tanaman

2.8 Konversi Tanaman

Pengertian konversi secara umum berarti adanya perubahan, pengubahan, penukaran penggunaan lahan. Wahyunto et al, (2001) perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan pembangunan tidak dapat dihindari. Perubahan tersebut terjadi karena dua hal, pertama adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin meningkat jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. Para ahli berpendapat bahwa perubahan penggunaan lahan lebih disebabkan oleh adanya kebutuhan dan keinginan manusia. Menurut Mc Neill et al., (1998) faktor-faktor yang mendorong perubahan penggunaan lahan adalah politik, ekonomi, demografi dan budaya. Selanjutnya pertumbuhan ekonomi, perubahan pendapatan dan konsumsi juga merupakan faktor penyebab perubahan penggunaan lahan. Sebagai contoh, meningkatnya kebutuhan akan ruang tempat hidup, transportasi dan tempat rekreasi akan mendorong terjadinya perubahan penggunaan lahan. Teknologi juga berperan dalam menggeser fungsi lahan.

Perkembangan suatu wilayah akan sangat terkait dengan perubahan yang terjadi pada komponen utama dari suatu wilayah. Perubahan salah satu komponen dari wilayah akan mempengaruhi komponen lainnya, dan perubahan itu dapat menunjukkan adanya suatu proses pertumbuhan, stagnasi atau kemunduran wilayah. Pemahaman terhadap perubahan di suatu wilayah akan berarti sama halnya dengan Perkembangan suatu wilayah akan sangat terkait dengan perubahan yang terjadi pada komponen utama dari suatu wilayah. Perubahan salah satu komponen dari wilayah akan mempengaruhi komponen lainnya, dan perubahan itu dapat menunjukkan adanya suatu proses pertumbuhan, stagnasi atau kemunduran wilayah. Pemahaman terhadap perubahan di suatu wilayah akan berarti sama halnya dengan

Ketersediaan lahan secara total bersifat tetap di suatu wilayah, sedangkan permintaan terus bertambah dengan cepat terutama di sekitar kawasan perkotaan. Hal ini didorong oleh pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan, kegiatan ekonomi dan migrasi dari wilayah lain maupun wilayah hitterland kota di wilayah yang bersangkutan (urbanisasi) (Nasoetion dan Wagner, 1985).

Pada era tahun 80-an komoditi teh adalah andalan atau primadona PTPN VIII yang kini dilebur menjadi PTPN IV (Persero) Medan bersama PTPN VI dan PTPN

VII, tapi sekarang tidak demikian lagi. Ini karena harga teh dipasaran internasional terus menerus menurun dan tidak dapat diandalkan lagi untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Sebelum Perang Teluk meletus beberapa tahun lalu, pasar teh PTPN VIII (PTPN IV) paling besar adalah Irak. Teh yang diproduksi adalah teh hitam dengan pasar terbesar Irak. Karena embargo ekonomi dari Amerika Serikat (AS) volume ekspor teh hitam ke Irak di batasi dan kalah bersaing dengan pruduk sejenis dari Sri Langka. Apalagi setelah Irak diekspansi AS, maka pasar teh hitam ke VII, tapi sekarang tidak demikian lagi. Ini karena harga teh dipasaran internasional terus menerus menurun dan tidak dapat diandalkan lagi untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Sebelum Perang Teluk meletus beberapa tahun lalu, pasar teh PTPN VIII (PTPN IV) paling besar adalah Irak. Teh yang diproduksi adalah teh hitam dengan pasar terbesar Irak. Karena embargo ekonomi dari Amerika Serikat (AS) volume ekspor teh hitam ke Irak di batasi dan kalah bersaing dengan pruduk sejenis dari Sri Langka. Apalagi setelah Irak diekspansi AS, maka pasar teh hitam ke

Desakan peningkatan kebutuhan akan lahan tersebut dapat menjadi salah satu faktor yang mendorong terjadinya konversi lahan karena di satu sisi kondisi kegiatan usaha yang tengah mengalami kelesuan karena berbagai penyebab, di sisi lain persoalan ekonomi yang terus menekan perusahaan untuk kepentingan intern. Salah satu lahan perkebunan yang mendapatkan tekanan terhadap konversi tanaman adalah lahan perkebunan teh.