50
2.10a. Apabila
bebannya kecil,
kolom masih
dapat mempertahankan  bentuk  linearnya,  begitu  pula  jika  bebannya
bertambah.    Hingga  pada  saat  beban  yang  diterima  terus bertambah  mencapai  taraf  tertentu,  kolom  tersebut  tiba-tiba
berubah  bentuk  seperti  pada  gambar  2.10b.  Inilah  yang  disebut dengan  fenomena  tekuk  buckling.  Apabila  suatu  kolom  telah
menekuk, maka kolom tersebut tidak akan mampu lagi menerima beban  tambahan  sehingga  sedikit  saja  penambahan  beban  akan
dapat menyebabkan kolom tersebut runtuhhancur seperti gambar 2.10c.  Dengan  demikian,  kapasitas  pikul  bebannya  adalah  besar
beban yang menyebabkan kolom tersebut mengalami tekuk awal.
2.3.2. Prinsip Desain Kolom
Seperti  yang  telah  dijelaskan  sebelumnya,  kolom  akan  mengalami keruntuhan jika gagal menopang beban yang bekerja padanya. Hal tersebut terjadi
karena kolom mengalami tekuk buckling. Beban tekuk adalah beban yang dapat menyebabakan suatu kolom menekukyang disebut juga dengan beban kritis P
cr
. Elemen  struktur  kolom  yang  memiliki  nilai  perbandingan  antara  panjang
dan  dimensi  penampang  melintang  yang  relatif  kecil  disebut  kolom  pendek. Kemampuan kolom pendek memikul beban tidak tergantung pada panjang kolom.
Kolom  pendek  mengalami  kegagalanjika  tidak  mampu  menahan  beban  karena material  akan  hancur.Kemampuan  pikulbeban  batas  tergantung  pada  kekuatan
material  yang  digunakan.Elemen  tekan  yang  semakin  panjang  menyebabkan
51
perubahan proporsi relatif elemen hingga mencapai keadaan yang disebut elemen langsing. Perilaku elemen langsing berbeda dengan elemen tekan pendek.
Perilaku  elemen  tekan  panjang  terhadap  beban  tekan  adalah  apabila bebannya  kecil  maka  elemen  masih  dapat  mempertahankan  bentuk  liniernya.
Begitu pula apabila bebannya bertambah. Saat beban mencapai nilai tertentu maka elemen tersebut akan tidak stabilsecara tiba-tiba dan berubah bentuk.
Ada  beberapa  faktor  yang  mempengaruhi  terjadinya  tekuk.  Salah  satu faktor  penting  yang  mempengaruhi  tekuk  yaitu  panjang  kolom.  Pada  umumnya
kapasitas pikul-beban kolom berbanding terbalik dengan kuadrat panjang elemen. Faktor  lain  yang  juga  mempengaruhi  besar  beban  tekuk  adalah  karakteristik
kekakuan  elemen  struktur,  yaitu  jenis  material  dan  bentuk,  serta  ukuran penampang.  Suatu  elemen  yang  mempunyai  kekakuan  kecil  lebih  mudah
mengalami  tekuk  dibandingkan  dengan  elemen  berkekakuan  besar.  Semakin panjang suatu elemen struktur maka kekakuannya semakin kecil.
Kekakuan elemen struktur juga berkaitan dengan banyaknya dan distribusi material  yang  ada  dan  sifat  material.  Ukuran  distribusi  ini  pada  umumnya  dapat
dinyatakan  dengan  momen  inersia  I  yang  menggabungkan  banyak  material  yang ada dengan distribusinya. Sedangkan ukuran untuk sifat material adalah modulus
elastisitas  E.  Semakin  tinggi  nilai  E,  semakin  tinggi  pula  kekakuannya  dan semakin besar pula tahanan kolom yang terbuat dari material itu untuk mencegah
tekuk. Faktor lain yang turut mempengaruhi besarnya beban tekuk adalah kondisi
ujung  elemen  struktur.  Kolom  dengan  ujung-ujung  bebas  berotasi  mempunyai kemampuan  pikul-beban  lebih  kecil  dibandingkan  dengan  kolom  sama  yang
52
ujung-ujungnya dijepit. Penambahan bracing pada ujung kolom dapat menambah kekakuan,  sehingga  dapat  meningkatkan  kestabilan  dalam  mencegah  tekuk.
Berikut  ini  adalah  keterkaitan  besarnya  beban  tekuk  dengan  berbagai  kondisi ujung elemen struktur.
Garis terputus menunjukkan diagram
kolom tertekuk a
b c
d e
f
Nilai K
c
teoritis 0,5
0,7 1,0
1,0 2,0
2,0 Nilai K
c
yang dianjurkan untuk kolom yang
mendekati kondisi idiil 0,65
0,80 1,2
1,0 2,10
2,0
Kode ujung
Jepit Sendi
Hall tanpa putaran sudutJepit bergoyang Ujung bebasJepit bebas
Gambar 2.9. Kondisi Perletakkan Kolom
2.3.3. Stabilitas Struktur Kolom