Empati Unconditional Positive Regard - Acceptance Congruence Memiliki self dicipline 3. Memiliki self responsibility

Konselor perlu memahami harapan klien dalam konseling dan sebaliknya klien juga perlu memahami harapan konselornya.

2. Empati

Konselor menciptakan kebersamaan dengan klien, berjalan bersama- sarna, mengikutinya, mengarahkan dan membimbingnya, dalam menghadapi masalahnya. Konselor juga bersifat hangat, terbuka, bersahabat, peduli dan jujur, serta obyektif dalam memandang permasalahan klien, Konselor mencoba untuk berpikir dan merasakan segala sesuatunya bersama-sama dengan klien.

3. Unconditional Positive Regard - Acceptance

Konselor menerima dan menghargai klien secara apa adanya, tanpa syarat, dengan segala kelebihan dan kekurangan yang klien miliki, konselor bebas dari sikap menghakimi. Memiliki pandangan positif tentang klien bukan berarti bahwa konselor setuju dan menerima begitu saja nilai-nilai den pandangan hidup klien. Tetapi yang utama adalah kemampuan konselor menerima klien apa adanya, menghargainya sebagai pribadi, tidak menghakimi perilakunya, dan juga tidak mencoba mempengaruhi klien dengan pandangan dan nilai-nilai hidup konselor. Biarkan klien bebas untuk bereksplorasi dengan perasaan dan pikirannya tanpa rasa takut disensor atau dikritik oleh konselor. Kondisi kondusif yang tercipta akan merupakan kesempatan baik bagi klien dalam mengembangkan personal awareness.

4. Congruence

Konselor dalam hal ini harus bisa menjadi dirinya sendiri seutuhnya. Konselor perlu memiliki harmoni dalam keseluruhan aspek hidupnya, Menyadari keterbatasan diri, tidak berpura-pura dalam bersikap den tidak mencoba menutupi kenyataan tentang siapa dirinya. Bersikaplah jujur terhadap diri sendiri den klien, den perlu adanya konsistensi antara kata dan perbuatan. Selain hal-hal tersebut di atas seorang konselor diharapkan pula dapat: 1. Memiliki sense of humor

2. Memiliki self dicipline 3. Memiliki self responsibility

4. Memiliki positive self concept 5. Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang karakteristik perkembangan manusia. 6. Berpikir dan bersikap kreatif 7. Bersikap aktif dalam mengemb~ngkan komunikasi baik yang bersifat verbal maupun non verbal. Secara verbal melalui penguasaan respon- respon konselor: probe, reflection of feelings, reflection of content, summary dan ability potential. Secara non verbal melalui bodi language, eye contact, facial expression. Terkait dengan kualitas diri tersebut di atas, ada beberapa hal yang perlu dihindari oleh konselor yaitu : 1. Memberi nasehat 2. Banyak bicara 3. Terlalu membuka diri 4. Memandang rendah klien 5. Bersikap defensif 6. Memprioritaskan kebutuhan dan nilai pribadinya 7. Memandang rendah diri sendiri karena pengaruh usia, pengetahuan dan pengalaman 8. Memiliki harapan yang berlebihan terhadap klien 9. Inkonsisten dan subyektif 10.Jangan memecahkan masalah secara langsung tetapi beri alternatif pilihan bagi klien. Konselor juga perlu memahamr aspek-aspek psikologis lainnya yang dapat mempengaruhi proses konseling, baik yang bersumber dari klien maupun konselor sendiri, seperti : 1. Kecemasan anxiety 2. Ketakutan fear 3. Rasa bersalah guilty feelings 4. Kemarahan anger 5. Rendah diri inferiority 6. Terlalu percaya diri over estimate Berdasarkan pengalaman hidup sehari-hari peserta diminta untuk menyebutkan aspek lainnya.

III. KONSELING MELALUI INTERNET.