MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING (3)

BAB XIII BIMBINGAN
DAN KONSELING
1.

Pengertian Bimbingan dan Konseling
Menurut Depdikbud (2004:5), bimbingan adalah pemberian bantuan
yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantapn dan
mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Menurut Abu Ahmadi (1991:1), bimbingan adalah bantuan yang
diberikan kepada individu agar dengan potensi yang dimiliki mampu
mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri,
memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rancana
masa depan yang lebih baik.
Menurut Rochman Natawijaya (1978), bimbingan adalah bantuan
yang diberikan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan,
supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup
mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan
keadaan keluarga serta masyarakat.

Menurut Mortensen dan Schemuller (1976), bimbingan dapat
diartikan sebagai bagian dari keseluruhan pendidikan yang membantu
menyediakan kesempatan pribadi dan layanan staff ahli dengan cara mana
setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan
kesanggupannya sepenuh-penuhnya sesuai dengan ide-ide demokrasi.

Bimbingan dan Konseling

308

Jadi, bimbingan dan konseling sebagai suatu upaya membentuk
perkembangan sumber daya manusia.
2.

Tujuan Bimbingan dan Konseling
A. Secara Khusus
Secara khusus pelayanan bimbingan konseling bertujuan untuk
membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi
aspek pribadi sosial, belajar, dan karier. Bimbingan pribadi sosial dalam
mewujudkan pribadi yang takwa, mandiri, dan bertanggung jawab.

Bimbingan

belajar

dimaksud

untuk

mencapai

tujuan

dan

tugas

perkembangan pendidikan. Bimbingan karier yang dimaksudkan untuk
mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.
a. Dalam Aspek Tugas Perkembangan Pribadi Sosial



Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik
dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman
sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada
umumnya.



Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan
saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya
masing-masing.



Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat
fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak
menyenangkan (musibah), serta dan mampu meresponnya secara
positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.




Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan
konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun
kelemahan; baik fisik maupun psikis.



Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang
lain.



Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat

Bimbingan dan Konseling

309




Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai
orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.



Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk
komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.



Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship),
yang

diwujudkan

dalam

bentuk


hubungan

persahabatan,

persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.


Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik
bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.



Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

b. Dalam Aspek Akademik/Belajar


Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan
memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses
belajar yang dialaminya.




Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti
kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai
perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua
kegiatan belajar yang diprogramkan.



Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.



Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti
keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat
pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.




Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan
pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugastugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu,
dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam
rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.



Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi
ujian.

c. Dalam Aspek Perkembangan Karier
Bimbingan dan Konseling

310



Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian)
yang terkait dengan pekerjaan.




Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir
yang menunjang kematangan kompetensi karir.



Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau
bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri,
asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.



Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai
pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang
pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.



Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan

cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang
dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan
kesejahteraan kerja.



Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang
kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang
sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial
ekonomi.



Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir.
Apabila seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka
dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatankegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.



Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau

kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan
dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu
memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa
dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.



Memiliki

kemampuan

atau

kematangan

untuk

mengambil

keputusan karir.
B. Secara Umum

Bimbingan dan Konseling

311



Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir
serta kehidupan-nya di masa yang akan datang.



Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya
seoptimal mungkin.



Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat serta lingkungan kerjanya.



Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun
lingkungan kerja.

3.

Fungsi Bimbingan dan Konseling
A. Fungsi Pemahaman
Fungsi

pemahaman

ini

dimaksudkan

agar

menghasilkan

pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan
keperluan perkembangan siswa. Pemahaman ini mencakup :


Pemahaman tentang diri siswa



Pemahaman tentang lingkungan siswa



Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas

B. Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan ini merupakan usaha pencegahan terhadap
timbulnya masalah. Dalam fungsi ini layanan yang diberikan berupa
bantuan bagi para siswa agar terhindar berbagai masalah yang
menghambat perkembangannya. Kegiatan ini berupa program orientasi,
program bimbingan karier, inventarisasi data dan sebagainya.

C. Fungsi Perbaikan
Fungsi ini akan menghasilkan terpecahkan atau teratasinya
berbagai permasalahan yang dialamai siswa.
D. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Bimbingan dan Konseling

312

Fungsi ini berarti layanan bimbingan konseling yang diberikan
dapat membantu para siswa dalam memelihara dan mengembangkan
keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan.
E. Fungsi Pengembangan
Fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari
fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan
konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi
sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan
melaksanakan

program

bimbingan

secara

sistematis

dan

berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah
pelayanan

informasi,

tutorial,

diskusi

kelompok

atau

curah

pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
F. Fungsi Penyembuhan
Fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini
berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah
mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling,
dan remedial teaching.
G. Fungsi Penyaluran
Fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian
dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini,
konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di
luar lembaga pendidikan.
4.

Peranan Bimbingan dan Konseling
A. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah
Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan
manusia yang utuh, maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa

Bimbingan dan Konseling

313

mencapai kematangan emosional dan sosial, sebagai individu dan anggota
masyarakat selain menyumbangkan kemampuan inteleknya. Bimbingan
dan konseling menangani masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang
garapan pengajaran, tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya
tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah sekolah itu. Kegiatan ini
dilakukan malalui layanan secara khusus terhadap semua siswa agar dapat
mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara penuh.
(Mortensen dan Schemuller, 1969)
Bimbingan dan konseling semakin hari semakin dirasakan perlu
keberadaanya di stiap sekolah. Hal ini didukung oleh berbagai macam
faktor, seperti dikemukakan oleh Koestoer Partowisastro sebagai berikut:


Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah, dimana
anak dalam waktu sekian jam + enam jam hidupnya berada di
sekolah.



Para siswa yang usianya relatif masih muda sangat membutuhkan
bimbingan baik dalam memahami keadaan dirinya, mengarahkan
dirinya, mapun dalam mengatasi berbagai macam kesulitan.



Konselor dan guru merupakan suatu tim yang sangat penting dalam
kegiatan pendidikan. Keduanya dapat saling menunjang terciptanya
proses pembelajaran yang lebih efektif. Oleh karena itu, kegiatan
bimbingan dan konseling, tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan
sekolah.
Bimbingan konseling diposisikan secara tegas untuk mewujudkan

prinsip keseimbangan. Lembaga ini menjadi tempat yang aman bagi setiap
siswa untuk datang membuka diri tanpa rasa khawatir akan privacynya.
Lembaga ini menjadi tempat setiap persoalan diadukan, setiap problem di
bantu untuk di uraikan, bahkan orang tua siswa pun dapat mengambil
manfaatnnya dari pelayanan bimbingan konseling.
B. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran Siswa

Bimbingan dan Konseling

314

Dalam proses pembelajaran siswa setiap guru mempunyai
keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik
dan memuaskan. Harapan tersebut seringkali kandas dan tidak bisa
terwujud, karena banyak siswa tidak seperti yang diharapkan. Maka
sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar. Sebagai
petanda bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar dapat diketahui
dari berbagai jenis gejalanya seperti dikemukakan Abu Ahmadi (1977)
sebagai berikut :
1. Hasil belajarnya rendah, dibawah rata-rata kelas
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya.
3. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, suka menentang, dusta, tidak
mau menyelesaikan tugas-tugas dan sebagainya.
4. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka
mengganggu dan sebagainya.

Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan diatas, maka bimbingan
dan konseling dapat memberikan layanan dalam (1) bimbingan belajar,
(2) bimbingan sosial, (3) bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah
pribadi.
5.

Peran Guru Mata Pelajaran dalam Bimbingan Konseling
Peran dan kontribusi guru mata pelajaran sangat diharapkan guna
kepentingan efektifitas dan efesiennya pelayanan bimbingan dan konseling
di sekolah. Selain itu juga, peran yang dijalankan oleh guru yakni sebagai
pembimbing dan untuk menjadi pembimbing guru harus memiliki
pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Berkenaan peran
guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus
manusiawi religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur,
memahami dan menghargai tanpa syarat.
Peran guru mata pelajaran dalam bimbingan konseling antara lain :

Bimbingan dan Konseling

315

a. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan konseling kepada
siswa
b. Membantu

guru

konselor

mengidentifikasi

siswa-siswa

yang

memerlukan layanan bimbingan dan konseling.
c. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan
konseling kepada guru konselor.
d. Menerima siswa alih tangan dari guru konselor yakni siswa yang
memerlukan pelayanan atau latihan khusus seperti pengajaran atau
latihan.
e. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan
hubungan siswa-siswi yang memerlukan guru konselor.
f. Memberikan

kesempatan

dan

kemudahan

kepada

siswa

yang

memerlukan layanan atau kegiatan bimbingan konseling untuk
mengikuti atau menjalani kegiatan yang dimaksud.
g. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penengan masalah siswa.
h. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka
penilaian pelayanan bimbingan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
6.

Bidang Bimbingan dan Konseling
a. Bimbingan Pribadi
Bimbingan
kemampuan

pribadi

adalah

bidang

layanan

pengembangan

mengatasi masalah-masalah pribadi dan kepribadian,

berkenaan dengan aspek-aspek intelektual, afektif, dan motorik.
b. Bimbingan sosial
Bimbingan

sosial

adalah

bidang

layanan

pengembangan

kemamapuan dan mengatasi masalh-masalah sosial, dalam kehidupan
keluarga, di sekolah, maupun di masyarakat, juga masalah yang berkaitan
dalam upaya kerjasama dan berinteraksi dengan teman sebaya maupun
orang dewasa dan anak yang lebih kecil.

Bimbingan dan Konseling

316

c. Bimbingan Pendidikan
Bimbingan

pendidikan

adalah

bidang

layanan

yang

mengoptimalkan perkembangan dan mengatasi masalah dalam proses
pendidikan yang sedang dijalani maupun yang akan dijalani nantinya.
d. Bimbingan Pembelajaran
Bimbingan

pembelajaran

adalah

bidang

layanan

untuk

mengoptimalkan perkembangan dan mengatasi masalah dalam proses
pembelajaran.
e. Bimbingan Karier
Bimbingan karier adalah bidang layanan yang merencanakan dan
mempersiapkan pengembangan karier anak. Bimbingan karir pada
hakekatnya merupakan salah satu upaya pendidikan melalui pendekatan
pribadi dalam membantu individu untuk mencapai kompetisi yang
diperlukan dalam menghadapi masalah-masalah karir.
7.

Landasan Bimbingan Konseling
Pemberian layanan bimbingan dan konseling pada hakekatnya
selalu di didasarkan atas landasang-landasan utama dan prinsip-prinsip
dasar. Hal ini berupa keyakinan-keyakinan yang pada akhirnya dapat
mewarnai seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. Menurut Winkel
(1991) landasan-landasan itu adalah sebagai berikut:
a. Bimbingan selalu memperhatikan perkembangan siswa sebagai
individu yang mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang
b. Bimbingan berkisar pada dunia subyektif masing-masing individu
c. Kegiatan bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara
bimbingan dengan yang dibimbing.
d. Bimbingan berdasarkan pengakuan akan martabat dan keluhuran
individu yang dibimbing sebagai manusia yang mempunyai hak-hak
asasi (human rights).
e. Bimbingan adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah yang
mengintegrasikan

bidang-bidang

ilmu

yang

berkaitan

dengan

pemberian bantuan psikologis

Bimbingan dan Konseling

317

f. Pelayanan ditujukan kepada semua siswa, tidak hanya untuk individu
yang bermasalah saja.
g. Bimbingan merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara terus
menerus, berkesinambungan, berurutan dan mengikuti tahap-tahap
perkembangan anak.
8.

Jenis-Jenis Layanan dan Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Jenis-jenis layanan pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari
konsep bimbingan dan konseling dalam rangka memenuhi berbagai asas,
prinsip, fungsi dan tujuan bimbingan dan konseling. Dalam perspektif
kebijakan pendidikan nasional saat ini terdapat tujuh jenis layanan. Namun
sangat mungkin ke depannya akan semakin berkembang, baik dalam jenis
layanan maupun kegiatan pendukung. Para ahli bimbingan di Indonesia
saat ini sudah mulai meluncurkan dua jenis layanan baru yaitu layanan
konsultasi dan layanan mediasi. Namun, kedua jenis layanan ini belum
dijadikan sebagai kebijakan formal dalam sistem pendidikan di
sekolah.Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan ketujuh jenis
layanan bimbingan dan konseling yang saat ini diterapkan dalam
pendidikan nasional.
a. Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan
peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan
sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah
dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang
baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun
yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah
agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk
pencegahan dan pemahaman.
b. Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan
peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi
(seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan).
Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar
dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam

Bimbingan dan Konseling

318

bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi
yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun
berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
c. Layanan Pembelajaran
Layanan

pembelajaran

merupakan

layanan

yang

memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik dalam menguasai materi belajar atau penguasaan
kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya
serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan
tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi
untuk pengembangan.
d. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan
yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan
penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program
studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler,
dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap
bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Layanan Penempatan
dan Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.
e. Layanan Konseling Perorangan
Layanan

konseling

perorangan

merupakan

layanan

yang

memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap
muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang
dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling
perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah
yang dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk
pengentasan dan advokasi.
f. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang
memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui
dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok
bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan
pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan
Bimbingan dan Konseling

319

keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok,
dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan
membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang
pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk
pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika
kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk
pemahaman dan pengembangan.
g. Layanan Konseling Kelompok
Layanan Konseling kelompok merupakan layanan yang
memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok)
memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok,. Layanan
Konseling Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2007). Penataan Pendidikan
Profesional Konselor. Naskah Akademik ABKIN (dalam proses finalisasi).
Hendraanisman.

2013.

Landasan

Bimbingan

dan

Konseling.

Prayitno dan Amti,Erman. 1999. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta:Rineka Cipta
Soecipto dan Kosasi, Raflis. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta:Rineka Cipta.
Sudrajat, Akhmad. 2008. Tujuan Bimbingan Konseling.
Sukardi, Dewa Kentut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling Di Sekolah. Jakarta:Rineka Cipta
Wiyono, Ketang. 2014. Profesi Kependidikan.

Bimbingan dan Konseling

320

Bimbingan dan Konseling

321