MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING (1)

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING
PENGERTIAN MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah binbingan dan konseling
Dosen Pengampu Drs. Jaino, M.Pd.

Disusun Oleh :
KELOMPOK 12
1. Muhammad Khowarizmi

(1401414267)

2. Sintya Ayu Agustiyana

(1401414279)

Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang
2015
1


KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Tugas Perkembangan dan Implikasinya Dalam Pendidikan” ini dengan baik
sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan. Bersama ini kami juga menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Ibu Drs. Jaino, M.Pd., selaku Dosen Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling yang telah
memberikan bimbingan serta arahan dalam mengerjakan makalah ini.
2. Bapak Ibu yang telah memberikan doa dan dukungan untuk kelancaran pembuatan tugas
makalah kami.
3. Semua anggota yang telah membantu kami untuk melengkapi informasi laporan kami.
Semoga segala yang telah kita kerjakan merupakan bimbingan yang lurus dari Yang
Maha Kuasa. Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala
kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan
untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang.
Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan
kemajuan ilmu pengetahuan.

Penulis


2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................... 2
Daftar Isi ....................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................................

4

B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 4
C. Tujuan Makalah........................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Bimbingan Konseling...........................................................6
B. Perencanaan program bimbingan konseling.................................................................6
C. Pelaksanaan pengarahan program bimbingan dan konseling.......................................8
D. Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling............................................9
BAB III PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................................11

B. Saran........................................................................................................................11
Daftar Pustaka ..............................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
3

Suatu program pelayanan bimbingan dan koseling di sekolah tiak mungkin akan
tersusun, terselenggara dan tercapai apabila tidak dikelola dalam suatu sistem manajemen
yang bermutu. Manajemen yang bermutu sendiri akan banyak ditentukan oleh kemampuan
manajer pendidikan di sekolah dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan
mengendalikan sumber daya yang ada. Untuk dapat melaksanakan layanan bimbingan dan
konseling diperlukan pengetahuan manajemen. Pengetahuan manajemen penting bagi
keberhasilan seseorang melaksanakan kegiatan, terutama yang dalam pelaksanaannya
melibatkan banyak orang seperti bimbingan dan konseling.
Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga
pelayanan BK benar-benar memberikan kontribusi pada pencapaian visi, misi, dan tujuan
sekolah yang bersangkutan. Suatu program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
tidak mungkin akan tersusun, terselenggara dan tercapai apabila tidak dikelolah dalam suatu

sistem manajemen yang bermutu. Manajemen yang bermutu sendiri akan banyak ditentukan
oleh kemampuan manajer pendidikan di sekolah dalam merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya yang ada. pelaksanakan manajemen
bimbingan dan konseling harus dirumuskan secara matang baik dari segi program pelayanan
BK, meneliti hal-hal apa sajakah yang dibutuhkan oleh para siswa, materi-materi yang harus
diajarkan untuk membentuk kematangan siswa, satuan layanan dan kegiatan dalam
bimbingan dan konseling, dapat merumuskan dengan baik tatalaksana bimbingan dan
konseling, dan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian manajemen bimbingan dan konseling?
2. Bagaimanakah perencanaan program bimbingan konseling ?
3. Bagaimana pelaksanaan pengarahan program bimbingan dan konseling ?
4. Bagaimana evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen bimbingan dan konseling.

4

2. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan program bimbingan konseling.

3. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengarahan program bimbingan dan
konseling.
4. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan
konseling.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
Secara sistematik manajemen mempunyai beberapa arti, tergantung dari konteks
dan maksudnya. Kata manajemen yang dipakai dalam kehidupan berorganisasi merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris to manage yang berarti mengurus, mengatur,
5

mengemudikan,

mengarahkan,

mengendalikan,

menangani,


mengelola,

menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan, memipin. Sedangkan dalam bahasa latin
manajemen berasal dari kata mano yang berarti tangan, kemudian menjadi manus yang
berarti bekerja berkkali-kali dengan menggunakan tangan, kemudian ditambah managiare
yang berarti melakukan sesuatu berkali-kali dengan beberapa tangan. Dengan kata lain
untuk mengerjakan sesuatu memerlukan tangan-tangan dan kegiatan orang lain.
Selain itu manajemen adalah suatu ilmu atau juga seni untuk membuat orang lain
mau dan bersedia bekerja untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan bersama. Oleh
sebab itu manajemen memerlukan konsep dasar pengetahuan, kemampuan untuk
menganalisis situasi, kondisi, sumber daya yang ada, memikirkan cara yang tepat untuk
melaksanakan kejutan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian manajemen bimbingan dan konseling diartikan sebagai proses
mengadakan, mengatur, dan memanfaatkan berbagai sumber daya yang dianggap penting
guna mencapai suatu tujuan layanan bimbingan dan konseling. Lebih janjut manajemen
bimbingan dan konseling merupakan keseluruhan proses aktivitas yang dilakukan oleh
sekelompok manusia dalam suatu system organisasibimbingan dan konseling dengan
menggunakan segala sumber daya untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif dalam
layanan bimbingan dan konseling.

B. PERENCANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING.
Bimbingan dan konseling dapat dikatakan sebagai “soko guru” yang ketiga dalam
sistem pendidikan di sekolah selain pembelajaran (instruksional) dan administrasi sekolah.
Sebagi sub-sistem pendidikan di sekolah, bimbingan dan konseling dalam gerak dan
pelaksanaannya tidak pernah lepas dari perencanaan yang seksama dan bersistem. Hal ini
bertujuan agar pencapai hasil dalam onteks kontribusinya bagi pencapaian tujuan
pendidikan di sekolah dapat terlihat. Untuk tercapainya program perencanaan BK yang
efektif dan efisien, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu ; analisis kebutuhan
siswa, penentuan tujuan BK, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan, penetapan metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel kegiatan,
persiapan fasilitas dan biaya kegiatan , dan perkiraan tentang hambatan kegiatan dan
antisipasinya. Pengertian program menurut T. Raka Joni (1981): “program adalah
seperangkat kegiatan yang dirancang dan dilakukan secara kait mengkait untuk mencapai
tujuan tertentu”. Dari definisi tersebutdapat diuraikan bahwa suatu program mengandung
unsur-unsur :

6

a) Adanya seperangkat kegiatan, artinya kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
merupakan suatu kegiatan yang utuh.

b) Dirancang, artinya hal-hal yang akan dilakukan dirancang sedemikian rupa agar
tidak terjadi pelapisan atau akumulasi kegiatan, apalagi berbagai benturan akibat
kegiatan yang dilakukan berulang-ulang yang pada gilirannya berdampak pada
penurunan efektivitas dan efesiansi.
c) Dilakukan secara kait-mengkait, yaitu bahwa dalam melakukan kegiatan yang sudah
dirancang kegiatan itu tidak berdiri sendirimelinkan ada keterkaitan antar satu
dengan yang lain. Kegiatan itu tidak hanya terjadi antar kegiatan saja tetapi juga
pada tahap kesinambungan kegiatan satu dengan tahap kegiatan selanjutnya.
d) Adanya tujuan tertentu, yaitu sebagai arah dan kendali agar semua aktivitas yang
terangkum

dalamprogram

selalu

terfokus

pada

satu


titik

tujuan.

Daam pelaksanaannya, pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan seluruh
personil sekolah, maka dari itu diperlukan program yang sistematis agar
pelaksanaannya tidak tumpang tindih dan benturan dengan kegiatan pada bidangbidang lain. Adapun program yang yang sistematis selalu mengacu pada prinsipprinsip sebagi berikut :
a. Program bimbingan dan konseling dirancang untuk melayani kebutuhan siswa.
b. Program bimbingan dan konseling merupakan bagian terpadu dari keseluruhan
program pendidikan di sekolah.
c. Tujuan program harus dirumuskan secara jelas dan eksplisit (operasional) dan
menunanng pencapaian keseluruhan tujuan program bimbingan dan konseling.
d. Pelaksanaan program perlu melibatkan seluruh staf sekolah.
e. Personil bimbingan dan konseling perlu dididentifikasi dan tugas-tugas serta
tanggung jawabnya harus dirumuskan.
f. Segala sumber daya perlu ditemukan untuk mencapai tujuan program.
g. Dua hal yang esensial dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling adalah data pribadi siswa untuk pemahaman diri dan bahan
informasi untuk perencanaan pendidikan dan pengambilan keputusan.

h. Perlu penerapan rancangan sistem dalam pengembangan program dan
pemecahan masalah pengelolaan.
i. Dukungan dan pelibatan masyarakat sekitar harus diusahakan sejauh mungkin
demi kelancaran penyelenggaraan program dan tercapainya tujuan (Munandir,
1996)
7

C. PELAKSANAAN PENGARAHAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING.
Setiap sekolah sebagai satuan pendidikan perlu merancang program bimbingan dan
konseling sebagai bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan. Program inilah
yang akan dijadika acuan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah
tersebut. Terdapat dua jenis program yang perlu dirancang dan diprogramkan, yakni :
a) Program tahunan sebagai program sekolah.
Program tahunan ini dijabarkan menurut alokasi waktu pada setiap semester,
program bulanan, bahkan program mingguan. Oleh karena itu, perlu dibuat dalam
satu matriks atau schedule. Dalam program itu dicantumkan substansi kegiatan, jenis
layanan menurut alokasi waktu. Kegiatan layanan bimbingan dan konseling sebagai
program sekolah, antara lain :
1. Pemberian layanan informasi melalui ceramah yang mengundang nara sumber
dari luar sekolah.

2. Program pemberian layanan orientasi bagi siswa baru pada awal tahun.
3. Mengadakan tes bakat dan minat untuk bahan pertimbangan penjurusan.
4. mengadakan kunjungan ketempat industri yang bermanfat bagi bimbingan
karir.
5. membentuk kelompok-kelompok group counseling.
6. memberikan pelatihan keterampilan belajar akademik.
b) Program kegiatan layanan bagi setiap Guru Pembimbing sesuai dengan pembagian
tugas layanan di sekolah.
Setiap guru pembimbing perlu membuat program berupa satuan layanan
(satlan) badan satuan kegiatan pendukung (satkung) setiap kali akan melakukan
pelayanan kepada siswa berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan. Penyusunan
program pada masing-masing bidang pelayanan bimbingan dan konseling
hendaknya disesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan atau jenis dan
jenjang sekolah. Agar pelaksanaan program kegiatan layanan bimbingan dan
konseling sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka diperlukan pengarahan agar
terjadi suatu taat kerja yang diwarnai oleh koordinasi dan komonikasi yang efektif
diantara staf bimbingan dan konseling. Pengarahan ini juga dilakukan untuk
memotivasi staf dalam melakukan tugas-tugasnya sehingga memungkinkan
kelancaran dan efektivitas pelaksanaan program yang telah direncanakan.
Pelaksanaan kegiatan Pelayanan Bimbingan Konseling di dalam jam pembelajaran
sekolah / madarasah dapat dibentuk :
8

1. kegiatan tatap muka secara klasikal dan
2. kegiatan non tatap muka.
D. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING.
Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan upaya menilai
efisiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah pada khususnya dan
program bimbingan dan konseling yang dikelola oleh staf bimbingan dan konseling pada
umunya. Ada beberapa kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang dievaluasi
diantaranya: Konseling individual dan kelompok, Konsultasi dengan siswa, orang tua, dan
guru baik individual maupun kelompok, Pengukuran minat, kemampuan, perilaku, dan
kemajuan belajar siswa, Koordinasi layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa di
sekolah. Dengan demikian evaluasi bimbingan dan konseling merupakan salah satu
komponen sistem bimbingan dan konseling yang sangat penting karena mengacu pada hasil
evaluasi itulah dapat diambil simpulan apakah kegiatan yang telah direncanakan telah dapat
mencapai sasaran yang diharapkan secara efektif dan efisien atau tidak, kegiatan itu
dilanjutkan atau sebaliknya direvisi dan sebagainya.
Prinsip-prinsip Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling . Agar
diperoleh hasil evaluasi pelaksanaan program yang diharapkan, disamping menuntut
pengelolaan yang baik, juga harus mengacu kepada prinsip-prinsip evaluasi program. Prinsipprinsip tersebut antara lain :
1) Evaluasi program yang efektif menuntut pengenalan yang cermat dan rini terhadap tujuan
yang akan dicapai
2) Evaluai program yang efektif membutuhkan kriteria pengukuran yang jelas
3) Evaluasi program membutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak yang mmiliki kompetensi
profesional
4) Evaluasi program menuntut umpan balik dan tindak lanjut sehingga hasilnya dapat dicapai
untuk dasar pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan
5) Evaluasi program hendaknya terencana dan berkesinambuangan
c) Pendekatan dan Metode Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling.
Shetzer dab Stone (1983) membagi pendekatan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan
konseling ke dalam tiga pendekatan pokok, yaitu :
1) Pendekatan dan Metode Survei
Prosedur yag dipakai dalam pendekatan dan metode survei biasanya dengan mengumpulkan
sebanyak mungkin data tentang masukan (siswa), proses, dan hasil yang merupakan keluaran

9

program. Temuan yang diperoleh dirumuskan dalam profil yang bersifat deskriptif kuantitatif
maupun kualitatif.
2) Pendekatan dan Metode Eksperimen
Pendekatan ini merupakan perpaduan antara riset dan evaluasi. Artinya kegiatannya
melakukan evaluasi tetapi prosedurnya memakai model riset eksperimental. Lazimya dipakai
untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap perilaku siswa.
Kebutuhan pendekatan dan metode ini muncul ketika layanan bimbingan dan konseling di
sekolah bertujuan untuk terjadinya perubahan perilaku
3) Studi Kasus
Studi kasus digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan seorang siswa yang
dijadikan sebagai onyek telaah kasus. Salah satu alasan pemakaian pendekatan ini adalah
dalam layanan konseling diperlukan telaah cermat atas proses dan hasil perubahan akibat
perlakuan (treatment) terhadap diri siswa yang bermasalah (klien). Metode ini membutuhkan
waktu dan tenaga yang banyak karena bersifat longitudinal. Metode ini bermanfaat untuk
mengetahui perkembangan kepribadian klien sejak dari awal ketika ia bermasalah, selama
dibantu sampai akhirnya setelah dibantu dengan layanan konseling.
4) Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Manfaat pokok dari supervisi ini adlah untuk mengendalikan personil pelaksana bimbingan
dan konseling, memantaukemungkinan-kemungkinan kendala yang muncul dan dihadapi
personil dalam pelaksanaan tugasnya, mencari jalan keluar terhadap hambatan dan
permasalahan dalam pelaksanaan program agar tercapainya pelaksanaan yang lancar kearah
pencapaian tujuan bimbingan dan konseling di sekolah.

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. bimbingan dan konseling diartikan sebagai proses mengadakan, mengatur, dan
memanfaatkan berbagai sumber daya yang dianggap penting guna mencapai suatu
tujuan layanan bimbingan dan konseling.
10

2. Pelaksanaan dan Pengarahan Program Bimbingan Konseling ada 2 program, yaitu
Program tahunan sebagai program sekolah dan Program kegiatan layanan bagi
setiap Guru Pembimbing.
3.

Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling merupakan upaya
menilai effisiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

B. SARAN
Dengan adanya Manajemen Bimbingan dan Konseling diharapkan dapat
menuntun terselenggaranya pelayanan bimbingan konseling dalam mencapai tujuan yang
akan dicapai sesuai tujuan umum dan khusus. Agar proses pelayanan dapat berjalan
dengan baik, maka semua pihak yang terkait dalam bimbingan dan konseling di sekolah
harus menjalankan tugasnya masing.

DAFTAR PUSTAKA
Awalya, dkk. 2013. BIMBINGAN & KONSELING. Semarang. Pusat Pengembangan
MKU/ MKDK-LP3 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.
http://amiee43.blogspot.com/2013/05/manajemen-bk.html
http://tinakh68.blogspot.com/2011/08/manajemen-bimbingan-konseling-di.html

11