TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI DATA PEMILIH

I. TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI DATA PEMILIH

teknologi yang diperlukan dalam pemutakhiran data adalah teknologi yang memiliki tiga fungsi, yaitu (1) dapat digunakan untuk pengolahan (konsolidasi, sinkronisasi, pembersihan) data dPt Pemilu terakhir dengan data Kependudukan Pemerintah; (2) dapat digunakan untuk mengirimkan data dari KPU ke KPU Kabupaten/Kota dan sebaliknya; dan (3) dapat digunakan untuk publikasi daftar pemilih. teknologi pemutakhiran data pemilih itu bekerja dengan mekanisme CrUd (create, read, update and delete).

Penyediaan teknologi tergantung kepada tanggung jawab pihak yang memiliki wewenang dalam pemutakhiran data. Bila wewenang pemutakhiran berada di KPU, maka posisi teknologi pengolahan data akan berada di KPU (sentralisasi). demikian pula, bila wewenang pemutakhiran berada di KPU dan/atau KPU Kabupaten/Kota, maka penyediaan teknologi berada di KPU dan KPU Kabupaten/Kota (desentralisasi). atau dapat juga posisi teknologi hanya berada di KPU, namun KPU Kabupaten/Kota diberikan wewenang akses (link) dalam pemutakhiran tetap berada di daerah.

Sistem informasi data pemilih (Sidalih) yang akan dikembangkan KPU diharapkan mampu melayani KPU di semua tingkatan dan memiliki 3

REKOMENDASI SISTEM PEMUTAKHIRAN DAFTAR PEMILIH

fungsi: (1) konsolidasi (pembuatan database data pemilih berdasarkan dPt pemilu terakhir dan data Kependudukan); (2) pemeliharaan dan pemutakhiran, dan (3) publikasi data pemilih. Selain itu Sidalih juga ditujukan untuk memberikan akses yang luas kepada publik dan pemangku kepentingan lainnya terhadap data pemilih yang dimiliki oleh KPU. namun demikian, Sidalih ini harus dirancang dengan kemampuan memberikan jaminan keamanan agar daftar pemilih ini tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Berikut adalah penjelasan singkat tiga fungsi Sidalih yang dikembangkan KPU:

1. Fungsi Konsolidasi. Sidalih harus mampu mendukung kerja KPU untuk mengkonsolidasikan sumber data pemilih yang berasal dari dPt Pemilu terakhir dari KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota dan data Kependudukan Pemerintah dari Pemerintah secara efektif dan efisien. dua data yang berbeda tersebut merupakan data awal bagi KPU untuk menyusun daftar pemilih yang akan dimutakhirkan dan diverifikasi.

2. Fungsi Pemeliharaan dan Pemutakhiran. Sidalih dibangun untuk membantu KPU dalam memelihara dan memutakhirkan data pemilih yang dimiliki. dalam fungsi ini teknologi yang dikembangkan ditujukan untuk melakukan identifikasi permasalahan daftar pemilih, misalnya data ganda, belum cukup umur, anggota tnI/Polri, dan data lainnya yang dinilai tidak akurat. Selain itu teknologi ini dikembangkan untuk menjembatani antara KPU Pusat dengan KPU Kabupaten/ Kota dalam melakukan pemutakhiran secara berkala. dalam hal ini KPU Pusat menyediakan layanan pemutakhiran data pemilih yang dapat digunakan oleh KPU Kabupaten/Kota untuk memasukkan dan mengirimkan hasil pemutakhiran data pemilih.

3. Fungsi Publikasi/Sosialisasi. Sidalih dirancang untuk membuka akses publik kepada informasi daftar pemilih. Sidalih di antaranya dirancang agar pemilih dapat melakukan pemeriksaan nama atau identitas pemilih, apakah data sudah benar atau belum, apakah dirinya sudah terdaftar atau belum. teknologi ini diharapkan sebagai sarana bagi pemilih untuk memberikan tanggapan dan masukan terhadap

Pemilu Jurnal & Demokrasi

daftar pemilih, sebagai bahan pemutakhiran dan verifikasi faktual data pemilih.

Berkaitan dengan publikasi/sosialisasi data pemilih (dPS dan dPt) dengan menggunakan website diatur sebagai berikut:

1. KPU wajib menyediakan informasi data pemilih yang meliputi informasi data pemilih seluruh pemilih di Indonesia.

2. KPU Provinsi wajib menyediakan data informasi pemilih yang meliputi data pemilih masing-masing provinsi yang bersangkutan.

3. KPU Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah pemilih lebih dari 1.000.000 orang wajib menyediakan data informasi pemilih yang meliputi data pemilih di kabupaten/kota yang bersangkutan.

4. KPU Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah pemilih kurang dari 1.000.000 orang dapat menyediakan data informasi pemilih yang meliputi data pemilih di kabupaten/kota yang bersangkutan.