Kartu Pemilih

12. Kartu Pemilih

Pada Pemilu 2004 dan Pilkada bagi pemilih yang telah terdaftar dalam dPt diberikan tanda telah terdaftar yang kemudian ditukarkan dengan kartu pemilih. Kartu pemilih disediakan oleh KPU Kabupaten/ Kota. Kartu Pemilih berisi nomor pemilih, nama lengkap pemilih, tempat/ tanggal lahir, jenis kelamin, dan alamat pemilih. Kartu Pemilih diisi oleh KPU Kabupaten/Kota berdasarkan data pemilih dalam dPt. PPS dengan dibantu oleh Ketua rt dan Ketua rW mendatangi tempat kediaman pemilih, untuk menyerahkan Kartu Pemilih. Kartu Pemilih digunakan pemilih dalam memberikan suara pada hari dan tanggal pemungutan suara. Penyerahan Kartu Pemilih, harus sudah selesai paling lama 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

dalam Pemilu 2009 bagi pemilih yang telah terdaftar dalam dPt tidak diberikan tanda telah terdaftar dan tidak disediakan kartu pemilih.

Berdasarkan analisis perbandingan terhadap 12 topik dalam sistem pendaftaran pemilih Pemilu 2004, 2009 dan Pilkada terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian.

1. Pada Pemilu 2004 data pemilih bersumber dari pendaftaran pemilih (sensus) dengan basis pemilih berdomisili faktual (de facto). Sementara pada Pemilu 2009 dan Pilkada data bersumber dari dP4 dengan basis pemilih berdomisili yuridis (de jure) yang dibuktikan dengan identitas kependudukan. tentu saja untuk pemilu ke depan kegiatan pendaftaran pemilih bukan dalam arti “pendaftaran” sebagaimana yang dilaksanakan pada Pemilu 2004, melainkan dalam arti “pemutakhiran data” berdasarkan data yang telah tersedia. Hal yang perlu diantisipasi adalah ketersediaan data yang relatif akurat, komprehensif dan mutakhir (apakah

Pemilu Jurnal & Demokrasi

data tersebut bersumber dari dP4 yang disediakan Pemerintah/ Pemda atau berupa dPt pemilu terakhir dari KPU Kabupaten/ Kota) sebagai bahan awal untuk menyusun daftar pemilih. dapat diasumsikan bahwa data awal yang bagus akan memudahkan pemutakhiran dan akan menghasilkan daftar pemilih yang bagus pula.

2. Berdasarkan skala waktu dalam pendaftaran pemilih Pemilu 2004, Pemilu 2009 dan Pilkada, ternyata durasi waktu yang tersedia panjang ada pada Pemilu 2009, sementara dalam Pilkada hanya sekitar 5 bulan. Pertanyaannya adalah mengapa dalam jangka waktu yang pendek dalam Pilkada dapat disediakan dPt? Sementara dalam Pemilu 2009 untuk menyiapkan dPt diperlukan waktu 1 tahun, padahal baik pada Pemilu 2009 dan Pilkada kegiatan pendaftaran pemilih sama-sama bertumpu pada KPU Kabupaten/ Kota. dalam konteks ini perlu ditinjau lebih jauh soal alokasi waktu kegiatan dengan pertimbangan efisiensi dan efektifitas. Semakin lama durasi waktu akan memerlukan alokasi anggaran yang lebih besar terutama penyediaan honor PPdP.

3. Bila ditinjau dari segi hubungan antar lembaga, ternyata kegiatan pendaftaran pemilih memerlukan koordinasi yang kuat di antara KPU dengan Pemerintah/Pemda, maupun antara KPU dengan jajaran KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan PPdP. Oleh karena itu, koordinasi dan komunikasi antar lembaga menjadi salah satu faktor penting untuk menyediakan daftar pemilih yang baik.

4. Berdasarkan analisis lembaga dan tanggung jawab ternyata kegiatan pendaftaran pemilih volume dan beban kerja lebih terletak pada KPU Kabupaten/Kota dan PPS. dengan demikian diperlukan persiapan yang lebih memadai pada tingkat 2 kelembagaan tersebut. Persiapan tersebut meliputi ketersediaan sumber daya manusia (SdM), teknologi (hardware dan software), standard operating procedures (SOP), dan koordinasi.

5. Berkaitan dengan publikasi, sosialisasi dan mekanisme komplain daftar pemilih, nampaknya pada Pemilu 2009 memiliki tahapan tersebut lebih banyak. namun bila dibandingkan dengan Pilkada,

ARAH SISTEM PENDAFTARAN PEMILIH INDONESIA: BELAJAR DARI PENGALAMAN MENUJU PERBAIKAN

mekanisme komplain disediakan sampai dengan tahapan akhir menjelang pemungutan suara (H-7). di satu pihak pada Pemilu 2009 mestinya kesempatan publikasi yang berkali-kali (sejak pengumuman dPS, dPSHP, dPSHP akhir hingga dPt) memberikan ruang yang luas terhadap masukan dan tanggapan dari masyarakat dan peserta pemilu. Sehingga, terdapat kesempatan waktu yang memadai bagi KPU untuk memperbaiki daftar pemilih dan persiapan logistik. di pihak lain, dalam Pilkada walaupun kesempatan publikasi tidak sebanyak dalam Pemilu 2009. namun Pilkada memiliki durasi waktu yang panjang untuk koreksi dPt yaitu hingga H-7 menjelang pemungutan suara. dengan demikian, kesempatan publikasi dan komplain dalam pemilu ke depan dapat dipadukan antara tahapan yang terdapat dalam Pemilu 2009 dan Pilkada. namun dengan persyaratan yang ketat sebagaimana yang ditentukan dalam Pilkada dan tidak mengganggu persiapan logistik.