pelaku usaha di kawasan terbut. Baik wawancara maupun FGD ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif dan detail mengenai kondisi objektif Pecinan
dari berbagai aspek baik itu sosial, budaya maupun ekonomi. Selain itu melalui FGD ini akan dapat diungkap bagaimana strategi etnik Cina dan dinamika mereka dalam
menghadapi perkembangan masyarakat secara luas dewasa ini. Observasi dilakukan pada komunitas dan lokasi penelitian yaitu komunitas etnik
Cina baik terutama yang secara langsung terlibat dalam berbagai aktivitas di kawasan Pecinan. Observasi mencakup kondisi fisik, aktivitas-aktivitas masyarakat dari berbagai
kelompok sosial serta relasi-relasi sosial yang terbangun di antara mereka dalam beberapa situasi dan kondisi.
Setelah sumber-sumber yang akan dijadikan sebagai bahan untuk penulisan khususnya untuk penulisan sejarah Pecinan terkumpulkan maka dilakukan kritik
terhadap sumber-sumber tersebut dengan cara melakukan koroborasi di antara sumber- sumber tersebut. Proses ini akhirnya menghasilkan informasi yang kredibel dan otentik
yang dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan proses selanjutnya yaitu analisis dan sintesis data yang pada akhirnya dapat digunakan untuk melakukan tahap akhir yaitu
penulisan laporan penmelitian ini yang kalau dalam ilmu sejarah disebut sebagai tahap historiografi.
B. Analisis Data
Sementara itu analisis data yang dikumpulkan di lapangan dengan menggunakan metode sosiologi dan antropologi digunakan metode analisis data kualitatif. Analisis data
kualitatif merupakan penelusuran terhadap pernyataan-pernyataan umum tentang hubungan antara berbagai kategori data untuk membangun pemahaman konseptual
tentang realitas sosial berdasar temuan data empirik. Ini sejalan dengan pendapat Patton dalam Marvasti 2004 yang menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitattif, analisis data
adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasinya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar. Pengkategorian data disesuaikan dengan rumusan pertanyaan yang
diajukan dalam penelitian ini dan dimaksudkan untuk memberikan kemudahan interpretasi, seleksi, dan penjelasan dalam bentuk deskripsi analisis.
Sementara itu Glasser Strauss 1980 mengindentifikasi tahapan analisis data dalam penelitian kualitatif meliputi: 1 membandingkan kejadian yang cocok dengan
kategorinya, 2 mengintegrasikan kategori dengan ciri-cirinya, 3 merumuskan pemahaman konseptual, 4 menuliskan pemahaman konseptual yang telah didapat.
Tahap kategorisasi kejadian atau fenomena sosial dimulai dengan pengelompokan berdasarkan nama, fungsi, atau alasan tertentu. Dalam proses kategorisasi kejadian atau
fenomena dengan sendirinya dilakukan identifikasi, komparasi, dan konseptualisasi. Pada tahap mengintegrasikan, selain melakukan komparasi juga menghubungkan antarkategori
dalam tata hubungan berdasarkan atribut secara eksplisit, untuk selanjutnya dirumuskan konstruksi konsep dan teori. Sebelum perumusan konsep dan teori, kategori yang
tersusun dimungkinkan untuk dimodifikasi sesuai dengan data yang terkumpul. Selain itu analisis kualitatif dilakukan terhadap data dan informasi tentang
proses kejadianperistiwa, motivasi yang melandasi tindakan sosial seorang aktor atau tindakan aktor lain yang berkaitan dengan tindakan sosial. Sebagaimana dikemukakan
Lewis 1988, analisis kualitatif dapat digunakan dalam mendeskripsikan pola-pola hubungan sosial baik dimensi struktur posisi dan peranan aktor, pengaturan prosedur,
serta sistem-sistem makna yang melandasi dan memberi pedoman terhadap pola-pola hubungan tersebut.
Dalam tahap analisis ini menurut Miles Huberman 1984 terdapat tiga komponen pokok yang harus disadari oleh peneliti, yaitu data reduction, data display,
dan conclusion drawing. Terkait dengan ketiga komponen pokok tersebut, analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan model analisis interaktif; yaitu aktivitas ketiga
komponen tersebut berbentuk interaksi dengan proses pengumpulan data di lapangan sebagai proses siklus. Dalam hal ini peneliti tetap bergerak di antara ketiga komponen
dengan komponen pengumpulan data selama proses pengumpulan data berlangsung. Demikian juga setelah pengumpulan data dilakukan, kemudian bergerak di antara data
reduction, data display, dan conclusion drawing untuk membangun pemahaman substantif berdasar data empirik.
Dalam upaya memperoleh validitas data yang kebenarannya dapat diyakini, keabsahan data diuji melalui teknik triangulasi triangulation sumber dan metode. Hal
itu antara lain juga dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan salah interpretasi.
Menurut Stake 2000 triangulasi merupakan proses penggunaan banyak persepsi multiperception dalam mengklarifikasi arti meaning dan dalam memverifikasi
pengulangan pelaksanaan observasi dan interpretasi. Triangulasi dalam mengklarifikasi arti juga dilakukan melalui identifikasi cara yang berbeda dalam mengamati suatu
realitas. Dalam penelitian ini, triangulasi akan dilakukan dengan mengklarifikasi atau membandingkan data dan informasi yang berasal dari sumber informasi dan cara
pengumpulan data yang berbeda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perkembangan Kota Semarang sebagai Kota Pantai