Pengelolaan Sampah Menuju “Zero Waste” Tempat Pemusnahan Sampah Terpadu TPST

45 45 3. Ekonomi, ada banyak keuntungan ekonomi yang di dapat dari hasil pengelolaan persampahan. Untuk mendapatkan keuntungan tersebut maka pengelolaan persampahan harus menjamin adanya manfaat ekonomi untuk masyarakat. Sebagaimana dirumuskan oleh Budiharjo 2005, dibutuhkan lima prinsip dasar untuk membentuk kota yang berkelanjutan, yaitu Ecology lingkungan, Economy kesejahteraan, Equity Pemerataan, Engagement peranserta, dan Energy. Dan khusus untuk penerapan di Indonesia ditambahkan lagi etika pembangunan dan estetika kota. Dengan demikian maka dapat diartikan bahwa pengelolaan persampahan berkelanjutan artinya pengelolaan yang dilaksanakan berdasarkan kemampuan sumber daya yang dimiliki engagement, dapat untuk mempertahankan kondisi fisik lingkungan ecology, berorientasi untuk mampu berkompetisi economy, dan dapat diwariskan untuk generasi masa depan equity dan energy. Pengelolaan persampahan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan diantaranya adalah:

2.3.1 Pengelolaan Sampah Menuju “Zero Waste”

Defenisi konsep zero waste menurut Sri Bebassari BPPT, 2003 dalam Yunarti 2004, merupakan konsep pengelolaan sampah secara terpadu, meliputi proses pengurangan volume sampah dan penanganan sampah dari sumbernya dengan pendekatan melalui aspek teknologi, lingkungan, ekonomi, dan peran aktif masyarakat. Manfaat pengelolaan sampah ”Zero Waste” skala kawasan dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL II.1 MANFAAT PENGELOLAAN SAMPAH SISTEM ZERO WASTE No. Aspek Manfaat 46 46 1. Sistem Pengelolaan Sampah ƒ Berkurangnya ketergantungan pada TPA ƒ Meningkatnya efisiensi pengelolaan ƒ Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam mengolah sampah sebagai mitra pemerintah daerah 2. Ekonomi ƒ Mengurangi biaya pengangkutan ke TPA ƒ Mengurangi biaya pembuangan akhir ƒ Meningkatkan nilai tambah daur ulang 3. Lingkungan ƒ Mereduksi sampah ƒ Mengurangi pencemaran akibat pengolahan sampah metode open dumping ƒ Menghematmengurangi kebutuhan lahan TPA 4. Teknologi ƒ Manual dan mesin ƒ Sederhana dan mudah dioperasikan ƒ Buatan dalam negeri 5. Sosial ƒ Terciptanya lapangan kerja ƒ Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat daur ulang ƒ Meningkatkan pengetahuan tentang teknologi 6. Kesehatan ƒ Tidak berbau ƒ Bersih dan sehat Sumber: Yunarti 2004 ;47

2.3.2 Tempat Pemusnahan Sampah Terpadu TPST

Pengolahan sampah dengan paradigma lama memerlukan lahan Tempat Pembuangan Akhir TPA hingga ratusan hektare untuk menimbun sampah. Dengan membagi lahan itu menjadi beberapa bagian, dan sebelum dibuang diolah dengan benar, maka lahan yang diperlukan tidak perlu luas. Dan dengan pemanfaatan teknologi dalam mengelola sampah dapat mengurangi timbunan sampah sampai 90 persen. BPPT, 2007:3 . Penerapan teknologi pengolahan sampah yang lebih modern dan efisien serta ramah lingkungan adalah Tempat Pemusnahan Sampah Terpadu. Terpadu artinya pengolahan sampah dilakukan pada lokasi tertentu pabrikasi, dan hasil pengolahan tidak menyisakan sampah baru. Sistem pengolahan yang dilakukan adalah: a. Pengolahan Sampah OrganikInternational Bio Recovery IBR yaitu sistem pengolahan sampah organik menjadi pupuk padat dan cair dalam waktu maksimal 3 kali 24 jam, dengan menggunakan mikroba yang responsif terhadap panas untuk memproses sampah tanpa sisa. 47 47 b. Incinerator. yaitu dilakukan pembakaran dengan incenerator yang akan menghasilkan abu sebagai bahan baku pembuatan bahan baku bangunan seperti pembuatan paving block dan partikel board, dan sebagai pembangkit listrik dari energi yang dihasilkan. c. Daur Ulang, yaitu pengolahan kembali menjadi barang yang berguna, sehingga didapatkan manfaat ekonomis secara langsung dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri

2.4 Peran Serta Masyarakat Dalam Sistem Pengelolaan Persampahan