39 5.
Status pinjaman dalam Perbankan dapat dikategorikan sebagai pinjaman lancar sampai terjadinya kemacetan akan dilakukan kolektibilitas oleh Bank, dengan perincian sebagai berikut
1. Kolektibilitas 1 adalah fasilitas pinjaman yang lancar apabila dikondisikan tidak
adanya tunggakan bunga dan atau angsuran atau terdapat tunggakan bunga tidak lebih dari 90 sembilan puluh hari.
2. Kolektibilitas 2 adalah fasilitas pinjaman dimana terdapat tunggakan bunga atau
angsuran lebih dari 90 sembilan puluh hari dan fasilitas belum jatuh tempo. 3.
Kolektibilitas 3, 4 dan 5 apabila tunggakan bunga atau angsuran lebih dari 90 sembilan puluh hari dan fasilitas jatuh tempo.
B. PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH.
Dalam praktek perbankan
1
, penyelesaian kredit bermasalah dapat dilakukan dengan cara Collection, Compromised Settlement ataupun melalaui eksekusi dengan mengacu hal-hal
sebagai berikut : 1.
Penyelesaian dengan cara Collection Penyelesaian dengan cara collection dilakukan dengan berdasarkan hasil call report
atau pembicaraan dengan debitur sehubungan dengan upaya penagihan kredit macet debitur. Atas upaya ini biasanya dilakukan monitorong secara ketat close monitoring
atas hasil penagihannya, Jika dipilih penyelesaian dengan cara collection dan ternyata hasil penyelesaiannya melebihi jangka waktu 3 tiga bulan, maka rencana tindakan
selanjutnya harus segera ditentukan.
_________________
1 N. Sudibjo. AVP, wawancara pribadi dengan pihak Kreditur, Remedial Head, tanggal 02 April 2008
2. Penyelesaian dengan cara Compromised Settlement.
40 Penyelesaian dengan cara Compromised Settlement antara lain berupa
Restrukturisasi Kredit dalam rangka penyelesaian kredit bermasalah. Jadi Restrukturisasi Kredit adalah suatu usaha penyelamatan kredit yang
dilakukan oleh Bank agar debitur dapat memenuhi kewajibannya dan Bank masih berkeinginan untuk menjalin hubungan kerjasama.
Kondisi yang harus dipenuhi oleh debitur untuk dapat dilakukan restrukturisasi kredit hádala :
a. Prospek usaha baik.
b. Usaha debitur masih beroperasi dan berjalan terus viable
c. Kondisi keuangan debitur cashflow mempunyai potensi untuk
dapat membayar kembali kewajibannya dengan baik dan bahwa kondisi kesulitan debitur bersifat sementara
d. Debitur harus bersikap kooperatif, yaitu : memiliki itikad baik
dan bersedia untuk mengungkapkan secara transparan seluruh data keuangan dan informasi penting lanilla yang dimiliki serta
kredibilitas manajemen masih tinggi dan mempunyai sikap positip dalam membayar kewajibannya.
C. PELAKSANAAN RESTRUKTURISASI .
Bank tetap harus berhati-hati dan memperkuat posisinya dalam melakukan restrukturisasi yang menyangkut aspek legal, jaminan dan dokumentasi kredit dan kepastian
pembayaran kembali pinjaman. Oleh karena itu restrukturisasi yang dilakukan bukan merupakan langkah enundaan sementara atas statu masalah yang dapat menimbulkan masalah yang lebih
besar dikemudian hari
41 Restrukturisasi dapat dilakukan dengan modifikasi persyaratan kredit, diantaranya
melalui berbagai cara yang ditentukan oleh Bank, berupa : a.
Penurunan suku bunga kredit, dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut : -
Kemampuan cashflow debitur terbatas. -
Penurunan tingkat suku bunga bersifat sementara jangka pendek dan akan ditinjau kembali oleh bank sesuai dengan perkembangan keuangan debitur.
- Menunda sebagian pembayaran bunga dikemudian hari deferred payment.
Kondisi ini tetap memperhatikan bahwa suku bunga pinjaman setelah dilakukannya restrukturisasi harus lebih besar.
b. Pengurangan tunggakan bunga kredit, dilakukan dengan pertimbangan sebagai
berikut : -
Telah dibayar sebagian kewajiban debitur diantaranya berupa : pokok, bunga, denda dan tagihan macam-macam TMM secara tunai.
- Bank telah menyiapkan cadangan penghapusan.
Perhitungan rekalkulasi tunggakan bunga, harus lebih besar dari pool rate bank pada saat pinjaman diajukan restrukturisasi.
c. Perpanjangan jangka waktu kredit, dilakukan dengan pertimbangan bahwa jangka
waktu kredit tidak melebihi umur teknis dan ekonomis dari obyek atau proyek yang dibiayai. Perpanjangan jangka waktu dapat berupa :
- Penjadwalan kembali angsuran pokok dan bunga.
- Pemberian grace periode atau masa tenggang
- Perpanjangan jangka waktu kredit.
d. Penambahan fasilitas kredit, dilakukan dengan sangat efektif dan telah diyakinkan
bahwa : -
Tidak digunakan untuk pelunasan kewajiban tertunggak. -
Jaminan memadai, baik kualitas maupun coveragenya. -
Menunjang kelancaran operasi usaha sehingga dapat menghasilkan kas untuk membayar kembali kewajiban.
42 e.
case by case dan memenuhi ketentuan sebagaimana diatur perihal Write Off penghapusan, dilakukan dengan ketentuan :
- Debitur dalam kondisi macet.
- Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP telah mencukupi.
- Diberikan lepada debitur dalam rangka pelunasan seluruh kewajiban.
- Mendapat persetujuan dari Direksi dan atau Komisaris Bank.
- Tidak digunakan untuk pelunasan kewajiban tertunggak.
f. Restrkturisasi kredit dengan cara konvensi kredit menjadi penyertaan modal
sementara pada perusahaan debitur.
Hasil penelitian yang telah kami lakukan pada PT. Bank Niaga, Tbk
2
saat ini terdapat peraturan yang mengatur restrukturisasi fasilitas kredit dalam bentuk konversi hutang menjadi
saham, PT. Bank Niaga, Tbk mengatur hal-hal yang harus dilakukan apabila Bank akan melakukan retrukturisasi fasilitas kredit dalam bentuk konversi hutang menjadi penyertaan modal
sementara di perusahaan debitur. Menarik untuk dikaji lebih jauh dalam proses restrukturisasi fasilitas kredit dalam rangka penyertaan modal sementara dalam perusahaan debitur adalah
adanya struktur fasilitas pinjaman yang berbentuk Pinjaman Investasi dengan opsi penyertaan saham yang apabila dikaji lebih lanjut merupakan salah satu bentuk restrukturisasi fasilitas kredit
yang diperjanjikan opsi penyertaan dalam perusahaan debitur.
_________________
2 N. Sudibjo. AVP, wawancara pribadi dengan pihak Kreditur, Remedial Head, tanggal 12 April 2008
Peraturan internal yang dituangkan dalam Peraturan Pelaksaaan Pemberian Kredit atau didalam intern Bank sering disebut P3K diantaranya diatur bahwa penyelamatan kredit
43 bermasalah melalui konversi kredit menjadi penyertaan modal atau penyertaan sebagai salah satu
restrukturisasi kredit, dapat dilakukan terhadap debitur yang mempunyai kondisi sebagai berikut a. Prospek usaha masih berjalan dan mempunyai prospek usaha yang baik di masa
yang akan datang; b. Bila kondisi perekonomian membaik, maka dalam jangka waktu yang relatif
singkat kondisi pasar dari bisnis akan pulih kembali; c. Penyertaan dilakukan untuk memperbaiki posisi Bank;
d. Debitur mempunyai itikad baik dan terdapat sumber pembayaran yang cukup untuk kelangsungan usaha;
e. Masalah yang dihadapi debitur hanya bersifat sementara dan menurut penilaian Bank masih dapat diatasi : misal masalah keterbatasan kemampuan layanan
pemasaran ; f. Tidak mempunyai masalah dengan pihak ke III ketiga yang dapat mempengaruhi
usaha dikemudian hari; g. Debitur kooperatif, termasuk management dan pemegang saham, integritas debitur
dalam kategori baik
Upaya restrukturisasi ini merupakan alternatif penyelesaian yang merupakan solusi terakhir yang layak dipilih oleh Bank. Sebelum melakukan restrukturisasi harus dilakukan
review atas aspek legal, aspek keuangan, aspek operasional, aspek marketing, proyeksi dan kelakyakan usaha. Prosedur penyertaan modal dilakukan dengan pembuatan usulan kepada
Panitia Kredit dalam Bank biasanya akan disertai penjelasan yang memuat : a. Maksud dan tujuan usulan ;
b. Penjelasan rinci mengenai penyebab terjadinya tunggakan pokok dan atau bunga dan atau tagihan, dimana dalam hal ini analisa dilakukan melalui :
- Data Keuangan
- Arus kas cashflow
- Proyeksi keuangan
44 -
- Historis pemberian fasilitas kredit.
c. Highlight perusahaan debitur, antara lain : - Business line
- Business plan prospek usaha di masa yang akan datang - Kepemilikan dan managemen.
- Fasilitas operasional dan infrastruktur - Lokasi
- Jenis investasi dan struktur pembiayaannya d. Penjelasan terperinci atas proses penyertaan tersebut, terdiri dari :
- Hasil review atas semua dokumen dan rekomendasinya - Nilai penanaman dana dan proyeksi nilai jual apabila divestasi dilakukan dalam kurun
waktu 5 tahun mendatang - Perkiraan biaya yang mungkin timbul.
- Net Present Value NPV dan Internal rate return IRR atas proses penyertaannya
- Kekuatan dan kelemahan atas proses penyertaan termasuk resikonya.
- Alternatif exit plan
- Hasil analisa berupa kesimpulan dan rekomendasi dalam melakukan penyertaanserta
lesson to be learn atas penanganan sebelumnya - Rencana penempatan staff Bank yang didukung tugas serta tanggung jawab yang
jelas, setelah mempertimbangkan interest dan sebagai share holder
Usulan penyertaan tersebut menggunakan format yang ada, bilamana bentuk penyertaan berupa Surat berharga yang belum terdaftar di Pasar Modal atau tidak ada
peringkatnya dari lembaga yang berwenang, seperti pefindo, maka dalam usulan dibuat struktur Pinjaman dengan Opsi Konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara tidak
dapat langsung dilakukan, namun melalui opsi untuk melakukan konversi tersebut dikemudian hari, maka penyelesaian kredit bermasalah tersebut dapat dikategorikan sebagai
45 konversi kredit menjadi pembelian Convertible bonds yang dibukukan sebagai Surat
Berharga, dengan syarat surat berharga tercatat dan diperdagangkan di Pasar Modal dan mendapat peringkat oleh lembaga yang berwenang, PT Pemeringkat Efek Indonesia
Pefindo. Hasil penelitian yang telah diketemukan beberapa debitur dalam bentuk Perseroan
Terbatas yang dilakukan restrukturisasi fasilitas kreditnya dalam bentuk Pinjaman Investasi dengan Opsi PIOP atau Pinjaman Investasi dengan Opsi Penyertaan Saham PIDOPS dan
bentuk restrukturisasi dengan konversi hutang menjadi saham tidak dilakukan oleh Bank, hal ini disebabkan seluruh debitur yang dilakukan restrukturisasi merupakan Perseroan
Terbatas yang belum mencatatkan sahamnya di Pasar modal belum go public. Bentuk restrukturisasi ini dapat dikaji lebih jauh dengan melakukan pembahasan dasar serta bentuk
dokumentasinya.
D. PELAKSANAAN STUKTUR PIDOPS. PINJAMAN INVESTASI DENGAN OPSI PENYERTAAN SAHAM.