Deskripsi Lanskap Permukiman di Kota Mandiri Bumi Serpong Damai
WINA HERLYNA. A02495014. Deskripsi Lanskap Permukiman di Kota Mandiri Bumi
Serpong Damai. ( Dibawah bimbingan Nurhajati Ansori Mattjik.)
Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang tinggi di wilayah Jabotabek telah
menyebabkan pertumbuhan permukiman yang tidak terkendali dan menlberikan dampak
negatif terhadap lingkungan. Untuk mengatasi ha1 tersebut pada tahun 1984 terbentuk
sebuah konsorsium yang mengejakan proyek pembangunan pernlukiman berskala besar
yaitu proyek Bumi serpong Damai (BSD).
Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai lanskap permukiman
di BSD. Studi dilaksanakan di BSD, Kabupaten Tangerang. Studi dimulai bulan Juni
1999 sampai bulan September 1999. Studi ini menggunakan metode survey dan studi
pustaka untuk mendapatkan data primer dan sekunder. Lanskap permukiman di BSD
dideskripsikan menjadi elemen tata guna lahan, permukiman, sirkulasi, infrastruktur dan
fasilitas, ruang terbuka dan perancangan kota BSD. Kemudian untuk setiap komponen
tersebut di atas dianalisis apakah kondisi saat ini telah
sesuai dengan standar
perencanaan awal yang dibuat oleh pihak perencana. Hasil deskripsi disajikan dalam
bentuk tulisan dan foto-foto.
Luas lahan yang dikembangkan untuk proyek BSD seluas + 6000 ha rncliputi
Kecarnatan Serpong dan Legok. Penggunaan lahan mula-mula terdiri dari perkebunan
karet dan kelapa sawit, sawah dan permukiman penduduk yang terpencar-pencar.
Sebagian besar penduduk (59%) bekeja di sektor pertanian dan tingkat pendidikan
mereka masih sangat rendah. Dengan produktivitas lahan yang terbatas akibat langkanya
prasarana pengairan teknis dan aksesibilitas yang makin baik ke perkotaan sekitarnya,
maka perencana menilai daerah ini mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai
daerah permukiman.
Untuk pengembangan BSD tahap pertama (1989-1999) direncanakan seluas
*
1293 ha. Penggunaan lahan di BSD diutamakan untuk melengkapi karakteristik kota yang
utama yaitu kawasan permukiman, kawasan komersial dan industri, ruang terbuka dan
Serpong Damai. ( Dibawah bimbingan Nurhajati Ansori Mattjik.)
Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang tinggi di wilayah Jabotabek telah
menyebabkan pertumbuhan permukiman yang tidak terkendali dan menlberikan dampak
negatif terhadap lingkungan. Untuk mengatasi ha1 tersebut pada tahun 1984 terbentuk
sebuah konsorsium yang mengejakan proyek pembangunan pernlukiman berskala besar
yaitu proyek Bumi serpong Damai (BSD).
Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai lanskap permukiman
di BSD. Studi dilaksanakan di BSD, Kabupaten Tangerang. Studi dimulai bulan Juni
1999 sampai bulan September 1999. Studi ini menggunakan metode survey dan studi
pustaka untuk mendapatkan data primer dan sekunder. Lanskap permukiman di BSD
dideskripsikan menjadi elemen tata guna lahan, permukiman, sirkulasi, infrastruktur dan
fasilitas, ruang terbuka dan perancangan kota BSD. Kemudian untuk setiap komponen
tersebut di atas dianalisis apakah kondisi saat ini telah
sesuai dengan standar
perencanaan awal yang dibuat oleh pihak perencana. Hasil deskripsi disajikan dalam
bentuk tulisan dan foto-foto.
Luas lahan yang dikembangkan untuk proyek BSD seluas + 6000 ha rncliputi
Kecarnatan Serpong dan Legok. Penggunaan lahan mula-mula terdiri dari perkebunan
karet dan kelapa sawit, sawah dan permukiman penduduk yang terpencar-pencar.
Sebagian besar penduduk (59%) bekeja di sektor pertanian dan tingkat pendidikan
mereka masih sangat rendah. Dengan produktivitas lahan yang terbatas akibat langkanya
prasarana pengairan teknis dan aksesibilitas yang makin baik ke perkotaan sekitarnya,
maka perencana menilai daerah ini mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai
daerah permukiman.
Untuk pengembangan BSD tahap pertama (1989-1999) direncanakan seluas
*
1293 ha. Penggunaan lahan di BSD diutamakan untuk melengkapi karakteristik kota yang
utama yaitu kawasan permukiman, kawasan komersial dan industri, ruang terbuka dan