Pengertian Akuntansi Kreatif Tujuan Akuntansi Kreatif

a. Apabila individu terdorong untuk mengatakan atau melakukan sesuatu yang bertentangan dengan sikapnya maka cenderung untuk mengubah sikapnya sehinga terjadi terjadi konsonansi diantara unsur-unsur kognitif ucapan atau perbuatan. b. Semakin kuat tekanan yang mendorong seseorang untuk berbuat berlawanan dengan sikapnya yaitu diluar batas yang diperlukan sekedar untuk mendorong perbuatan itu, maka semakin sedikit perubahan sikap yang terjadi. Teori ini menyatakan bahwa mengubah sikap tidak hanya melalui komponen kognitif maupun afekif, tetapi melalui perilaku itu sendiri. Teori ini dapat diimplikasikan di semua aspek kehidupan, baik sosial, budaya, ekonomi, politik, maupun pendidikan serta dalam dakwah Islam. Sebagai contoh mengenai seorang lesbian, dapat mengalami disonansi ketika menyadari orientasi seksualnya karena dia tahu agama dan norma sosial menganggap orientasinya sebagai penyimpangan. Akibatnya, lesbian tersebut berusaha menyangkal orientasinya untuk tetap berpegang pada norma agama dan norma sosial, atau justru menyangkal norma tersebut untuk dan berusaha merasa nyaman dengan orientasi seksualnya.

2.1.3. Praktik Akuntansi Kreatif

2.1.3.1. Pengertian Akuntansi Kreatif

Blake dan Dowd 1999 menyatakan akuntansi kreatif sebagai sebuah proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi termasuk didalamnya standar, teknik dsb. dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan. Sedangkan, Stolowy dan Breton 2000 menyebut akuntansi kreatif merupakan bagian dari manipulasi akuntansi yang terdiri dari earning management, income smoothing dan creative accounting. Sehingga akuntansi kreatif dapat diartikan sebagai akar dari sejumlah skandal akuntansi, dan banyak usulan untuk reformasi akuntansi biasanya berpusat pada analisis diperbarui modal dan faktor produksi yang benar akan mencerminkan bagaimana nilai tambah. Akuntansi kreatif dan manajemen laba merupakan eufemisme mengacu pada praktik akuntansi yang mungkin mengikuti surat aturan praktik akuntansi standar, tapi jelas menyimpang dari semangat peraturan tersebut.

2.1.3.2. Tujuan Akuntansi Kreatif

Tujuan-tujuan seseorang melakukan akuntansi kreatif bermacam-macam, di antaranya adalah untuk pelarian pajak, menipu bank demi mendapatkan pinjaman baru, atau mempertahankan pinjaman yang sudah diberikan oleh bank dengan syarat-syarat tertentu, mencapai target yang ditentukan oleh analisis pasar, atau mengecoh pemegang saham untuk menciptakan kesan bahwa manajemen berhasil mencapai hasil yang cemerlang. Adapun klasifikasi tindakan yang meliputi kecurangan laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Mendistorsi laporan keuangan sebagai alat untuk bertindak curang dengan mengecoh pemakai atau kelompoknya tentang hasil usaha perusahaan. Dalam hal ini yang menerima keuntungan langsung adalah pihak perusahaan atau pelaku kecurangan. Adapun tujuan khusus dari tindakan ini adalah: 1. Mendapatkan kredit, modal jangka panjang, atau tambahan modal investasi berdasarkan informasi keuangan yang didistorsi atau dihapus 2. Menyembunyikan kinerja tidak baik dari perusahaan. 3. Menghapus hutang pajak. 4. Manipulasi harga saham. 5. Menyembunyikan kinerja tidak baik oleh manajemen. b. Kedua, sengaja mendistorsi laporan keuangan untuk penyamaran tindakan kecurangan dalam hal ini yang diuntungkan tetap pihak perusahaan atau pelaku kecurangan. Adapun tujuan khusus dari tindakan ini adalah: 1. Menyembunyikan penjualan fiktif atau harta milik dipalsukan. 2. Menyembunyikan pembayaran yang tidak benar. 3. Menyembunyikan tindakan penyelewangan dana atau harta.

2.1.3.3. Unsur-Unsur Akuntansi Kreatif