HAK, KEWAJIBAN, DAN LARANGAN

BAB VI HAK, KEWAJIBAN, DAN LARANGAN

Bagian Kesatu Hak, Kewajiban, dan Larangan Pemegang IUP dan IUPK

Paragraf 1 Hak

Pasal 58

Pemegang IUP atau IUPK berhak:

a. melakukan kegiatan usaha pertambangan pada WIUP atau WIUPK-nya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. memiliki Mineral, termasuk Mineral ikutannya, atau Batubara yang telah diproduksi setelah memenuhi iuran produksi, kecuali Mineral radioaktif;

c. mengajukan permohonan penghentian sementara kegiatan usaha pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. membangun sarana dan/atau prasarana penunjang kegiatan usaha pertambangan;

e. menjual Mineral atau Batubara, termasuk menjual ke luar negeri setelah terpenuhinya kebutuhan dalam negeri serta menjual Mineral atau Batubara tergali pada kegiatan Eksplorasi atau kegiatan Studi Kelayakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; dan

f. mendapatkan hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 59

(1) Pemegang IUP dan IUPK dapat:

a. memanfaatkan sarana dan/atau prasarana umum untuk mendukung kegiatan usaha pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; a. memanfaatkan sarana dan/atau prasarana umum untuk mendukung kegiatan usaha pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;

c. bekerja sama

perusahaan jasa pertambangan yang telah mendapatkan IUJP sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan;

dengan

d. menggunakan tenaga kerja asing sesuai dengan persetujuan dari instansi yang menyelenggarakan urusan di bidang ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. melakukan perubahan investasi dan sumber pembiayaan termasuk perubahan modal disetor dan ditempatkan sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan;

f. mengajukan permohonan penciutan sebagian atau pengembalian seluruh WIUP atau WIUPK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

g. mengajukan permohonan IUP atau IUPK untuk mengusahakan komoditas tambang lain yang ditemukan dalam WIUP atau WIUPK kepada Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya dengan membentuk Badan Usaha baru sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

h. mengajukan permohonan perubahan dan/atau penambahan pengusahaan komoditas tambang mineral yang berasosiasi pada saat pengajuan persetujuan Studi Kelayakan;

i. mengusahakan Mineral ikutan termasuk Mineral logam

mendapatkan persetujuan Studi Kelayakan; j. membangun fasilitas pengangkutan, penyimpanan/ penimbunan, dan pembelian atau penggunaan bahan peledak sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan;

tanah

jarang

setelah setelah

m. mengajukan

pengujian kelayakan penggunaan peralatan dan/atau rencana pengujian kelayakan penggunaan instalasi sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan;

rencana

n. mengoperasikan kapal keruk atau kapal isap sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan; o. mengajukan fasilitas impor, re-ekspor, impor sementara atau pemindahtanganan barang sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan kepada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penanaman modal dan kepabeanan;

p. mengajukan permohonan angka pengenal impor produsen sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan kepada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan;

q. mengajukan permohonan untuk menggunakan wilayah di luar WIUP atau WIUPK kepada Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya untuk menunjang kegiatan usaha pertambangannya; r. mengajukan permohonan untuk menggunakan wilayah di luar WIUP atau WIUPK kepada Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya untuk menunjang kegiatan usaha pertambangannya dengan melampirkan perjanjian kerja sama jika berada dalam WIUP atau WIUPK lain;

s. melakukan

pencampuran batubara (blending) yang berasal dari pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi atau Izin Pertambangan Rakyat, sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan; dan

kegiatan kegiatan

(2) Persetujuan RKAB Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf e, huruf j, huruf k, huruf l, huruf m, huruf n, huruf o, huruf p, huruf s, dan huruf t diberikan berdasarkan hasil evaluasi kegiatan usaha pertambangan dari periode tahun sebelumnya.

(3) Persetujuan RKAB Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk pengurusan perizinan di instansi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 60

(1) Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi dapat melakukan Pengangkutan dan Penjualan kepada pihak lain yang telah mendapatkan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan yang diterbitkan oleh Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya.

(2) Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi dapat melakukan kegiatan Eksplorasi Lanjutan dalam rangka:

a. optimalisasi sumber daya dan/atau cadangan;

b. mempertahankan rasio cadangan terhadap produksi

tertentu; dan/atau

c. penyesuaian

terhadap

perubahan metode

Penambangan.

Paragraf 2 Kewajiban

Pasal 61

(1) Pemegang IUP atau IUPK wajib:

a. melakukan seluruh kegiatan usaha pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan:

b. menyusun dan menyampaikan RKAB Tahunan kepada Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya untuk mendapatkan persetujuan;

c. menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik;

d. menyampaikan laporan tertulis secara berkala atas RKAB Tahunan serta pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan

dilakukan, termasuk pelaksanaan kerja sama dengan pemegang IUJP;

yang

e. melakukan pembinaan kepada perusahaan jasa pertambangan dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik;

f. menerapkan asas kepatutan, transparan, dan kewajaran dalam menggunakan perusahaan jasa pertambangan pemegang IUJP;

g. mengutamakan pemenuhan kebutuhan mineral dan batubara dalam negeri serta mematuhi pengendalian produksi dan penjualan;

h. menyusun rencana dan melaksanakan reklamasi dan/atau pascatambang sesuai dengan rencana reklamasi dan/atau rencana pascatambang yang telah disetujui serta menempatkan jaminan reklamasi dan/atau jaminan pascatambang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai reklamasi dan pascatambang;

i. melaporkan Mineral atau Batubara tergali pada kegiatan Eksplorasi atau Studi Kelayakan kepada Menteri

sesuai dengan kewenangannya;

atau

gubernur gubernur

keuangan sesuai

dengan sistem

akuntansi Indonesia; k. melakukan peningkatan nilai tambah Mineral atau Batubara hasil Penambangan di dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; l. menyusun, melaksanakan, dan menyampaikan laporan pelaksanaan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

m. mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan; n. menjamin penerapan standar dan baku mutu

lingkungan sesuai dengan karakteristik suatu daerah;

o. menjaga kelestarian fungsi dan daya dukung sumber daya air yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

p. menciutkan WIUP Eksplorasi atau WIUPK Eksplorasi yang luas WIUP atau WIUPK-nya melebihi batas maksimal luas WIUP operasi produksi atau WIUPK operasi produksi;

q. memasang tanda batas pada WIUP operasi produksi

atau WIUPK operasi produksi; r. mematuhi

ketentuan

teknis operasional

pertambangan; s. menerapkan standar kompetensi tenaga kerja

pertambangan; t. menyerahkan seluruh Data yang diperoleh dari hasil kegiatan tahap Eksplorasi dan operasi produksi kepada Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya;

u. mengadministrasikan setiap pelaksanaan kegiatan

usaha pertambangan; v. mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat, barang, dan jasa dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; usaha pertambangan; v. mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat, barang, dan jasa dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; x. mengikutsertakan pengusaha lokal yang ada di sekitar WIUP atau WIUPK dalam melakukan kegiatan operasi produksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

y. membayar kewajiban keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; z. menyelesaikan hak atas tanah dengan pemegang hak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;

aa. melakukan penyelesaian hak atas sarana dan prasarana pendukung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jika terdapat sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertambangan dalam WIUP atau WIUPK yang akan dimanfaatkan.

bb. menyusun laporan lengkap Eksplorasi dan laporan Studi

perubahannya berdasarkan standar nasional Indonesia dan ditandatangani oleh orang yang berkompeten (competent person) sepanjang telah terdapat orang yang berkompeten (competent person) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi komoditas Mineral logam, Mineral bukan logam, dan Batubara;

Kelayakan

termasuk

cc. menyusun laporan lengkap Eksplorasi dan laporan Studi Kelayakan komoditas batuan ditandatangani oleh penanggung jawab perusahaan; dan

dd. menyampaikan Laporan lengkap Eksplorasi apabila terdapat penambahan dan perubahan sumber daya berdasarkan hasil Eksplorasi Lanjutan bagi pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi.

(2) Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, pemegang IUP atau IUPK wajib melaksanakan:

a. pengelolaan teknis pertambangan;

b. pengelolaan keselamatan pertambangan;

c. pengelolaan

pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan reklamasi dan pascatambang;

dan

d. upaya konservasi sumber daya Mineral dan

Batubara;

e. pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam bentuk padat, cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan; dan

f. penerapan teknologi yang efektif dan efisien. (3) Dalam melaksanakan

kaidah teknik Pertambangan yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemegang IUP dan IUPK wajib:

penerapan

a. mengangkat kepala teknik tambang sebagai pemimpin tertinggi di lapangan yang disahkan oleh kepala inspektur tambang;

b. memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

c. memiliki pengawas operasional yang memiliki kartu pengawas operasional yang disahkan oleh kepala inspektur tambang.

(4) Dalam hal pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi melakukan Penambangan dengan metode Penambangan bawah tanah, pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi wajib menunjuk kepala tambang bawah tanah yang disahkan oleh kepala inspektur tambang.

(5) Dalam hal pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi menggunakan bahan peledak dalam pelaksanaan kegiatan usaha pertambangannya wajib memiliki kartu izin meledakkan dari kepala inspektur tambang.

(6) Untuk mendukung penerapan standar kompetensi tenaga kerja pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf s, pemegang IUP dan IUPK wajib mendukung pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang pengusahaan Mineral dan Batubara.

(7) Menteri menugaskan kepala dinas provinsi yang membidangi energi dan sumber daya mineral sesuai dengan kewenangannya untuk melaksanakan sebagian wewenang dan tugas kepala inspektur tambang dalam:

a. mengesahkan kepala teknik tambang;

b. menerbitkan kartu pengawas operasional;

c. mengesahkan kepala tambang bawah tanah;

d. menerbitkan kartu izin meledakkan;

e. menyetujui pembangunan fasilitas penyimpanan/

penimbunan bahan peledak;

f. menyetujui pembangunan fasilitas penyimpanan/ penimbunan bahan bakar cair;

g. memberikan

rekomendasi

pembelian dan

penggunaaan bahan peledak;

h. menyetujui pelaksanaan peledakan tidur;

i. menerima laporan audit internal dan/atau eksternal penerapan

manajemen keselamatan pertambangan Mineral dan Batubara; j. menetapkan tingkat pencapaian penerapan sistem manajemen keselamatan pertambangan mineral dan batubara serta memberikan rekomendasi dalam rangka mencapai

sistem

penerapan sistem manajemen keselamatan pertambangan Mineral dan Batubara; dan

tujuan tujuan

(8) Kepala dinas daerah provinsi yang membidangi energi dan sumber daya mineral dalam rangka pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (7) melibatkan inspektur tambang yang ditempatkan di dinas daerah provinsi.

Pasal 62

Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi sebelum melaksanakan kegiatan operasi produksi wajib menyampaikan permohonan uji kesiapan (commissioning) kepada

sesuai dengan kewenangannya.

Dalam hal pemegang IUP atau IUPK akan melakukan perubahan saham serta direksi dan/atau komisaris wajib terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya sebelum didaftarkan pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Pasal 64

Dalam hal terjadi kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan usaha Pertambangan yang menimbulkan dampak negatif langsung kepada masyarakat, pemegang IUP atau IUPK wajib membayar ganti rugi yang layak kepada masyarakat yang terkena dampak negatif langsung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 3 Larangan

Pasal 65

Pemegang IUP atau IUPK dilarang:

a. menjual produk hasil Penambangan ke luar negeri sebelum melakukan pengolahan dan/atau pemurnian di dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. menjual hasil Penambangan yang bukan dari hasil Penambangan sendiri;

c. melakukan kegiatan pencampuran Batubara (blending) yang berasal dari pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi atau Izin Pertambangan Rakyat, tanpa persetujuan Direktur Jenderal atau gubernur sesuai dengan kewenangannya;

d. melakukan pengolahan dan/atau pemurnian dari hasil Penambangan

memiliki IUP, Izin Pertambangan Rakyat, atau IUPK;

yang

tidak

e. melibatkan anak perusahaan dan/atau afiliasinya yang bergerak di bidang usaha jasa pertambangan dalam pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan tanpa persetujuan dari Direktur Jenderal atas nama Menteri;

f. memiliki Izin Pertambangan Rakyat, IUP Operasi Produksi

pengolahan dan/atau pemurnian, IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan, dan IUJP;

khusus

untuk

g. menjaminkan IUP atau IUPK dan/atau komoditas tambangnya kepada pihak lain;

h. melakukan kegiatan Penyelidikan Umum, Eksplorasi, dan Studi Kelayakan sebelum RKAB Tahunan IUP Eksplorasi disetujui;

i. melakukan

Penambangan, Pengolahan dan/atau Pemurnian, serta Pengangkutan dan Penjualan, termasuk kegiatan Eksplorasi Lanjutan sebelum RKAB Tahunan IUP Operasi Produksi disetujui;

kegiatan

Konstruksi, Konstruksi,

k. mengalihkan IUP atau IUPK-nya kepada pihak lain tanpa persetujuan Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya.

Bagian Kedua

Hak, Kewajiban, dan Larangan Pemegang IUP Operasi Produksi Khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian

Paragraf 1 Hak

Pasal 66

Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian berhak:

a. membeli, menjual, dan mengangkut komoditas tambang yang akan dan telah diolah dan/atau dimurnikan;

b. membuat perjanjian kerja sama dengan pihak lain dalam pemanfaatan sisa dan/atau produk samping hasil pengolahan dan/atau pemurnian untuk bahan baku industri dalam negeri;

c. melakukan pencampuran produk komoditas tambang untuk memenuhi spesifikasi pembeli; dan

d. memanfaatkan sarana dan/atau prasarana umum untuk mendukung kegiatan usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 2 Kewajiban

Pasal 67

(1) Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk

pengolahan dan/atau pemurnian wajib: pengolahan dan/atau pemurnian wajib:

b. menyampaikan laporan tertulis secara berkala atas RKAB Tahunan serta pelaksanaan kegiatan usaha Pertambangan yang dilakukan;

c. mendapatkan persetujuan penggunaan tenaga kerja asing dari instansi yang menyelenggarakan urusan di bidang ketenagakerjaan;

d. mendapatkan persetujuan perubahan investasi dan sumber pembiayaan termasuk perubahan modal disetor dan ditempatkan sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan;

e. memenuhi batasan Pengolahan dan/atau Pemurnian untuk melakukan penjualan ke luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. mematuhi harga patokan penjualan Mineral atau Batubara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

g. mengutamakan pemenuhan kebutuhan Mineral dan Batubara dalam negeri;

h. mengangkat penanggung jawab teknik dan lingkungan sebagai pemimpin tertinggi di lapangan yang disahkan oleh kepala inspektur tambang;

i. memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; j. melaksanakan

keselamatan pertambangan; k. mengelola

pengelolaan

dengan sistem akuntansi Indonesia; l. menyusun, melaksanakan, dan menyampaikan laporan pelaksanaan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

keuangan sesuai

m. mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan; m. mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan;

o. menjaga kelestarian fungsi dan daya dukung sumber daya air yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

p. mematuhi

ketentuan

teknis operasional

pertambangan; q. menerapkan standar kompetensi tenaga kerja

pertambangan; r. mengadministrasikan setiap pelaksanaan kegiatan usaha;

s. mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat, barang, dan jasa dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan t. mengikutsertakan pengusaha lokal yang ada di sekitar fasilitas Pengolahan dan/atau Pemurnian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

(2) Persetujuan RKAB Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf d diberikan berdasarkan evaluasi hasil pengawasan kegiatan usaha pertambangan dari periode tahun sebelumnya.

(3) Persetujuan RKAB Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk pengurusan perizinan di instansi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 68

(1) Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian sebelum melaksanakan kegiatan operasi produksi wajib menyampaikan uji kesiapan (commissioning) kepada Menteri atau gubernur

sesuai dengan kewenangannya.

(2) Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk

apabila akan melakukan perubahan saham serta direksi dan/atau komisaris

pengolahan

dan/atau

pemurnian

mendapatkan persetujuan Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya sebelum didaftarkan pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Paragraf 3 Larangan

Pasal 69

Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian dilarang:

a. melakukan pengolahan dan/atau pemurnian dari hasil

memiliki IUP, Izin Pertambangan Rakyat, IUPK, KK atau PKP2B;

b. memiliki IUP, Izin Pertambangan Rakyat, IUPK, dan IUJP;

dan

c. mengalihkan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurniannya kepada pihak lain.

Bagian Ketiga

Hak, Kewajiban dan Larangan Pemegang IUJP

Paragraf 1 Hak

Pasal 70

Pemegang IUJP berhak:

a. melakukan kegiatan sesuai dengan bidang usahanya;

b. mengubah bidang usaha yang tercantum pada IUJP dengan menyampaikan permohonan perubahan kepada Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya; dan

c. mendapatkan perpanjangan IUJP setelah memenuhi

persyaratan.

Paragraf 2 Kewajiban

Pasal 71

Pemegang IUJP dalam melaksanakan kegiatan usahanya wajib:

a. mengutamakan produk dalam negeri;

b. mengutamakan

lokal sesuai kompetensinya;

subkontraktor

c. mengutamakan tenaga kerja lokal;

d. melakukan kegiatan sesuai dengan jenis dan bidang usahanya;

e. melakukan upaya pengelolaan lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. mengoptimalkan pembelanjaan lokal baik barang maupun jasa pertambangan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan usaha jasanya;

g. melaksanakan ketentuan keselamatan pertambangan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;

h. menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan kepada pemberi IUJP melalui pemegang IUP atau IUPK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

i. mengangkat penanggung jawab operasional sebagai pemimpin tertinggi di lapangan; dan

j. memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

Paragraf 3 Larangan

Pasal 72

Pemegang IUJP dilarang:

a. memiliki IUP, Izin Pertambangan Rakyat, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan; dan a. memiliki IUP, Izin Pertambangan Rakyat, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan; dan

Bagian Keempat Hak, Kewajiban, dan Larangan Pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Khusus Untuk Pengangkutan dan Penjualan

Paragraf 1 Hak

Pasal 73

Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan berhak:

a. membeli, mengangkut, dan menjual komoditas tambang

Mineral atau Batubara dari pemegang:

1. IUP Operasi Produksi;

2. IUPK Operasi Produksi;

3. IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan

dan/atau pemurnian;

4. Izin Pertambangan Rakyat;

5. IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan

dan penjualan lainnya;

6. KK; dan/atau

7. PKP2B, yang memiliki sertifikat Clear and Clean bagi pemegang IUP yang berdasarkan peraturan perundang-undangan memerlukan sertifikat Clear and Clean; dan

b. membangun dan/atau memanfaatkan fasilitas prasarana Pengangkutan dan Penjualan meliputi stockpile, dermaga, atau pelabuhan khusus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 2 Kewajiban

Pasal 74

Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan wajib:

a. menyampaikan salinan perjanjian/kontrak dengan pemegang izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf a setiap kali melakukan penambahan kerja sama;

b. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan apabila menggunakan fasilitas jalan umum antara lain menaati tingkat kapasitas muatan disesuaikan dengan kelas jalan, kepadatan jalan, dan resiko kecelakaan lalu lintas;

c. menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatannya kepada Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya secara berkala setiap 3 (tiga) bulan atau sewaktu-waktu apabila dibutuhkan; dan

d. menyampaikan Laporan Hasil Verifikasi yang diterbitkan oleh surveyor setiap bulan kepada Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah berakhirnya bulan takwim.

Paragraf 3 Larangan

Pasal 75

Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan dilarang:

a. melakukan kegiatan Pengangkutan dan Penjualan komoditas mineral atau batubara yang bukan berasal dari pemegang:

1. IUP Operasi Produksi;

2. IUPK Operasi Produksi;

3. IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian;

4. Izin Pertambangan Rakyat;

5. IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan

dan penjualan lainnya;

6. KK; dan/atau

7. PKP2B, yang memiliki sertifikat Clear and Clean bagi pemegang IUP yang berdasarkan peraturan perundang-undangan memerlukan sertifikat Clear and Clean;

b. melakukan

Penjualan atas komoditas tambang Mineral atau Batubara, pada wilayah lintas daerah provinsi dan/atau lintas negara bagi pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan yang diterbitkan oleh gubernur;

Pengangkutan

dan

c. membeli komoditas tambang Mineral atau Batubara di

mulut tambang;

d. memindahtangankan IUP-nya kepada pihak lain; dan

e. memiliki IUP, Izin Pertambangan Rakyat, IUPK, IUJP, IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian.

Pasal 76

Dokumen yang terkait

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENGHAPUSAN ATAS MEREK DAGANG "SINKO" DARI DAFTAR UMUM MEREK OLEH DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (Studi Putusan Pengadilan Niaga No. 03/Merek/2001/PN.Jkt.Pst)

0 23 75

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA MEREK AIR MINUM MINERAL "AQUA-versus-INDOQUALITY" (Studi Putusan Mahkamah Agung RI No. 04.PK/N/HaKI/2004)

2 65 91

KAJIAN YURIDIS TERHADAP PEMBATALAN PERKAWINAN AKIBAT ADANYA HUBUNGAN NASAB (Studi Putusan No. 1136/Pdt.G/2006/PA.Lmj) STUDY JURIDICAL TO MARRIAGE ANNUALMENT CONSEQUENCE OF EXISTENCE LINEAGE (Study of Decision No. 1136/Pdt.G/2006/PA.Lmj)

1 45 18

04. A. Salinan Permendikbud No. 66 th 2013 ttg Standar Penilaian

0 36 3

PP No. 34 Tahun 2014 SekolahDasarNet

0 14 5

PERSEKONGKOLAN DALAM TENDER PENGADAAN BARANG SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HUKUM PERSAINGAN USAHA (Studi pada Putusan KPPU No. 15/KPPU-L/2008 dan No. 01/KPPU-L/2008)

2 62 11

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV C SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 32 244

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PROSTITUSI ONLINE SEBAGAI TINDAK PIDANA PELACURAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)

8 71 86