Deskripsi Naskah

1. Deskripsi Naskah

Deskripsi naskah bertujuan untuk memberikan gambaran naskah S3KM secara ringkas dan padat, lengkap dan jelas. Hal ini dimaksudkan unutk meudahkan pembaca dalam mengenal dan memahami naskah. Dengan demikian akan membuka petunjuk bagi pembaca dalam memahami kandungan naskah. Deskripsi naskah yang dilakukan berpedoman pada pendapat yang dikemukakan oleh Emuch Hermansoemantri(1982 : 2). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendeskripsikan naskah antara lain menyangkut informasi atau data mengenai: 1.judul naskah, 2. Nomor naskah, 3. Tempat penyimpanan naskah, 4. Asal naskah

5. Keadaan naskah, 6. Ukuran naskah, 7. Tebal naskah, 8. Jumlah baris per halaman , 9. Huruf, aksara, tulisan. 10. Waktu penulisan. 11. Bahan naskah, 12. Bahasa naskah, 13. Bentuk teks, 14. Umur naskah, 15. Pengarang/penyalin, 16. Ikhtisar teks. Deskripsi naskah S3KM dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Judul naskah : Serat Suluk Saking Kitab Markun masuk dalam bendel Serat Suluk Karaton dalem ing Surakarta ( Serat Suluk [Nomer Satunggal – kalih]

Surakarta) judul ini terdapat di

dalam teks.

Sumber: naskah S3KM hal. 242

b. Nomor naskah : 244 Na (katalog lokal), KS 481.19.244 Na (Nancy K. Florida, 1993: 189).

c. Tempat penyimpanan naskah

Kasunanan Surakarta

Hadiningrat.

d. Asal naskah

: Surakarta.

e. Keadaan naskah : Keadaan naskah masih cukup baik hanya saja kertas pada bagian dalam sudah mulai terlepas dari sampulnya. jilidan sampul berwarna hitam dan pada bagian dalam kertas memiliki warna yang berbeda. Hal ini dimungkinkan karena faktor usia dan e. Keadaan naskah : Keadaan naskah masih cukup baik hanya saja kertas pada bagian dalam sudah mulai terlepas dari sampulnya. jilidan sampul berwarna hitam dan pada bagian dalam kertas memiliki warna yang berbeda. Hal ini dimungkinkan karena faktor usia dan

2. Ukuran teks : 28 cm x 18,5 cm Margin Atas : 4,5 cm Margin Kiri : 1,5 cm Margin Bawah: 5,5 cm Margin Kanan : 4,5cm

g. Tebal naskah

: 2,3 cm.

h. Jumlah baris per halaman : Jumlah baris per halaman 20 baris. Khusus pada halaman 242 hanya terdiri dari 6 baris dari bawah.

i. Huruf, aksara, tulisan : a. Huruf : Jawa,

b. Aksara : aksara Jawa Carik dengan gaya tulisan miring ke kanan

c. Tulisan : jarak baris dan jarak huruf teratur. Ukuran huruf sedang, bentuknya agak memanjang. Jarak antar huruf agak rapat sehingga agal sulit dibaca.

j. Waktu penulisan

: 1870 M : 1870 M

usia

yang dapat mengakibatkan warna kertas yang digunakan memudar. Cover naskah depan dan belakang menggunakan kertas yang lebih tebal agar tidak mudah rusak.

l. Bahasa naskah : Bahasa yang digunakan dalam penulisan serat S3KM adalah bahasa Jawa Baru ragam krama.

m. Bentuk teks

Naskah

S3KM berbentuk puisi/tembang. Secara keseluruhan isi naskah terdiri dari beberapa serat, yaitu:

1. Kidung Rumeksa ing wengi 2.Suluk

Martabating Wahdat

Wakidiyat,

3. Suluk Bayan Maot,

5. Suluk Dudha,

6. Suluk Purwaduksina,

7. Suluk Dumununging manah,

8. Suluk Dumununging Toya,

9. Suluk Dumununging Siti,

10. Suluk Saking Kitab Usul-mubin,

11. Suluk Tegese Aksara Alip,

12. Suluk wasita Gaib Sirullah,

13. Suluk Besi,

14. Suluk Saking Kitab candra,

15. Suluk Sajatining Shalat,

16. Suluk Sajatining Sarengat, Tarekat,. kakekat, Makripat,

17. Suluk Makmunuradi Salikin,

18. Suluk Dewa Ruci,

19. Suluk Saking Kitab Markun,

20. Suluk Pandukning Dudunungan,

21. Suluk Burung Puyuh Kutuk Pelatuk,

22. Suluk Tegesipun Patekah,

23. Suluk Suraosipun Patekah,

24. Suluk Seh Among Raga,

26. Suluk Jati Sampurna. Khusus Serat Suluk Saking Kitab Markun yang menjadi obyek kajian dalam penelitian ini, terdiri dari 2 pupuh, yaitu: pupuh I tembang Asmaradhana

34 bait, pupuh II tembang Sinom 28 bait, Penulisan diawali dengan mandrawapada dan diakhiri dengan mandrawapada . Pada setiap pergantian judul antara judul satu dengan judul lainya terdapat

garis

bawah yang merupakan tanda pergantian judul karena merupakan naskah bendel.

Sumber: naskah S3KM ( halaman 242)

K.Florida , naskah S3KM ini ditulis pada tahun 1870 M. Untuk mengetahui umur 2010 - 1870 = 140 tahun

o. Pengarang/penyalin : Berdasarkan katalog nancy K. Florida pengarangnya adalah Kyai T. Arungbinang dan kemudian dikutip oleh Ng. Hawikrama.

p. Ikhtisar teks : Naskah dengan judul Sêrat Suluk Saking Kitab Markun , berisi ajaran tentang shalat. Pada pupuh 1 berisi tentang beberapa pengertian, waktu, makna sholat, dan juga berbagai macam gerakan yang terdapat ketika mengerjakan shalat. Pupuh 2 berisi tentang wajibnya mengerjakan sholat khususnya umat islam, yang digambarkan oleh Nabi Musa.

a. Kritik teks

Pengertian kritik teks menurut Paul Mass dalam Darusuprapta dan Hartini (1989: 20) adalah menempatkan teks pada tempat yang sewajarnya, memberi evaluasi terhadap teks, meneliti atau mengkaji lembaran naskah dan lembaran bacaan yang mengandung kalimat-kalimat atau rangkaian kata-kata tertentu. Jadi dalam kritik teks diusahakan untuk mengembalikan kemurnian atau bentuk yang mendekati aslinya. Teks yang otentik, meskipun jarang bisa ditemukan, namun setidaknya dapat mencapai ketetapan teks yang dianggap dekat aslinya dan bersih dari kesalahan. Adapun pengelompokan kelainan bacaan yang terdapat pada naskah S3KM sebagai berikut :

1. Lacuna : bagian yang terlampaui/kelewatan, baik suku kata, kata,

kelompok kata maupun kalimat.

2. Hipercorect : perubahan ejaan karena pergeseran lafal

Pengelompokan kelainan bacaan disusun dalam bentuk tabel. Untuk mempermudah memahami dibuat singkatan sebagai berikut: No.

: menunjukkan nomor urut

H : halaman

B : bait

Br

: baris

: edisi teks yang menyesuaikan konvensi tembang

: edisi teks berdasarkan pertimbangan linguistik

Table 1. Daftar Kesalahan Metrum

No. B. Br

H Metrum

Edisi Teks

1. 16 5 246 Sadrah

Sadreh

Tabel 2. Daftar Lacuna S3KM

No. B. Br

H Lacuna

Edisi Teks

1. 7 7 244 alahuakbar

Allahuakbar Tabel 3. Daftar Ketidaksesuaian Konvensi Linguistik S3KM

No. B.

Br

H Kata

Edisi Teks

kalék

Salad daim

Sholat daim

langid

langit

sujut

sujud

umad

umat

kakiki

hakiki

sipad

sifat

ismu

Ilmu

Têgêse

b. Suntingan teks, Aparat kritik dan Terjemahan.

Suntingan teks adalah menyajikan teks dalam bentuk aslinya, yang bersih dari kesalahan berdasarkan bukti-bukti yang terdapat dalam naskah yang dikritisi. Dalam menyajikan suntingan teks yang bersih dari kesalahan dan kekeliruan yang ada, pembetulan dan perubahan-perubahan yang dilakukan penyunting ditempatkan khusus serta dicatat dalam aparat kritik.

Aparat kritik merupakan suatu pertanggungjawaban yang menyertai suntingan teks dan merupakan kelengkapan kritik teks. Menurut Darusuprapta (1984: 8) aparat kritik adalah uraian tentang kelainan bacaan yaitu bagian yang merupakan pertanggung jawaban ilmiah dalam penelitian naskah berisi berbagai macam kelainan bacaan.

Terjemahan adalah pemindahan makna atau bahasa sumber ke bahasa sasaran. Pemindahan makna tersebut harus lengkap dan terperinci. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam memahami isi teks dari suatu naskah

Untuk mendapatkan suatu hasil suntingan teks yang dapat dipertanggungjawabkan dalam hal ini sewaktu filologi, maka dalam penelitian ini tahapan suntingan teks disertai kritik teks dan aparat kritik sewaktu bersamaan. Adapun untuk kata-kata atau baris yang dianggap keliru diberi nomor kritik teks Untuk mendapatkan suatu hasil suntingan teks yang dapat dipertanggungjawabkan dalam hal ini sewaktu filologi, maka dalam penelitian ini tahapan suntingan teks disertai kritik teks dan aparat kritik sewaktu bersamaan. Adapun untuk kata-kata atau baris yang dianggap keliru diberi nomor kritik teks

Edisi standart dipergunakan untuk mengevaluasi teks pada bacaan yang dianggap salah. Pembetulan pada edisi diplomatik yang sifatnya sebagai suatu usulan/saran peneliti, ditempatkan pada aparat kritik (catatan kaki) serta nomor kritik teks ditempatkan pada akhir kata atau kalimat, kesalahan ditunjukkan dengan metode referensi yang tepat. Hal ini merupakan suatu bentuk yang terbuka bagi pemikiran pembaca yang mempunyai argumen lain atas pembetulan tersebut.

Untuk mempermudah pembacaan dan pemahaman makna transliterasi teks S3KM maka digunakan tanda-tanda sebagai berikut :

a. Angka Arab

1, 2, 3, ... dst yang berada dalam teks adalah nomor kritik teks pada kata yang terdapat kesalahan.

b. Tanda [1, 2, 3, ... dst] adalah untuk menunjukkan pergantian lembar halaman teks.

c. Tanda 1, 2, 3, ... dst yang terletak di sebelah kiri teks adalah untuk menunjukkan pergantian bait.

d. Tanda diakritik (ê) dibaca e seperti pada kata têgêse yang berarti maksud.

e. Tanda diakritik (e) dibaca e seperti pada kata salawasé yang berarti selamanya.

f. Tanda diakritik (è) dibaca e seperti pada kata yèku yang berarti yaitu.

g. Tanda # memberikan keterangan penggantian bacaan berdasarkan konvensi tembang.

pertimbangan linguistik.

i. Tanda [........] menunjukkan pembetulan berdasarkan interpretasi penulis. j. Tanda / menandakan tiap pergantian baris. k. Tanda // menandakan akhir dari tiap bait. l. Penulisan hasil transliterasi dan suntingan teks S3KM menggunakan spasi

1,5 supaya terlihat lebih rapi.

Berikut adalah Suntingan Teks dan terjemahan S3KM : 244 na