Sêrat suluk saking kitab markun (suatu tinjauan filologis)

SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN FILOLOGIS) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh

ZAINAL MUSTOFA

C0106063

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Nama : Zainal Mustofa NIM : C0106063

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul “Sêrat Suluk Saking

Kitab Markun (Suatu Tinjauan Filologis) ” adalah betul–betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal –hal yang bukan karya

saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, Juni 2012 Yang menyatakan,

Zainal Mustofa

1. “ aja mélik, marang barang kang mèlok amarga pêngên muluk”. Terjemahan : Janganlah merasa ingin, kepada sesuatu yang menggoda hanya

karena ingin memilikinya.

2. Sapa têmên, bakale tinêmu.

Terjemahan : Siapa yang bersungguh-sungguh maka akan tercapai.

(Filosofi Jawa)

PERSEMBAHAN

 Mbah Harso.  Bapak dan Ibu.  Adik-adikku semuanya.  Alamamater tercinta.

Puji syukur, penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat, kesempatan, dan kesehatan yang dilimpahkan kepada penulis sehingga mampu

menyelesaikan Skripsi dengan judul “Sêrat Suluk Saking Kitab Markun (Suatu

Tinjauan Filologis) ”. Skripsi tersebut disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna melengkapi gelar sarjana sastra jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph. D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Supardjo, M. Hum selaku Ketua Jurusan Sastra Daerah atas segala kemudahan administratif dan bekal bagi penyelesaian skripsi ini.

3. Siti Muslifah SS. M. Hum selaku Pembimbing Akademik, terima kasih Ibu atas teguran demi teguran agar saya fokus dan maju meniti jembatan

kesuksesan.

4. Dr. Hartini, M.Hum selaku dosen Pembimbing I yang telah memberi bimbingan serta dorongan semangat dalam menulis skripsi ini.

5. Dra. Endang Tri Winarni, M. Hum selaku dosen Pembimbing II yang telah membimbing dengan sabar dan terima kasih atas dorongan semangatnya

sehingga skripsi ini dapat selesai.

memberikan semangat agar cepat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Ibu seluruh dosen Jurusan Sastra Daerah, atas segala bekal dan imajinasi luar biasa, bagi saya dan teman-teman.

8. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa dan Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret yang telah menyediakan berbagai referensi.

9. Kepala Perpustakaan Sasanapustaka Karaton Surakarta, Pak Imung yang telah

membantu penulis dalam mencari data.

10. Adik-adikku semua matur nuwun untuk hiburan dan senyum semangatmu.

11. Teman–teman seperjuangan angkatan Filolog’s 2006: Bangkit, Cuix, Wakhid, Ajik, Dora, Wini, Septi, Erna thank you untuk kebersamaan selama ini. Teruslah berjuang dengan penuh senyum dan semangat!!

12. Sahabat-sahabat karibku semasa Sma : Hanik, Rina, Rulli, Ucup, Ipin, Bangkit, Septian dan Wahyu gendhut. Terima kasih atas berbagai pinjaman kalian, tanpa kalian aku tak mungkin seperti ini.

13. Rekan Persejateam FC untuk hiburan tiap sore, dan upaya untuk jaga

kesahatan.

14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses pembuatan skripsi.

Terimakasih semuanya.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Mohon saran dan kritik yang membangun demi perbaikan Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Mohon saran dan kritik yang membangun demi perbaikan

Surakarta, Juni 2012 Penulis

Tabel 1 Daftar Kesalahan Metrum ………………………………………. 45 Tabel 2 Daftar Lacuna S3KM .......................................................................... 45 Tabel 3 Daftar Ketidaksesuaian Konvensi Linguistik ................................. 45

B/b

: Bait Br/br : Baris

è : Tanda diakritik (è) dibaca e seperti pada kata yèku yang berarti yaitu. é

: Tanda diakritik (é) dibaca e seperti pada kata salawasé yang berarti

selamanya.

ê : Tanda diakritik (ê) dibaca e seperti pada kata sêkar yang berarti tembang.

H/h : Halaman S3KM : Sêrat Suluk Saking Kitab Markun

No

: Nomor

# : Memberikan keterangan penggantian bacaan berdasarkan konvensi

tembang.

* : Memberikan keterangan penggantian bacaan berdasarkan pertimbangan

linguistik.

[....] : Memberikan keterangan penggantian bacaan berdasarkan interpretasi

penulis.

: Menandakan tiap pergantian baris

: Menandakan akhir dari tiap bait

Zainal Mustofa. C0106063. 2012. Sêrat Suluk Saking Kitab Markun (Suatu Tinjauan Filologis). Skripsi: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian terhadap naskah S3KM berdasarkan dua alasan yaitu; pertama, belum adanya kajian secara filologis maupun kajian isi terhadap naskah S3KM. Kedua, isi yang terkandung dalam naskah S3KM sangat menarik karena menggambarkan seputar masalah sholat. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu: 1) Bagaimanakah suntingan teks naskah Sêrat Suluk Saking Kitab Markun yang bersih dari kesalahan sesuai dengan cara kerja filologi? 2) Bagaimanakah isi isi ajaran yang terkandung dalam Sêrat Suluk Saking Kitab Markun?. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendapatkan suntingan teks naskah Sêrat Suluk Saking Kitab Markun yang bersih dari kesalahan sesuai dengan cara kerja filologi. 2) Mengungkapkan isi ajaran yang terkandung dalam Sêrat Suluk Saking Kitab Markun yang membahas seputar masalah sholat.

Metode penelitian yang digunakan adalah bentuk penelitian deskriptif kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka (library research ). Data yang menjadikan objek dalam penelitian ini adalah naskah dan teks Sêrat Suluk Saking Kitab Markun yang merupakan koleksi Perpustakaan Sasana pustaka Karaton Kasunanan Surakarta. Teknik pengumpulan data dimulai dari inventarisasi naskah dengan membaca katalog, memfoto naskah serta mengumpulkan data lainnya untuk melengkapi kajian isi seperti buku-buku, makalah, kamus, majalah, artikel-artikel.

Teknik analisis data yang dilakukan adalah teknik analisis filologi dan teknik analisis isi. Teknik analisis filologi yang digunakan mengacu pada teori cara kerja penelitian naskah tunggal yaitu melalui tahapan deskripsi naskah, transliterasi dan terjemahan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Teknik analisis isi menggunakan teknik deskripsi yaitu menjabarkan apa yang menjadi masalah, menganalisis serta mentafsirkan data yang ada. Dalam penjabaran dan penafsiran isi didukung oleh data-data lain yang membantu dalam menganalisis isi dalam objek penelitian ini.

Hasil dari analisis secara filologis didapat 1) Suntingan teks dengan pembetulan kesalahan yang berdasarkan pada patokan dasar linguistik termasuk ejaan dari bahasa jawa yang disempurnakan, tata bahasa, dan konteks kalimat serta pertimbangan-pertimbangan lain sesuai dengan kebiasaan teks dan interpretasi peneliti, sehingga teks yang diedisikan dianggap sebagai teks yang

mendekati aslinya serta bersih dari kesalahan. 2) Sêrat Suluk Saking Kitab

Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan khususnya umat islam dalam upaya medekatkan diri kepada Allah Swt.

Zainal Mustofa. C0106063. 2012. Sêrat Suluk Saking Kitab Markun (A philological Overview). Thesis: Regional Literature Department of Literature and Fine Arts Faculty of the Sebelas Maret University of Surakarta.

This study of S3KM based on two reasons, namely: first, the lack of a philological study and review the contents of the manuscript S3Km. Secondly, the content contained in the manuscript is very interesting because it illustrates S3KM around issues of prayer. Problems discussed in this study, namely: 1) How does the fine manuscript of Sêrat Suluk Saking Kitab Markun edit from errors based on the workings of philology? 2) How is the content of the teaching content contained in Sêrat Suluk Saking Kitab Markun? The objective of this study are

1) Obtain the fine manuscripts editing of Sêrat Suluk Saking Kitab Markun from errors based on the workings of philology. 2) Reveal the contents of the teaching contained in Sêrat Suluk Saking Kitab Markun that talks issues of prayer.

The research method used is a descriptive qualitative study. This type of study is a library research. The source of the data in this study is the manuscript and text of Sêrat Suluk Saking Kitab Markun which is the collection of Sasana pustaka Karaton Kasunanan Surakarta Library. Techniques of collecting data started with reading the manuscript catalog, taking the picture of the manuscript and collecting other data to complete the contents of the study such as books, papers, dictionaries, magazines, articles. Techniques of data analysis is philological and content analysis techniques. Philological analysis techniques used refers to the theory of the working of single texts study, namely through the stages of description text, transliteration and translation that can be scientifically justified. Content analysis techniques is using the description technique that is describing what is the issue, analyzing and interpreting data. Need translation and interpretation of the content supported by other data that can help in analyzing the content contained in the object of this study.

The philological analysis conclude 1) text editings with error correction based on a basic linguistic, including spelling of Java language standard, grammar, and sentence context and other considerations in accordance with custom text and interpretation of research, so the text that is being edition regarded as close to the original text as well and free of errors. 2) Because of the Sêrat Suluk Saking Kitab Markun contain the meaning of prayer, the time and level of prayer. Sholat as a way of moeslems to near up to the God.

Zainal Mustofa. C0106063. 2012. Sêrat Suluk Saking Kitab Markun (Suatu Tinjauan Filologis). Skripsi: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Panêlitian naskah S3KM adhêdhasar 2 prêkawis, inggih punika : 1. Dèrèng wontên kajian filologis lan kajian isi kagêm naskah S3KM. 2. Isining S3KM punika saê amargi nggambarkên babagan sholat. Masalah ingkang dipun rêmbag ing panelitian niki, inggih punika : 1) Pripun suntingan teks naskah Sêrat Suluk Saking Kitab Markun kang rêsik saking kaluputan kanthi cara kerja filologi? 2)

Pripun isi kang wonten ing salêbêting Sêrat Suluk Saking Kitab Markun?. Tujuan penelitian niki inggih punika 1) suntingan teks naskah Sêrat Suluk Saking Kitab Markun kang luput saking kaluputan mawi cara kerja filologi. 2) Ndudah isi kang wontên ing Sêrat Suluk Saking Kitab Markun kang isining babagan sholat.

Metode panêlitian kang diagêm inggih puniku panêlitian deskriptif

kualitatif. Jinise panêlitian kang diagêm inggih puniku panêlitian pustaka (library research ). Data kang dados objek ing panêlitian niki inggih puniku naskah lan teks Sêrat Suluk Saking Kitab Markun kang wontên ing Perpustakaan Sasana pustaka Karaton Kasunanan Surakarta. Teknik pengumpulan data diwiwiti saking inventarisasi naskah kanthi maos katalog, moto naskah sarta ngumpulakên data sanèse kangêm ngompliti kajian isi kayata buku-buku, makalah, kamus, majalah, artikel-artikel.

Teknik analisis data kang diagêm inggih punika teknik analisis filologi lan teknik analisis isi. Teknik analisis filologi kang diagêm tumuju marang teori cara kerja panêlitian naskah tunggal yaiku kanthi tahapan deskripsi naskah, transliterasi lan terjemahan ingkang sagêd dipertanggungjawabkên kanthi ilmiah.

Teknik analisis isi ngagêm teknik deskripsi inggih punika njabarakên punapa kang dados masalah, nganalisis sarta nafsirakên data kang wontên. Ing panjêbaran lan panafsiran isi didukung data-data liane ingkang mbiyantu kangêm nganalisis isi wontên ing objek penelitian niki.

Hasilipun saking analisis kanthi filologis diperkoleh 1) Suntingan teks kanthi mbetulakên kang salah ngagêm patokan dasar linguistik kados ejaan saking bahasa jawa kang disempurnakên, tata bahasa, lan konteks kalimat sarta partimbangan-partimbangan sanèse kang cocok kagêm kabiasaan teks lan miturut paneliti, sahingga teks kang wontên dianggêp teks kang kados asline sarta resik saking kesalahan. 2) Sêrat Suluk Saking Kitab Markun isine seputar masalah ing ndalem sholat yaiku makna, wêkdal saha tingkatan ing ndalêm sholat/sembah kangêm tuntunan khususipun umat islam ing upaya nyawiji dhumatêng Allah Swt.

ABSTRAK

2012. Skripsi: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian terhadap naskah S3KM berdasarkan dua alasan yaitu; pertama, belum adanya kajian secara filologis maupun kajian isi terhadap naskah S3KM. Kedua, isi yang terkandung dalam naskah S3KM sangat menarik karena menggambarkan seputar masalah sholat. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu: 1) Bagaimanakah suntingan teks naskah Sêrat Suluk Saking Kitab Markun yang bersih dari kesalahan sesuai dengan cara kerja filologi? 2) Bagaimanakah isi isi ajaran yang terkandung dalam Sêrat Suluk Saking Kitab Markun?. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendapatkan suntingan teks naskah Sêrat Suluk Saking Kitab Markun yang bersih dari kesalahan sesuai dengan cara kerja filologi. 2) Mengungkapkan isi ajaran yang terkandung dalam Sêrat Suluk Saking Kitab Markun yang membahas seputar masalah sholat. Metode penelitian yang digunakan adalah bentuk penelitian deskriptif kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka (library research ). Data yang menjadikan objek dalam penelitian ini adalah naskah dan teks Sêrat Suluk Saking Kitab Markun yang merupakan koleksi Perpustakaan Sasana pustaka Karaton Kasunanan Surakarta. Teknik pengumpulan data dimulai dari inventarisasi naskah dengan membaca katalog, memfoto naskah serta mengumpulkan data lainnya untuk

Mahasiswa Jurusan Sastra Daerah Dengan NIM C0106063 2 Dosen Pembimbing I

3 Dosen Pembimbing II

melalui tahapan deskripsi naskah, transliterasi dan terjemahan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Teknik analisis isi menggunakan teknik deskripsi yaitu menjabarkan apa yang menjadi masalah, menganalisis serta mentafsirkan data yang ada. Dalam penjabaran dan penafsiran isi didukung oleh data-data lain yang membantu dalam menganalisis isi dalam objek penelitian ini. Hasil dari analisis secara filologis didapat 1) Suntingan teks dengan pembetulan kesalahan yang berdasarkan pada patokan dasar linguistik termasuk ejaan dari bahasa jawa yang disempurnakan, tata bahasa, dan konteks kalimat serta pertimbangan-pertimbangan lain sesuai dengan kebiasaan teks dan interpretasi peneliti, sehingga teks yang diedisikan dianggap sebagai teks yang mendekati aslinya serta bersih dari kesalahan. 2) Sêrat Suluk Saking Kitab Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan khususnya umat islam dalam upaya medekatkan diri kepada Allah Swt.

ABSTRACT

2012. Thesis: Regional Literature Department of Literature and Fine Arts Faculty of the Sebelas Maret University of Surakarta. This study of S3KM based on two reasons, namely: first, the lack of a philological study and review the contents of the manuscript S3Km. Secondly, the content contained in the manuscript is very interesting because it illustrates S3KM around issues of prayer. Problems discussed in this study, namely: 1) How does the fine manuscript of Sêrat Suluk Saking Kitab Markun edit from errors based on the workings of philology? 2) How is the content of the teaching content contained in Sêrat Suluk Saking Kitab Markun? The objective of this study are 1) Obtain the fine manuscripts editing of Sêrat Suluk Saking Kitab Markun from errors based on the workings of philology. 2) Reveal the contents of the teaching contained in Sêrat Suluk Saking Kitab Markun that talks issues of prayer. The research method used is a descriptive qualitative study. This type of study is a library research. The source of the data in this study is the manuscript and text of Sêrat Suluk Saking Kitab Markun which is the collection of Sasana pustaka Karaton Kasunanan Surakarta Library. Techniques of collecting data started with reading the manuscript catalog, taking the picture of the manuscript and collecting other data to complete the contents of the study such as books, papers, dictionaries, magazines, articles. Techniques of data analysis is philological and content analysis techniques. Philological analysis techniques used refers to the

Mahasiswa Jurusan Sastra Daerah Dengan NIM C0106063 2 Dosen Pembimbing I

3 Dosen Pembimbing II

content supported by other data that can help in analyzing the content contained in the object of this study. The philological analysis conclude 1) text editings with error correction based on a basic linguistic, including spelling of Java language standard, grammar, and sentence context and other considerations in accordance with custom text and interpretation of research, so the text that is being edition regarded as close to the original text as well and free of errors. 2) Because of the Sêrat Suluk Saking Kitab Markun contain the meaning of prayer, the time and level of prayer. Sholat as a way of moeslems to near up to the God.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan hasil kebudayaan. Kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia dikarenakan banyaknya warisan kebudayaan dari nenek moyang yang sangat tinggi nilainya. Warisan kebudayan tersebut banyak mengandung manfaat yang di butuhkan umat manusia. Seperti halnya peninggalan yang berupa bangunan suci yang digunakan sebagai tempat peribadatan, misalnya masjid dan candi yang tersebar di nusantara. Selain bentuk bangunan, banyak juga peninggalan tertulis yang berupa naskah. Naskah merupakan peninggalan budaya nenek moyang yang perlu dilestarikan dengan dirawat, diteliti, dikaji dan disebarluaskan keseluruh nusantara.

Naskah di Nusantara menggambarkan isi yang sangat kaya. Kekayaan ini dapat ditunjukkan oleh keanekaragaman, misalnya: alam, pikiran, kepercayaan, sistem nilai yang turun-temurun. Hal itu menunjukkan berbagai aspek kehidupan dan juga karya manusia yang khas bagi masing-masing daerah. Sehingga naskah tersebut penting sekali bagi pengetahuan mengenai kebudayaan. Dengan kata lain, naskah merupakan sumber yang ternilai harganya bagi kebudayaan manusia, yang pada hakekatnya bersumber pada kebudayaan daerah (Achadiati Ikram, 1981 :76).

Secara umum, naskah adalah karangan tulisan tangan (Poerwodarminta, 1954: 47) yang dituangkan pada kertas, lontar, kulit kayu, bambu, dan rotan (Edwar Djamaris, 1977 : 20). Sehingga tidak semua orang dapat membaca dan

dan terjemahan untuk mengungkap kekayan naskah nusantara itu. Bangsa Indonesia meskipun kaya dengan dengan berbagai macam naskah, namun tidak semua naskah dapat selamat sampai saat ini. Hal ini terjadi akibat usia pembuatan naskah yang cukup lama. Dalam kurun waktu itu tentu saja banyak sekali terjadi kerusakan akibat bencana alam, perang, hilang karena dimusnahkan kaum penjajah dan banyak naskah yang terbuat dari bahan yang mudah retak dan rapuh akibat dari cuaca dan kurangnya perawatan. Ditambah pula dengan hilangnya kepercayaan terhadap suatu agama sehingga naskah dianggap tidak penting, sehingga tidak pernah disalin lagi.

Dalam rangka menghindari hal-hal tersebut, kemudian muncullah tradisi salin-menyalin naskah. Tradisi ini semula hanya dilakukan orang-orang yang mmenginginkan untuk memiliki naskah atau mengganti naskah yang telah rusak. Tetapi dikemudian hari ternyata usaha ini sangat diperlukan dalam upaya memperjuangkan naskah sampai generasi selanjutnya. Sehingga seringkali naskah yang sampai masa sekarang bukanlah naskah asli, tetapi hanyalah sebuah salinan. Akibat adanya budaya salin-menyalin tersebut, tidak memungkinkan terjadi banyak perubahan atau kesalahan. Kesalahan ini terjadi karena penyalin tidak memahami tulisan, salah baca atau tidak menguasai pokok permasalahan naskah yang disalin. Perubahan dengan terjadi karena ada bagian teks yang diambil atau ditambah dengan tujuan untuk memperindah serta untuk melengkapi isi teks yang dirasa kurang oleh sang penyalin.

penanganan naskah lama. Mengingat naskah-naskah lama tersebut menggunakan alam pikiran nenek moyang yang dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi bagi pengembangan kebudayaan bangsa indonesia. Sebab jika usaha-usaha ini tidak segera dilakukan, bahaya kemusnahan terhadap sumber daya bangsa indonesia akan semakin besar. Usaha penanganan naskah meliputi; penyelamatan, pelestarian, pendayagunaan, dan penyebarluasan (Darusuprapta, 1985:143).

Dalam penanganan naskah-naskah nusantara diperlukan penanganan secara filologis, sebagaimana yang dikemukakan oleh Haryati Subadio 1975:3, bahwa ”penanganan naskah secara filologis dimaksudkan untuk mendapatkan

kembali naskah yang bersih dari kesalahan yang berarti memberikan pengrtian sebaik-baiknya dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga dapat diperoleh naskah yang mendekati asli”

Di dalam penelitian naskah lama di Indonesia, peranan ahli filologilah yang dipandang mampu dalam proses ini, dan tidak semata-mata menyerahkan tugas ini pada masyarakat awam. Sebab akan berakibat jauh dari hasil yang diharapkan, seperti pendapat Siti Baroroh Baried ( 1980) yang menyatakan bahwa, apa yang disebut naskah dan bagaimana faedahnya tidak mustahil masih asing. Seorang ahli filologilah yang akan tugas untuk menggarap naskah tersebut secara filologis dengan tujuan akhir menerbitkanya secara ilmiah, bertanggung jawab, disertai interprestasinya dan disebarluaskan di masyarakat.

bangsa Indonesia tersebut, masih banyak sekali sumber yang dapat dimanfaatkan. Salah satunya adalah khasanah naskah-naskah jawa yang terkenal paling banyak jenis dan ragamnya.

Keragaman isi naskah Jawa dapat dilihat dalam katalog-katalog naskah Jawa. Adapun sarjana yang telah mengadakan penjenisan naskah-naskah jawa antara lain; Vrede (dalam Darusuprapto, 1985:39), Pigeaud (1967), Girardet (1981), Behrend (1990), dan Nancy K.Florida (1981). Dalam hal ini pengklasifikasian naskah Jawa yang agak sederhana dan yang mudah diikuti adalah yang di kemukakan oleh Nancy k. Florida dalam bukunya yang berjudul Javanese Languange Manuscript Of Surakarta Central Java A Preliminary Descriptive Catalogus sebagai berikut :

1. Sejarah di dalamnya termasuk kronologis, dinasti, silsilah dan lain-lain.

a. Sejarah kuna dan pertengahan.

b. Sejarah abad 16 dan 17.

c. Sejarah abad 17 dan 18.

d. Sejarah abad 20.

2. Adat istiadat kraton, perayaan, arsip keraton Surakarta dan Yogyakarta.

3. Arsitektur dan keris

4. Hukum.

5. Sejarah pustakaraja dalam bentuk prosa dan puisi.

6. Roman dan sejarah dalam bentuk dongeng panji.

7. Ramalan.

pendidikan Islam.

9. Wayang

10. Cerita wayang.

11. Dongeng sastra klasik yang berisi kakawin dan terjemahan Jawa modern.

12. Syair puisi.

13. Roman Islam yang berisi cerita menak.

14. Ajaran Islam yang berisi suluk.

15. Sejarah Islam.

16. Musik dan tari.

17. Linguistik dan kesusastran.

18. Mistik kejawen.

19. Pengetahuan dan adat istiadat jawa, yang di dalamnya terdiri dari penanggalan,perhitungan waktu, hypologi dan obat-obatan.

20. Lain-lain( hal 4-49). Mengingat pentingnya peranan filologi dalam rangka penyelamatan,

pelestarian, pendayagunaan dan penyebarluasan warisan budaya bangsa, maka peniliti sebagai seorang yang menekuni dalam bidang filologi merasa terpanggil untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Selanjutnya dengan alasan-alasan tertentu, peneliti memutuskan ingin mengangkat satu diantara beribu-ribu naskah yang belum tergarap yaitu Sêrat Suluk Saking Kitab Markun sebagai obyek penelitian filologi. Dalam pengelompokan katalog Nancy K. Florida, bahwa Sêrat Suluk Saking Kitab Markun masuk dalam kategori nomor 14 (empat belas) yaitu pelestarian, pendayagunaan dan penyebarluasan warisan budaya bangsa, maka peniliti sebagai seorang yang menekuni dalam bidang filologi merasa terpanggil untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Selanjutnya dengan alasan-alasan tertentu, peneliti memutuskan ingin mengangkat satu diantara beribu-ribu naskah yang belum tergarap yaitu Sêrat Suluk Saking Kitab Markun sebagai obyek penelitian filologi. Dalam pengelompokan katalog Nancy K. Florida, bahwa Sêrat Suluk Saking Kitab Markun masuk dalam kategori nomor 14 (empat belas) yaitu

Suluk adalah suatu pengertian jenis puisi jawa yang berisi ajaran tasawuf atau mistik (Sastraamijaya, 1984:3). Dengan adanya ajaran tasawuf ini, maka di dalam mencapai kesempurnaan melalui bebrapa tahapan yaitu Syariat, Tarekat, Hakekat dan Makrifat. Ajaran suluk pada hakikatnya mengajarkan hubungan antara manusia dengan Tuhan. Dari berbagai macam judul naskah jenis suluk, Sêrat Suluk Saking Kitab Markun akhirnya terpilih menjadi objek penelitian ini. Menurut W.J.S Poerwadarminta (1939:571) dalam Kamus Baoesastra Djawa, Suluk berarti layang kang ngemu piwulang ”Serat yang berisi ajaran, sedangkan Kitab Markun adalah nama sebuah kitab yaitu Kitab Markun‟ jadi Sêrat Suluk Saking Kitab Markun adalah Serat Suluk yang berasal dari Kitab Markun yang berisi tentang kapan waktu dimulai sembah “Shalat” dan tingkatan dari sembah” Shalat” Inventarisasi naskah sebagai langkah awal filologi melalui penelusuran terhadap berbagai katalog di antaranya :

1. Descriptive Catalogus of the Javanese Manuscripts and Printed Book in the Main Libraries of Surakarta and Yogyakarta (Girardet-Sutanto, 1983)

2. Javanese Language Manuscripts of Surakarta Central Java A Preliminary Descriptive Catalogus Level I and II (Nancy K. Florida, 1996)

3. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid I Museum Sana Budaya Yogyakarta (T.E. Behrend, 1990)

Universitas Indonesia, 1998)

5. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Lindstay, Jennifer, 1994)

6. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 2 Keraton Yogyakarta,

7. Daftar Naskah Perpustakaan Museum Radyapustaka Surakarta dan Daftar Naskah Perpustakaan Sasana Pustaka Keraton Surakarta. Hasil inventarisasi dari berbagai katalog tersebut ditemukan beberapa naskah dengan judul :

1. Sêrat Suluk Saking Kitab Markun ( yang selanjutnya disebut Naskah A) dengan nomor KS 481.19 244 Na SMP 151/8 (Nancy K. Florida, 1993:189) masuk dalam naskah bendel yang berjudul Sêrat Suluk Jaman Karaton-Dalêm Ing Surakarta dengan nomor KS 481.0 244 Na SMP 151/8 (Nancy K. Florida, 1993:189) tersimpan di Perpustakaan Sasana Pustaka Keraton Surakarta

2. Suluk Markum (Naskah B) masuk dalam Sêrat Suluk Warni-Warni dengan nomor P 21 PB A.15 (T.E Behrend, 1990) tersimpan di Museum Sonobudaya Yogyakarta .

3. Suluk Markun (Naskah C ) Sêrat Suluk Warni-Warni dengan nomor P 210 SB 174.287 (T.E Behrend, 1990) tersimpan di Museum Sonobudaya Yogyakarta. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengecekan langsung ke tempat

penyimpanan naskah tersebut. Setelah melihat langsung ketiga naskah tersebut,

naskah sudah rusak parah, tidak diijinkan untuk diteliti dan tidak memungkinkan untuk dibaca. Sedangkan naskah C terdiri dari 1 Pupuh Dhandhanggula 26 bait. Kondisinya naskah C juga sudah rusak. Dengan demikian kedua naskah tersebut dieliminasi dan naskah A dipilih sebagai obyek dalam penelitian ini yaitu naskah Sêrat Suluk Saking Kitab Markun 244 Na dipilih sebagai naskah utama karena isinya paling lengkap dan tidak dapat dilakukan suatu perbandingan. Sêrat Suluk Saking Kitab Markun 244 Na (selanjutnya disingkat dengan S3KM) disajikan dalam bentuk tembang terdiri dari 2 pupuh yakni Asmaradhana dan Sinom, seperti dibawah ini :

Gambar 1. Keterangan nama tembang dan jumlah pada

Transliterasi : skar semaradana 33 pada nyandhak skar sinom 27 pada

Berdasarkan keterangan tersebut diatas dalam naskah pupuh asmaradana berisi 33 pada dan pupuh sinom berisi 27 pada. Setelah dihitung ulang ternyata pupuh Asmaradana berisi 34 pada dan pupuh Sinom berisi 28 pada . S3KM merupakan naskah tulisan tangan (manuscript) dengan huruf Jawa berbahasa Jawa Baru ragam krama dan ngoko. Berdasarkan katalog Nancy K.Florida naskah

Abdi Dalem A dipati Anom (h.304) dengan sengkalan “ cipta (9) trus (9) suwareng (7) rate (1) atau 5 mulud dal 1799 (6 juni 1870).

Naskah asli S3KM dikarang oleh Kyai T. Arungbinang dan dikutip oleh Mas Pangulu Martalaya

Gambar 2. keterangan pengarang

Transliterasi : anggitanipun abdi dalem, kyai tumenggung Arungbinang

sêsuluk saking kitab markun, ingkang methik abdi dalem mas Pangulu Martalaya

Ukuran naskah: 33,2 x 20,5 cm dengan tebal naskah 1,5 Cm. Terdiri dari

16 halaman dan di tulis pada kertas Watermark ”VDL” ; Crescunt Concordia Resparvae.

Ada dua alasan S3KM dijadikan objek kajian dalam penelitian ini:

1. Segi filologis Sejauh ini penelitian yang dilakukan terhadap S3KM baru deskripsi sebatas pembuatan katalog, sedangkan penelitian secara filologis dan telaah isi belum pernah dilakukan. Kajian filologis dilakukan guna mendapatkan suntingan teks yang bersih dari kesalahan. Di dalam teks S3KM ini banyak ditemui 1. Segi filologis Sejauh ini penelitian yang dilakukan terhadap S3KM baru deskripsi sebatas pembuatan katalog, sedangkan penelitian secara filologis dan telaah isi belum pernah dilakukan. Kajian filologis dilakukan guna mendapatkan suntingan teks yang bersih dari kesalahan. Di dalam teks S3KM ini banyak ditemui

Berikut beberapa permasalahan-permasalahan filologis tersebut :  Kesalahan dalam jumlah metrum tembang, yaitu:

Gambar 3. foto naskah S3KM hal 246

Baris ke-5 tembang asmarandana seharusnya 7a hanya ditulis 7è “sadrah sadrèh” Beberapa varian yang terdapat pada S3KM baik berupa suku kata, kata, kelompok kata, maupun kalimat yaitu:

1. Varian pada tanda baca.

a. Ketidakkonsistenan tanda berhenti pada akhir baris

Gambar 4. foto naskah S3KM hal 243

b. pungtuasi berupa pangkon pada tengah-tengah baris

Gambar 5. foto naskah S3KM hal 249

2. Gaya/style pengarang yang menyebabkan problematik

a. Pengurangan suku kata di setiap kata têgêse menjadi tgêse yang mengakibatkan kurangnya jumlah metrum tembang.

Gambar 6. foto naskah S3KM hal 245. ”tgese nugraha singgih…..”

b. Penggunaan tanda baca „dirga mure‟ pada setiap akhir baris ke-3 yang berakhir suara „e‟ dan „o‟

Gambar 7. foto naskah S3KM hal 246.

3. Ketidakkonsistenan penggunaan huruf murda

a. penggunaan aksara murda yang tidak sesuai dengan ejaan baku.

Gambar 8. foto naskah S3KM hal 245. “pan dudu……”

Kata pan ditulis dengan menggunakan “pa” murda.

b. Ketidakkonsistenan penggunaan aksara murda pada kata yang sama

Gambar 9. foto naskah S3KM hal 245 . “ Kang salat………salat”

Penggunaan sa murda dan sa pada kata” salat”

4. Ketidakkonsistenan penulisan kata dalam sebuah kalimat.

a. kata ”ayat” di tulis dengan “ayad”

Gambar 10. foto naskah S3KM hal 247 naskah. “ iku ayad dudu ayat….”

Gambar 11. foto naskah S3KM hal 249 naskah .” Salad daim………salat daim”

Contoh-contoh di atas adalah sedikit dari beberapa varian yang terdapat pada S3KM. Berdasar varian-varian yang ditemukan menyebabkan naskah tersebut mutlak untuk dikaji secara filologis guna menentukan naskah yang bersih dari kesalahan.

2. Segi Isi

S3KM merupakan naskah berjenis suluk. S3KM berisi ajaran tentang sholat yaitu pengertian sebenarnya sholat dan tingkatan dalam sholat. Sholat adalah suatu perbuatan disertai ucapan-ucapan dengan cara-cara tertentu, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan niat untuk bersujud ke hadirat Allah SWT ( Ilmu fiqih, 1986 : 44).

Ajaran disampaikan dengan menggambarkan beberapa Nabi yaitu salah satunya Nabi Musa yang tidak pernah meninggalkan sholat walau sesibuk apapun dan tidak pernah menggerutu.

S3KM terdiri dari 2 pupuh, yaitu pupuh I Asmaradhana berisi tentang pengertian gerakan-gerakan dalam mengerjakan sholat. yaitu sholat diawali dari S3KM terdiri dari 2 pupuh, yaitu pupuh I Asmaradhana berisi tentang pengertian gerakan-gerakan dalam mengerjakan sholat. yaitu sholat diawali dari

II Sinom berisi tentang perintah untuk mengerjakan sholat.

Digambarkan bahwa Allah memerintahkan beribu-ribu malaikat untuk mengerjakan sholat dan tidak boleh meninggalkan sholat walau keadaan bagaimanapun juga. Sebagai contoh Nabi Musa diperintah untuk mengerjakan sholat 50 kali dalam 1 hari 1 malam dan Nabi Musa tidak pernah menggerutu. Demikian kutipan bunyi bait 3 dan 4 pupuh I sinom:

............. tan wikan geniku wajib/ pangandikaning widhi/ kadi nabi satus sèwu/ patlikur sèwu samya/ kinom sami anglampahi/ pan sadaya tan ana kang tilar salat/ artinya : Tidak tahu itu wajib, perintah Tuhan seperti seratus ribu Nabi. 24.000 semua mengerjakannya dan tidak ada yang meninggalkan sholat.

Sedikit gambaran seputar masalah Sholat yang terdapat pada S3KM dapat di lihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 12. foto naskah S3KM, Hal. 243

Terjemahan : kitab markun kang kinawi/ masalah wiyosing salat/ papager ika pamrihê/ aran takbirotul ikram/ pan saking kaêlokan/ marmane ngadeg puniku/ saking ora maring ana/

artinya : Kitab Markun yang utama, masalah melakukan sholat didasari dengan

niat. Gerakan awal adalah takbirotul ikram dengan posisi badan berdiri tegak, dari tidak ada menjadi ada.

Penelitian terhadap naskah yang berjudul S3KM sangat beralasan, karena terdapat beberapa varian yang melingkupi naskah tersebut menjadi latar belakang utama penelitian filologis, yaitu untuk menentukan naskah otentik. Latar belakang lain yaitu isi teks yang mengandung piwulang, sehingga menarik peneliti untuk meneliti lebih lanjut.

Berbagai macam permasalahan dalam S3KM memungkinkan naskah tersebut untuk diteliti dari berbagai sudut pandang, maka dari itu dibutuhkan pembatasan masalah sebagai pencegah meluasnya bahasan dalam penelitian. Batasan masalah tersebut lebih ditekankan pada dua kajian yaitu Filologis dan juga kajian isi. Kajian filologis meliputi inventarisasi naskah, transliterasi naskah, kritik teks, aparat kritik dan terjemahannya. Sehingga diperoleh suntingan teks yang bersih dari kesalahan-kesalahan. Kajian isi yang terkandung dalam teks S3KM yaitu makna sebenarnya sholat dan tingkatan dalam Sholat.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini mencakup dua permasalahan yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana suntingan teks dari S3KM yang bersih dari kesalahan sesuai dengan cara filologi?

2. Bagaimana isi yang terkandung di dalam S3KM?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menyajikan suntingan teks S3KM yang bersih dari kesalahan sesuai cara kerja filologi.

2. Mengungkapkan ajaran yang terkandung di dalam S3KM.

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan praktis, diantaranya:

1. Manfaat teoritis

a. Memberikan kontribusi dan membantu peneliti lain yang relevan untuk mengkaji lebih lanjut naskah S3KM khususnya dan naskah jawa pada umumnya dari berbagai disiplin ilmu.

b. Menambah koleksi hasil kajian terhadap naskah jawa yang masih banyak dan belum terungkap isinya.

2. Manfaat praktis

a. Menyelamatkan data dalam naskah S3KM dari kerusakan dan hilangnya data dalam naskah tersebut.

b. Mempermudah pemahaman isi teks S3KM, sekaligus memberikan informasi kepada masyarakat tentang ajaran yang terkandung di dalamnya.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika yang hendak dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan

Diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian manfaat panelitian dan sistematika penulisan.

Menguraikan tentang teori-teori yang berhubungan dan atau yang digunakan untuk mengungkap kajian yang hendak dilakukan, yaitu kajian filologi dan kajian isi. Teori-teori tersebut diantaranya; pengertian filologi, objek filologi, dan cara kerja filologi dan teori-teori yang berhubungan dengan isi teks, yaitu tentang ajaran kepemimpinan.

Bab III Metodologi Penelitian Bab ini menguraikan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: bentuk dan jenis penelitian, sumber data dan data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV Pembahasan Pembahasan diawali dengan pembasan kajian filologi dan dilanjutkan dengan pembahasan kajian isi, kemudian dianalisis sesuai dengan metode analisis data.

Bab V Penutup Berisi simpulan dan saran, sebagai bagian akhir dicantumkan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Filologi.

Filologi secara etimologis, berasal dari bahasa Yunani philologia yang gabungan dari dua kata yaitu Philos yang berarti “senang” dan Logos yang berarti “pembicaraan” atau “ilmu”. Jadi filologi berarti “senang berbicara”, yang kemudian berkembang menjadi “senang belajar”, “senang kepada ilmu”, “senang kepada tulisan- tulisan”, dan kemudian “senang kepada tulisan-tulisan yang bernilai tinggi” seperti karya-karya sastra (Siti Baroroh Baried, 1994 : 2).

Istilah filologi muncul pada saat para ahli dihadapkan pada upaya mengungkapkan kandungan suatu naskah yang merupakan produk masa lampau, yaitu beratus-ratus tahun sebelum penulis lahir. Dalam sejarah perkembangannya, istilah filologi mengalami perubahan dan perkembangan. Menurut Edward Djamaris(1977: 2) filologi adalah ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama. Sedangkan menurut Achadiati Ikram(1980: 1) filologi dalam arti luas adalah ilmu yang mempelajari segala segi kehidupan di masa lalu seperti yang ditemukan dalam tulisan. Di dalamnya tercakup bahasa, sastra, adat istiadat, hukum, dan lain sebagainya.

B. Objek Filologi

Siti Baroroh Baried, et. al. ( 1994: 55) menyatakan bahwa “objek penelitian filologi adalah tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan Siti Baroroh Baried, et. al. ( 1994: 55) menyatakan bahwa “objek penelitian filologi adalah tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan

C. Langkah Kerja Penelitian Filologi

Langkah kerja yang perlu dilakukan dalam penelitian filologi, yaitu

inventarisasi, deskripsi, penentuan naskah dasar, transliterasi naskah, dan terjemahan. Sedangkan menurut Edwar Djamaris (1977 : 23), tetapi teori tersebut tak selamanya harus dipaksakan untuk dipakai mengkaji semua naskah. Tiap naskah memiliki kondisi yang berbeda-beda, sehingga teori itu juga harus disesuaikan dengan naskah yang akan dgunakan.

Di dalam penanganan S3KM ini menggunakan tahapan/langkah kerja penelitian filologi Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manussa) yang dimodifikasi dengan langkah kerja milik Edwar Djamaris. Karena S3KM ini merupakan naskah tunggal, dan tidak dapat dilakukan perbandingan naskah.

1. Inventarisasi Naskah

Inventarisasi adalah upaya untuk mendaftar atau mendata semua naskah dengan judul sama maupun yang hampir sama. Tujuannya adalah untuk mengetahui tempat penyimpanannya, jumlah naskahnya, nomor dan umur naskanhya, tulisan serta tahun pembuatan dari pengarang. Data ini dapat dilakukan dengan bantuan membaca katalog.

Naskah yang telah diinventarisasi kemudian dideskripsikan keadaanya secara keseluruhan. Deskripsi naskah ialah uraian ringkasan naskah terperinci. Emuch Sumantri (1986 : 2) menguraikan bahwa deskripsi naskah merupakan sarana untuk memberikan informasi mengenai : judul naskah, nomor naskah, tempat penyimpanan naskah, asal naskah, ukuran naskah dan teks, keadaan naskah, jumlah baris setiap halaman, huruf, aksara, tulisan, cara penulisan, bahan naskah, bahasa naskah, bentuk naskah, umur naskah, fungsi sosial naskah serta ikhtisar teks. Sedangkan ringkasan isi naskah digunakan untuk mengetahui garis besar kandungan naskah sesuai dengan urutan cerita dalam naskah.

3. Transliterasi Naskah

Transliterasi naskah ialah penggantian atau pengalihan huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain( Bani Sudardi, 2003 : 66). Penyajian bahan transliterasi harus selengkap-lengkapnya dan sebaik-baiknya, agar mudah dibaca dan dipahami. Transliterasi dilakukan dengan mengalihkan huruf jawa ke huruf latin. Alih aksara ini juga disesuaikan pada ketentuan yang berlaku, misalnya saja kesepakatan tentang ejaan.

Suatu teks diwakili oleh lebih dari satu naskah yang tidak selalu sama bacaannya atau yang berbeda dalam segala hal. Untuk menentukan teks yang paling dapat dipertanggungjawabkan sebagai dasar suntingan naskah perlu diadakan perbandingan naskah (Siti Baroroh Baried, et. al. 1994: 64). Jadi Suatu teks diwakili oleh lebih dari satu naskah yang tidak selalu sama bacaannya atau yang berbeda dalam segala hal. Untuk menentukan teks yang paling dapat dipertanggungjawabkan sebagai dasar suntingan naskah perlu diadakan perbandingan naskah (Siti Baroroh Baried, et. al. 1994: 64). Jadi

4. Kritik Teks

Menurut pengertian ilmiah. kata ”kritik” mengandung arti sikap menghakimi dalam menghadapi sesuatu yang sewajarnya atau memberikan

evaluasi terhadap teks. jadi mengadakan kritik teks berarti menempatkan teks pada tempat yang sewajarnya, memberikan evaluasi terhadap teks, meneliti atau mengkaji lembaran naskah, lembaran bacaan yang mengandung kalimat-kalimat atau rangkain kata- kata tertentu ( Darusuprapta 1989”20 )

5. Suntingan Teks dan Aparat Kritik

Suntingan teks adalah penyajian teks dalam bentuk aslinya, yang bersih kesalahan berdasarkan bukti-bukti yang terdapat dalam naskah yang dikritisi.

Aparat kritik merupakan suatu pertanggungjawaban dalam penelitian naskah yang menyertai suntingan teks dan merupakan kelengkapan kritik teks. Segala kelainan bacaan yang ditampilkan merupakan kata-kata atau bacaan salah yang terdapat dalam naskah tampak dalam aparat kritik.

6. Terjemahan

Terjemahan adalah pemindahan makna atau bahasa sumber ke bahasa sasaran. Pemindahan makna tersebut harus lengkap dan terperinci. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam memahami isi teks dari suatu naskah.

mengetahui isinya.

Terjemahan dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:

a) Terjemahan isi atau makna: kata-kata yang diungkapkan dalam bahasa sumber diimbangi salinannya dengan kata-kata bahasa sasaran yang sepadan

b) Terjemahan bebas: keseluruhan teks bahasa sumber diganti dengan bahasa

sasaran secara bebas.

D. Pengertian Suluk

Menurut Zoetmulder dalam Darusuprapta ( 1990; 1) ” susatra suluk adalah jenis karya sastra jawa baru yang bernafaskan islam dan yang berisi ajaran

tasawuf”. Suluk secara harfiah berarti menempuh (jalan). Dalam kaitannya dengan agama Islam dan sufisme, kata suluk berarti menempuh jalan (spiritual) untuk

menuju Allah. Menempuh jalan suluk (bersuluk) mencakup sebuah disiplin seumur hidup dalam melaksanakan aturan-aturan eksoteris agama Islam (syariat) sekaligus aturan-aturan esoteris agama Islam (hakikat). Ber-suluk juga mencakup hasrat untuk Mengenal Diri, Memahami Esensi Kehidupan, Pencarian Tuhan, dan Pencarian Kebenaran Sejati (ilahiyyah), melalui penempaan diri seumur hidup dengan melakukan syariat lahiriah sekaligus syariat batiniah demi mencapai kesucian hati untuk mengenal diri dan Tuhan.

Adapun ajaran Sastra suluk dapat dibagi menjadi empat bagian, sebagai Adapun ajaran Sastra suluk dapat dibagi menjadi empat bagian, sebagai

2. Suluk yang berisi ajaran tentang etika kehidupan yang dihubungkan dengan masalah ke Tuhanan.

3. Suluk yang berisi kisah sejarah yang berhubungan dengan pengembangan ajaran tasawuf.

4. Suluk yang berisi ajaran anti Islam/ ajaran di luar Islam yang berisi ajaran- ajaran yang jelas-jelas ingin menolak agama Islam dan menghina para ulama atau pejuang.

dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa suluk berisi bermacam- macam ajaran antara lain; masalah ke-Tuhanan dan tahap-tahap tasawuf, tentang etika kehidupan yang dihubungkan dengan pengembangan ajaran tasawuf, tentang kisah sejarah yang berhubungan dengan tasawuf, ajaran anti Islam.

E. Pengertian Tasawuf

Definisi tasawuf oleh beberapa ahli diartikan bermacam-macam. Menurut Iman Al-junaid (dalam Musa Turoichan, 2005; 1) tasawuf adalah salah satu ilmu dari ilmu- ilmu syari’ah yang ada dalam agama islam. Tasawuf merupakan usaha untuk mendekatkan diri dan mengenal Allah dengan sebenar-benarnya demi Definisi tasawuf oleh beberapa ahli diartikan bermacam-macam. Menurut Iman Al-junaid (dalam Musa Turoichan, 2005; 1) tasawuf adalah salah satu ilmu dari ilmu- ilmu syari’ah yang ada dalam agama islam. Tasawuf merupakan usaha untuk mendekatkan diri dan mengenal Allah dengan sebenar-benarnya demi

mencapai ma’rifat dalam arti kata yang sebenarnya, yaitu terbuka hijab antara hamba dengan-Nya.

Mistik dalam ajaran Islam disebut tasawuf. Adapun tingkatan-tingkatan yang diperlukan dalam tasawuf adalah syariat, tarekat, hakikat dan makrifat. Syariat berarti peraturan-peraturan yang yang mencakup didalamnya soal-soal wajib, sunah, haram, makruh mubah. Amalan-amalan dalam syariat yaitu salat, puasa, zakat, hajidan juga jihad fisabilillah (Imam Ibnu khaldun, 2005: 3). tarekat berarti menjalankan segala amalan- amalan baik dengan niat ikhlas. dikatakan juga, bahwa tarekat merupakan perbuatan nafsaniyah yang tergantung pada sir ( rahasia) dan ruh dengan melakukan taubat, wara’, muraqabah, ridha untuk memperbaiki dirinya.

Hakikat yaitu natujah dari Syariat dan hakikat yaitu memandang Allah dengan cahaya hati yang diletakkan Allah, bahwa hati memandang tiada yang menggerakkan dan mendiamkan melainkan Allah. makrifat yaitu mengenal akan Ketuhanan secara jelas dan nyata dengan segala kenikmatan dan kebesaran-Nya. Sayyid Abi Bakar menyatakan bahwa makrifat kepada Allah merupakan suatu cahaya yang di pancarkan Allah dihati hambaNya. Dengan cahaya Allah, hambnaya dapat melihat rahasia-rahasia kerajaan Allah di bumi maupun dilangit dan hamba itu bisa mengamati segala kekuasaan Tuhan ( Imam Ibnu khaldun, 2005: 3)

I. Pengertian Sholat Sholat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah

mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan.

Sholat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah sholat, sehingga barang siapa mendirikan sholat, maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan sholat, maka ia meruntuhkan agama (Islam). Sholat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Sholat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain sholat wajib ada juga sholat – sholat sunah.

Untuk membatasi bahasan penulisan dalam permasalahan ini, maka penulis hanya membahas tentang sholat wajib kaitannya dengan kehidupan sehari- hari.