Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Pekerja Wanita di PT Djarum
2. Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Pekerja Wanita di PT Djarum
Sudah menjadi kodrat bahwa setiap manusia yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya harus bekerja dan bekerja merupakan hak setiap warga negara Indonesia dan telah ditetapkan di dalam Pasal 27 ayat (2) Undang- Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Tiap-Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang berbunyi “Pembangunan ketenagakerjaan diselenggarakan atas asas keterpaduan dengan melalui koordinasi fungsional lintas sektoran pusat dan daerah.”
commit to user
Protecting Women and Promoting in the Labor Market: Theory and Evidence (Yana van der Meulen Rodgers, 1999:10) menjelaskan bahwa:
In an effort to improve women’s relative earnings and labor market status, most countries have adopted policies that promote equal treatment in the workplace. The two most common types of such policies are equalpay and equal-opportunity measures. These measures do not target women for protection or special treatment, but they do have the explicit goal of improving women’s labor market outcomes by eliminating wage and employment discrimination against women.
Dewasa ini telah banyak wanita yang bekerja di luar rumah, sebagain dari mereka banyak terserap di sektor industri. Dalam hal ini, mereka bekerja pada orang lain yaitu pengusaha yang secara psikologis dan ekonomis kedudukannya lebih kuat. Untuk menghindari tindakan sewenang-wenang dari pengusaha karena ketidakseimbangan kedudukan masing-masing pihak tersebut, maka pembangunan ketenagakerjaan diselenggarakan atas asas keterpaduan dengan melalui koordinasi fungsional lintas sektoral pusat dan daerah.
Hukum mempunyai tujuan pokok yang hendak dicapai yaitu menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan, dengan tercapainya ketertiban di dalam masyarakat diharapkan kepentingan manusia akan terlindungi (Sudikno Mertokusumo, 1999 : 71). Perlindungan hukum terhadap pekerja wanita diberikan agar mereka memperoleh hidup yang layak sebagai manusia dan memperoleh perlakuan yang sesuai dengan kodrat, harkat, dan martabatnya. Secara umum perlindungan hukum ada 2 (dua) macam, yaitu perlindungan hukum yang bersifat preventif dan perlindungan yang bersifat represif.
Bila dikaji, sebenarnya tenaga kerja wanita yang bekerja dalam hubungan kerja telah cukup memperoleh perlindungan hukum baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif. Adapun perlindungan hukum yang bersifat preventif yang telah diberikan kepada tenaga kerja wanita dapat diketahui dari telah banyak dikeluarkannya peraturan perundanga-undangan
commit to user commit to user
Pihak PT Djarum yang tergabung dalam Persatuan Perusahaan Rokok Kudus dalam pembuatan perjanjian kerja bersama tidak bekerja sendiri, namun PT Djarum bekerja sama dengan perusahaan rokok Kudus lainnya yang tergabung dalam Persatuaan Perusahaan Rokok Kudus, sehingga terdapat kesamaan dalam kesepakatan dan isi perjanjian kerja bersama antara Persatuan Perusahaan Rokok Kudus dengan gabungan dari serikat pekerja Persatuan Perusahaan Rokok Kudus tersebut. Dalam menyusun perjanjian kerja bersama, Persatuaan Perusahaan Rokok Kudus menerapkan standar bahwa perjanjian kerja bersama harus disesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang No. 13 tahun 2003.
Menurut Bapak Bagus Tiba, PT Djarum tidak mengenal istilah outsourcing dalam mempekerjakan semua pekerjanya. Semua pekerja bersifat pekerja tetap atau yang biasa dengan disebut paruh kerja waktu tak tertentu. Walaupun terdapat pekerja yang bersifat paruh kerja waktu tertentu namun apabila perusahaan menghendaki, status kerja mereka dapat menjadi pekerja tetap. Semua pekerja paruh kerja waktu tak tertentu memiliki masa percobaan selama tiga bulan pertama pada saat awal kerjanya.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan penulis kepada beberapa pekerja wanita, diantaranya Ibu Sunarti, Sri Wahyuni, Masroh, Sri Yatun, Kusmiatun, Susi Irawati, Sriyanti, Sri Purwati, dan Bu Jumiati mendapatkan upah sebesar Rp. 889.000,- dimana upah tersebut sesuai standar upah minimum Kabupaten Kudus. Pemberian upah kepada pekerja di PT Djarum tidak dipotong atau tetap diterima penuh apabila terdapat pekerja yang mengambil cuti sesuai dengan cuti yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Semua pekerja baik pekerja yang
commit to user commit to user
Dalam pelaksanaan waktu kerja, pekerja wanita tidak selalu bekerja penuh 7 (tujuh) jam dalam 1 (satu) hari, hal ini tergantung pada seberapa banyak perusahaan menetapkan produksi dan permintaan dari konsumen atau kantor marketing. Sehingga tidak jarang pekerja wanita menyelesaikan pekerjaannya dalam kurun waktu 4 (empat) atau 5 (lima) jam kerja. Apabila pekerjaan telah selesai kurang dari 7 (tujuh) jam kerja, pekerja wanita diperbolehkan pulang saat itu juga. Di sini memang terdapat sedikit perbedaan yang diatur oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan namun hal ini tidak dipermasalahkan oleh pihak perusahaan dan para pekerja karena lama tidaknya pekerjaan juga tergantung dari banyaknya permintaan yang ditetapkan perusahaan.
Waktu kerja lembur di PT Djarum jarang terjadi karena proses pengerjaan yang dilakukan oleh pekerja yang terampil, profesional dan pekerja wanita tidak bekerja secara individu namun secara berkelompok. Apabila terdapat jam lembur, pekerja tetap mendapatkan hak untuk mendapat upah lebih. Untuk penghitungan upah lembur dibayar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai berikut:
1. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja biasa:
a. Untuk 1 jam lembur pertama dibayar 1 ½ )satu setengah) kali upah sejam;
b. Untuk jam lembur kedua dan seterusnya dibayar 2 (dua) kali upah sejam.
2. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi, upahnya dibayar sesuai dengan ketentuan perundangan- undangan yang berlaku;
3. Upah sejam bagi karyawan adalah 1/173 kali upah sebulan.
Pekerja yang telah bekerja selama 4(empat) jam berturut-turut berhak mendapatkan waktu istirahat. Berdasarkan wawancara dengan pekerja-pekerja tersebut di atas, selama waktu istirahat kerja para pekerja hanya mendapatkan fasilitas air minum di tempat kerja.
commit to user commit to user
PT Djarum tidak melaksanakan Istirahat Panjang bagi pekerjanya, namun hal ini tidak dipermasalahkan oleh para pekerja karena memang disebutkan bahwa perusahaan yang melaksanakan Istirahat Panjang adalah perusahaan tertentu saja yaitu perusahaan yang sebelum Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 51/Men/IV/2004 tentang Istirahat Panjang telah melaksanakan Istirahat Panjang.
Adapun hak-hak pekerja wanita yang belum memperoleh perlindungan hukum sebagaimana yang diatur oleh undang-undang adalah tidak adanya ruang untuk menyusui bagi pekerja wanita yang masih dalam masa menyusui anaknya. Hal ini juga tidak diatur secara rinci dalam Perjanjian Kerja Bersama. Namun sesuai penjelasa isi Pasal 83 No. 13 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa tersedianya tempat menyusui di perusahaan bersifat opsional, dimana ruangan ini tersedia dengan memperhatikan kondisi dan kemampuan perusahaan. Kondisi yang terjadi di lapangan menggambarkan bahwa pekerja wanita tidak bekerja penuh selama tujuh jam dalam sehari, hal ini dikarenakan sistem kerja yang bersifat borong yang menyebabkan pekerja wanita cepat menyelesaikan pekerjaannya.
Mengenai hal ini PT Djarum memang belum menyediakan tempat untuk menyusui di lingkungan kerja pabrik, hal ini disebabkan karena:
1. Tingkat efektifitas pekerjaan di lingkungan perusahaan;
2. Para pekerja di pabrik juga tidak bekerja penuh 7 (tujuh) jam/sehari karena sistem pekerjaan yang bersifat borong, jadi jika pekerjaaan sudah selesai baru mereka bisa pulang;
3. Domisili pekerja wanita yang tidak jauh dari pabrik dan terletak dalam satu kecamatan dengan pabrik;
commit to user commit to user
Hal yang tidak ada di dalam Perjanjian Kerja adalah tidak diaturnya mengenai cuti haid. Tidak diaturnya cuti haid ini menimbulkan dua dugaan, yaitu:
a. Istirahat haid tidak diakui dalam pelaksanaannya, atau
b. Istirahat haid tetap diakui dalam pelaksanaannya meskipun Perjanjian Kerja Bersama tidak mengatur. Menurut Ibu Sri Mukti, PT Djarum mengakui adanya istirahat haid namun dalam pengertian bahwa istirahat haid diambil karena sakit yang berlebih yang ditimbulkan karena adanya haid, bukan karena haidnya. Menurut Beliau juga, perusahaan memberikan waktu isirahat pada hari pertama dan kedua waktu haid bagi pekerja wanitanya yang merasakan sakit akibat dari haid tersebut namun, pekerja yang bersangkutan dalam mengajukan istirahat ini harus dilengkapi dengan surat izin dokter dari poliklinik perusahaan yang letaknya terdapat di pabrik. Apabila ada keluhan dari pekerja wanita, mereka dapat mengajukan istirahat dan lama istirahat tersebut ditentukan oleh dokter poliklinik perusahaan. Namun, pekerja wanita di PT Djarum jarang untuk mengambil istirahat haid ini.
Berdasarkan wawancara dari Pekerja tersebut di atas bahwa pemenuhan hak pekerja wanita selama cuti hamil cukup baik. Mereka yang mengambil cuti hamil diberi uang cuti sebelum melahirkan dan istirahat cuti melahirkan diberikan 3 (tiga) bulan, sedangkan untuk gugur kandungan diberi 1 ½ (satu setengah) bulan. Menurut Ibu Sri Wahyuni, salah satu pekerja wanitai, PT Djarum memberikan fasilitas pemeriksaan kehamilan bagi mereka yang ingin memeriksakan kandungannya.
commit to user commit to user
Menurut Ibu Sri Mukti, untuk program Jamsostek pihak perusahaan telah mengikutsertakan seluruh pekerja wanitanya ke dalam program jaminan sosial yang meliputi jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Program jaminan sosial tenaga kerja ini tidak melakukan diskriminasi terhadap pekerja wanita yang telah menikah ataupun tidak. Selain itu, pihak perusahaan juga telah memiliki poliklinik perusahaan di setiap kecamatan dan sistem rujukan ke puskesmas/rumah sakit yang telah bekerja sama dengan perusahaan untuk pemeliharaan kesehatan pekerja wanitanya yang telah diikutkan ke dalam program jaminan pemeliharaan kesehatan sebagaimana telah ditetapkan di dalam perjanjian kerja bersama yang pada intinya menetapkan bahwa perusahaan akan mengikutsertakan seluruh pekerja wanitanya ke dalam program jamininan sosial tenaga kerja sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Lebih dari itu, pelayanan program Jaminan Kesehatan yang disediakan bagi pekerja wanita juga meliputi keluarganya yang terdiri dari seorang suami yang sah dan 3 (tiga) orang anak. Hal ini mengacu pada Penjelasan Pasal 20 ayat (2) Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang berbunyi “anggota keluarga adalah istri/suami yang sah, anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah dan anak angkat yang sah sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.”
Terkait dengan usia pensiun bagi pekerja, hal ini belum terdapat dalam Perjanjian Kerja Bersama. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
commit to user
dapat melakukan PHK. Untuk perlindugan terhadap kekerasan dan gender, menurut Bapak Agus Sumarlan selaku Kepala Seksi Pengawas Tenaga Kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kudus, hingga saat ini baik pihak Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat maupun PT Djarum tidak pernah mendapat laporan tentang adanya pengaduan kekerasan terhadap gender seperti pelecehan seksual atau pemerkosaan terhadap pekerja wanita baik yang dilakukan oleh pihak perusahaan ataupun sesama pekerja. Hal ini diperkuat dengan jawaban dari pekerja-pekerja wanita di atas yang mengatakan bahwa selama ini tidak ada perlakuan diskriminasi terhadap hak pekerja wanita dengan pekerja laki-laki.
Tidak adanya laporan pengaduan kekerasan gender karena selama ini Perjanjian Kerja Bersama benar-benar diterapkan secara sungguh-sungguh berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 dan karena pihak yang terkait dengan PKB merupakan gabungan dari beberapa perusahaan rokok Kudus serta beberapa serikat pekerja, sehingga pelaksanaan PKB bisa berjalan dengan lancar.
commit to user