PenulisanHukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk

PenulisanHukum (Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk ebagian Persyaratan guna Memperoleh Deraj ukum Pada Fakultas Hukum Universitas Seb

Surakarta

Oleh: HAMED PRAYANTAMA NIM. E0007021 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

KUDUS

rajat Sarjana Sebelas Maret

commit to user

Penulisan Hukum (Skripsi) PELAKSANAAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA WANITA DI PT DJARUM KUDUS

Oleh: HAMED PRAYANTAMA NIM. E0007021

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skirpsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, 28 Juni 2012

Pembimbing

PIUS TRIWAHYUDI, SH., MSi. NIP. 195602121985031004

commit to user

PELAKSAN TERHADAP

Telah diterima dan di (Skripsi) Fa

Penulisan Hukum (Skripsi) ANAAN MENGENAI PERLINDUNGAN HU AP PEKERJA WANITA DI PT DJARUM K

Oleh HAMED PRAYANTAMA NIM. E0007021

n dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penul Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Sur

Pada

HUKUM KUDUS

enulisan Hukum urakarta

commit to user

Nama

: HAMED PRAYANTAMA

NIM

: E0007021

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul:

PELAKSANAAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP

PEKERJA WANITA DI PT DJARUM KUDUS adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, juni 2012 Yang membuat pernyataan

HAMED PRAYANTAMA NIM. E0007021

commit to user

PELAKSANAAN MENGENAI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA WANITA DI PT DJARUM KUDUS. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan perlindungan hukum bagi pekerja wanita di PT Djarum kudus berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hak-hak pekerja wanita diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama antara PT Djarum yang tergabung dalam Persatuan Perusahaan Rokok Kudus dengan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja rokok Tembakau, Makan dan Minuman - Serikat Pekerja Seluruh Indonesia. Hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana hak-hak pekerja wanita diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama dan bagaimana pelaksanaan perlindungan hukum terhadap pekerja wanita di PT Djarum.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian empiris yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis data meliputi data primer yang berupa hasil wawancara dengan pihak perusahaan PT Djarum dan pekerja wanita yang bersangkutan di PT Djarum. Data sekunder berupa Perjanjian Kerja Bersama antara Persatuan Perusahaan Rokok Kudus dengan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja rokok Tembakau, Makan dan Minuman - Serikat Pekerja Seluruh Indonesia untuk mendukung data primer. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi kepustakaan. Analisa data kualitatif dengan model interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan bahwa Secara umum pengaturan hak-hak pekerja di PT Djarum telah tercantum

dengan baik dan menyeluruh dalam Perjanjian Kerja Bersama. Namun secara khusus hak-hak pekerja wanita yang menyangkut biologis dan kodratnya seperti istirahat saat haid, kesempatan untuk menyusui pada waktu kerja, dan perlindungaan saat kerja pada malam hari belum tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama. Dalam pelaksanaan perlindungan hukumnya sebagian besar telah memenuhi apa yang dicantumkan dalam Perjanjian Kerja Bersama.

Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Pekerja wanita, PT Djarum.

commit to user

HAMED PRAYANTAMA, 2012. THE IMPLEMENTATION OF LAW PROTECTION FOR THE FEMALE WORKERS IN PT. DJARUM KUDUS. FACULTY OF LAW OF SEBELAS MARET UNIVERSITY.

This research is conducted to find out the implementation of law protection for the female workers in PT. Djarum Kudus based on Mutual Work Agreement. This research aims to find out the female worker’s rights governed in Mutual Work Agreement between PT. Djarum affiliating with Kudus Cigarette Company Association and the Leader of Tobacco, Food and Beverage Worker Union Federation Branch – Indonesian Worker Union. The problems of research are how the female worker’s rights are governed in Mutual Work Agreement and how implementation of law protection for the female workers is in PT. Djarum.

This research belonged to an empirical research that is descriptive in nature with qualitative approach. The data type included primary data constituting the result of interview with the PT. Djarum company and the corresponding female workers in PT. Djarum. The secondary data was the Mutual Work Agreement between PT. Djarum affiliating with Kudus Cigarette Company Association and the Leader of Tobacco, Food and Beverage Worker Union Federation Branch – Indonesian Worker Union to support the primary data. Techniques of collecting data used were interview and library study. The qualitative data was analyzed using an interactive model of analysis.

Based on the result of research and discussion, it could be concluded that generally, the workers’ rights in PT. Djarum had been included well and comprehensively in the Mutual Work Agreement. Particularly, however, the female worker’s rights concerning their biological characteristics and nature such as resting during menstruation, opportunity of breastfeeding during working time, and protection during working at night had not been included in the Mutual Work Agreement. In the implementation, the law protection had been largely met what included in Mutual Work Agreement.

Keywords: Law Protection, Female Worker, PT. Djarum

MOTTO

commit to user

$% !

'! &

( )*

$%

'! & $-

( ./$.0

commit to user

commit to user

Alhamdulillah , puji Syukur kepada Allah SWT, atas semua karunia yang dilimpahkan-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

”PELAKSANAAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP

PEKERJA WANITA DI PT DJARUM KUDUS” dengan baik dan lancar. Doa serta rasa syukur semoga tercurah selalu kepada Allah SWT, keluarga, para sahabat, dan seluruh umat-Nya.

Penulisan hukum ini disusun dan diajukan guna melengkapi syarat-syarat guna memperoleh derajat sarjana dalam ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini kurang dari sempurna, mengingat segala keterbatasan yang ada pada penulis, oleh karena itu penulis akan menerima dengan senang hati segala kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik secara moral maupun materiil, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Endang Mintorowati, S.H., M.H. selaku Pembimbing Akademik penulis.

3. Bapak Pius Triwahyudi, S.H., M.Si selaku Pembimbing penulisan hukum (skripsi) yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga yang dengan sabar memberikan saran dan bimbingan sehingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pelayanan di bidang akademik selama penulis menempuh masa studi.

commit to user

Maret Surakarta yang telah memberikan pelayanan di bidang akademik selama penulis menempuh masa studi.

6. Bapak Bagus Tiba, S.H, selaku Staff Human Resource Development PT Djarum yang memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di PT Djarum dan telah memberikan informasi serta membantu penulis memperoleh data yang diperlukan sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai.

7. Segenap Bapak dan Ibu manajemen PT Djarum, terimakasih atas semua informasi dan bantuannya.

8. Bapak Agus Sumarlan selaku Kepala Seksi Pengawas Tenaga Kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja Transmigrasi Kabupaten Kudus

9. Keluarga Penulis terutama ayah dan ibu serta kakak ku tercinta, terimakasih doa dan kasih sayang kalian semua.

10. Teman-teman ku yang selalu memberikan dukungan dan bantuannya, terima kasih kawan.

Penulis berharap semoga skripsi dapat memberikan banyak manfaat dan dapat berguna untuk melengkapi pengetahuan kita khususnya pengetahuan hukum.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

commit to user

HALAMAN JUDUL........................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................

ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI............................................

iii HALAMAN PERNYATAAN............................................................

iv ABSTRAK......................................................................................... ...

v ABSTRACT....................................................................................... ...

vi HALAMAN MOTTO.........................................................................

vii HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………….

viii KATA PENGANTAR…………………………………………………

ix

DAFTAR ISI…………………………………………………………...

DAFTAR BAGAN…………………………………………………….. xii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………....

B. Rumusan Masalah………………………………………….....

C. Tujuan Penelitian……………………………………………..

D. Manfaat Penelitian……………………………………….........

E. Metode Penelitian…………………………………………......

F. Sistematika Penulisan Hukum…………………………….......

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori……………………………………………......

1. Tinjauan Umum Mengenai Perjanjian....................................... 13

2. Tinjauan Umum Mengenai Perjanjian Kerja............................. 17

3. Tinjauan Umum Mengenai Peraturan Perusahaan.................... 20

4. Tinjauan Umum Mengenai Perjanjian Kerja Bersama............. 22

5. Tinjauan Umum Mengenai Perlindungan Hukum

commit to user

B. Kerangka Pemikiran……………………………………............. 30

BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................... 32

B. Pengaturan Hak-Hak Bagi Pekerja Wanita di PT Djarum Berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama........................................... 35

C. Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Pekerja Wanita di PT Djarum........................................................ 46

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………..........

B. Saran……………………………………………………............

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR BAGAN

Gambar 1. Model Analisis Interaktif.....................................................

11 Gambar 2. Kerangka Pemikiran……………………………………...

commit to user

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sektor industri di Indonesia terus berkembang dan menjadi perhatian dari pemerintah. Industri merupakan salah satu cara unggulan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi tingkat pengangguran yang tinggi di Indonesia. Upaya nyata pemerintah untuk mengangkat sektor perindustrian ini salah satunya dengan membentuk program perlindungan hukum bagi tenaga kerja.

Kemajuan sektor industri tidak bisa lepas dari peran sumber daya manusia yang baik untuk menghasilkan pelayanan dan produksi yang baik pula. Sumber daya manusia yang baik ini juga dapat meningkatkan kinerja suatu perusahaan sehingga tercipta suasana keprofesionalan yang dapat menunjang keuntungan bagi perusahaan tersebut. Sumber daya manusia tersebut atau yang selanjutnya disebut tenaga kerja selain memiliki kewajiban dalam bekerja juga memiliki hak-hak yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan. Pemenuhan hak tenaga kerja ini demi menciptakan rasa aman dan nyaman bagi para tenaga kerja.

Pada masa ini semakin ketatnya persaingan di bidang Industri menuntut banyak perusahaan untuk bisa bertahan dan berkompetisi agar tetap dapat bertahan dalam era globalisasi perdagangan. Salah satu hal yang sering kali dilakukan oleh perusahaan agar mampu bertahan dalam persaingan usaha saat ini hanya dengan meningkatkan produktivitas kerja. Produktivitas merupakan suatu aspek yang penting bagi perusahaan karena apabila tenaga kerja dalam perusahaan mempunyai kerja yang tinggi, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan dan hidup perusahaan akan terjamin. Untuk meningkatkan produktivitas kerja perlu adanya tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan keahlian bekerja, karena apabila tenaga kerja tidak memiliki keahlian dan keterampilan akan berakibat menurunnya produktivitas dan merugikan perusahaan.

commit to user commit to user

Bedasarkan Pasal 28 d ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja, maka tidak diperkenankan lagi adanya diskriminasi di berbagai bidang pekerjaan dan penghidupan berdasarkan jenis kelamin. Hal ini sejalan dengan materi yang diatur di dalam Undang-Undang RI No. 80 Tahun 1957 tentang Persetujuan Konvensi Organisasi Internasional No. 100 mengenai Pengupahan yang Sama Bagi Buruh Laki-Laki dan Wanita Untuk Pekerjaan yang Sama Nilainya, Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi dan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE-04/MEN/1988 Tentang Pelaksanaan Larangan Diskriminasi Pekerja Wanita.

Sehubungan dengan ketentuan di atas, saat ini telah banyak kaum wanita yang bekerja di luar rumah. Mereka tidak lagi hanya menjadi ibu rumah tangga, akan tetapi juga sudah menunjukkan perannya bahwa sebagai wanita, mereka dapat menopang kebutuhan ekonomi rumah tangga tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga. Adanya partisipasi perempuan dalam proses pembangunan, dipengaruhi oleh sumber keluarga yang kemudian dengan segala keterbatasan masuk ke pasar kerja untuk memperoleh pekerjaan.

Kehadiran wanita modern di hadapan kita dengan segala personifikasinya menggambarkan perubahan yang terjadi pada struktur masayarakat dan ekonominya. Perubahan-perubahan ini memberikan pengaruh yang besar terhadap pikiran, tindakan dan sikap kaum Hawa ini. Peranan pria

commit to user commit to user

Sesungguhnya tidak begitu menyolok perkembangan serta perubahan peranan yang dialami oleh kaum pria, berbeda halnya dengan wanita. Wanita modern yang berdiri di era saat ini jauh sekali keadaannya dibandingkan keadaannya dengan wanita pada 50 tahun sebelumnya dilihat dari segi peranan dalam ekonominya.

Struktur biologis wanita tampaknya menempatkan dia pada pekerjaan- pekerjaan yang mempunyai kaitan erat dengan struktur biologisnya. Siklus atau perkembangan biologis ini mempunyai arti penting bagi wanita jauh melebihi maknanya bagi kaum pria. Wanita akan mengalami masa kematangan fisik, masa akhir kegadisan, kehamilan dan melahirkan, serta pada akhirnya menopause. Masing-masing dialami pada waktunya secara intens dan merupakan bagian dari perkembangan pribadinya (Satjipto Rahardjo, 2010 : 45).

Apabila struktur biologis tersebut dikaitkan dengan perubahan wanita sebagai wanita pekerja maka, dalam melakukan pekerjaan sehari-hari mereka tidaklah selancar yang dilakukan pria. Hal demikian dapat memberikan perlakuan yang berbeda atau sikap yang diskriminatif terhadap pekerja wanita sehingga pekerja wanita memerlukan suatu perlindungan hukum yang mencakup semua aspek secara memadai agar fungsi biologis tersebut dapat terjaga secara aman, sehat dan selamat dan terhindar dari perlakuan diskriminasi di dalam pekerjaan yang akhirnya pekerja wanita akan memperoleh perlakuan sebagai wanita seutuhnya dengan berbagai peran ganda.

Perlindungan hukum terhadap pekerja wanita merupakan bagian dari perlindugan hukum terhadap pekerja di Indonesia. Pekerja wanita memiliki beberapa kekhususan dalam hal perlindungan hukumnya yang mencakup semua aspek yang antara lain meliputi perlindungan hak-hak dasar tenaga wanita, perlindungan atas keamanan, kesusilaan, keselamatan dan kesehatan kerja serta perlindungan jaminan sosial sebagaimana diatur dalam Pasal 9 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

commit to user commit to user

Salah satu program pengembangan sumber daya manusia berkenaan dengan bidang ketenagakerjaan menyebutkan adanya kegiatan untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam pembangunan ekonomi, termasuk pengawasan dan perlindungan tenaga kerja perempuan. Agar Perlindungan terhadap pekerja wanita tersebut memperoleh jaminan kepastian, maka apa yang menjadi hak dan kewajibannya serta bagaimana cara penyelesaian bila di kemudian hari terjadi perselisihan perburuhan di antara para pihak perlu diatur secara tegas dalam perjanjian kerja bersama (PKB) yang dibuat oleh pengusaha dengan tenaga kerja wanita yang bersangkutan.

Berdasarkan hal yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk mengetahui apakah perlindungan hukum tenaga kerja wanita telah sesuai dengan yang diatur oleh undang-undang dengan melakukan penelitian yang lebih mendalam dengan mengambil judul PELAKSANAAN MENGENAI

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA WANITA DI PT. DJARUM KUDUS.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dan agar pembahasan lebih jelas serta mendalam sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka diperlukan suatu rumusan masalah. Dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaturan hak-hak pekerja wanita berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama di PT Djarum?

2. Bagaimana pelaksanaan hak-hak pekerja wanita di PT Djarum?

commit to user

Tujuan penelitian diperlukan terkait dengan perumusan masalah dan judul dari penelitian itu sendiri sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi yang biasa disebut dengan tujuan obyektif, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan perseorangan yaitu tujuan subyektif dari penelitian. Tujuan yang hendak dicapai dari penulis adalah:

1. Tujuan Obyektif Tujuan obyektif yaitu tujuan penulisan dilihat dari tujuan umum yang mendasari penulis dalam melakukan penelitian. Tujuan obyektif dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan hak-hak pekerja wanita berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama di PT Djarum.

b. Untuk mengetahui Bagaimana pelaksanaan hak-hak pekerja wanita di PT Djarum.

2. Tujuan Subyektif Tujuan subyektif adalah tujuan penulisan dilihat dari tujuan pribadi penulis yang mendasari penulis dalam melakukan penulisan. Tujuan Subyektif penelitian ini adalah :

a. Untuk melengkapi persyaratan akademis guna mencapai derajat sarjana (strata 1) ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis di bidang ilmu hukum administrasi khususnya dalam hal perlindungan hukum bagi pekerja wanita.

c. Untuk mengasah dan menerapkan ilmu dan teori-teori hukum yang telah penulis dapat agar dapat memberi manfaat bagi penulis sendiri serta memberikan kontribusi positif bagi perkembangan hukum di bidang hukum ketenagakerjaan.

commit to user

Suatu penelitian yang berhasil adalah penelitian yang dapat memberi manfaat, baik secara teoritis maupun praktis, yang meliputi:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yaitu manfaat dari penulisan hukum ini yang berkaitan dengan pengembangan ilmu hukum. Manfaat teoritis dari penulisan ini adalah:

a. Penulisan hukum ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya serta hukum ketenagakerjaan pada khususnya.

b. Hasil penelitian dan penulisan ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan literatur dalam dunia kepustakaan yang terkait langsung dengan judul penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yaitu manfaat dari penulisan hukum ini yang berkaitan dengan pemecahan masalah. Manfaat praktis dari penulisan ini adalah:

a. Menjadi wahana bagi penulisan untuk mengembangkan penalaran dan pola pikir ilmiah sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.

b. Hasil penelitian dan penulisan ini diharapkan dapat membantu memberi masukan kepada semua pihak yang membutuhkan pengetahuan terkait dengan permasalahan yang diteliti dan dapat dipakai sebagai sarana yang efektif dan memadai dalam upaya mempelajari dan memahami ilmu hukum khususnya Hukum Ketenagakerjaan.

E. Metode Penelitian

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya, kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam

commit to user commit to user

Dalam mencari data mengenai suatu masalah diperlukan suatu metode penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Metode penelitian ang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum sosiologis (socio-Legal Research) atau yang dikenal dengan penelitian empiris. “Pada penelitian hukum sosiologis, hukum dikonsepkan sebagai pranata sosial yang secara riil dikaitkan dengan variabel-variabel sosial yang lain” (Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2008:133).

Dalam penelitian empiris yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder, untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer di lapangan, atau terhadap masayarakat (Soerjono Soekanto, 2008:52).

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang digunakan penulis dalam penulisan hukum ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala-gejala lainnya. Hal ini dilakukan terutama untuk mempertegas hipotesa-hipotesa, agar dapat membantu di dalam memperkuat teori-teori lama, atau dalam kerangka menyusun teori-teori baru (Soerjono Soekanto, 2008:10).

3. Pendekatan Penelitian

Pemaparan fakta-fakta empiris yang disampaikan bisa dilakukan dengan pendekatan kualitaif ataupun pendekatan kuantitaif.

Pendekatan yang akan digunakan penulis adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan tata cara yang menghasilkan data deskriptif, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan perilaku nyata (Soerjono Soekanto, 2008: 32).

commit to user

Lokasi penelitian hukum ini akan dilaksanakan di PT. Djarum yang berlokasi di Kota Kudus.

5. Jenis Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian hukum ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden, yakni perilaku responden di lapangan maupun keterangan yang diberikan (Soerjono Soekanto, 2008: 12).

Data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dari pihak perusahaan dan juga pekerja wanita sendiri.

b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk mendukung data primer, diperoleh dari peraturan perundang-undangan, buku, dokumen, artikel, internet, maupun sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian ini.

Data sekunder dalam penelitian ini adalah Perjanjian Kerja Bersama antara Persatuan perusahaan Rokok Kudus dengan PC. TRMM – SPSI.

6. Sumber Data

a. Sumber data primer Sumber data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan. Penulis memperoleh data langsung dari lokasi penelitian, yaitu PT. Djarum di Kota Kudus.

Sumber data primer penulisan hukum ini adalah hasil wawancara dari pihak perusahaan dan juga pekerja wanita sendiri.

b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder merupakan data yang mendukung sumber data primer. Data tersebut diperoleh dari peraturan perundang-undangan,

commit to user commit to user

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi dokumen atau bahan pustaka Tipe data apapun yang akan dikehendaki oleh penulis, maka studi dokumen atau bahan pustaka yang akan selalu digunakan terlebih dahulu (Soerjono Soekanto, 2008: 201). Penulis dapat mempergunakan peraturan perundang-undangan, buku, dokumen, maupun laporan-laporan dari peneliti terdahulu yang berisikan pnelitian-penelitian yang pernah dilakukan, karena akan sangat berguna bagi penulis.

b. Pengamatan atau observasi Penulis akan melihat kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam lapangan penelitian, kemudian dari kenyataan-kenyataan yang ada maka penulis melakukan pengamatan. Persepsi penulis ini akan menjadi penafsiran, yang dinamakan sebagai fakta. Fakta merupakan hasil penafsiran terhadap gejala yang diamati penulis. Penulis harus selalu berpedoman pada kerangka teoritis dan kerangka konsepsionil yang menjadi dasar penelitiannya (Soerjono Soekanto, 2008:220).

c. Wawancara Wawancara adalah suatu kegiatan dimana seseorang dengan tujuan tertentu melakukan percakapan atau tatap muka guna memperoleh data baik secara lisan atau tulisan atas sejumlah tulisan atau data yang diperlukan.

d. Teknik analisis data Analisis data merupakan proses pengorganisasian dan pengurutan data dalam pola, kategori dan uraian dasar, sehingga akan ditemukan

commit to user commit to user

1) Reduksi Data Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Proses reduksi ini akan berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian.

2) Sajian Data Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi deskripsi dalam bentuk narasi kalimat juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar, jaringan kerja, kaitan kegiatan dan juga tabel sebagai pendukung pendukung narasinya.

3) Penarikan Simpulan atau Verifikasi Kesimpulan akhir merupakan hasil dari pemahaman atas arti dari berbagai hal yang ditemukan peneliti dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola, pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat, dan proposisi yang mungkin. Konklusi- konklusi dibiarkan tetap di situ yang pada awalnya kurang jelas, kemudian meningkat secara eksplisit dan juga memiliki landasan yang kuat.

Simpulan akhir perlu direvisi agar cukup mantap dan benar- benar bisa dipertanggungjawabkan. Peneliti tetap bergerak di antara ketiga komponen analisis dan pengumpulandata selama pengumpulan data selesai, maka peneliti bergerak di antara ketiga komponen

commit to user commit to user

Adapun skema kerja analisis model interaktif sebagai berikut:

Gambar 1. Model Analisis Interaktif

F. Sistematika Penulisan Hukum

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai keseluruhan isi, penulisan hukum ini dibagi menjadi empat bab, yaitu:

BAB I

: PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, jadwal penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan mengenai kajian pustaka yang penulis bagi menjadi dua, yaitu kerangka teori dan kerangka pemikiran. Kerangka teori membahas mengenai tujuan umum tentang perjanjian, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, perlindungan hukum terhadap tenaga kerja wanita.

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan/ verifikasi

Sajian Data

commit to user commit to user

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan memaparkan tentang hasil dari penelitian yang telah diperoleh dilanjutkan dengan pembahasan yang dilakukan terhadap hasil penelitian tentang perlindungan tenaga kerja wanita di PT. Djarum.

BAB IV : PENUTUP

Dalam bab ini penulis mengemukakan simpulan dari hasil penelitian ini dan memberikan saran yang berangkat dari hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan.

commit to user

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Kudus merupakan kabupaten terkecil yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah dan berada pada jalur Pantai Utara Jawa. Kabupaten ini memiliki luas wilayah sekitar 42.156 km 2 dan terbagi dalam 9 (sembilan) kecamatan, 123 desa dan 9 kelurahan. Pusat pemerintahan kabupaten kudus terletak di Jalan Simpang Tujuh No. 1 Kudus. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus, jumlah penduduk Kabupaten Kudus tahun 2010 sebesar ± 777.437 jiwa. Kabupaten Kudus berbatasan dengan Kabupaten Pati di sebelah timur, Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak di sebelah selatan, Kabupaten Jepara di sebelah barat dan utara. Kabupaten Kudus memiliki 9 kecamatan yaitu:

a) Kecamatan Kaliwunngu;

b) Kecamatan Kota;

c) Kecamatan Undaan;

d) Kecamatan Jati;

e) Kecamatan Mejobo;

f) Kecamatan Jekulo;

g) Kecamatan Gebog;

h) Kecamatan Bae; dan

i) Kecamatan Dawe. Bagi masyarakat sekitar Jawa Tengah, Kabupaten Kudus terkenal dengan slogan “Kudus Kota Kretek”. Hal ini disebabkan karena Kudus memiliki banyak perusahaan rokok, seperti PT. Djarum, PT. Nojorono, PR Sukun dll. Karena terdapat banyak perusahaan rokok maka perusahaan-perusahaan rokok tersebut saling bekerja sama dengan membentuk Persatuan Perusahaan Rokok Kudus (PPRK). Namun tidak semua perusahaan rokok di Kudus menjadi bagian dari PPRK.

commit to user commit to user

Persatuan Perusahaan Rokok Kudus dalam memberikan pelayanan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan pekerjanya mendirikan Balai Pengobatan Rokok Kudus (BPRK). Balai pengobatan ini merupakan fasilitas yang berhak diperoleh bagi semua pekerja yang perusahaan dimana mereka bekerja tergabung dalam PPRK.

PT Djarum adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi rokok yang didirikan oleh Oei Wie Gwan sejak tahun 1951 dengan nama awalnya adalah Djarum Gramophon. Saat ini PT Djarum terletak di jalan A. Yani No. 28. Saat ini Djarum dipimpin oleh Budi Hartono dan Bambang Hartono, yang dua-duanya merupakan putra Oei Wie Gwan.

Hampir di setiap kecamatan di Kabupaten Kudus terdapat pabrik PT Djarum, sehingga dapat dikatakan bahwa PT Djarum banyak menyerap tenaga kerja baik dari masyarakat setempat maupun dari luar kota. Saat ini tercatat bahwa PT Djarum memiliki jumlah pekerja ± 75.000 orang.

PT Djarum tergabung dalam Persatuan Perusahaan Rokok Kudus (PPRK) dimana beberapa perusahaan rokok yang berdomisili di Kudus bekerja sama dalam hal ketenagakerjaan dan peningkatan mutu hidup tenaga kerja. Sedangkan untuk serikat pekerja, Serikat pekerja dari beberapa perusahaan rokok juga tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau, Makanan dan Minuman – Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP RTMM).

PT Djarum dalam menerima pekerja pada awalnya melakukan masa percobaan terlebih dahulu selama 3 (tiga) bulan pertama. Selama masa percobaan tersebut pihak pekerja diperbolehkan untuk membatalkan atau mengundurkan diri dari perusahaan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Bapak Bagus Tiba selaku Staff Human resource development menjelaskan bahwa

commit to user

Waktu Tertentu dan Paruh Kerja Waktu Tak Tertentu. Namun semua pekerja sebagian besar merupakan Paruh Kerja Waktu Tak Tentu. Semua pekerja yang bersifat waktu tertentu maupun waktu tak tertentu memiliki masa percobaan selama 3(tiga) bulan awal. Bagi pekerja paruh waktu tertentu bisa berubah sifatnya menjadi paruh kerja waktu tak tertentu apabila perusahaan menginginkan mengangkat pekerja tersebut. Pihak PT Djarum juga tidak ada karyawan yang berasal dari pihak ousourcing.

Sistem pengupahan yang berlaku di PT Djarum terdapat tiga sistem yaitu bulanan, harian dan borong. Sistem bulanan dibayar pada tiap akhir bulan berjalan, sistem bulanan ini berlaku bagi jajaran petinggi ataupun staff yang bekerja di perusahaan. Semua perusahaan rokok dalam memberikan upah memberlakukan sistem borong ini, karena pengusaha mematok berdasarkan satuan hasil yang dikerjakan dalam satu bulan, sehingga pengupahan lebih mudah dilaksanakan apabila menggunakan sistem borongan.

Rata-rata pendidikan pekerja wanita yang bekerja di PT Djarum adalah lulusan sekolah menengah pertama. Namun ada beberapa pekerja wanita yang juga lulusan sekolah dasar. Untuk usia yang diperbolehkan bekerja bagi wanita adalah berusia 18 (delapanbelas) tahun.

Perlindungan yang didapat oleh para pekerja wanita berupa Istirahat Melahirkan, keguguran, angkutan antar jemput dan perlindungan kerja pada malam hari. Para pekerja wanita dalam bekerja diberi topi agar rambut tidak terurai saat bekerja yang dapat menyebabkan rontoknya rambut dan mereka diberi masker karena tidak semua wanita tahan dengan bau tembakau.

Kesehatan merupakan hal yang paling diutamakan dalam pelaksanaan dan kelancaran proses produksi. Fasilitas kesehatan yang didapat bagi pekerja wanita adalah adanya pemeriksaan kandungan di polikilinik bagi mereka yang hamil. Poliklinik ini terdapat di setiap kecamatan di Kabupaten Kudus, jadi bagi mereka yang hamil tidak perlu jauh-jauh pergi mencari poliklinik ataupun puskesmas.

commit to user

1. Pengaturan Hak-Hak Bagi Pekerja Wanita di PT Djarum Berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama

a. Perlindungan Pengupahan

Pengusaha memiliki kewajiban utama terhadap pekerjanya yaitu membayar upah. Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayarkan menurut perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan.

Pemerintah telah menetapkan peraturan mengenai upah minimun yang besarnya berbeda-beda di setiap daerah. Upah minimum ini terdiri dari Upah Minimum Provinsi (UMP) atau Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK). Kabupaten Kudus sendiri melalui Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 561 Tahun 2011 tentang Upah Minimum Pada 35 (Tigapuluh Lima) Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 menetapkan bahwa UMK Kabupaten Kudus sebesar Rp. 889.000,00.

Sistem pengupahan yang berlaku di PT Djarum terdapat tiga sistem yaitu bulanan, harian dan borong. Sistem bulanan dibayar pada tiap akhir bulan berjalan, sistem bulanan ini berlaku bagi jajaran petinggi ataupun staff yang bekerja di perusahaan. Sistem harian adalah upah yang diberikan kepada pekerja hanya untuk hasil kerja harian, apabila pekerja masuk kerja (http://www.kamusbesar.com/59367/upah-harian). Sistem harian pada PT Djarum diberikan dan dibayar pada tiap pekan dan dibayar tiap hari selasa. Sistem borong dapat diartikan sebagai upah yang dibayarkan kepada pekerja bukan atas dasar satuan waktu (hari, minggu, atau bulan) melainkan atas dasar satuan barang (tugas) yang harus dikerjakan atau yang dihasilkan (http://www.kamusbesar.com/59366/upah-borongan). Sistem upah borong ini diberikan dan dibayarkan pada tiap hari setelah pekerja melakukan perkerjaan sesuai dengan berapa hasil yang mereka kerjakan pada tiap hari kerja (volume based payment). Semua tenaga kerja baik laki-laki maupun wanita berhak atas sistem pengupahan harian dan borongan tersebut.

commit to user

Rp. 889.000,00 yang berupa upah pokok. Besarnya upah ini telah sesuai dengan Pasal 88 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dimana upah pekerja tidak boleh lebih rendah dari upah minimum yang ditetapkan oleh kota/kabupaten dan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 561 Tahun 2011 tentang Upah Minimum Pada 35 (Tigapuluh Lima) Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.

Upah pokok tersebut sudah termasuk tunjangan tetap bagi pekerja yang telah bekerja selama satu tahun. Bagi pekerja yang sistem pengupahannya dibayar berdasarkan harian, upah pokok mereka sudah termasuk tunjangan tetap.

b. Perlindungan Waktu Kerja dan Waktu Istirahat

Waktu kerja adalah waktu efektif dimana pekerja hanya melaksanakan pekerjannya (Zaeni Asyhadie, 2007:89). Waktu kerja dan waktu istirahat diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 77, pasal 78 dan pasal 79. Terdapat dua waktu kerja dalam Pasal 77, yang pertama yaitu 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu, atau 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. Waktu kerja yang melebihi waktu kerja tersebut atau yang biasa disebut waktu lembur hanya dapat dilakukan apabila ada persetujuan dengan pekerja yang bersangkutan dan waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu. Berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama, hari kerja adalah hari yang ditetapkan oleh perusahaan sebagai hari kerja seabnyak 5 (lima) atau 6 (enam) hari kerja dan 40 (empat puluh) jam dalam satu minggu.

Ketentuan waktu kerja bagi pekerja wanita di PT Djarum berupa 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. Terdapat variasi permulaan jam

commit to user

08.00. Adanya variasi permulaan jam karena proses pengepakan barang menunggu proses produksi selesai hingga memenuhi 1000 (seribu) batang rokok setiap harinya.

Permulaan jam kerja ini menurut Bapak Fariz selaku bagian Supervisor pada Pabrik Sigaret Kretek Tangan Megawon, dibedakan antara bagian penggilingan atau pelintingan dan bagian packaging (pengepakan). Permulaan jam kerja untuk bagian penggilingan atau pelintingan dimulai pada pukul 06.00 dan pukul 07.00, sedangkan untuk bagian packaging jam kerja dimulai pada pukul 08.00. Adanya pembedaan masuk jam kerja karena proses packaging harus menunggu proses pelintingan setidaknya hingga mencapai 1000 (seribu) batang.

Waktu istirahat diberikan kepada pekerja wanita yang telah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan diperbolehkan istirahat selama 30 (tiga puluh) menit. Karena terdapat variasi permulaan jam kerja, maka waktu istirahat dibagi-bagi dan tidak serempak waktunya hal ini demi kelacaran proses produksi perusahaan. Untuk bagian penggilingan/ pelintingan wakti istirahat pukul 10.00 dan pukul 11.00, sedangkan untuk bagian packaging waktu istirahat pada pukul 12.00. Pada waktu istirahat ini, karyawan disediakan air minum di tempat kerja. Hal yang sama juga terjadi pada jam pulang kerja bagi pekerja wanita yang tidak serempak. Waktu pulang kerja dapat dimulai pada pukul 13.00 hingga pukul 14.00.

Kerja lembur diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama Pasal 8. Kerja lembur adalah pekerjaan yang dilakukan diluar jam kerja biasa yang ditentukan oleh pengusaha dengan perintah kerja lembur. Namun apabila terdapat alasan yang layak dari pekerja yang disak dapat melakukan kerja lembur, maka pekerja harus melapor terlebih dahulu kepada pengusaha. Bagi pekerja wanita yang karena pekerjaannya diharuskan bekerja sampai pukul 22.00 atau lebih, pengusaha wajib menyediakan kendaraan untuk mengantar pulang.

commit to user

Waktu cuti adalah waktu dimana pekerja diperbolehkan untuk tidak masuk bekerja karena alasan-alasan tertentu yang diperbolehkan undang- undang (Zaeni Asyihadie, 2007:90). Segala macam istirahat dan cuti diatur dalam Perjajian Kerja Bersama Pasal 12 hingga Pasal 19.

a. Istirahat mingguan Istirahat mingguan diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama Pasal

12. Karyawan berhak atas istirahat mingguan setelah bekerja selama 40 (empatpuluh) jam dalam seminggu. Hari istirahat pada umumnya adalah hari minggu. Istirahat mingguan diberikan setiap satu minggu sekali kepada pekerja wanita yang bekerja di PT Djarum Kudus.

b. IstirahatTahunan Istirahat tahunan adalah istirahat yang diberikan selama 12 (duabelas) hari kepada karyawan setiap tahun yang dapat diambil beberapa kali, paling sedikit 3 (tiga) hari (http://www.kamusbesar.com /49548/cuti-tahunan). Istirahat tahunan diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama Pasal 13.

Istirahat tahunan diberikan kepada semua pekerja wanita di PT Djarum dengan ketentuan bahwa pekerja tersebut telah bekerja selama satu tahun terus menerus dan hak ini dapat diambil ditaun yang akan datang. Selama menjalani istirahat tahunan, pekerja berhak atas upah penuh termasuk tunjangan tetap yang diterima.

c. Istirahat Panjang Istirahat Panjang adalah Istirahat yang diberikan kepada pekerja yang telah bekerja setelah masa kerja enam tahun secara terus menerus pada perusahaan yang sama. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 menyebutkan bahwa pekerja berhak mendapatkan hak istirahat panjang pada perusahaan tertentu.

commit to user commit to user

d. Cuti Keagamaan Beribadah merupakan suatu hak perogatif manusia yang tidak bisa diganggu gugat dimana mereka bebas melakukan ibadah keagamaan sesuai agama mereka kapanpun dan dimanapun selama dia mampu dan sanggup. Terutama bagi mereka yang beragama Islam, dimana seseorang yang mampu diwajibkan bagi mereka untuk menunaikan ibadah haji maupun umroh.

Cuti keagamaan diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama Pasal 17. Semua pekerja baik laki-laki maupun wanita yang bekerja di PT Djarum diberi kesempatan untuk melaksanakan ibadah. Bagi pekerja yang beragama Islam yang ingin menunaikan ibadah umroh atau haji diberi dispensasi dari perusahaan untuk meninggalkan pekerjaan. Dispensasi ini deberikan bagi pekerja yang untuk pertama kali menunaikan ibadah umroh ataupun haji, jikapun menuanaikan ibadah umroh atau haji untuk kedua kali dan seterusnya pihak yang bersangkutan bisa mengambil dari cuti tahunan.

Permohonan untuk cuti keagamaan ini dapat diajukan tiga hari sebelum keberangkatan. Cuti umroh ataupun haji ini diberlakukan terhitung dari tiga hari sebelum keberangkatan sampai dengan 3 hari setelah kedatangan pekerja. Pekerja yang menunaikan cuti keagamaan untuk pertama kalinya tetap menerima upah penuh dari perusahaan.

commit to user

Istirahat karena sakit diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama Pasal

16. Pekerja yang sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaannya, maka pekerja yang bersangkutan harus menyampaikan Surat Keterangan Dokter Perusahaan.

Pekerja yang sakit bisa memeriksakan diri ke poliklinik perusahaan yang terdapat di setiap kecamatan ataupun di BKKRK dan rumah sakit yang telah bekerja sama dengan perusahaan.

f. Izin Meninggalkan Pekerjaan Izin meninggalkan pekerjaan diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama Pasal 18. Izin meniggalkan pekerjaan adalah izin bagi pekerja untuk tidak bekerja selam jam kerja yang ditentukan, baik dengan upah ataupun tanpa upah. Permohonan izin untuk meninggalkan pekerjaan diajukan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum hari pelaksanaan dan / atau pada hari kejadian.

Pekerja diberikan izin meninggalkan pekerjaan dengan mendapat upah jika ada keperluan sebagai berikut:

1) Bekerja untuk panitia Pemilihan Umum;

2) Wajib militer;

3) Melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan fungsinya sebagai pengurus/anggota serikat pekerja;

4) Memenuhi panggilan yang berwajib;

5) Meninggalkan pekerjaan untuk kepentingan sebagai berikut:

a) Perkawinan pekerja selama 3 (tiga) hari;

b) Perkawinan anak pekerja selama 2 (dua) hari;

c) Isteri Pekerja melahirkan atau keguguran selam 2 (dua) hari;

d) Isteri/suami anak atau orang tua/ mertua, menantu pekerja

meniggal dunia selama 2 (dua) hari;

e) Pengkhitanan anak pekerja 2 (dua) hari;

f) Pembaptisan anak pekerja selama 2 (dua) hari;

commit to user commit to user

d. Perlindungan dalam Masa Haid

Masa haid merupakan hal alamiah yang dialami oleh kaum wanita. Tidak jarang wanita mengalami kesakitan yang berlebih akibat dari haid yang timbul tersebut dan sedikit mengganggu aktifitas kesehariaannya.

Istirahat haid diatur dalam pasal 81 Pasal (1) Undang-Undang Nomor

13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi “Pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid mersakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid.” Pasal tersebut memberikan suatu kekhususan bagi pekerja wanita dimana cuti/istirahat haid dapat diambil pada hari pertama dan kedua pada masa haid oleh pekerja wanita yang merasakan sakit karena haid tersebut.

Istirahat haid tidak diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama, namun dalam pelaksanaannya pekerja wanita yang merasakan sakit karena haidnya dapat mengajukan izin istirahat. Jika ada pekerja wanita yang sakit saat haid maka pekerja yang bersangkutan menggunakan izin tidak masuk kerja karena sakit. Izin sakit yang digunakan pekerja ini tidak akan berakibat pada dikuranginya jatah cuti tahunan pekerja.

e. Perlindungan Cuti Hamil dan Melahirkan

Hamil dan melahirkan sudah merupakan kodrat dari kaum wanita, maka dari itu diperlukan suatu perlindungan dan jaminan agar calon ibu dan calon bayi tetap sehat dan bayi dapat lahir dengan selamat. Cuti melahirkan diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama Pasal 15.

Menurut Ibu Sri Mukti, selaku ketua Poliklinik Pabrik Djarum Kecamatan Megawon 2, Pekerja wanita yang hamil dapat memeriksakan kehamilannya di poliklinik perusahaan yang letaknya terdapat di setiap kecamatan, Balai Kesehatan Karyawan Rokok Kudus (BKKRK),

commit to user commit to user

Perusahaan memberikan fasilitas kehamilan yang berupa jaminan pembayaran biaya kehamilan apabila calon ibu melahirkan dengan proses penyulit seperti lahir dengan proses cesar.

Permohonan istrihat melahirkan dapat diajukan 1,5 bulan sebelum calon ibu melahirkan. Lama istirahat yang diberikan untuk istirahat hamil dan melahirkan yaitu 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan setelah melahirkan. Lama istirahat tersebut wajib dan tidak bisa dikurangi atau dilebihkan. Selama ini, pekerja wanita yang mengambil cuti melahirkan tidak ada yang sampai melebihi jangka waktu cuti yang diberikan.

Selama cuti melahirkan, karyawan tetap menerima upah penuh sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama Pasal 15 yang berbunyi “Pekerja wanita mempunyai hak cuti dengan upah penuh selama1,5 (satu setengah) bulan sebelum melahirkan menurut dokter dan 1,5 (satu setengah) bulan setelah melahirkan atau gugur kandungan sesuai surat keterangan dokter.

f. Perlindungan Cuti Keguguran untuk Pekerja Wanita

Wanita hamil tidak jarang berisiko keguguran apabila mereka tidak pandai menjaga kesehatan diri sendiri dan kesehatan si calon bayi. Bagi wanita yang bekerja di suatu instansi ataupun perusahaan swasta diberikan hak untuk istirahat dan diberikan waktu untuk mengembalikan ketenangan batin dam kesehatan apabila mereka keguguran.

Pekerja wanita yang mengalami keguguran kandungan diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama Pasal 15 yang memperbolehkan mereka istirahat 1,5 (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan. Pekerja wanita PT. Djarum yang mengalami

commit to user commit to user

g. Perlindungan untuk Pekerja Wanita yang Menyusui Anak pada Waktu Kerja

Bagi pekerja wanita setelah melahirkan pada umumnya akan menyusui, dalam hal ini seperti yang tercantum pada pasal 83 UU No. 13 Tahun 2003. Dalam penjelasan UU No. 13 Tahun 2003 tentang pasal ini, yang dimaksud dengan kesempatan sepatutnya adalah lamanya waktu yang diberikan kepada pekerja perempuan untuk menyusui bayinya dengan memperhatikan tersedianya tempat yang sesuai kondisi dan kemampuan perusahaan, yang diatur dalam perturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.