Hambatan dalam Pelaksanaan Fungsi dan Peran Kantor Penanaman Modal Kota Surakarta dalam Meningkatkan Penanaman Modal di Kota Surakarta

2. Hambatan dalam Pelaksanaan Fungsi dan Peran Kantor Penanaman Modal Kota Surakarta dalam Meningkatkan Penanaman Modal di Kota Surakarta

Kantor Penanaman modal dalam menjalankan Fungsi dan Perannya mengalami beberapa hambatan yaitu:

a. Hambatan Internal

commit to user

1) Belum adanya kebijakan daerah Kota Surakarta dalam mengatur ketentuan mengenai penanaman modal. Ketentuan mengenai penanaman modal di Kota Surakarta yang belum dibuat merupakan factor yang menyebabkan penanam modal untuk tidak berminat berinvestasi. Karena belum adanya kepastian hukum mengenai pengaturan penanaman modal itu sendiri.

Kepastian hukum merupakan hal yang penting bagi investor untuk mau menanamkan modalnya di suatu daerah, begitu pula di Kota Surakarta.

2) Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur

professional dalam KPM Kota Surakarta

Kantor Penanaman Modal Kota Surakarta mempunyai 17 karyawan yang pendidikannya ada yang memiliki ijazah Sekolah Dasar 1 orang, Sekolah Menengah Pertama 1 orang , dan Sekolah Menengah Atas

4 orang, sedangkan 12 orang lainnya sudah berpendidikan D3, S1, dan S2, sehingga untuk posisi-posisi yang dianggap penting hanya sedikit yang bisa diandalkan dalam mengoptimalkan pencapaian Rencana Strategis KPM. Karena sumber daya yang memilki pengetahuan pengembangan investasi hanya beberapa orang saja.

3) Terpisahnya Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Dalam hal ini menunjukkan bahwa KPM hanya bisa menjalankan fungsinya hanya 50%, yaitu dikarenakan meskipun Promosi yang dilakukan telah baik dan tepat sasaran, biasanya para investor tidak langsung pada saat pameran dilakukan akan memutuskan untuk langsung berinvestasi. Biasanya mereka memutuskan setelah

commit to user

beberapa waktu dari waktu pameran Promosi. Setelah mereka memutuskan untuk berinvestasi, para investor biasanya langsung menuju KPPT untuk mengurus proses perijinan usaha yang mereka minati pada saat promosi. Pelayanan KPM diberikan bagi para investor yang berminat dalam hal berinvestasi dengan memberi gambaran serta pertimbangan-pertimbangan bagi investor tersebut. Tetapi dengan pemisahan KPPT dengan KPM sering membuat investor untuk langsung ke KPPT tanpa datang ke KPM untuk berkonsultasi mengenasi investasi yang ingin diharapkan dengan besaran modal yang dimilki oleh investor. Hal ini sering dianggap lebih merepotkan para calon investor di Kota Surakarta ini, dimana proses perijinan yang terpisah dari Kantor Penanaman Modal.

4) Kewenangan ijin PMA masih menjadi kewenangan BKPM Dalam menjalankan fungsi pelayanan dan pengendalian hal ini merupakan suatu kendala. Dengan ijin yang masih berada di BKPM membuat proses pelayanan perijinan akan relative lebih lama yang dapat membuat investor asing kurang berminat berinvestasi. Selain itu pengendalian yang dilakukan KPM akan lebih tidak jelas, karena KPM Kota Surakarta biasanya hanya mendapatkan tembusan dari pusat mengenai adanya investasi asing tersebut.

b. Hambatan Eksternal

Kurangnya Pengenalan Masyarakat dengan KPM Surakarta. Masyarakat yang memilki dana yang lebih terbiasa menyimpan dananya dalam bentuk simpanan di Bank, baik berupa tabungan, deposito maupun giro. Dengan masyarakat

commit to user

mengenal Kantor Penanaman Modal dapat memulai usaha/ bisnis dengan berkonsultasi mengenai usaha yang sesuai dengan modal yang mereka miliki sehingga dapat berinvestasi di Kota Surakarta. Hal tersebut terjadi pula karena Kantor Penanaman Modal Kota Surakarta baru berdiri 2 Tahun maka investor/ masyarakat kurang mengenal kantor ini, sehingga ingin menanamkan modal mempunyai kesulitan dalam mengetahui potensi penanaman modal di Kota Surakarta. Sehingga banyak Investor yang menanamkan modal atau usaha di bidang yang sudah berkembang bukan pada potensi Kota Surakarta yang ingin dikembangkan oleh KPM.

commit to user

79