Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
a. Pertanyaan Mengenai Data Diri
- Nama Lengkap
: Dewi Lestari
-Tempat Tanggal Lahir
: Medan 22 Juni 1992
-Alamat : Jl. Perjuanagan No. 18 Medan Pancing -Usia Sekarang
: 23 Tahun
-Asal Kampus
: LP3M
-Jumlah Anak
: 1 Orang
b. Pertanyaan Umum
1. Umur berapa anda menikah? 19 Tahun
2. Sudah berapa lama anda menikah? 4 Tahun
3. Apa tujuan anda menikah di usia muda?
“Tujuanku nikah di usia muda agar bisa merasakan dunia yang sebenarnya aja. Bisa merasakan indahnya hidup selain jadi seorang
gadis. Sekarang uda punya anak pun, jadi lebih bahagia lagi.”
4. Apa yang anda dapat dari pernikahan di usia muda?
“Banyak pengalaman yang uda ku dapat habis nikah ini. Contohnya kayak pengalaman jadi ibu, jadi istri. Banyak kali pun pengalaman yang kudapat habis nikah ini. Banyak pelajaran yang berarti juga, pernikahan ini sacral. Bukan buat main-main, jadi harus lebih diseriusin lagi niat buat nikah. Yang kemarin terjadi, biarkan jadi pelajaran. Sudah berlalu. Yang penting sekarang bisa memperbaikinya lewat pernikahan ini. Harus sungguh ngejalaninya. Pakai hati, biar ikhlas dan nggak terjadi apa- apa.”
5. Faktor apa yang mendorong anda untuk menikah di usia muda?
“Menurutku, orang Indonesia sekarang umurnya singkat-singkat, sehingga aku pengen ngerasain umur dan waktu hidup ku lebih banyak
untuk menjalani hidup sebenarnya. Hidup berkeluarga, punya anak dan punya suami. Aku nikah ini juga karena uda punya anak, suami juga mau nikahin aku. Dia berani nanggung perbuatannya. Orang tua pun juga nggak tau mau bilang apa, tapi aku senang suami mau nikahin aku. Uda salah dari awal, tapi kan bisa diperbaiki hubungan kami. ”
6. Bagaimana perasaan dan kondisi anda setelah menikah di usia muda?
“Tau sendiri, gimana mereka. Nggak ada yang suka sama ku. Banyak yang nggak suka. Di kampus itu, banyak kali pun yang bicarain aku diam-diam. Jadi risih kalau ada di kampus. Serasa dipojokkan karena nikah. Padahal uda nikah pun, uda mau serius, sama aja. Tetap aja banyak yang nggak suka sama nyibir-nyibir dari belakang. Terasa risih kali yang kek gitu. Macem paling betul aja mereka. Tapi aku uda lebih baik rasanya, karena suami mau nikahin aku. Sudah ada rasa tanggung jawabnya. Gapapa kek gitu mereka, yang penting uda ada suami yang terus sama- sama aku. Nemenin aku.”
7. Apa pengertian pernikahan di usia muda menurut pendapat anda?
“Nikah di usia muda nggak gampang. Aku bilangnya butuh konsentrasi dan keseriusan untuk menjalaninya. Kalau emang anak- anak muda pada sudah merasakan dan membutuhkan sesosok istri, maka tidak salah kalau mereka segera menikah.”
c. Pertanyaan untuk Proses Pembentukan Konsep Diri dengan Komunikasi Antarpribadi pada Mahasiswi setelah Menikah di Usia Muda
1. Apakah anda sulit atau mudah mendapatkan pemahaman positif dari lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus setelah menikah di usia muda ?
“Sulit kok ku rasa. karena aku nggak sering keluar rumah pun, tapi pas aku coba sering keluar rumah orang sini juga nggak peduli soal
nikahku ini. Jadi aku juga nggak peduli kali sama lingkungan sini. Di kampuslebih malas pun, teman dekatku cuma beberapa dan yang lain nikahku ini. Jadi aku juga nggak peduli kali sama lingkungan sini. Di kampuslebih malas pun, teman dekatku cuma beberapa dan yang lain
aja, one by one nggak beraninya.”
2. Apakah anda merasa nyaman di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus setelah menikah di usia muda ?
“Aku risih kali disini. lingkungan disini ntah kek apa. Tapi mau kek mana lagi, disini rumah suamiku. Banyak orang nggak baik, tiap
malam berjudi atau nggak mabok-mabok. Banyak juga maling disinipun. Maling tinggal disini, persembunyian gitu. Tiap malam pasti recok mereka kumpul depan rumah, buka suaranya pelan, besar kali kayak toak. Tapi aku diam aja, kalau ada rezeki baru pindah. Makanya aku di rumah aja, nggak suka keluar. Terus di kampus juga risih, nggak ada kerjaan kurasa mereka, lioiat-liat terus bereng- bereng gitu pun. Ku denger dari teman dekatku, suka kali mereka ngomngin aku diam-diam. Kalau nggak ada aku baru berani ngejek- ngejek. Alah, nggak peduli pun, biar aja. Masih ada kok temen baik ku.”
3. Apakah anda melakukan interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus ?
“Jarang kali keluar, malas kali pun. Nggak ada manfaatnya keluar sini, jadi dirumah aja kalau nggak ada kuliah. Tahapa aja tingkan mereka disini, jadi nggak suka. Tapi kalau ketemu tegur sapa gitu aja pun Terus kalau di kampus, cuma sama teman teman dekat aja. cuma sikit teman aku disini. Yang lain banyak nggak jelas, jadi malas juga sama yang lain. Banyak yang nyindir sama cakap-cakap di belakang.
Malas pun ketemu mereka.”
4. Apa bentuk interaksi yang anda lakukan di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus? -
5.Pernahkah anda bertemu dengan seseorang yang berbeda persepsi mengenai pernikahan di usia muda untuk menjelaskan alasan menikah anda ?
“Nggak pernah aku ketemu buat jelasin kek gitu, mereka aja nggak ada peduli sama nikahku. Keluar pun malas, nggak ada enaknya kalau disini. Terus kawanku yang dekat cuma sikit di kampus, cuma beberapa orang aja. Kalau dihitung pun cuma tiga orang. Yang lain hanya teman gitu-gitu aja. Lebih banyak nyeritain aku dari belakang.
Jadi ku rasa kalau dijelasin pun mereka nggak bakal mau ngerti.”
6. Bagaimana kondisi dan budaya di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus anda ?
“Tetangga ku disini hobi kali malam kumpul-kumpul, berjudi aja kerjaan mereka. Recok kali, nggak bisa diam. Ganggu orang aja
bisanya tiap malam. Minum-minum juga sering. Jadi bahaya juga kalau suka bergaul sama mereka. Di kampus ku pun gitu, sikit-sikit nyertain. Menggosip aku aja mereka. Nggak suka kali liat mereka. Terlalu heboh ngurusin soal orang lain, kurasa ngurus diri sendri nggak bidsa mereka.”
7. Bagaimana persepsi lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus mengenai pernikahan di usia muda anda?
“Nggak terlalu baik disini, tapi mau kek mana lagi. Ku terima aja. Tapi aku bisa kok ngadapin mereka disini. Aku rasa mereka biasa aja, itulah yang ku bilang tadi. Mereka biasa aja, asalkan pelaku nikah bertanggung jawab atas apa yang dilakuinnya. Setau aku juga di kampus buruk, pasti buruk. Banyak yang nggak jelas disini, suka kalau ngejek orang. Ngomong-ngomong jelek aja soal nikahku. Nggak ada baik sikit pun tanggapan mereka sama ku.”
8. Apakah anda pernah mengalami konflik dengan lingkungan setelah menikah di usia muda ?
“Malas kali konflik-konflik kek gitu pun. Nggak ada untungnya juga. Jadi aku diam aja. Walaupun banyak yang ngejek aku, nggak peduli “Malas kali konflik-konflik kek gitu pun. Nggak ada untungnya juga. Jadi aku diam aja. Walaupun banyak yang ngejek aku, nggak peduli
9. Apakah anda mendapatkan hambatan setelah menikah di usia muda ?
“Seperti perasaan diri aku aja. Pas tau ada yang ngomongin aku dari belakang soal nikah. Aku jadi malas untuk terlalu keluar rumah karena kurasa makin buat sakit hati aja. Sama juga di kampus, lebih banyak jeleknya. Jadi suka sendiri aja, atau nggak sama teman-teman
dekatku tadi.”
10. Apakah anda mendapatkan masalah setelah menikah di usia muda ?
“Masalahku banyak, Soal teman-teman kampusnya. Banyak kali yang nggak suka. Banyak kali yang ngomongin belakang. Malasah kali sama ku. Jadi nggak tenang kalau uda ngampus. Bawaannya pengen cepat pulang aja pun. Enak dirumah.”
11. Adakah penolakan dari lingkungan terhadap anda setelah menikah di usia muda ?
“Tidak ada. Aku Cuma merasa banyak yang ngomongin dari belakang aja. Tapi mereka nggak ada sampe nolak gitu.”
12. Apakah anda mendapat pujian setelah menikah di usia muda ?
“Maunya banyak yang muji aku. Aku uda tobat dan mau baik. Harus dipuji biar semangat. Uda mau nikah kemarin sama suami karena mikirin anaknya juga. Hebat juga aku rasa, Untung punnya suami punya ytanggung jawab besar mau nikahin aku.”
12. Apa yang biasa anda bicarakan dengan suami setelah menikah di usia muda ? “Aku sering bicarakan tentang keluarga, lebih seringnya nanya
keuangan keluarga sama suami. Aku selalu cerita ke dia kalau ada masalah. Aku ceritakan apapun yang ku anggap penting. Kami juga suka ketemu langsung pun di ruma. Apalagi kalau malam, pas makan malam. Langsung ngobrong aja sama sama suami apa yang sering aku pikirin.” keuangan keluarga sama suami. Aku selalu cerita ke dia kalau ada masalah. Aku ceritakan apapun yang ku anggap penting. Kami juga suka ketemu langsung pun di ruma. Apalagi kalau malam, pas makan malam. Langsung ngobrong aja sama sama suami apa yang sering aku pikirin.”
1. Apa persepsi anda mengenai pernikahan di usia muda ?
“Menurutku pernikahan di usia muda itu biasa aja, selagi sanggup dan mau tanggung jawab sama apa yang uda dilakuin. Gapapa nikah, kalau emang mau. Nikah harus bisa tanggung jawab. Semuanya harus ditanggung jawabin pun. Istri, anak, keluar, ngasih makan juga harus bisa. Baru boleh nikah. Gimana yang harus ditanggung jawabin. Merasa sudah bisa, baru nggak masalah. Terus aku bilang, nikah di usia muda ini anyak ngajarin kita soal membangun keluarga. Keluarga baru. Jadi gimna cara membangunnya biar baik. Masih belajar bangun rumah tangga, tapi setidaknya ada menghasilkan. Bagi ku nikah di usia muda juga memberi pelajaran kedepannya agar lebih baik. Melalui salah kita dulu, diperbaiki lewat nikah ini. Makanya kalau uda nikah, seperti tidak sia-sia salah yang uda dilakuin dulunya. ”
2. Adakah pengaruh berbagai persepsi di lingkungan mengenai pernikahan di usia muda terhadap sikap dan sifat anda ?
“Nggak suka sama mereka-mereka yang suka ngejek aku. Aku jadi suka sendiri aja. Jadi jarang keluar rumah. Bisa dirumah aja kalau nggak kuliah. Nggak suka keluar rumah, nggak peduli juga lingkungannya. Sama-sama nggak peduli. Keluar pun nggak ada manfaatnya. Enak dirumah. Tenagn, nggak ada kata-kata sumbang. Apalagi dikampus, banyak kali manusia-masusia syirik. Sikit-sikit ngejek, sikit-sikit gosip. Pada sok tau pun soal nikah ku. Berani cuma ngomongin dari belakang aja. giliran ada aku nggak berani. Males kali uda di kampus itu. Jadi aku temenan cuma sama yang kukenal baik aja. itu pun cuma sikit. Rasanya cepat siap aja kuliah ini. Tapi kan mau nggak mau harus tamat dulu. Sabar-sabar aja, gampang, nggak usah peduli sama orang itu. Nggak perlu teman pun gapapa. Nggak rugi aku. Lebih enak diam pun. Nggak buat tambah susah. Jadi pendiam kadang kayak orang bisu dari pada nanggepin mereka. Terus “Nggak suka sama mereka-mereka yang suka ngejek aku. Aku jadi suka sendiri aja. Jadi jarang keluar rumah. Bisa dirumah aja kalau nggak kuliah. Nggak suka keluar rumah, nggak peduli juga lingkungannya. Sama-sama nggak peduli. Keluar pun nggak ada manfaatnya. Enak dirumah. Tenagn, nggak ada kata-kata sumbang. Apalagi dikampus, banyak kali manusia-masusia syirik. Sikit-sikit ngejek, sikit-sikit gosip. Pada sok tau pun soal nikah ku. Berani cuma ngomongin dari belakang aja. giliran ada aku nggak berani. Males kali uda di kampus itu. Jadi aku temenan cuma sama yang kukenal baik aja. itu pun cuma sikit. Rasanya cepat siap aja kuliah ini. Tapi kan mau nggak mau harus tamat dulu. Sabar-sabar aja, gampang, nggak usah peduli sama orang itu. Nggak perlu teman pun gapapa. Nggak rugi aku. Lebih enak diam pun. Nggak buat tambah susah. Jadi pendiam kadang kayak orang bisu dari pada nanggepin mereka. Terus
Kalau berani langsung aja bilang nggak suka.”
3. Bagaimana pandangan anda terhadap diri anda sendiri setelah menikah di usia muda ?
“Aku ngerasa jadi sosok ibu, namanya uda punya anak. Terus dinikahi suami jadi mau nggak mau harus jadi ibu-ibu. Akupun senang uda dinikahin dia. Jadi ibu-ibu itu nggak gampang, akupun masih belajar. Emang enak uda punya anak, terus jadi ibu-ibu tapi harus bisa nanggung jawabin semua. Aku pun belajar banyak dari pengalaman agar bisa lebih baik. Terus belajar untuk didik anakku dan cara jadi istri yang baik di keluarga ini. ”
4. Apa yang membuat diri anda percaya diri setelah menikah di usia muda ?
“Menurutku seseorang bisa saja mendapatkan pelajaran dari pernikahan. Jadi bisa tau dan paham dengan sendirinya makna dari Aku yakini diriku sendiri bahwa aku harus bisa lebih baik lagi dan lebih belajar dari semua yang uda terjadi.Soalnya kalau uda yakin, nggak perlu sedih lagi. Apalagi uda ada suami. Yang penting mau nyoba lebih baik sekarang.”
5. Bagaimana cara anda mempertahankan keyakinan awal anda menikah di usia muda setelah menikah ?
“Lebih sayang anak. Aku dulunya nikah karena punya anak. Aku pun harus lebih ekstra ke anak. Anak yang buat aku mau nikah, dia yang harus diurus dan ditanggung jawabi sama suami. Jadi kakak mikirnya gimana anak ini supaya bisa tumbuh baik. Dulu berharap kali suami mau nikahin. Untungnya suami mau nanggung apa yang uda dibuatnya, jadi sekarang harus lebih sayang ke anak. Itu waktu hamil dulu sempat bingung, gimana ngurus anak. Masa depan dia ini kek mana, tapi suami nanggung semua, udah sekarang yang penting anak sehat dan baik.”
6. Apa perbedaan diri anda dengan wanita di luar sana yang belum menikah di usia muda ?
“Menurutku mereka, cewe sekarang bilang yang nikah di usia muda hanya untuk orang yang salah jalan. Padahal itu semua kalau jadi pelajaran dan berusaha jadi lebih baik, aku rasa boleh-boleh aja. Apa lagi suami bertanggung jawab dengan melamar dan mau menikahi aku. Bedanya cuma karena mereka masih takut mungkin kalau nikah, nggak menjadi solusi. Malah nambah masalah mungkin.Aku uda mantap kali mau nikah, kalau mereka paling langsung stress sendiri”
7. Apakah anda terima ketika ada seseorang yang memiliki persepsi berbeda mengenai pernikahan di usia muda ?
“Alah, itu cuma yang mau memperkeruh masalah aja. Nggak terima pastinya, nikah karena uda mau berubah jangan dipersepsikan yang nggak-nggak lagi. Aku nikah karena emang mau, suami juga hebat uda mau tanggung jawab. Nggak selamanya manusia benar. Aku nggak mau terlalu berdebat dengan mereka. Sama-sama ngerti aja. Harus lebih percaya diri aja. Biarin aja mereka, diam aja. Kalau emang udah keterlaluan, pindah rumah aja aku. Masih banyak tempat tinggal selain disini. Ambil gampang aja.”
8. Apakah anda marah ketika ada seseorang yang mencela diri anda dan pernikahan anda ?
“Ngapain susah-susah mikirin mereka, diamin aja. nggak usah dipeduliin kali yang kayak gitu. Aku pun nggak ambil pusing, ngapain marah-marah. Biar aja, nggak sulit kalau emang uda nggak terkontrol lagi, pindah aja rumah. Kuliah ininya, tamat dulu. Tahan-tahani aja. Diam, nggak usah pala di tengok kal i mereka.”
9. Apakah anda mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi setelah menikah di usia muda?
“Nggak bisa, aku juga males ngadepinnya. Nggak bakal ngerti juga mungkin mereka, jadi malas buat ketemu mereka. Dibicarain pun nggak ada ngerti-ngertinya. Helehhh, banyak kali pun yang suka “Nggak bisa, aku juga males ngadepinnya. Nggak bakal ngerti juga mungkin mereka, jadi malas buat ketemu mereka. Dibicarain pun nggak ada ngerti-ngertinya. Helehhh, banyak kali pun yang suka
10. Apakah anda mampu berinteraksi dengan seseorang yang berbeda persepsi mengenai pernikahan di usia muda?
“Ngapain ditanggapin juga. Malas juga pun. Nggak ada yang ngerti juga. Bagusan diam. Nggak usah pala ditanggepin kali. Ku rasa
mereka Cuma mau manas-manasin aja. biar down gitu mental. Alah, nggak bakal down. Makanya aku diam aja. nggak pernah ku tanggepin apa lagi bicara sama mereka. Biar aja, sesuka hati mereka. Nggak peduli pun.”
11. Bagaimana kesan-kesan terhadap interaksi yang anda lakukan dengan lingkungan?
“Banyak kesan buruk di kampusku, semua rata-rata buruk. Nggak ada yang kusuka. Tiap ke kampus ada aja yang buat masalah. Pagi-pagi pun suka kali diberengin sama mereka. Nggak suka kali sama kampus, tapi mau gimana lagi. Kuliah ini yang nuntut. Harus disipain dulu, mau kek mana pun. Kuliah ini yang penting. Jangan perkara itu nggak kuliah. Aku nggak pernah nanggepin semuanya. Banyak buruknya kalau uda sama mereka, nggak ada yang bisa dibaikin. Sabar aja dulu,
nanti siap juga kuliah ini.”
12. Secara umum, apakah anda disukai oleh lingkungan setelah menikah di usia muda ?
“Banyak yang nggak suka kalau dikampus ku ini, teman yang baik Cuma sikit. Yang lain baik karena ada maunya. Lebih banyak yang suka ngejek. Apalagi gosip, beh banyak kali. Aku nggak peduli kali sama yang kek gitu. Yang penting aku udah senang punya anak dan suami. Uda nikah. Soal ini urusan belakang, nggak usah peduli kali. Bntar lagi siap kok kuliah.”
Foto Informan 1 Karina Yusanda Putri
Foto Informan 2 Nida Ulhaq
Foto Informan 3 Adila Tunnisa
Foto nInforman 4 Muarifah
Foto Informan 5 Dewi Lestari