b. Pertanyaan Umum - Konsep Diri Mahasiswi yang Menikah Muda (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Konsep Diri dengan Komunikasi Antarpribadi pada Mahasiswi Setelah Menikah Usia Muda di Kota Medan)

Pedoman Wawancara

a. Pertanyaan Mengenai Data Diri

- Nama Lengkap

-Tempat Tanggal Lahir

-Alamat

-Usia Sekarang

-Asal Kampus

-Jumlah Anak

b. Pertanyaan Umum

1. Umur berapa anda menikah?

2. Sudah berapa lama anda menikah?

3. Apa tujuan anda menikah di usia muda?

4. Apa yang anda dapat dari pernikahan di usia muda?

5. Faktor apa yang mendorong anda untuk menikah di usia muda?

6. Bagaimana perasaan dan kondisi anda setelah menikah di usia muda?

7. Apa pengertian pernikahan di usia muda menurut pendapat anda? 7. Apa pengertian pernikahan di usia muda menurut pendapat anda?

1. Apakah anda sulit atau mudah mendapatkan pemahaman positif dari lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus setelah menikah di usia muda ?

2. Apakah anda merasa nyaman di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus setelah menikah di usia muda ?

3. Apakah anda melakukan interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus ?

4. Apa bentuk interaksi yang anda lakukan di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus?

5.Pernahkah anda bertemu dengan seseorang yang berbeda persepsi mengenai pernikahan di usia muda untuk menjelaskan alasan menikah anda ?

6. Bagaimana kondisi dan budaya di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus anda ?

7. Bagaimana persepsi lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus mengenai pernikahan di usia muda anda?

8. Apakah anda pernah mengalami konflik dengan lingkungan setelah menikah di usia muda :

9. Apakah anda mendapatkan hambatan setelah menikah di usia muda ?

10. Apakah anda mendapatkan masalah setelah menikah di usia muda ?

11. Adakah penolakan dari lingkungan terhadap anda setelah menikah di usia muda ?

12. Apakah anda mendapat pujian setelah menikah di usia muda?

13. Apa yang biasa anda bicarakan dengan suami setelah menikah di usia muda ? 13. Apa yang biasa anda bicarakan dengan suami setelah menikah di usia muda ?

1. Apa persepsi anda mengenai pernikahan di usia muda ?

2. Adakah pengaruh berbagai persepsi di lingkungan mengenai pernikahan di usia muda terhadap sikap dan sifat anda ?

3. Bagaimana pandangan anda terhadap diri anda sendiri setelah menikah di usia muda ?

4. Apa yang membuat diri anda percaya diri setelah menikah di usia muda ?

5. Bagaimana cara anda mempertahankan keyakinan awal anda menikah di usia muda setelah menikah ?

6. Apa perbedaan diri anda dengan wanita di luar sana yang belum menikah di usia muda ?

7. Apakah anda terima ketika ada seseorang yang memiliki persepsi berbeda mengenai pernikahan di usia muda ?

8. Apakah anda marah ketika ada seseorang yang mencela diri anda dan pernikahan anda ?

9. Apakah anda mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi setelah menikah di usia muda?

10. Apakah anda mampu berinteraksi dengan seseorang yang berbeda persepsi mengenai pernikahan di usia muda?

11. Bagaimana kesan-kesan terhadap interaksi yang anda lakukan dengan lingkungan?

12. Secara umum, apakah anda disukai oleh lingkungan setelah menikah di usia muda ?

Pedoman Wawancara

a. Pertanyaan Mengenai Data Diri

- Nama Lengkap

: Karina Yusanda Putri

-Tempat Tanggal Lahir

: Medan, 12 Februari 1994

-Alamat : Jl. Brigjen Katamso No.454/ 51 C Medan -Usia Sekarang

: 21 Tahun

-Asal Kampus : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

-Jumlah Anak

: 1 Orang

b. Pertanyaan Umum

1. Umur berapa anda menikah? 20 Tahun

2. Sudah berapa lama anda menikah? 1 tahun

3. Apa tujuan anda menikah di usia muda?

“Tujuan kakak menikah di usia muda, karena pengen cepat punya keturunan. Pengen kali nikah di usia muda dan sebenarnya itu cuma omongan gitu aja, akhirnya jadi doa. Ya, Kakak nikah di usia muda karena cepat punya keturunan juga. Padahal kuliah belum selesai sih, tapi keinginannya cuma cepat nikah, cepat punya anak. Setidaknya uda tenang punya pasangan. ”

4. Apa yang anda dapat dari pernikahan di usia muda?

“Kakak banyak berubah, dari yang gadis dulu banyak main-mainnya sekarang lebih dewasa. Nambah dewasa sih, banyak yang kakak lakuin. Kakak juga banyak belajar mengenai banyak hal. Kuliah, ngurus anak, ngurus rumah tangga, banyak sih pokoknya. Tapi kakak jadi banyak belajar dan jadinya lama-lama bisa dengan kebiasaan “Kakak banyak berubah, dari yang gadis dulu banyak main-mainnya sekarang lebih dewasa. Nambah dewasa sih, banyak yang kakak lakuin. Kakak juga banyak belajar mengenai banyak hal. Kuliah, ngurus anak, ngurus rumah tangga, banyak sih pokoknya. Tapi kakak jadi banyak belajar dan jadinya lama-lama bisa dengan kebiasaan

5. Faktor apa yang mendorong anda untuk menikah di usia muda?

“Kakak nikah ini sebenarnya lihat dari laki-lakinya sih. Ya, masa depan dia. Kayak pekerjaannya dan latar belakang keluarganya. Masa depan keluarga kami. Kakak anggap laki-laki kalau uda ada kerjanya pasti bisa tanggung jawab sama kakak nanti. Calon kakak uda punya kerja tetap, dia dokter. Kakak sih nggak terlalu liat pernghasilannya berapa, yang penting dia uda punya pernghasilan tetap. Keluarga calon kakak ini baik dan nggak terlalu banyak permintaan ke kakaknya juga. Walau kami kenalan jarak jauh sebelum nikah, kakak yakin aja sih dengan calon kakak ini. ”

6. Bagaimana perasaan dan kondisi anda setelah menikah di usia muda?

“Nggak ada penyesalan. Semua tambah baik. Justru pas uda nikah ini kakak jadi tambah bahagia. Perasaan kakak sih jadi lebih happy terus lebih senang karena uda bersuami. Anak khususnya paling buat kakak senang. Senangnya lagi uda ada keluarga baru ini sih, suami jauh, tapi masih ada anak yang selalu buat tertawa. Ada aja tingkahnya yang bisa buat gemes, lucu. Kalau uda meluk dia rasanya adem kali hati sama pikiran ini. Hilang semua beban-beban kuliah dan pikiran seharian itu. Fresh uda lagi. Kakak sih bersyukur sama Allah uda ngasih anak buat nemenin kakak dan suami yang semangat buat nyari nafkah. ”

7. Apa pengertian pernikahan di usia muda menurut pendapat anda?

“Pengertian pernikahan di usia muda menurut kakak, suatu cara menyatukan cinta, menyatukan dua keluarga dan menyatukan dua “Pengertian pernikahan di usia muda menurut kakak, suatu cara menyatukan cinta, menyatukan dua keluarga dan menyatukan dua

c. Pertanyaan untuk Proses Pembentukan Konsep Diri dengan Komunikasi Antarpribadi pada Mahasiswi setelah Menikah di Usia Muda

1. Apakah anda sulit atau mudah mendapatkan pemahaman positif dari lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus setelah menikah di usia muda ?

“Susah juga dulu pas pertama kali kakak kesini. Apalagi kakak warga baru waktu itu. Nggak ada yang kakak kenal sih disini. Jadi mereka

suka liatin kakak. Mungkin diliatnya anak muda kok uda nikah. Apalagi kakak dirumah jarang sama suami, jarang nampak orang itu suami kakak, jadi kayaknya orang itu jelek liat kakak. Lama-lama bosan juga dliatin kek gitu terus, orang kakak nikah baik-baik aja. Nggak yang macam-macam. Jadi kakak coba temui mereka, ngobrol- ngobrol. Enak juga rupanya sama mereka. Uda kenal, rupanya mereka itu baik. Karena kemarin belum kenal aja mungkin. Jadi sekarang orang itu uda ngerti kakak sih. Beda kalau di kampus banyak teman- teman kakak. Apalagi mereka nanya-nanya soal nikah kakak, simpati dan senang sama kakak. Malah di kampus gampang kali kakak dapat permahaman baik, karena sering ketemu, mereka jadi lebih ngerti sih. Tingkah kakak juga di kampus baik, jadi mereka pasti anggap kakak baik. Mereka juga ngelihat dari kapan kakak nikah dan jarak hamil kakak. Kakak sih di kampus nggak aneh-aneh, jadi mereka selalu baik.”

2. Apakah anda merasa nyaman di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus setelah menikah di usia muda ?

“Di rumah sini sih nyaman, kakak rasa nyaman aja. Nggak ada yang aneh-aneh kakak rasa. Lingkungan sini sih baik, sekarang mereka uda

baik sama kakak. Tambah lagi kakak masih suka ke mereka, masih suka cerita-cerita. Di kampus kakak, banyak kali teman yang suka baik sama kakak. Tambah lagi kakak masih suka ke mereka, masih suka cerita-cerita. Di kampus kakak, banyak kali teman yang suka

3. Apakah anda melakukan interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus ?

“Sering kali kakak keluar, awalnya dulu pas baru tinggal disini sih. Karena warga baru, pas pula kakak uda nikah. Takutnya kalau nggak gabung-gabung sama tetangga sini, banyak kena cerita. Kakak deketi satu-satu tetangga disini. Jadi sekarang mereka uda kenal kakak. Nggak perlu cemas lagi. Terus di kampus kakak banyak kegiatan, jadi harus rajin ke kampus, kuliah. Seringnya juga sama teman kampus mainnya. Dulu sebelum nikah, kakak sering juga kumpul sama mereka malam hari. Tapi sekarang uda kakak kurangi, karena mau ngurusin

anak di rumah.”

4. Apa bentuk interaksi yang anda lakukan di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus?

“Habis nikah ini, kakak sering datangi rumah tetangga. Bertamu kemana-mana. Sekalian kakak pengen jelasin alasan nikah kakak sih. Soalnyakan warga baru, biar enak aja sama orang itu. Takutnya banyak salah paham. Rata-rata semua pernah kakak datangin. Apalagi di kampus, sering kali kakak harus kesana. Padat jadwal kuliah kakak di kampus, jadi sering kali ke kampus. Biasa kalau di kampus, lagi nunggu dosen atau nunggu jeda kuliah, kakak sama teman-teman sering keluar nyari tempat duduk-duduk biar nggak suntuk di kampus. Kadang mau lama jeda kuliahnya, jadi kakak sering cerita-cerita sama teman-teman di cafe gitu sih. Uda tuh, kalau kumpul rame-rame bisa lama kami di cafe. Semua kami omongin, mulai dari masalah-masalah kami atau nggak cerita-cerita senang. Mereka juga sering nanyak soal pernikahan kakak ini. Mereka suka “Habis nikah ini, kakak sering datangi rumah tetangga. Bertamu kemana-mana. Sekalian kakak pengen jelasin alasan nikah kakak sih. Soalnyakan warga baru, biar enak aja sama orang itu. Takutnya banyak salah paham. Rata-rata semua pernah kakak datangin. Apalagi di kampus, sering kali kakak harus kesana. Padat jadwal kuliah kakak di kampus, jadi sering kali ke kampus. Biasa kalau di kampus, lagi nunggu dosen atau nunggu jeda kuliah, kakak sama teman-teman sering keluar nyari tempat duduk-duduk biar nggak suntuk di kampus. Kadang mau lama jeda kuliahnya, jadi kakak sering cerita-cerita sama teman-teman di cafe gitu sih. Uda tuh, kalau kumpul rame-rame bisa lama kami di cafe. Semua kami omongin, mulai dari masalah-masalah kami atau nggak cerita-cerita senang. Mereka juga sering nanyak soal pernikahan kakak ini. Mereka suka

5.Pernahkah anda bertemu dengan seseorang yang berbeda persepsi mengenai pernikahan di usia muda untuk menjelaskan alasan menikah anda ?

“Dulu ada orang aneh gitu sih nyeritain kakak. Uda gitu, uda dia nyeritain kakak, dia juga nyebarin ke banyak orang soal itu. Teman

kakak sma dulu dia. Nggak tau kenapa kok jadi gitu dia. Padahal kakak rasa sih, kakak nggak ada masalah sama dia. Karena uda sampai nyebar kemana-mana. Kakak telepon orangnya itu, tapi nggak di angkatnya. Untungnya pas ada acara pesta nikah, ketemu kakak sama dia. Langsung kakak datangi dia, kakak tanya sama dia. Kok bisa sampai berani dia nyebar isu yang nggak betul gitu. Dia nggak berani liat kakak dan nggak berani jawab apapun. Kakak bilang sama dia, nama kakak harus baik lagi dimana-mana dan harus balik lagi kayak awal, nggak ada yang nyeritain kakak. Dia kakak maafin terakhirnya, karena dia mau minta maaf sama balikin nama baik kakak lagi.”

6. Bagaimana kondisi dan budaya di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus anda ?

“Ya, di daerah rumah kakak baik-baik warganya. Belum lama kakak tinggal sini. Tapi karena sering ketemu terus ngobrol, kakak rasa baik.. Selama kakak tinggal sini nggak ada yang salah. Baik orang sini. Kalau di kampus, karena uda lama juga temenan sama mereka, jadi uda tau gimana lingkungannya. Kakak juga mahasiswa lama sih, jadi uda lama kakak di kampus itu Baik-baik aja sih kampus kakak dan teman- teman kakak.”

7. Bagaimana persepsi lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus mengenai pernikahan di usia muda anda?

“Buruk sih. Mungkin mereka kira, yang nikah di usia muda karena NBA aja sih. Jadi pas kakak baru tinggal disini, mereka anggap kakak nggak baik. Suka kali orang itu liatin kakak. Kan nggak enak juga “Buruk sih. Mungkin mereka kira, yang nikah di usia muda karena NBA aja sih. Jadi pas kakak baru tinggal disini, mereka anggap kakak nggak baik. Suka kali orang itu liatin kakak. Kan nggak enak juga

8. Apakah anda pernah mengalami konflik dengan lingkungan setelah menikah di usia muda :

“Nggak ada konflik sama sekali, kakak juga nggak buat yang aneh- aneh sih. Jadi baik-baik aja pernikahan kakak ini. Malahan banyak teman-teman kakak yang suka kalau kakak uda nikah. Kakak juga nggak pernah buat masalah sampai ada konflik gitu sih. Semua aman

aja kakak rasa sih.”

9. Apakah anda mendapatkan hambatan setelah menikah di usia muda ?

“Nggak pernah dapat hambatan kakak. Kakak sampai sekarang lancar-lancar aja. Nggak ada masalah yang sampai ngambat pernikahan ini. Kalau bisa semua masalah langsung diselesain biar nggak gantung. Kalau uda gantung bisa jadi penghambat sih. Jadi

harus pandai siapin masalah yang ada.”

10. Apakah anda mendapatkan masalah setelah menikah di usia muda ?

“Ada sih, kakak setelah menikah ini jauh dengan suami. Suami kakak kan dokter jadi dia tugas di luar kota, jarang kali kami jumpa. Jadi kalau rindu sama dia, paling kakak cuma bisa teleponan aja. Itu sih masalahnya, kakak rindu dengan suami kakak. Tapi kakak sabar aja dengan semuanya, dia kerja di sana buat cari nafkah. Kakak juga punya masalah pas di pagi hari. Waktu kakak mau pergi pagi ke kampus, anak kakak harus di urusin dulu sebelum berangkat kampus. Soalnya nggak mungkin minta tolong sama ibu terus di rumah, capek nanti ibu kakak pagi-pagi uda ngurus anak. Masalahnya Ya kalau mau pergi pagi aja sih, ngasih makan, mandiin, buatin susu, dan sampai “Ada sih, kakak setelah menikah ini jauh dengan suami. Suami kakak kan dokter jadi dia tugas di luar kota, jarang kali kami jumpa. Jadi kalau rindu sama dia, paling kakak cuma bisa teleponan aja. Itu sih masalahnya, kakak rindu dengan suami kakak. Tapi kakak sabar aja dengan semuanya, dia kerja di sana buat cari nafkah. Kakak juga punya masalah pas di pagi hari. Waktu kakak mau pergi pagi ke kampus, anak kakak harus di urusin dulu sebelum berangkat kampus. Soalnya nggak mungkin minta tolong sama ibu terus di rumah, capek nanti ibu kakak pagi-pagi uda ngurus anak. Masalahnya Ya kalau mau pergi pagi aja sih, ngasih makan, mandiin, buatin susu, dan sampai

11. Adakah penolakan dari lingkungan terhadap anda setelah menikah di usia muda ?

“Penolakan nggak ada, mereka semua terima kakak. Ya kakak nikah baik, pasti semua baik. Nggak ada yang kayak gitu. Apalagi teman-

teman kakak, mereka malah lebih suka kakak uda nikah.”

12. Apakah anda mendapat pujian setelah menikah di usia muda?

“Banyak pujian dan ucapan selamat yang kakak dapat dari teman- teman di kampus. Mereka bilang enak kali udah nikah, udah punya anak. kakak senang dengar ucapan mereka itu. Kakak pikir, iya juga. Harus bersyukur sudah punya anak di usia muda ini. Semoga makin lancar terus keturunan kakak .”

13. Apa yang biasa anda bicarakan dengan suami setelah menikah di usia muda ? “Kakak biasanya ngomong apa aja sama suami. Kalau teleponan

sama dia, kakak omongin semua. Soal anak, pekerjaan kakak, sama masalah-masalah kakak. Walau cuma dari telepon, kakak senang dan lega bisa cerita sama dia. Kami LDR tapi komunikasi lancar terus biar hubungan kami baik. Pas di telepon, kakak ceritai kalau kakak rindu sama dia, kadang kakak kasih teleponnya sama anak, biar suami kakak bisa dengar suara anaknya.”

d. Pertanyaan untuk Bentuk Konsep Diri Mahasiswi setelah Menikah di Usia Muda

1. Apa persepsi anda mengenai pernikahan di usia muda ?

“Kalau pandangan kakak soal nikah di usia muda lebih banyak baiknya sih, dari pada harus menjalani pacaran terus-menerus.

Langsung nikah kakak rasa itu lebih baik. Kakak rasa sih, pernikahan di usia muda salah satu cara buat menyatukan cinta, nyatukan dua keluarga, dan nyatukan dua ketidakcocokan. Anak-anak muda sekarang biar lebih terkontrol. Kakak anggap nikah di usia muda ini lebih jadi panduan buat jadi lebih teratur. Jadi kalau emang uda cinta kali sama pasangan, udah langsung aja nikah.”

2. Adakah pengaruh berbagai persepsi di lingkungan mengenai pernikahan di usia muda terhadap sikap dan sifat anda ?

“Nggak sih, nggak ada pengaruhnya sama kakak yang kayak gitu sih. Kakak tetap percaya diri sama apa yang uda kakak ambil dan selalu tetap pendirian dengan jalan yang kakak tempuh sekarang. Nggak ada ngaruhnya sama sifat kakak sekarang. Mau sampai kapan nggak bakal ngaruh sih. Sikap kakak juga kek biasa aja sih ngadepinnya, nggak ngaruh. Kakak percaya aja sama pernikahan yang uda kakak jalani. Keyakinan dan alasan pertama kakak yang buat kakak jadi bisa kuat kayak gini. Ingat- ingat aja kenapa kakak mau nikah dulu.”

3. Bagaimana pandangan anda terhadap diri anda sendiri setelah menikah di usia muda ?

“Kakak punya pandangan bahwa kakak itu hebat juga. Bisa menikah dan tetap lanjut kuliah terus pas kakak udah punya anak, koas kakak di kampus tetap berjalan dengan lancar kayak biasanya. Soalnya sih kakak cinta kali sama yang kakak lakuin ini, jadi apa-apa enak. Nikah ini sih yang jadi buat semangat, anak nggak jadi masalah. Malah dia yang suka buat kakak senyum dan semangat lagi kalau uda lemas. Kadang kakak capek, tapi ilang capeknya kalau uda sama anak. Koas jadi lanjut terus sih. Jadi lebih ekstra tapi nggak menggangu. ”

4. Apa yang membuat diri anda percaya diri setelah menikah di usia muda ?

“Ya. Kakak yakin sama percaya aja sama hal baik ini. Kakak lakuin buat diri kakak sendiri. Diri kakak sendiri yang buat yakin soal ini.

Ikuti yang tebaik aja menurut hati, bayangin dan simpan di hati kalau hal yang kakak buat ini, hal yang baik. Suami juga ngasih dukungan Ikuti yang tebaik aja menurut hati, bayangin dan simpan di hati kalau hal yang kakak buat ini, hal yang baik. Suami juga ngasih dukungan

kami pacaran sebelum nikah ini.”

5. Bagaimana cara anda mempertahankan keyakinan awal anda menikah di usia muda setelah menikah ?

“Emang sih hubungan jarak jauh, tapi kakak selalu berusaha mempertahankannya dengan cara saling percaya dan kalau ada sesuatu yang nggak ngerti dan kurang dipahami, saling cerita kami, kakak dan suami. Intinya saling percaya aja sih. Keyakinan kakak pasti tetap kuat dan tetap gini-gini aja. Kayak dulu, kalau emang mau lebih yakin, kakak ingat lagi kenapa sih kakak mua nikah dulunya terus manfaaf uda banyak kali kakak dapat dari nikah ini. Jadi kakak rasa tetap yakin seyakin- yakinnya kalau soal nikah ini.”

6. Apa perbedaan diri anda dengan wanita di luar sana yang belum menikah di usia muda ?

“Kalau kakak rasa, cewek-cewek diluar sana masih mau bebas dan nggak mau ada ikatan resmi sih. Mungkin mereka kira hubungan nggak harus cepat-cepat kali ke seriusnya. Masih mau biasa-biasa aja mereka mungkin. Terus banyak kalau zaman sekarang lebih suka pacaran. Nggak tau knpa lebih suka pacaran, kakak sih kalau uda bisa nikah serius, langsung aja nikah. Ngapain pula lama-lama. Ntah apa yang di tunggu. Itula tadi, mereka belum mau serius. Masih mau pacaran-pacaran aja. Beda sama kakak, uda kakak rasa emang baik, seriusin langsung, nikah. Terrus kalau uda nikah sudah serius, segalanya uda teroganisir dan teratur. Nggak bisa sem barang lagi, bebas- bebas kayak mereka yang belum nikah.”

7. Apakah anda terima ketika ada seseorang yang memiliki persepsi berbeda mengenai pernikahan di usia muda ?

“Terima aja sih, soalnya mereka mungkin belum tau kakak gimana. Jadi mereka kakak rasa berannggapan umum soal nikah muda. Nggak

masalah sama kakak. Hak mereka juga mau bilang apa soal nikah di uia muda ini. Nggak terlalu masalah beda tanggapan soal nikah ini sih. Jadi kalau ada yang beda gitu, anggap baik aja juga mereka. Nanggepinnya baik-baik. Kakak juga suka jelasin sama mereka- mereka, mau dimana aja soal nikah di usia muda. Kakak suka bilang sama mereka, nikah di usia muda itu baik, jangan mikir yang enggak- enggak. Jadi kakak kasih tau kalau nikah di usia muda itu baik dan banyak manfaatnya.”

8. Apakah anda marah ketika ada seseorang yang mencela diri anda dan pernikahan anda ?

“Sebenarnya uda kelewatan kalau seperti itu. Dia uda sampe ngejek. Tapi jangan kita ikuti sifat dia. Kalau emang mau dianggap baik dan pengen masalah itu selesai, bilang aja baik-baik sama dia. Nggak perlu sampe marah juga. Mungkin dia punya alasan sendiri atau gimana. Kadang hal yang nggak kita sangka-sangka, tapi harus hadapi pakai ketenangan. Jangan terpancing emosi, sampai marah- marah nggak jelas. Kita sendiri juga yang rugi. Marah nggak ada

untungnya, malah buat beban.”

9. Apakah anda mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi setelah menikah di usia muda?

“Mampu, dan kakak rasa harus berusaha supaya masalah nggak ada. Clear semua masalah biar enak. Cari jalan keluar sih, gimana supaya bisa selesai masalah-masalah itu. Terus harus dijelasin kenapa masalahnya, kenapa bisa gitu. Ngertiin masalahnya sama-sama. Sama- sama ngerti biar ada jalan keluarnya. Kakak juga seuka berdoa supaya bisa cepat selesai. Doa itu paling ampuh kakak rasa. Kakak tetap jalani rutinitas dan pekerjaan sehari-hari biar masalah jadi nggak terasa, terhibur oleh keseharian yang kakak kerjain, seperti mengurus anak. Kakak selalu berdoa untuk suami dan keluarga agae baik-baik aja. Itu yang biasanya kakak lakukan supaya bisa sabar. Minimal masalah “Mampu, dan kakak rasa harus berusaha supaya masalah nggak ada. Clear semua masalah biar enak. Cari jalan keluar sih, gimana supaya bisa selesai masalah-masalah itu. Terus harus dijelasin kenapa masalahnya, kenapa bisa gitu. Ngertiin masalahnya sama-sama. Sama- sama ngerti biar ada jalan keluarnya. Kakak juga seuka berdoa supaya bisa cepat selesai. Doa itu paling ampuh kakak rasa. Kakak tetap jalani rutinitas dan pekerjaan sehari-hari biar masalah jadi nggak terasa, terhibur oleh keseharian yang kakak kerjain, seperti mengurus anak. Kakak selalu berdoa untuk suami dan keluarga agae baik-baik aja. Itu yang biasanya kakak lakukan supaya bisa sabar. Minimal masalah

10. Apakah anda mampu berinteraksi dengan seseorang yang berbeda persepsi mengenai pernikahan di usia muda?

“Ya mampu, temui aja mereka yang beda persepsi itu sih. Kakak terima aja persepsi mereka, karena tiap orang punya persepsi masing-

masing. Kakak coba jelasin ke mereka soal nikah di usia muda. Pendapat kakak baik soal nikah ini, jadi kakak jelasin ke mereka kalau nikah di usia muda itu baik. Semua kakak jelasin, yang baik-baik kakak bilang sama mereka. Mana tau bisa ngerti mereka. Kalau hal baik pasti akan dibantu dengan sendirinya. Nggak perlu repot-repot, niat baik jadi jalannya pasti baik. Mungkin aja, uda siap kakak jelasin mereka jadi berubah pikirannya. Mudah-mudahan sih ampuh, selagi bisa jelasin, ya dijelasin aj a ke mereka.”

11. Bagaimana kesan-kesan terhadap interaksi yang anda lakukan dengan lingkungan?

“Kesan-kesan yang kakak dapat selama ini sih baik. Mereka semua baik, mau di rumah sini sama di kampus. Nggak ada yang jelek kakak dapat. Uda bersahabat baik di kampus, jadi kalau apa-apa pasti baik respon mereka ke kakak. Jadi kakak juga nganggap mereka baik.

Selama ini baik dan kakak rasa enak sama mereka semua.”

12. Secara umum, apakah anda disukai oleh lingkungan setelah menikah di usia muda ?

“Secara umum kakak disukai sih. Ya disukai dan selalu berusaha untuk baik sehingga mereka baik juga.”

Pedoman Wawancara

a. Pertanyaan Mengenai Data Diri

- Nama Lengkap

: Nida Ulhaq

-Tempat Tanggal Lahir

: Medan, 18 April 1996

-Alamat : Jl. Bilal Ujung Gg. Fitri No.1 Medan Bilal -Usia Sekarang

: 19 Tahun

-Asal Kampus

: Fakultas Agama Islam UMSU

-Jumlah Anak

: 1 Orang

b. Pertanyaan Umum

1. Umur berapa anda menikah? 18 Tahun

2. Sudah berapa lama anda menikah? 1 Tahun

3. Apa tujuan anda menikah di usia muda?

“Tujuan nikah saya bang, pertama agar terhindar dari dosa besar. Seperti dosa ketika seseorang berpacaran bang. Yang kedua, agar

cepat punya keturunan dan yang ketiga agar hidup lebih bahagia bang.”

4. Apa yang anda dapat dari pernikahan di usia muda?

“Banyak kebaikian yang saya dapat bang setelah nikah ini. Yang paling saya rasakan waktu saya jadi lebih mandiri. Banyak soalnya yang dikerjakan sekarang bang. Nggak cuma satu, semua kali ini mesti diurus bang. Mulai saya ngurus anak, suami, rumah, kuliah ini lagi. Jadi harus bisa lebih mandiri bang. Banyak yang didapat bang, belajar sekalian. Nggak apa-apa, yang penting mau belajar biar bisa mandiri. Biar berkah bang. Saya juga ngerasai setelah nikah di usia muda ini bang, sedikit lebih terarah karena di bimbing oleh suami.

Mau gimana-gimana, jadi lebih paham karena dikasih tau suami mana yang baik juga. Terus juga dia sering ngasih tau saya, soal apa aja. jadi nggak sembarang lagi bang. Sudah ada yang merhatiin bang. Saya senang bang, suami banyak ngasih perhatian.”.

5. Faktor apa yang mendorong anda untuk menikah di usia muda?

“Saya berani nikah karena awalnya orang tua suka nasihatin saya bang. Dulu kan waktu SMA saya suka keluyuran ke luar rumah. Terus kalau habis pulang sekolah, selalu melalak sama teman-teman. Orang tua saya jadi khawatir bang. Mereka terus nasihatin dan suruh saya cepat nikah. Mereka takut saya kenapa-kenapa bang. Jadi menurut mereka saya bagus nikah cepat bang. Tapi pertamanya saya nggak mau nikah karena malu. Masih belum cocok buat nikah. Tapi orang tua saya terus kasih masukan dan nasihat, jadi saya berani juga untuk

nikah ini bang.”

6. Bagaimana perasaan dan kondisi anda setelah menikah di usia muda?

“Banyak yang harus dipelajari bang, saya rasa itu tantangan buat saya bang. Tapi nggak masalah, malah saya merasa bersyukur bang. Lewat hal ini, saya bisa jadi baik. Malah urusan ngurus suami dan anak buat saya jadi lebih semngat. Semgat buat lebih sayang ke mereka, juga lebih rajin buat kuliah bang. Saya banyak belajar jadi semua nggak menjadi beban, tapi malah saya jadikan semangat biar bisa jadi istri yang hebat. Ada mereka, senag gitu rasanya bang. Senang, apa lagi kalau uda kumpul sama. Paling diharuskan kumpul sama biar lebih terjaga kami bang. Semua yang saya rasain beda bang, banyak manfaatnya buat saya bang. Suami juga selalu ada buat saya bang, kapan aja.”

7. Apa pengertian pernikahan di usia muda menurut pendapat anda?

“Pengertian pernikahan di usia muda, menurut saya pernikahan yang masih dibawah umur bang. Masih muda-muda kali. Tapi mereka mau

jalanin cinta mereka serius, makanya nikah.” jalanin cinta mereka serius, makanya nikah.”

1. Apakah anda sulit atau mudah mendapatkan pemahaman positif dari lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus setelah menikah di usia muda ?

“Saya mulai nikah ini selalu belajar buat berpakaian rapi bang. Saya liat kakak saya yang selalu rapi dan sopan. Awalnya saya nyoba-

nyoba pakai baju terusan seperti kakak saya. Lama kelamaan terbiasa gitu bang. Habis itu saya coba lagi pakai jilbab panjang, sering orang bilang jilbab syari bang. Karena udah terbiasa akhirnya sampai sekarang selalu saya pakai bang. Ada berkahnya juga saya belajar kayak gini bang. Saya rasa, tetangga sini sekarang lebih baik aja liat saya. Saya juga baru pindah kesini bang. Disini saya nyewa, jadi dulu tetangga heran-heran liat saya. Bandan kecil tapi uda punyak anak dan suami. Tapi sejak saya udah berpenampilan rapi, mereka jadi selalu baik aja gitu bang. Tetangga rumah jadi juga suka liat saya bang kalau uda keluar rumah. Mereka kayak suka gitu. Senyum- senyum kalau liat saya bang. Teman kampus juga suka nanyain kok tiba-tiba beda pakaian saya bang. Saya bilang sama mereka biar lebih adem aja di tengok orang. Saya juga sering tu bang ke rumah mereka, silaturahmi aja biar lebih dekat sama tetangga. Kalau di kampus, sebelum makai pakaian ini mereka juga uda anggap baik saya bang. Soalnya mereka teman-t eman saya semua bang.”

2. Apakah anda merasa nyaman di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus setelah menikah di usia muda ?

“Kalau saya rasa bang selama ini nyaman. Saya semenjak pindah sini bang, suka datangi rumah mereka. Saya sering silaturahmi biar lebih

akrab. Apalagi kalau tiap hari waktu mau pergi ke kampus, jumpa tetangga waktu lagi manasin kereta. Mereka selalu senyum liat saya bang. Ntah kenapa mereka bisa seperti itu. Tapi saya rasa bang, mereka ramah dan baik jadi nyaman tinggal di sini bang. Di kampus juga banyak teman-teman yang suka penampilan baru saya ini. Mereka tanyak-tanyak dari mana saya mulai suka pakai pakaian gini.

Teman-teman juga suka muji penampilan baru saya bang. Mereka bilang saya lebih nampak kalem. Jadi nyaman saya sama mereka

bang.”

3. Apakah anda melakukan interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus ?

“Saya pindah kesini baru aja bang. Jadi harus bisa dekatin tetangga sini. Apalagi saya uda nikah dan punya anak, nanti kalau nggak bergaul dikira apa pula sama mereka bang. Sering saya datang ke rumah-rumah disini bang, biar tambah dekat sama mereka. Kalau di kampus bang, saya sibuk kali kuliah. Hampir tiap hari ada mata kuliah. Nggak tanggung-tanggung, masuk pagi, pulangnya sore. Bisa di bilang sering kali saya di kampus bang. Padat kali kegiatan di kampus, mata kuliah masih banyak bang yang saya ambil. Kadang mau masuk jam tengah 8 pagi. Buru-buru kali ke kampus. Untungnya banyak teman di kampus jadi nggak boring kuliah. Kalau uda di kampus pasti ketemu teman-teman bang, jadi kalau nggak ada dosen atau pas jam makan siang, pasti kami cerita- cerita ntah apa aja”

4. Apa bentuk interaksi yang anda lakukan di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus?

“Seringnya kalau waktu malam bang atau nggak waktu hari minggu, saya datangi rumah mereka buat silaturahmi aja. Sama suami juga ke sananya bang. Harus bisa bertetangga disini bang biar nggak dikira yang enggak-enggak. Terus kalau di kampus, masih banyak kali mata kuliah. Padat kali jadwal. Sama teman, saya seringnya nyari tempat makan. Kan jedanya cukup lama kalau jam siang bang. Atau nggak kalau dosen tiba-tiba nggak datang, langsung tu kami gerak ke luar, nyari tempat buat duduk-duduk. Suka saya gitu sama teman bang, jadi biar nggak boring kali k uliah.”

5.Pernahkah anda bertemu dengan seseorang yang berbeda persepsi mengenai pernikahan di usia muda untuk menjelaskan alasan menikah anda ?

“Itu tetangga dekat rumah juga. Dengar saya dari orang sini juga kalau dia nyeritain jelek nikah saya bang, sampe di ceritainnya ke

yang lain. Nggak tau kenapa tiba-tiba gitu dia. Saya malamnya langsung ke rumahnya. Baik-baik aja, sekalian silaturahmi sama sereka. Suami juga ikut temenenin saya. Udah tu, saya tanya ke mereka kenapa bilang-bilang jelek gitu. Uda lama juga kami disitu buat jelasinnya. Mereka bilang nggak tau ,cuma asal-asal aja bilang gitu. Iyauda saya sama suami nggak mau manjangin masalah, baik- baik aja. Mereka juga minta maaf sama kami. Uda clear juga masalah disitu. Jadi nambah sering ke tetangga buat silaturahmi jelasin nikah kami bang, biar enak aja.”

6. Bagaimana kondisi dan budaya di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus anda ?

“Masyarakat sini bang setau saya rajin kali sholat di masjid. Tiap shubuh dan maghrib mereka selalu ke mesjid. Suami sering bilang ke saya, kalau shubuh dan maghrib masjid disini selalu ramai aja. Nggak pernah sepi. Jadi mereka baik semua saya rasa bang. Setau saya kalau rajin sholat pasti baik. Teman-teman kampus juga uda saya kenal lama bang. Selama kenal, saya rasa mereka baik. Saya sama mereka uda temen lama bang, jadi uda tau gimana mereka. Kelakuan mereka,

semua uda tau saya.”

7. Bagaimana persepsi lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus mengenai pernikahan di usia muda anda?

“Banyak yang nganggap buruk nikah di usia muda ini bang, biar nggak terlalu salah paham juga sama nikah saya, saya datangin rumah-rumah tetangga. Silaturahmi sekalian juga jelasin soal nikah saya bang. Tapi ada juga yang sampe nyeritain buruk kemana-man soal nikah saya, itu yang kami harus ekstra jelasinnya. Terus kalau di kampus, mereka baik aja liat orang nikah di usia muda. Nggak pernah nganggap orang buruk kalau uda nikah di usia muda. Soalnya mereka juga tau dari tampang yang nikah gimana. Kan bisa tu nampak tampan g orang yang nikah baik atau nggaknya.”

8. Apakah anda pernah mengalami konflik dengan lingkungan setelah menikah di usia muda ?

“Nggak pernah bang. Saya baik-baik aja sama semua orang. Nggak ada saya rasa yang jahat gitu. Mereka juga tau kalau saya dan suami nikah benar-benar. Saya juga ngerasa nggak ada yang perlu dicemaskan karena nggak mungkin sampai konflik gitu, orang kami baik- baik aja disini.”

9. Apakah anda mendapatkan hambatan setelah menikah di usia muda ?

“Nggak sampe menghambat apapun bang. Jadi kalau ada masalah, saya dan suami selesain sama-sama. Mau apa aja masalahnya, diselesaiin. Kalau emang susah kali masalahnya, lama-kelamaan akan bisa juga selesai. Selalu minta sama suami buat nyari gimana supaya bisa netral lagi. Nikah kami berjalan lancar dan jangan sampe ada yang menghambat bang. Soalnya kalau uda seperti itu, bisa parah keadaan semuanya.”

10. Apakah anda mendapatkan masalah setelah menikah di usia muda ?

“Masalah ke mertua sendiri lo bang. Nggak sama pendapat kami soal anak bang. Mertua ingin kalau saya punya anak setelah uda tamat

kuliah aja, biar nggak susah katanya. Tapi saya inginnya malah cepat punya anak. Biar masih kuliah bang, kan keluarga saya banyak, bisa sementara dititipin ke mereka. Nggak bagus menurut saya nunda- nunda punya anak bang. Saya sanggup kok punya anak. Walau nggak tiap saat sama anak, tapi selalu saya jaga dia bang. Terus banyak kali jadwal kuliah saya. Nggak ada dalam seminggu kosong. Senin sampai jumat masuk terus. Kadang kalo mau kuliah, kasian anak. Tapi harus dijalani bang, biar cepat siap. Anak saya jadi dititipin sama Kakak. Suami juga sibuk, jadi susah juga kadang-kadang ngurus anak, titipin aja sama kakak. Pernah juga kalau lagi rindu-rindunya sama anak, saya jadi cabut kuliah bang. Sekali-sekali nggak apa-apa. Namanya rindu anak.”

11. Adakah penolakan dari lingkungan terhadap anda setelah menikah di usia muda ?

“Banyak yang pengen tau soal nikah saya bang, kalau penolakan nggak ada. Soalnya saya nikah punya maksud baik. Teman-teman itu sering nanya bang ke saya, kenapa berani nikah, apa yang di kejar kenapa cepat kali nikah, suami kerja apa kenapa uda bisa lamar- lamar anak orang. Banyak bang nanya orang itu, tapi kalau ditolak

kayak abangg bilang tadi nggak ada.”

12. Apakah anda mendapatkan pujian setelah menikah di usia muda?

“Pernah bang, pujian dari teman-teman kampus. Teman-teman sering bilang, Nida kenapa sudah berani menikah, besar nyali kamu ya. Saya jawabaja tu bang pakai alasan dan tujuan nikah saya Dengar teman- teman bicara gitu rasanya senang bang. Dibilang punya nyali besar dan berani. Mudah-mudahan rasa percaya diri ini tetap kuat bang agar bisa sama- sama terus keluarga ini.”

13. Apa yang biasa anda bicarakan dengan suami setelah menikah di usia muda ? “Kalau sama suami, semua saya bilang bang. Apalagi kalau hari libur

dan suami ada di rumah, enak tu kami cerita-cerita. Saya sering nanya ke dia bang soal kedepannya gimana, pekerjaan suami saya dan sering soal anak bang. Terus suami pandai dia kasih masukan ke saya. Jadi kalau uda ngobrol sama suami, terus tu semua diceritai. Suami bantu kali soal masalah ke mertua tadi. Dia juga bilang sabar-sabar aja

dulu, nanti ngerti sendiri mereka.”

d. Pertanyaan untuk Bentuk Konsep Diri Mahasiswi setelah Menikah di Usia Muda

1. Apa persepsi anda mengenai pernikahan di usia muda ?

“Menurut saya bang, nikah diusia muda itu cepat kali, karena saya rasa pelakunya aja masih muda. Nggak terlalu masalah sebenarnya

kalau emang yang nikah punya niatan baik. Kalau alasan yang nikah kalau emang yang nikah punya niatan baik. Kalau alasan yang nikah

tujuan saya nikah jelas bang.”

2. Adakah pengaruh berbagai persepsi di lingkungan mengenai pernikahan di usia muda terhadap sikap dan sifat anda ?

“Nggak ada perubahan yang saya rasakan bang. Kalau saya bang nggak peduli sama yang nggak terlalu penting gitu. Harus kuat pendirian saya bang. Soalnya saya nikah emang karena alasan baik bang. Jadi kalau anggapan mereka banyak dan beda-beda saya tetap pada pendapat saya bang. Harus lebih memahami, terus lebih baik aja memahaminya bang. Nggak ada yang berubah sama sekali bang. Saya pahami dan terima aja bang. Yang harus saya lakuin cuma percaya dan optimis sama pernikahan ini, karena yang selama ini saya lakuin baik-baik aja bang .”

3. Bagaimana pandangan anda terhadap diri anda sendiri setelah menikah di usia muda ?

“Yang saya alami setelah nikah ini bang, banyak perubahan buat diri saya. Pertama, saya ngerasa lebih baik aja saya bang. Bisa dibilang

udah jadi sosok wanita yang lebih baik. Yang dulunya bandal, sekarang lebih baik berkat arahan dan bimbingan suami bang. Dan sekarang lebih mandiri bang dalam segala hal. Soalnya udah nikah ini banyak yang saya urus bang, mulai dari ngurus anak sama urusan kuliah ini bang. Banyak yang perlu dipelajari lagi bang kalau udah nikah ini. Soalnya tanggung jawab, dari situ saya banyak belajar jadi lebih baik bang ”

4. Apa yang membuat diri anda percaya diri setelah menikah di usia muda ?

“Sering orang tua saya ngasih arahan. Mau Abi atau nggak Umi saya. Semua sering nasihatin saya bang. Kadang itu yang saya

perlukan. Mereka selalu ada untuk menguatkan saya bang. Apa yang mereka bilang banyak benarnya bang. Mereka sering bilang kalau nikah di usia muda banyak manfaatnya. Karena saya percaya sama perlukan. Mereka selalu ada untuk menguatkan saya bang. Apa yang mereka bilang banyak benarnya bang. Mereka sering bilang kalau nikah di usia muda banyak manfaatnya. Karena saya percaya sama

5. Bagaimana cara anda mempertahankan keyakinan awal anda menikah di usia muda setelah menikah ?

“Saya sering buka situs-situs mengenai pernikahan bang, terus juga sering baca buka nikah, kalau ada kesempatan juga sering degari ceramah-ceramah ustad soal nikah di usia muda ini bang. Saya pengen memperdalam soal nikah ini bang. Biar kuat dan tambah yakin sama yang uda dijalani. Soalnya saya rasa nggak bisa selamanya orang tua yang semangatin, harus bisa sendiri. Makanya sekarang saya hobi nyari tau soal nikah bang. Semua hal yang penting, saya rasa bakal say abaca dan cari. Supaya komitmen bisa kuat, dari diri sendiri bang. Inginnya punya ilmu sendiri supaya bisa lebih enak bang. Soalnya nggak bisa selamanya yang nguatkan orang tua saya aja bang. Saya harus mulai belajar punya keyakinan sendiri dan lebih belajar soal nikah ini bang.”

6. Apa perbedaan diri anda dengan wanita di luar sana yang belum menikah di usia muda ?

“Kalau saya bilang bang soal keberanian aja bang, kalau uda berani pasti mau buat nikah di usia muda bang. Kalau saya rasa wanita diluar sana belum mengerti dan berani untuk nikah di usia muda. Saya aja pertama berani karena ada dorongan dan dukungan orang tua. Berani-berani aja buat ngambil keputusan saya bang, karena sudah saya anggap baik nikah ini. Walau pertama orang tua yang beri masukan, tapi intinya saya uda berani dan saya juga mulai belajar soal nikah ini. Nambah- nambah ilmu biar lebih enak jalaninya.”

7. Apakah anda terima ketika ada seseorang yang memiliki persepsi berbeda mengenai pernikahan di usia muda ?

“Saya rasa itu hak mereka, mau mereka bertanggapan gimananya. Wajar beda-beda. Manusia nggak mungkin sama, tergantung orangnya nanggapin hal tersebut. Tapi saya nggak terkecoh dan nggak ngaruh buat saya bang. Saya terima aja bang, itu hak mereka. Tapi saya juga harus lebih kuat biar kata-kata mereka nggak buat saya goyah bang. Apalagi kalau masalah persepsi, saya harus lebih percaya diri sama persepsi saya sendiri. Biar nggak terpengaruhi sama hal yang seperti itu, harus kuat sama percaya diri tadi bang. Mereka mau bilang gimana, ya itu mereka, bukan saya bang.”

8. Apakah anda marah ketika ada seseorang yang mencela diri anda dan pernikahan anda ?

“Nggak usah pakai marah bang, soalnya orang yang ngejek sama nyela gitu pasti ada sebabnya. Saya tanya aja sama mereka, kenapa sampai berani melakukan yang seperti itu. Saya rasa nggak perlu sampe marah-marah, lagian kita juga belum tau pasti kenapa mereka seperti tu. Saya yakin sama nikah saya, baik. Jadi kalau mereka nyela, nggak perlu sampe marah-marah pasti mereka ngerti. Pendekatan yang harus dilakukan ke mereka, jelasin soal nikah saya ini bang. Soalnya kalau uda di jelasin pasti ngerti mereka. Jangan pakai marah juga bisa selesai bang.”

9. Apakah anda mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi setelah menikah di usia muda?

“Masalah-masalah sampai saat ini uda mampu diselesaikan bang. Perbedaan persepsi kemarin sama mertua uda dibenerin bang. Saya

yakinin pertama orang tua soal hal itu. Terus orang tua saya bilang ke mertua. Jadi uda agak ngerti mertua, uda dijelasin sama orang tua saya bang. Udah dari situ, saya juga dekatin mertua lagi, gentian saya yang ngasih penjelasan bang. Suami juga bantu, dia juga yang bantu bicara ke mertua bang. Terus kalau soal anak, kakak saya mau dititipin anak. Jadi kalau lagi kuliah terus suami kerja, anak saya titip yakinin pertama orang tua soal hal itu. Terus orang tua saya bilang ke mertua. Jadi uda agak ngerti mertua, uda dijelasin sama orang tua saya bang. Udah dari situ, saya juga dekatin mertua lagi, gentian saya yang ngasih penjelasan bang. Suami juga bantu, dia juga yang bantu bicara ke mertua bang. Terus kalau soal anak, kakak saya mau dititipin anak. Jadi kalau lagi kuliah terus suami kerja, anak saya titip

10. Apakah anda mampu berinteraksi dengan seseorang yang berbeda persepsi mengenai pernikahan di usia muda?

“Mampu bang, saya kalau ada ketemu orang seperti itu, langsung saya jelasin aja gimana. Enaknya gitu bang, kalau ketemu langsung

jadi enak jelasinnya. Nggak ada yang ganjal. Terus kalau ketemu, jelasin kenapa saya nikah bang. Kadang juga mereka langsung ngerti kenapa kita nikah. Soalnya saya jelasin dengan lengkap. Ada juga yang pengen nambah, nambah lebih pengen tau kenapa saya nikah. Jadi bisa membahas hal itu lama, sampe dia ngerti bang. Harus berani jelasin bang, soalnya nikah saya emang karena pengen nikah baik. Jadi nggak salah kalau jelasin ke dia yang saya tau dan saya pikirin. Suami juga mau nemenin kalau saya lagi mau ketemu sama mereka.”

11. Bagaimana kesan-kesan terhadap interaksi yang anda lakukan dengan lingkungan?

“Kesan-kesannya mereka kebanyakan ingin tau lebih banyak soal alasan kenapa saya menikah. Kenapa berani, kenapa bisa. Jadi saya

lebih ingin ketemu mereka untuk jelasin semua. Dari situ, jadi sering ketemu. Kalau uda dijelasin mereka ngerti itu bang. Mereka juga akan melihat kita baik lama-lama, karena uda dijelasin tadi. Kesan saya baik buat mereka bang. Saya jadi suka kalau ketemu mereka, karena rata- rata pada mau ngerti saya bang.”

12. Secara umum, apakah anda disukai oleh lingkungan setelah menikah di usia muda ?

“Secara umum saya disukai bang. Disukai aja bang, mungkin karena selama ini nggak ada yang protes dan kelakuan saya selalu baik ke mereka bang. Saya baik-baik aja di lingkungan. Saya juga lebih menjaga keadaan aja bang dengan penampilan yang sopan. Selalu juga menjaga perkataan sama mereka bang, paling utama saya harus “Secara umum saya disukai bang. Disukai aja bang, mungkin karena selama ini nggak ada yang protes dan kelakuan saya selalu baik ke mereka bang. Saya baik-baik aja di lingkungan. Saya juga lebih menjaga keadaan aja bang dengan penampilan yang sopan. Selalu juga menjaga perkataan sama mereka bang, paling utama saya harus

Pedoman Wawancara

a. Pertanyaan Mengenai Data Diri

- Nama Lengkap

: Adila Tunnisa

-Tempat Tanggal Lahir

: Medan, 5 November 1994

-Alamat : Jl. Madiosantoso Gg. Pribadi No. 2 Medan Bilal -Usia Sekarang

: 21 Tahun

-Asal Kampus : Universitas Islam Negeri Sumatera Utasa -Jumlah Anak

: 1 Orang

b. Pertanyaan Umum

1. Umur berapa anda menikah? 18 Tahun

2. Sudah berapa lama anda menikah? 3 Tahun

3. Apa tujuan anda menikah di usia muda?

“Tujuan yang paling penting, aku menikah untuk menjaga diri, terus menurut aku menikah di usia muda itu lebih mudah aja dalam segala

hal dan menikah di usia muda itu nggak akan menghalangi aktifitas- aktifitas yang lainnya. Menurutku pernikahan di usia muda itu lebih bagus.”

4. Apa yang anda dapat dari pernikahan di usia muda?

“Dari pernikahan ini aku dapat suami, dia terlalu baik buatku. Dia juga sosok yang baik dan lebih banyak membantu pekerjaanku. Banyak, seperti tugas kuliah sama kadang dia juga bantu pekerjaan rumah. Ahli kurasa apa aja. Jadi habis nikah ini terasa lebih ringan semuanya, karena suami tadi yang selalu ada. lebih terasa ringan dan lancar aja semua yang ku jalani.”

5. Faktor apa yang mendorong anda untuk menikah di usia muda?

“Aku nikah di usia muda itu karena janji Allah pasti. Menikahlah kamu, maka kamu akan kaya. Aku pengen lebih sukses, jadi aku berani

nikah sekarang agar lebih cepat suksesnya. Terus aku dapat dukungan dari kedua orang tua supaya cepat nikah. Mereka bilang samaku agar lebih yakin dan percaya sama yang akan dilakukan. Dan satu lagi aku rasa perempuan sangat rawan dalam segala hal, jadi nikah itu fungsinya membantu dan menjagaku. Terus kalau aku nikah uda nggak

buat orang tua khawatir lagi. Apalagi aku kuliah ngekost. Orang tua

ku jauh, jadi mereka suka khawatir samaku. Jadi ku rasa nikah di usia muda ini banyak bantu aku kali.”

6. Bagaimana perasaan dan kondisi anda setelah menikah di usia muda?

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM UDARA INTERNASIONAL MENURUT KONVENSI CHICAGO 1944 A. Sejarah Hukum Udara Internasional - Tinjauan Yuridis Hukum Udara Internasional Dalam Kasus Jatuhnya Pesawat Tempur Rusia Akibat Penembakan Turki

0 0 29

BAB II Tinjauan Umum Tentang Perjanjian A. Pengertian dan Hakekat Perjanjian - Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Bangunan Pabrik Kelapa Sawit Antara PT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara Dengan PT. Mutiara Sawit Lestari

0 0 34

BAB I Pendahuluan A. Latar belakang Masalah - Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Bangunan Pabrik Kelapa Sawit Antara PT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara Dengan PT. Mutiara Sawit Lestari

0 1 14

Distribusi Gulma Rumput belulang (Eleusine indicaL. Gaertn )Resisten-Glifosat dan Parakuat di Perkebunan Kelapa Sawit Adolina PTPN IV Serdang Bedagai

1 1 30

Distribusi Gulma Rumput belulang (Eleusine indicaL. Gaertn )Resisten-Glifosat dan Parakuat di Perkebunan Kelapa Sawit Adolina PTPN IV Serdang Bedagai

0 0 9

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dengan pemeriksaan kadar enzim katalase pada wanita menopause dapat memahami ketidakseimbangan metabolisme tubuh pada proses penuaan (aging) di masa menopause dan dapat menjalani masa menopause dengan keluhan yang

0 1 37

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menopause - Perbedaan Kadar Enzim Katalase Pada Wanita Menopause Dan Wanita Usia Reproduktif

0 0 23

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Sungai Batang Toru - Keanekaragaman Ikan di Perairan Sungai Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara

0 0 6

BAB II BAGAIMANA PERATURAN PER UNDANG-UNDANGAN TERKAIT TENTANG LARANGAN MELAKUKAN EKSPLOITASI ANAK DALAM TINDAK PIDANA KESUSILAAN MENURUT PER UNDANG-UNDANGAN 1. KUHP - Peran Kepolisian Terhadap Eksploitasi Anak Terhadap Tindak Pidana Kesusilaan (Studi Pol

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - Peran Kepolisian Terhadap Eksploitasi Anak Terhadap Tindak Pidana Kesusilaan (Studi Polsekta Medan Baru)

0 0 20