Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F Dan Jenis Stek Terhadap Induksi Akar Stek Gmelina (Gmelina Arborea Linn)

1

PENGARUH CARA PEMBERIAN ROOTONE-F DAN JENIS STEK
TERHADAP INDUKSI AKAR STEK GMELINA (Gmelina arborea Linn)

Oleh
Nura Wiratri
A 34401055

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

2

PENGARUH CARA PEMBERIAN ROOTONE-F DAN JENIS STEK
TERHADAP INDUKSI AKAR STEK GMELINA (Gmelina arborea Linn)

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh
Nura Wiratri

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

3

Judul

: PENGARUH CARA PEMBERIAN ROOTONE-F
DAN JENIS STEK TERHADAP INDUKSI AKAR
STEK GMELINA (Gmelina arborea Linn)

Nama Mahasiswa


: Nura Wiratri

NRP

: A34401055

Program Studi

: Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Dr Tatiek Kartika Suharsi, MS
NIP. 131 124 020

Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian


Prof Dr Ir Supiandi Sabiham, M.Agr
NIP. 130 422 698

Tanggal Lulus:..................................................

4

RINGKASAN
NURA WIRATRI Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi Akar Stek Gmelina (Gmelina Arborea Linn). (Dibimbing
oleh Tatiek Kartika Suharsi)
Stek adalah cara pembiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian
vegetatif yang dipisahkan dari induknya, dimana apabila ditanam pada kondisi
yang menguntungkan stek akan berkembang menjadi suatu tanaman yang
sempurna dengan sifat yang sama dengan pohon induk dimana stek vegetatif
diambil. Penggunaan Rootone-F dapat merangsang perakaran stek karena
Rootone-F tidak diklasifikasikan sebagai hormon tetapi lebih ke zat pengatur
tumbuh.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pemberian Rootone-F dan
jenis stek yang sesuai agar terlihat pengaruhnya terhadap induksi akar pada stek

tanaman gmelina (Gmelina arborea Linn.). Penelitian ini berlangsung selama tiga
bulan mulai dari bulan Februari 2005 sampai dengan bulan April 2005 di Kebun
Pangkas PT Biohutanea, Cibedug Bogor.
Penelitian

dilakukan

dengan

menggunakan

Rancangan

Kelompok

Lengkap Teracak (RKLT) dengan menggunakan dua faktor yaitu cara pemberian
Rootone-F (kontrol, perendaman dan pasta) dan jenis stek (batang dan pucuk),
digunakan tiga kali ulangan dengan 10 batang stek setiap satuan perlakuan
sehingga didapatkan 180 satuan percobaan dengan dua kali pengamatan. Peubahpeubah yang diamati adalah persentase stek hidup, persentase stek berkalus,
jumlah kalus, persentase stek bertunas, jumlah tunas, panjang tunas, persentase

stek berakar, jumlah akar, panjang akar, berat basah akar dan berat kering akar.
Hasil penelitian sampai dengan minggu ke-8 menunjukkan bahwa
kombinasi perlakuan terbaik berdasarkan tolok ukur keberhasilan stek didapat dari
stek pucuk dengan cara perendaman selama 24 jam dalam larutan Rootone-F 100
ppm. Faktor tunggal cara pemberian stek

yang terbaik didapat dari cara

perendaman (Dilute Solution Soaking Method), faktor tunggal jenis stek terbaik
yang dapat digunakan untuk stek gmelina adalah stek dari bagian pucuk tanaman.

5

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bantul, Yogyakarta pada tanggal 4 Nopember 1983.
Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara keluarga Bapak Sujoto
Ateyuanto dan Ibu Jayapari.
Jenjang pendidikan formal penulis diwali di TK Dian Pratiwi, Bogor
(1988-1989), kemudian dilanjutkan di SDN Papandayan 2, Bogor (1989-1995),

SMPN 2 Bogor (1995-1998), hingga SMUN 3 Bogor (1998-2001). Pada tahun
2001, melalui jalur Ujian masuk Perguruan Tinggi (UMPTN), penulis diterima
sebagai mahasiswa program Studi Pemuliaaan Ta naman dan Teknologi Benih
Jurusan Budidaya Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Selama di IPB, penulis aktif di berbagai kegiatan kampus. Pada tahun
2001, penulis mengikuti pelatihan penyiar radio, script writter dan librarian di
radio kampus (Agri FM). Tahun 2003, penulis menjadi koordinator Seksi Acara
kompetisi futsal se-Bogor.

Selain itu, penulis pernah aktif dalam beberapa

kegiatan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Agronomi lainnya seperti
Masa Perkenalan Departemen dan Lintas Desa.

6

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan


penelitian dan menyusun

skripsi dengan sebaik-baiknya. Skripsi yang berjudul “ Pengaruh cara Pemberian
Rootone-F dan Jenis Stek Terhadap InduksiAkar Stek Gmelina (Gmelina arborea
Linn)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjan Pertanian pada
Departemen Budidaya Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh
banyak bantuan serta saran yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan terimakasih

kepada:
1. Dr Tatiek Kartika Suharsi, MS atas segala bimbingan dan pengarahan
tentang penelitian yang dilakukan oleh penulis.
2. Dr Ir Sriani Sujiprihati, MS atas segala perhatian dan bantuan moril
selama penulisan laporan ini.
3. Dr Ir Tati Budiarti, MS dan Dr Ir M. R. Suhartanto, MS selaku dosen
penguji.

4. Seluruh Staf PT. Biohutanea atas segala bantuannya, terutama Pak Pri dan
Mas Giyo, Mang Mamat beserta seluruh pekerja kebun PT. Biohutanea,
Cibedug, Bogor atas kerjasama dan bantuannya selama penelitian
berlangsung
5. Keluarga tercinta : Ibu, Bapak dan Adik-adikku (Immad dan Tyas) atas
dorongan semangat dan bantuan-bantuan yang diberikan.
6. Sahabat-sahabat tercinta : Almaviva Nurjannah, Andini Arisanti, Andiarto
Yanuardi, Annisa Budi Erawati, Bessy Susapti Putri, E. Zikra Habibah
Iffatul Ulfah, Linggar P, Murti Nur Hidayati, Neetha Elinda P,
Primaristiani Putri, Pipih Puspitasari (berdasarkan abjad). I don’t know
how I’d be if I didn’t met you all..you are the best part of my journey
studying life and relationship..there’ll be no other words I could say..just
thank YOU..

7

7. Teman-teman Mutant 38 : Ica, Mamat dan Iyo (as my researchmate), Tias,
Tami, Tari, Uus, Ida, Hana, Ayu, Sulis, Amir, Leo, Gina, Sem, Wawan,
Med, dan semua orang di kelas that bring alot of different joy to have you
all.

8. Teman-teman Lanskap 38 : Bundar a.ka. Faika, Wi’doe’ri, Mia, Inke,
Achi, Rinrin, Dine, Nuning, Liza, Davi (as my guard at KKP), Kiki,
Sandy, Gingin, Jupri, Hijrah and the rest of the Landscape family..thanks
for having me as your family too..full of joy and happiness if I
remembering all of you..
9. Seluruh pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas
kebersamaan dan bantuannya selama ini.

Bogor, September 2005

Penulis

8

DAFTAR ISI

Halaman
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................
Tujuan..........................................................................................

Hipotesis ......................................................................................

1
3
3

TINJAUAN PUSTAKA
Botani ..........................................................................................
Akar .............................................................................................
Pembiakan Vegetatif ...................................................................
Faktor Bahan Tanaman ...............................................................
Zat Pengatur Tumbuh ..................................................................
Aplikasi Zat Pengatur tumbuh (ZPT)..........................................

4
5
5
6
6
7


BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat ......................................................................
Bahan dan Alat ............................................................................
Metode.........................................................................................
Pelaksanaan.............................................................. ...................
Pengamatan............................................................................... ..

9
9
9
10
11

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Interaksi Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi akar dan Tolok Ukur Keberhasilan Stek
Gmelina (Gmelina arborea Linn) Pada 4 MST (Minggu
Setelah Tanam)............................................................................
Persentase Stek Berkalus.................................................
Berat Basah Akar ............................................................
Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F Terhadap Induksi Akar
dan Tolok Ukur Keberhasilan Stek Gmelina (Gmelina arborea
Linn) Pada 4 MST.......................................................................
Pengaruh Jenis Stek Terhadap Induksi Akar dan Tolok Ukur
Keberhasilan Stek Gmelina (Gmelina arborea Linn) Pada 4
MST.............................................................................................
Pengaruh Interaksi Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi akar dan Tolok Ukur Keberhasilan Stek
Gmelina (Gmelina arborea Linn) Pada 8 MST ..........................
Kalus................................................................................
Tunas ...............................................................................
Persentase Stek Berakar ..................................................
Berat Kering dan Berat Basah Akar ................................

12
13
13

16

18

20
22
23
24
25

9

Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F Induksi Akar dan Tolok
Ukur Keberhasilan Stek Gmelina (Gmelina arborea Linn) Pada
8 MST..........................................................................................
Pengaruh Jenis Stek Induksi akar dan Tolok Ukur Keberhasilan
Stek Gmelina (Gmelina arborea Linn) Pada 8 MST ..................

25
27

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan..................................................................................
Saran ............................................................................................

29
29

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

30

LAMPIRAN ...........................................................................................

33

10

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman
Teks

1. Rekapitulasi Nilai F dari Sidik Ragam Pengaruh cara Pemberian
Rootone-F dan Jenis Stek Terhadap Induksi Akar Gmelina
(Gmelina arborea Linn) pada 4 MST ...............................................

12

2. Interaksi Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek Terhadap
Induksi Akar dan Tolok Ukur Keberhasilan Stek Gmelina
(Gmelina arborea Linn) pada 4 MST ...............................................

14

3. Pengaruh Faktor Tunggal Cara Pemberian Rootone-F Terhadap
Induksi Akar dan Tolok Ukur Keberhasilan stek Tanaman Gmelina
(Gmelina arborea Linn) pada 4 MST ...............................................

17

4. Pengaruh Faktor Tunggal Jenis Stek Terhadap Induksi Akar dan
Tolok Ukur Keberhasilan Stek Tanaman Gmelina (Gmelina
arborea Linn) pada 4 MST ...............................................................

18

5. Rekapitulasi Nilai F dari Sidik Ragam Pengaruh cara Pemberian
Rootone-F dan Jenis Stek Terhadap Induksi Akar Gmelina
(Gmelina arborea Linn) pada 8 MST ...............................................

20

6. Interaksi Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek Terhadap
Induksi Akar dan Tolok Ukur Keberhasilan Stek Gmelina
(Gmelina arborea Linn) pada 8 MST ...............................................

21

7. Pengaruh Faktor Tunggal Cara Pemberian Rootone-F Terhadap
Induksi Akar dan Tolok Ukur Keberhasilan stek Tanaman Gmelina
(Gmelina arborea Linn) pada 8 MST ...............................................

26

8. Pengaruh Faktor Tunggal Jenis Stek Terhadap Induksi Akar dan
Tolok Ukur Keberhasilan Stek Tanaman Gmelina (Gmelina
arborea Linn) pada 8 MST ...............................................................

27

Lampiran
1. Sidik Ragam Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi Akar Gmelina (Gmelina arborea Linn) Rata-rata
Persentase Stek Hidup di Lapang......................................................

35

2. Sidik Ragam Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi Akar Gmelina (Gmelina arborea Linn) Rata-rata
Persentase Stek Berkalus di Lapang.................................................

35

1

PENGARUH CARA PEMBERIAN ROOTONE-F DAN JENIS STEK
TERHADAP INDUKSI AKAR STEK GMELINA (Gmelina arborea Linn)

Oleh
Nura Wiratri
A 34401055

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

2

PENGARUH CARA PEMBERIAN ROOTONE-F DAN JENIS STEK
TERHADAP INDUKSI AKAR STEK GMELINA (Gmelina arborea Linn)

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh
Nura Wiratri

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

3

Judul

: PENGARUH CARA PEMBERIAN ROOTONE-F
DAN JENIS STEK TERHADAP INDUKSI AKAR
STEK GMELINA (Gmelina arborea Linn)

Nama Mahasiswa

: Nura Wiratri

NRP

: A34401055

Program Studi

: Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Dr Tatiek Kartika Suharsi, MS
NIP. 131 124 020

Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian

Prof Dr Ir Supiandi Sabiham, M.Agr
NIP. 130 422 698

Tanggal Lulus:..................................................

4

RINGKASAN
NURA WIRATRI Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi Akar Stek Gmelina (Gmelina Arborea Linn). (Dibimbing
oleh Tatiek Kartika Suharsi)
Stek adalah cara pembiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian
vegetatif yang dipisahkan dari induknya, dimana apabila ditanam pada kondisi
yang menguntungkan stek akan berkembang menjadi suatu tanaman yang
sempurna dengan sifat yang sama dengan pohon induk dimana stek vegetatif
diambil. Penggunaan Rootone-F dapat merangsang perakaran stek karena
Rootone-F tidak diklasifikasikan sebagai hormon tetapi lebih ke zat pengatur
tumbuh.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pemberian Rootone-F dan
jenis stek yang sesuai agar terlihat pengaruhnya terhadap induksi akar pada stek
tanaman gmelina (Gmelina arborea Linn.). Penelitian ini berlangsung selama tiga
bulan mulai dari bulan Februari 2005 sampai dengan bulan April 2005 di Kebun
Pangkas PT Biohutanea, Cibedug Bogor.
Penelitian

dilakukan

dengan

menggunakan

Rancangan

Kelompok

Lengkap Teracak (RKLT) dengan menggunakan dua faktor yaitu cara pemberian
Rootone-F (kontrol, perendaman dan pasta) dan jenis stek (batang dan pucuk),
digunakan tiga kali ulangan dengan 10 batang stek setiap satuan perlakuan
sehingga didapatkan 180 satuan percobaan dengan dua kali pengamatan. Peubahpeubah yang diamati adalah persentase stek hidup, persentase stek berkalus,
jumlah kalus, persentase stek bertunas, jumlah tunas, panjang tunas, persentase
stek berakar, jumlah akar, panjang akar, berat basah akar dan berat kering akar.
Hasil penelitian sampai dengan minggu ke-8 menunjukkan bahwa
kombinasi perlakuan terbaik berdasarkan tolok ukur keberhasilan stek didapat dari
stek pucuk dengan cara perendaman selama 24 jam dalam larutan Rootone-F 100
ppm. Faktor tunggal cara pemberian stek

yang terbaik didapat dari cara

perendaman (Dilute Solution Soaking Method), faktor tunggal jenis stek terbaik
yang dapat digunakan untuk stek gmelina adalah stek dari bagian pucuk tanaman.

5

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bantul, Yogyakarta pada tanggal 4 Nopember 1983.
Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara keluarga Bapak Sujoto
Ateyuanto dan Ibu Jayapari.
Jenjang pendidikan formal penulis diwali di TK Dian Pratiwi, Bogor
(1988-1989), kemudian dilanjutkan di SDN Papandayan 2, Bogor (1989-1995),
SMPN 2 Bogor (1995-1998), hingga SMUN 3 Bogor (1998-2001). Pada tahun
2001, melalui jalur Ujian masuk Perguruan Tinggi (UMPTN), penulis diterima
sebagai mahasiswa program Studi Pemuliaaan Ta naman dan Teknologi Benih
Jurusan Budidaya Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Selama di IPB, penulis aktif di berbagai kegiatan kampus. Pada tahun
2001, penulis mengikuti pelatihan penyiar radio, script writter dan librarian di
radio kampus (Agri FM). Tahun 2003, penulis menjadi koordinator Seksi Acara
kompetisi futsal se-Bogor.

Selain itu, penulis pernah aktif dalam beberapa

kegiatan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Agronomi lainnya seperti
Masa Perkenalan Departemen dan Lintas Desa.

6

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan menyusun

skripsi dengan sebaik-baiknya. Skripsi yang berjudul “ Pengaruh cara Pemberian
Rootone-F dan Jenis Stek Terhadap InduksiAkar Stek Gmelina (Gmelina arborea
Linn)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjan Pertanian pada
Departemen Budidaya Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh
banyak bantuan serta saran yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan terimakasih

kepada:
1. Dr Tatiek Kartika Suharsi, MS atas segala bimbingan dan pengarahan
tentang penelitian yang dilakukan oleh penulis.
2. Dr Ir Sriani Sujiprihati, MS atas segala perhatian dan bantuan moril
selama penulisan laporan ini.
3. Dr Ir Tati Budiarti, MS dan Dr Ir M. R. Suhartanto, MS selaku dosen
penguji.
4. Seluruh Staf PT. Biohutanea atas segala bantuannya, terutama Pak Pri dan
Mas Giyo, Mang Mamat beserta seluruh pekerja kebun PT. Biohutanea,
Cibedug, Bogor atas kerjasama dan bantuannya selama penelitian
berlangsung
5. Keluarga tercinta : Ibu, Bapak dan Adik-adikku (Immad dan Tyas) atas
dorongan semangat dan bantuan-bantuan yang diberikan.
6. Sahabat-sahabat tercinta : Almaviva Nurjannah, Andini Arisanti, Andiarto
Yanuardi, Annisa Budi Erawati, Bessy Susapti Putri, E. Zikra Habibah
Iffatul Ulfah, Linggar P, Murti Nur Hidayati, Neetha Elinda P,
Primaristiani Putri, Pipih Puspitasari (berdasarkan abjad). I don’t know
how I’d be if I didn’t met you all..you are the best part of my journey
studying life and relationship..there’ll be no other words I could say..just
thank YOU..

7

7. Teman-teman Mutant 38 : Ica, Mamat dan Iyo (as my researchmate), Tias,
Tami, Tari, Uus, Ida, Hana, Ayu, Sulis, Amir, Leo, Gina, Sem, Wawan,
Med, dan semua orang di kelas that bring alot of different joy to have you
all.
8. Teman-teman Lanskap 38 : Bundar a.ka. Faika, Wi’doe’ri, Mia, Inke,
Achi, Rinrin, Dine, Nuning, Liza, Davi (as my guard at KKP), Kiki,
Sandy, Gingin, Jupri, Hijrah and the rest of the Landscape family..thanks
for having me as your family too..full of joy and happiness if I
remembering all of you..
9. Seluruh pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas
kebersamaan dan bantuannya selama ini.

Bogor, September 2005

Penulis

8

DAFTAR ISI

Halaman
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................
Tujuan..........................................................................................
Hipotesis ......................................................................................

1
3
3

TINJAUAN PUSTAKA
Botani ..........................................................................................
Akar .............................................................................................
Pembiakan Vegetatif ...................................................................
Faktor Bahan Tanaman ...............................................................
Zat Pengatur Tumbuh ..................................................................
Aplikasi Zat Pengatur tumbuh (ZPT)..........................................

4
5
5
6
6
7

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat ......................................................................
Bahan dan Alat ............................................................................
Metode.........................................................................................
Pelaksanaan.............................................................. ...................
Pengamatan............................................................................... ..

9
9
9
10
11

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Interaksi Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi akar dan Tolok Ukur Keberhasilan Stek
Gmelina (Gmelina arborea Linn) Pada 4 MST (Minggu
Setelah Tanam)............................................................................
Persentase Stek Berkalus.................................................
Berat Basah Akar ............................................................
Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F Terhadap Induksi Akar
dan Tolok Ukur Keberhasilan Stek Gmelina (Gmelina arborea
Linn) Pada 4 MST.......................................................................
Pengaruh Jenis Stek Terhadap Induksi Akar dan Tolok Ukur
Keberhasilan Stek Gmelina (Gmelina arborea Linn) Pada 4
MST.............................................................................................
Pengaruh Interaksi Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi akar dan Tolok Ukur Keberhasilan Stek
Gmelina (Gmelina arborea Linn) Pada 8 MST ..........................
Kalus................................................................................
Tunas ...............................................................................
Persentase Stek Berakar ..................................................
Berat Kering dan Berat Basah Akar ................................

12
13
13

16

18

20
22
23
24
25

9

Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F Induksi Akar dan Tolok
Ukur Keberhasilan Stek Gmelina (Gmelina arborea Linn) Pada
8 MST..........................................................................................
Pengaruh Jenis Stek Induksi akar dan Tolok Ukur Keberhasilan
Stek Gmelina (Gmelina arborea Linn) Pada 8 MST ..................

25
27

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan..................................................................................
Saran ............................................................................................

29
29

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

30

LAMPIRAN ...........................................................................................

33

10

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman
Teks

1. Rekapitulasi Nilai F dari Sidik Ragam Pengaruh cara Pemberian
Rootone-F dan Jenis Stek Terhadap Induksi Akar Gmelina
(Gmelina arborea Linn) pada 4 MST ...............................................

12

2. Interaksi Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek Terhadap
Induksi Akar dan Tolok Ukur Keberhasilan Stek Gmelina
(Gmelina arborea Linn) pada 4 MST ...............................................

14

3. Pengaruh Faktor Tunggal Cara Pemberian Rootone-F Terhadap
Induksi Akar dan Tolok Ukur Keberhasilan stek Tanaman Gmelina
(Gmelina arborea Linn) pada 4 MST ...............................................

17

4. Pengaruh Faktor Tunggal Jenis Stek Terhadap Induksi Akar dan
Tolok Ukur Keberhasilan Stek Tanaman Gmelina (Gmelina
arborea Linn) pada 4 MST ...............................................................

18

5. Rekapitulasi Nilai F dari Sidik Ragam Pengaruh cara Pemberian
Rootone-F dan Jenis Stek Terhadap Induksi Akar Gmelina
(Gmelina arborea Linn) pada 8 MST ...............................................

20

6. Interaksi Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek Terhadap
Induksi Akar dan Tolok Ukur Keberhasilan Stek Gmelina
(Gmelina arborea Linn) pada 8 MST ...............................................

21

7. Pengaruh Faktor Tunggal Cara Pemberian Rootone-F Terhadap
Induksi Akar dan Tolok Ukur Keberhasilan stek Tanaman Gmelina
(Gmelina arborea Linn) pada 8 MST ...............................................

26

8. Pengaruh Faktor Tunggal Jenis Stek Terhadap Induksi Akar dan
Tolok Ukur Keberhasilan Stek Tanaman Gmelina (Gmelina
arborea Linn) pada 8 MST ...............................................................

27

Lampiran
1. Sidik Ragam Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi Akar Gmelina (Gmelina arborea Linn) Rata-rata
Persentase Stek Hidup di Lapang......................................................

35

2. Sidik Ragam Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi Akar Gmelina (Gmelina arborea Linn) Rata-rata
Persentase Stek Berkalus di Lapang.................................................

35

11

3. Sidik Ragam Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi Akar Gmelina (Gmelina arborea Linn) Rata-rata
Persentase Stek Bertunas di Lapang..................................................

36

4. Sidik Ragam Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi Akar Gmelina (Gmelina arborea Linn) Rata-rata
Persentase Stek Berakar di Lapang ...................................................

36

5. Sidik Ragam Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi Akar Gmelina (Gmelina arborea Linn) Rata-rata
Panjang Tunas di Lapang ..................................................................

37

6. Sidik Ragam Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi Akar Gmelina (Gmelina arborea Linn) Rata-rata
Panjang Akar di Lapang ....................................................................

37

7. Sidik Ragam Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi Akar Gmelina (Gmelina arborea Linn) Rata-rata
Jumlah Akar di Lapang .....................................................................

38

8. Sidik Ragam Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi Akar Gmelina (Gmelina arborea Linn) Rata-rata
Jumlah Kalus di Lapang ....................................................................

38

9. Sidik Ragam Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi Akar Gmelina (Gmelina arborea Linn) Jumlah
Tunas Hidup di Lapang .....................................................................

39

10. Sidik Ragam Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi Akar Gmelina (Gmelina arborea Linn) Rata-rata
Berat Kering Akar di Lapang ............................................................

39

11. Sidik Ragam Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi Akar Gmelina (Gmelina arborea Linn) Rata-rata
Berat-Basah di Lapang ......................................................................

40

12

DAFTAR GAMBAR
Teks
Nomor

Halaman

1. Histogram Tolok Ukur Hidup Stek Gmelina 4 MST ..........................

15

2. Penanaman Stek di Pot Tray ...............................................................

17

3. Pertumbuha n Tunas Stek Gmelina 4 MST..........................................

19

4. Histogram Tolok Ukur Hidup Stek Gmelina 8 MST ..........................

23

5. Tunas dan Akar Stek Gmelina 8 MST ................................................

28

Lampiran
1. Denah Tata Letak Percobaan ..............................................................

34

13

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanaman gmelina (Gmelina arborea Linn) merupakan tanaman yang cepat
tumbuh, diklasifikasikan sebagai tanaman yang hidup lama dan tidak terlalu
menuntut kondisi khusus untuk hidupnya. Data Departemen Kehutanan RI
tahun 2000 me nyebutkan bahwa gmelina menempati peringkat kedua dalam
permintaan jumlah benih per tahun dari sepuluh peringkat benih marketable
tanaman hutan Indonesia dengan luas penanaman per tahun menempati
peringkat keenam (Dephut, 2004). Pengadaan benih tanaman untuk reboisasi
dan penghijauan dewasa ini telah dirasakan sebagai suatu masalah yang
mendesak yang memerlukan penanganan secara serius. Hal ini timbul tidak
saja karena meningkatnya kebutuhan sehubungan dengan semakin luasnya
areal reboisasi dan penghijauan tapi juga karena belum adanya usaha benih
bermutu dewasa ini juga disebabkan semakin berkembangnya pengusahaan
Hutan Tanaman Industri (HTI).
Pembangunan HTI merupakan salah satu program penting yang mendapat
prioritas dalam pembangunan kehutanan. Program ini dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi hutan produksi sebagai sumber penyediaan bahan baku
bagi industri perkayuan dan perluasan lapangan pekerjaan dengan menanam
jenis-jenis pohon bernilai komersial. Gmelina merupakan salah satu jenis
prioritas untuk pembangunan HTI meskipun pohon ini termasuk jenis pohon
asing (eksotik). Perbanyakan tanaman dalam pembangunan HTI selama ini
sebagian besar dilaksanakan secara generatif (benih).
Permasalahan yang dihadapi dalam pengadaan bibit gmelina adalah tidak
tersedianya benih yang memadai, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Permasalahan lain adalah kurangnya pengetahuan dalam menerapkan teknik
vegetatif yang tepat untuk menghasilkan bibit yang lebih cepat dalam
produksi, lebih efektif dalam penerapan teknik yang dipakai dan lebih efisien
secara finansial.
Dilihat dari sisi pemuliaan tanaman, pembiakan vegetatif merupakan salah
satu kegiatan penunjang yang mempunyai beberapa keuntungan, antara lain

14

dalam pemanfaatan dan pelestarian pohon-pohon plus yang telah ada,
sehingga bibit yang diproduksi lebih cepat, mempunyai karakter yang sama
dengan induknya dan mempercepat rencana pembangunan kebun benih
(Harahap, 1972). Sebagai langkah pemecahannya, telah dikembangkan
metode pembiakan tanaman secara vegetatif, terutama untuk jenis-jenis
tanaman yang sulit dibiakkan secara generatif salah satunya adalah
perbanyakan tanaman dengan teknik stek pucuk, batang atau cabang utama.
Stek merupakan proses perbanyakan tanaman yang menggunakan bagian
vegetatif tanaman (akar, batang dan daun) yang berkembang membentuk
bagian tanaman lain bila berada pada kondisi tanaman yang sesuai. Stek yang
biasa digunakan untuk memperbanyak tanaman gmelina adalah stek batang
atau cabang utama (Iriantono, 1993).
Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik selain hara yang dalam
jumlah kecil dapat mendukung, menghambat maupun mengubah proses
fisiologis tumbuhan. Sudah lama sekali diketahui bahwa auksin dalam
konsentarasi rendah dapat merangsang pertumbuhan, keadaan sebaliknya
terjadi pada konsentrasi tinggi. Beberapa macam zat pengatur tumbuh
golongan auksin yang sering digunakan dalam pembiakan vegetatif tanaman
antara lain IAA, IBA dan NAA. IBA dan NAA memiliki sifat lebih stabil
daripada IAA serta mobilitas dalam tanaman rendah. Untuk merangsang
perakaran IBA lebih baik daripada IAA dan NAA karena sifatnya yang stabil
dan persistensinya lebih lama dalam tanaman. Zat pengatur tumbuh yang
dipakai dalam penelitian ini adalah Rootone-F dengan bahan aktif auksin
berupa IBA,ABA dan IAA dengan konsentrasi yang berbeda-beda sehingga
kita mendapatkan konsentrasi yang tepat untuk induksi akar bibit gmelina
Dengan latar belakang di atas maka penelitian terhadap penyetekan cabang
atau batang utama dan pucuk dengan menggunakan Rootone-F untuk
menginduksi akar stek perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap pertumbuhan bibit gmelina. Untuk mewujudkan hal tersebut,
dilaksanakan penelitian mengenai Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F dan
Jenis Stek Terhadap Induksi Akar Stek Gmelina (Gmelina arborea Linn.).

15

Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pemberian
Rootone-F dan jenis stek yang sesuai agar terlihat pengaruhnya terhadap
induksi akar pada stek tanaman gmelina (Gmelina arborea Linn.).

Hipotesis
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas maka, dapat disusun suatu
rumusan hipotesis sebagai berikut :
a. Penggunaan bagian tanaman yang berbeda akan memberikan pengaruh
yang berbeda pada induksi akar stek gmelina.
b. Cara pemberian Rootone-F tertentu akan memberikan pengaruh terbaik
terhadap induksi akar stek gmelina.
c. Terdapat interaksi antara jenis stek dan cara pemberian Rootone-F
terhadap induksi akar stek gmelina.

16

TINJAUAN PUSTAKA

Botani
Gmelina arborea Linn adalah salah satu jenis pohon berdaun lebar dari
famili Verbenaceae yang cepat tumbuh dan tumbuh luas secara alami di daerah
tropika seperti India, Thailand, Myanmar dan Srilanka (Suhaendi, 1985). Menurut
Alrasjid (1991), Gmelina arborea dikenal dengan nama daerah gmelina
(Indonesia), gambar (India) dan gamar (Bangladesh), Khaerudin (1993)
menambahkan gmelina juga biasa disebut yemane, malina, gamari dan jati putih.
Menurut Lamb (1968), Gmelina arborea mudah ditanam, pertumbuhannya
cepat dan dapat ditanam secara campuran. Pohonnya lurus tinggi dengan tinggi
batang bebas cabang antara 6-9 m. Tinggi pohon gmelina dapat mencapai 20-30
m dan diameter setinggi dada sampai dengan maksimalnya 60 cm. Khaerudin
(1993) menambahkan bentuk pohon ini bulat, lurus dan tidak berbanir, tajuk
menyerupai kerucut atau tidak teratur dengan percabangan banyak.
Kasmudjo (1990) menyebutkan bahwa pohon gmelina dapat tumbuh baik
dengan curah hujan rata-rata tahunan berkisar 750-4800 mm dan ketinggian
tempat tumbuh 5-1000 m di atas permukaan laut Gmelina arborea Linn juga
dapat tumbuh baik di daerah-daerah dengan iklim basah sampai kering dengan
tipe hujan B, C dan D (tipe iklim Smichdt dan Ferguson). Tanaman ini tumbuh
dengan baik pada tanah aluvial basah serta berkapur dimana lapisan permukaan
bersifat basa dan semakin ke bawah semakin tinggi tingkat kemasamannya
(Soerianegara dan Indrawan, 1985).
Gmelina mulai berbuah setelah umur empat tahun, yaitu setahun sekali
antara bulan April-Juli. Untuk pembuatan benih sebaiknya buah dipetik dari induk
yang sehat dan telah berumur tujuh tahun atau lebih (Khaerudin, 1993). Jayapari
(2002) menambahkan tanaman masak tebang atau umur daur teknis adalah 15-20
tahun dan benih dapat dikumpulkan dari pohon yang berusia ½ - ? umur daur
teknis yaitu 5-15 tahun. Buah yang masak dicirikan dengan kulit buah yang
berwarna kuning dan sudah jatuh.

17

Akar
Menurut Hidayat (1995), akar adalah organ tumbuhan yang berfungsi
untuk menyerap dan menyalurkan air, nutrisi dan mineral untuk memperkokoh
dan mendukung tanaman serta tempat menyimpan makanan. Keragaman bentuk
dan struktur akar sering terkait dengan fungsinya. Berdasarkan fungsinya dikenal
beberapa akar antara lain akar penyimpanan, akar sukulen, akar udara (aerial),
pneumetofor (akar udara pada mangroove), akar panjat, akar pembelit, akar
tunjang dan lain- lain. Kondisi lingkungan sering mempengaruhi sistem akar.
Terbentuknya akar adventif adalah dasar dari perbanyakan secara vegetatif
sebab akar adventif adalah akar yang berkembang bukan dari hipokotil. Akar
adventif dapat muncul pada bagian tanaman selain batang seperti dari tangkai,
potongan daun bahkan dari potongan akar. Hartmann and Kester (1978),
menyatakan bahwa pembentukan akar adventif dapat terjadi dalam dua tahap
yaitu pertama adalah inisiasi yang dicirikan atas pembelahan sel dan diferensiasi
sel-sel tertentu kedalam bakal akar dan tahap kedua adalah pertumbuhan bakal
akar yang memanjang di pembelahan dan pemanjangan sel.

Pembiakan Vegetatif
Pembiakan vegetatif adalah proses pembiakan tanaman tanpa adanya
peleburan sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina, hanya menggunakan
bagian-bagian vegetatif tanaman induk. Bagian-bagian tanaman yang biasa
digunakan adalah batang, cabang, akar daun dan pucuk (Rochiman dan Harjadi,
1973).
Penyetekan adalah cara pembiakan tanaman dengan menggunakan bagianbagian vegetatif yang dipisahkan dari induknya, dimana apabila ditanam pada
kondisi yang menguntungkan stek akan berkembang menjadi suatu tanaman yang
sempurna dengan sifat yang sama dengan pohon induk dimana stek vegetatif
diambil (Soerianegara dan Djamhuri, 1979). Tingkat perkembangan jaringan
tanaman, umur tanaman dan kandungan zat tumbuh memepengaruhi kemampuan
stek membentuk akar (Mahlstede and Haber, 1976).
Perbanyakan vegetatif dengan stek mempunyai prospek yang cerah untuk
dikembangkan. Secara umum keuntungan yang diperoleh antara lain : 1). Bibit

18

dapat diperoleh dalam jumlah dan waktu yang diinginkan, 2). Tanaman cukup
homogen dan dapat dipilih dari bahan tanaman yang berkualiatas tinggi dan nilai
genetik yang diturunkan sesuai dengan induknya, 3). Beberapa tanaman baru
dapat dibuat dari sedikit induk, 4). Dihasilkan populasi tanaman dengan
kemampuan tumbuh yang relatif seragam, 5). Tidak mahal dan tidak memerlukan
teknik khusus (Hartmann and Kester, 1978).

Faktor Bahan Tanaman
Menurut Rochiman dan Harjadi (1973), stek dapat dibedakan menurut
bagian tanaman yang diambil sebagai bahan stek, yaitu stek akar, stek batang, stek
daun dan stek bentuk-bentuk khusus seperti stek akar tunggal. Mahlstede dan
Haber (1976) menambahkan, bahwa tingkat perkembangan jaringan tanaman,
umur tanaman dan kandungan zat tumbuh mempengaruhi kemampuan stek
membentuk akar
Perkembangan akar dan tunas stek dipengaruhi oleh kandungan bahan
makanan terutama persediaan karbohidrat dan nitrogen, Hartmann dan Kester
(1978) mengatakan bahwa stek yang mengandung karbohidrat tinggi dan nitrogen
cukup akan mempermudah terbentuknya akar dan tunas stek.
Stek batang pada umumnya lebih mudah dan sangat menguntungkan,
karena batang mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup, terdapat tunastunas dan jaringan meristem yang membentuk akar. Pada kondisi lingkungan
tumbuh yang sesuai, stek batang lebih mudah membentuk bagian-bagian vegetatif
yang lain dan tumbuh menjadi individu yang sempurna (Hartmann dan Kester,
1978).

Zat Pengatur Tumbuh
Zat pengatur tumbuh atau hormon adalah senyawa organik bukan hara
yang dalam jumlah tertentu aktif merangsang, menghambat dan merusak
pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Kramer and Kozlowsky, 1960).
Hartmann, Kester and Davies (1990), menambahkan bahwa zat pengatur tumbuh
adalah salah satu bahan sintetis atau hormon tumbuh yang mempengaruhi proses
fisiologis. Pengaturan pertumbuhan ini dialkukan dengan cara pembentukan

19

hormon-hormon

yang

sama,

mempengaruhi

sintesis

hormon,

perusakan

translokasi atau dengan cara perubahan tempat pembentukan hormon. Menurut
Heddy (1986), auksin adalah senyawa organik yang dapat mengatur segala bentuk
gejala pertumbuhan tanaman dan dapat aktif diluar titik tumbuhnya dalam jumlah
yang sangat sedikit sehingga auksin tidak dapat terlepas dari proses pertumbuhan
dan perkembangan tanaman.
Rootone-F merupakan hormon pemacu pertumbuhan akar yang sudah
umum digunakan. Rootone-F terdiri atas senyawa-senyawa yang menjadi bahan
aktifnya yaitu 1- naphtalene-acetamide (NAD) 0,067%, 2- methyl-1-naphtaleneacetic acid (MNAA) 0,333%, 3- methyl-1-naphtalene-acetamide (MNAD)
0,013%, indole-3-butiric acid (IBA) 0,051% serta tetramethyl-thiuram disulfide
(Thiram) 4%. Dengan memperhatikan komposisi bahan aktif yang ada dalam
Rootone-F tersebut maka Rootone-F tidak digolongkan dalam hormon tetapi lebih
tepat sebagai zat pengatur tumbuh karena kandungan Thiram yang relatif tinggi
dibandingkan bahan aktif lainnya (Manurung, 1987), hal ini juga didukung oleh
Wudianto (1996) yang menyatakan bahwa hormon yang bersifat merangsang
pertumbuhan akar, tunas dan lain sebagainya disebut dengan zat tumbuh.

Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
Ada tiga cara yng sering digunakan dalam pengaplikasian ZPT yaitu : 1.)
Commercial Powder Preparation (pasta); 2.) Dilute Solution Soaking Method
(perendaman); 3.) Concentrated Solution Dip Method (pencelupan cepat). Pada
pencelupan cepat konsentrasi yag digunakan adalah 500-10000 ppm, pangkal
batang dicelupkan dalan larutan ZPT selama lima detik. Cara perendaman
menggunakan kons entrasi 20-200 ppm, pangkal batang direndam dalam larutan
selama 24 jam. Kedua cara ini menggunakan bahan pelarut alkohol. Bila
menggunakan cara serbuk, konsentrasi yang digunakan adalah 200-1000 ppm
untuk stek berbatang lunak sedangkan stek berbatang keras membutuhkan
konsentrasi lima kali lebih tinggi (Weaver, 1972).
Metode perendaman adalah metode praktis yang paling awal ditemukan
dan sampai saat ini masih dipandang paling efektif. Pada stek yang berkayu
lembut (sotwood, herbaceus) jumlah larutan yang diabsorbsi akan tergantung pada

20

jumlah air yang diabsorbsi, karena itu metode perendaman sangat sesuai
digunakan untuk tanaman herbaceus guna mencegah terjadinya keracunan pada
tanaman (Audus, 1963). Avery and Johnson (1947), menyatakan bahwa metode
perendaman dilakukan dengan cara merendam stek selama kira-kira 24 jam pada
kedalaman 1 inchi, dengan konsentrasi ZPT 10-100 ppm. Menurut Leopold
(1963), biasanya konsentrasi auksin yang digunakan berkisar antara 25-100 ppm,
kemudian Hartmann dan Kester (1978), menambahkan pada umumnya
konsentrasi auksin yang digunakan berkisar antara 20 untuk spesies yang mudah
berakar dan 200 ppm untuk spesies yang sulit berakar.
Penggunaan metode tepung atau bubuk merupakan metode yang paling
sederhana, tidak memerlukan perendaman dan jumlah auksin yang diaplikasikan
relatif konstan tetapi sifat fisik zat pembawa (carrier) berpengaruh besar terhadap
bahan aktif dan zat pembawa yang berbeda dapat menyebabakan respon tanaman
yang sangat berbeda walaupun pada konsentrasi yang sama (Audus, 1963).
Disamping itu, hasil yang seragam sulit diperoleh mengingat adanya keragaman
dalam jumlah tepung atau bubuk yang dilekatkan pada stek (Weaver, 1972).
Penggunaan metode celup cepat memungkinkan aplikasi auksin dalam
jumlah yang konstan, kurang dipengaruhi kondisi lingkungan dan larutan yang
sama dapat digunakan berulang kali, namun karena metode celup cepat
menggunakan konsentrasi tinggi, sehingga apabila konsentrasinya tidak tepat
maka akan menimbulkan penghambatan tunas, daun menguning dan jatuh ataupun
kematian stek (Weaver, 1972).

21

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat
Penelitian berlangsung selama tiga bulan mulai dari bulan Februari 2005
sampai dengan bulan April 2005. Penelitian dilakukan di dua lokasi penelitian
yaitu di laboratorium Teknologi Benih IPB, Darmaga Bogor dan di kebun
pangkas PT. Biohutanea Ciawi, Bogor.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah batang dan pucuk
tanaman gmelina yang telah berumur kurang lebih dua tahun. Sedangkan alat-alat
yang digunakan antara lain rumah stek, pot tray, gunting stek, hand sprayer,
thermohygrometer, oven, alat timbang, Rootone-F dan fungisida (dithane).

Metode
Penelitian

dilakukan

dengan

menggunakan

Rancangan

Kelompok

Lengkap Teracak (RKLT) dengan menggunakan dua faktor yaitu cara pemberian
Rootone-F (kontrol, perendaman dan pasta) dan jenis stek (batang dan pucuk),
digunakan tiga kali ulangan dengan 10 batang stek setiap satuan perlakuan
sehingga didapatkan 180 satuan percobaan dengan dua kali pengamatan. Denah
tata letak percobaan dapat dilihat pada Gambar Lampiran 1.
Selanjutnya akan dilakukan uji ragam dengan menggunakan uji F, jika
terdapat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji lanjutan menggunakan
Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Model rancangannya
adalah :
Yijk = µ + Ai + dik + Bj + (AB)ij + eijk
Dimana :
Yijk

Nilai pengamatan (respon pada kelompok ke-k yang memperoleh taraf
ke- i dari faktor cara pemberian Rootone-F, taraf ke-j dari faktor jenis
stek)

µ

Nilai rata-rata umum

Ai

Pengaruh aditif dari taraf ke-i faktor cara pemberian Rootone-F

22

dik

Pengaruh galat yang muncul pada taraf ke-i dari faktor cara pemberian
Rootone-f dalam kelompok ke-k, sering disebut galat petak utama (galat
A)

Bj

Pengaruh aditif dari taraf ke-j faktor jenis stek

(AB)ij

Pengaruh interaksi taraf ke- i dari faktor cara pemberian Rootone-F dan
taraf ke-j faktor jenis stek

eijk

Pengaruh galat pada kelompok ke-k yang memperoleh taraf ke-i dari
faktor cara pemberian Rootone-F dan taraf ke-j dari faktor jenis stek,
sering disebut galat anak petak (galat B)

Pelaksanaan
Persiapan

yang

pertama

dilakukan

dalam

penelitian

ini

adalah

pengambilan bahan stek yaitu dengan cara memotong batang tanaman gmelina
sepanjang 10 cm pucuknya dengan potongan miring (± 45°) juga pada bagian
batangnya yang diperoleh dari tanaman gmelina yang berumur kurang lebih dua
tahun, kemudian persiapan larutan Rootone-F yang berupa pasta dan larutan
Rootone-F 100 ppm untuk perendaman selama kurang lebih 24 jam. Larutan
Rootone-F 100 ppm dibuat dengan melarutkan 1 g serbuk Rootone-F dalam 10
liter air, pasta dibuat dengan melarutkan serbuk Rootone-F 100-200 g / 120 stek
dalam sedikit air hingga mengental dan berbentuk pasta.
Persiapan kedua persiapan media tanam di rumah stek, dalam penelitian
ini digunakan tanah dan arang sekam karena menurut penelitian yang dilakukan
Wijiyati (1995) media tanah dan arang sekam memiliki kemampuan lebih baik
dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan stek gmelina dibandingkan
dengan media lain.
Media yang telah disiapkan diatas dipindahkan ke bak stek yang berupa
pot tray. Stek ditanam pada media tersebut lalu ditaruh di rumah stek, stek
dipelihara secara intensif setiap harinya dengan penyiraman dan penyemprotan
fungisida setiap minggunya. Penyiangan gulma dilakukan setiap minggu
bertepatan dengan penyemprotan fungisida untuk menghindari cendawan dan
penyakit tanaman.

23

Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap hari dilihat dari penampakan tanaman
kemudian setelah 4 MST (empat minggu setelah tanam) dilakukan pencatatan
data, lalu pencatatan data dilakukan lagi setelah tanaman berusia 8 MST. Data
diperoleh dengan mengukur peubah-peubah sebagai berikut :
1. Persentase stek hidup, dilihat apabila stek masih segar dan telah tumbuh
akar, tunas atau kalus, dari kesepuluh stek yang ditanam setiap satuan
percobaannya.
Persentase stek hidup = ?stek total - ? stek mati x 100%
? stek total
2. Persentase stek berkalus, dihitung apabila stek masih hidup dan telah
tumbuh kalus.
Persentase stek berkalus = ?stek hidup - ?stek tidak berkalus x 100%
?Stek berkalus
3. Jumlah kalus, dihitung dari jumlah kalus yang muncul minimal satu buah
kalus.
4. Persentase stek bertunas, dihitung apabila stek masih hidup dan telah
tumbuh tunas.
Persentase stek bertunas = ?stek hidup - ?stek tidak bertunas x 100%
? stek hidup
5. Jumlah tunas, dihitung dari jumlah tunas yang telah muncul minimal satu
buah.
6. Panjang tunas (cm), diukur dari ketiak batang sampai dengan ujung tunas
7. Persentase stek berakar, dihitung apabila stek masih hidup dan telah
tumbuh akar.
Persentase stek berakar = ? stek hidup - ? stek tidak berakar x 100%
? stek hidup
8. Jumlah akar, dihitung dari jumlah akar adventif yang keluar dari pangkal
akar minimal satu buah akar adventif.
9. Panjang akar (cm), diukur dari pangkal sampai ujung akar.
10. Berat basah akar, dihitung dari berat akar setelah pengamatan dilakukan.
11. Berat kering akar, dihitung dari berat setelah dioven di suhu 105º C selama
dua hari.

24

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Interaksi Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek Terhadap
Induksi Akar dan Tolok Ukur Keberhasilan Stek Gmelina (Gmelina arborea
Linn) Pada 4 MST (Minggu Setelah Tanam)
Setelah dilakukan analisis ragam terhadap pengaruh cara pemberian
Rootone-F dan jenis stek terhadap induksi akar stek gmelina (Gmelina arborea
Linn) (Tabel lampiran 1 sampai 13.), didapatkan bahwa pada minggu ke-4 setelah
penanaman, pemberian Rootone-F dan jenis stek hanya berpengaruh nyata pada
tolok ukur berat basah akar stek gmelina (Gmelina arborea Linn). Rekapitulasi
sidik ragam pengaruh cara pemberian Rootone-F dan jenis stek terhadap induksi
akar gmelina pada 4 MST disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi Nilai F dari Sidik Ragam Pengaruh Cara Pemberian
Rootone-F dan Jenis Stek Terhadap Induksi akar dan Tolok Ukur
keberhasilan stek Gmelina (Gmelina arborea Linn) Pada 4 MST
Parameter/
Tolok Ukur Keberhasilan Stek
Persentase Stek Hidup (%)
Persentase Stek Berkalus (%)
Jumlah Kalus
Persentase Stek Bertunas (%)
Jumlah Tunas
Panjang Tunas (cm)
Persentase Berakar (%)
Jumlah Akar Stek
Panjang Akar (cm)
Berat Basah Akar (g)
Berat Kering Akar (g)
Keterangan
*
Berbeda nyata
**
Berbeda sangat nyata
tn
Tidak berbeda nyata

Perlakua n
Cara Pemberian Jenis Stek
Rootone -F
(R)
(J)
tn
tn
tn
tn
*
**
tn
**
tn
**
tn
tn
*
**
*
**
tn
**
**
**
*
*

Interaksi
(RxJ)
tn
*
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
**
tn

Penelitian ini menggunakan dua cara pemberian Rootone-F yang sering
digunakan oleh masyarakat juga kontrol sebagai pembandingnya terhadap tolok
ukur induksi perakaran stek gmelina.. Tolok ukur yang lain selain berat basah akar

25

dan persentase stek berkalus seperti persentase stek hidup, jumlah kalus,
persentase stek bertunas, jumlah tunas, panjang tunas, persentase berakar, jumlah
akar stek, panjang akar, berat basah dan berat kering akar tidak dipengaruhi secara
nyata oleh pemberian Rootone-F dan jenis stek. Hal ini disebabkan pada 4 MST
tanaman yang berada di lapangan belum menunjukkan tanda-tanda yang
signifikan sehingga belum terdapat keragaman yang nyata.

Persentase Stek Berkalus
Kalus adalah jaringan yang belum teroganisir sebagai respon tumnuhan
untuk menutupi luka. Diketahuinya stek telah berkalus adalah dengan mencabut
stek terutama stek yang telah bertunas karena menurut Waluyo (2000) stek yang
telah betunas pasti berkalus. Munculnya kalus setelah stek bertunas yaitu pada
minggu ke-1 dan ke-2 setelah tanam. Nilai rata persentase stek berkalus sampai
dengan minggu ke-4 setelah tanam didapatkan bahwa kombinasi stek pucuk
dengan ketiga aplikasi pemberian Rootone-F memiliki persentase 100% dan stek
batang dengan ketiga aplikasi tersebut memiliki nilai diatas 95% (Tabel 2.).

Berat Basah Akar
Cara pemberian Rootone-F dan jenis stek pada tanaman gmelina 4 MST
hanya berpengaruh nyata terhadap rata-rata berat basah akar (Tabel 2.). Interaksi
cara pemberian Rootone-F dengan cara perendaman dan jenis stek pucuk
merupakan kombinasi cara yang paling baik dalam pembiakan vegetatif tanaman
gmelina, setelah 4 MST ini terlihat pada tolok ukur berat basah akar stek. Pada
Tabel 2. dapat dilihat bahwa stek pucuk dengan pemberian melalui perendaman
dalam larutan Rootone-F 100 ppm selama 24 jam memiliki rata-rata berat basah
akar yang paling tinggi yaitu 8.95 g dibandingkan dengan stek pucuk dengan
kontrol yaitu sebesar 5.75 g, stek pucuk dengan pasta sebesar 0.95 g, stek batang
dengan cara direndam sebesar 0.97 g, stek batang kontrol sebesar 0.77 g d