Efek Raktopamin Hidroklorida Terhadap Karakteristik Fermentasi Rumen, Produksi Dan Kualitas Daging Sapi Potong : Kajian In Vitro Dan Meta-Analisis

EFEK RAKTOPAMIN HIDROKLORIDA TERHADAP KARAKTERISTIK
FERMENTASI RUMEN, PRODUKSI DAN KUALITAS DAGING
SAPI POTONG : KAJIAN IN VITRO DAN META-ANALISIS

ANDRE MEIDITAMA KASENTA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Efek Raktopamin
Hidroklorida Terhadap Karakteristik Fermentasi Rumen, Produksi dan Kualitas
Daging Sapi Potong : Kajian In Vitro dan Meta-Analisis adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2016
Andre Meiditama Kasenta
NIM D241125071

RINGKASAN
ANDRE MEIDITAMA KASENTA. Efek Raktopamin Hidroklorida Terhadap
Karakteristik Fermentasi Rumen, Produksi dan Kualitas Daging Sapi Potong :
Kajian In Vitro dan Meta-Analisis. Dibimbing oleh ANURAGA JAYANEGARA
dan LILIS KHOTIJAH.
Raktopamin-HCl menjadi objek penelitian yang sedang dikembangkan di
lingkungan nutrisi ternak. Raktopamin-HCl dilaporkan berefek positif terhadap
pertambahan bobot badan, efisiensi pakan dan produksi daging sapi potong dan
berefek negatif terhadap kualitas daging sapi potong seperti marbling dan
keempukan daging. Keberagaman respon positif dan negatif sapi potong terhadap
raktopamin yang dilaporkan selama 10 tahun terakhir erat kaitannya dengan reaksi
raktopamin di dalam jaringan mamalia dan efeknya terhadap fermentasi rumen.
Penelitian menggunakan eksperimen in vitro dan metode meta-analisis perlu
dilakukan untuk mengidentifikasi dosis raktopamin yang dapat berefek positif dan

negatif terhadap fermentasi rumen, produksi dan kualitas daging sapi potong.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dosis raktopamin yang dapat
berefek positif dan negatif terhadap fermentasi rumen, produksi dan kualitas
daging sapi potong. Manfaat penelitian ini adalah memberikan pengetahuan dosis
raktopamin terbaik yang berefek positif terhadap fermentasi rumen, produksi dan
kualitas daging sapi potong sehingga dapat diaplikasikan untuk formulasi ransum
penggemukan sapi potong.
Penelitian dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu eksperimen in vitro dan metaanalisis artikel terpublikasi internasional dalam kurun waktu 10 tahun terakhir
yang menginduksi raktopamin pada eksperimen in vivo sapi potong. Eksperimen
in vitro menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 kelompok dan 5
perlakuan. Cairan rumen digunakan sebagai kelompok. Cairan rumen berasal dari
3 sapi Peranakan Ongol berfistula pada hari pengambilan sampel cairan rumen
yang sama. Perlakuan diformulasikan untuk mendapatkan 12 % PK ransum
dengan rasio 90 % konsentrat dan 10 % tepung rumput gajah. Raktopamin
diformulasikan berdasarkan estimasi konsumsi dosis raktopamin minimal dan
maksimal pada 10 kg konsumsi BK ransum yaitu sebesar 100 mg/e/h dan 400
mg/e/h dan dosis diantaranya yaitu 200 mg/e/h dan 300 mg/e/h dibandingkan
kontrol 0 mg/e/h. Ransum perlakuan meliputi RH1, RH2, RH3, RH4 dan RH5
yang masing – masing mengandung dosis raktopamin sebesar 0, 10, 20, 30 dan 40
ppm. Data dari eksperimen in vitro dianalisis sidik ragam dan uji jarak Duncan

pada program SPSS versi 16.0. Raktopamin dijadikan objek meta-analisis
dikarenakan penelitiannya di lingkungan nutrisi ternak sedang dikembangkan.
Artikel yang dimeta-analisiskan sebanyak 27 artikel dengan jumlah eksperimen in
vivo raktopamin di sapi potong yang dilaporkan sebanyak 32 eksperimen. Hasil
meta-analisis 32 eksperimen in vivo tersebut menghasilkan database kuantitatif
yang dimuat di perangkat lunak Microsoft Excel. Database meta-analisis dianalisis
menggunakan prosedur MIXED di program SAS versi 9.1.3.
Penelitian ini menunjukkan bahwa raktopamin pada dosis 10 – 40 ppm tidak
mempengaruhi konsentrasi VFA dan amonia in vitro. Raktopamin pada dosis 20
dan 30 ppm meningkatkan kecernaan bahan kering sebesar 2.92 % dan 1.18 %.

Raktopamin pada dosis 10, 20 dan 30 ppm meningkatkan kecernaan bahan
organik sebesar 4.72 %, 2.58 % dan 4.13 %. Meta-analisis menunjukkan
raktopamin yang terkonsumsi sebanyak 1 mg/e/h meningkatkan pertambahan
bobot badan dan konversi pakan sebesar 0.59 x 10-3 kg/e/h dan 0.64 x 10-4 kg/kg
secara linier dengan peningkatan dosisnya. Raktopamin yang terkonsumsi
sebanyak 1 mg/e/h cenderung meningkatkan bobot badan akhir sebesar 35.48 x
10-3 kg secara linier dengan peningkatan dosisnya tanpa berefek pada konsumsi
bahan kering ransum. Raktopamin yang terkonsumsi sebanyak 1 mg/e/h
cenderung meningkatkan bobot karkas hangat, luas area lamusir, ketebalan lemak

punggung rusuk ke 12 – 13, dan persentase tingkatan kualitas karkas USDA select
masing – masing sebesar 23.03 x 10-3 kg, 70.25 x 10-4 cm2, 2.37 x 10-4 cm dan
0.023 % secara linier dengan peningkatan dosisnya. Raktopamin yang
terkonsumsi sebanyak 1 mg/e/h meningkatkan pertambahan bobot karkas dan
konversi karkas sebesar 12.66 x 10-4 kg/e/h dan 1.60 x 10-4 kg/kg secara linier
dengan peningkatan dosisnya tanpa berefek pada persentase karkas, kualitas
udamaru, persentase lemak karkas, marbling, pertumbuhan daging dan karkas,
persentase tingkatan kualitas karkas USDA choice atau greater dan daya putus
daging meskipun cenderung menurunkan pertumbuhan tulang dan persentase
tingkatan kualitas karkas USDA choice sebesar 0.053 dan 0.022 % secara linier
dengan peningkatan dosisnya.
Simpulan penelitian ini adalah raktopamin hidroklorida konsisten berefek
positif terhadap fermentasi rumen, produksi dan kualitas daging sapi potong.
Dosis raktopamin hidroklorida sebesar 300 mg/e/h adalah dosis terbaik untuk
meningkatkan fermentasi rumen. Dosis raktopamin hidroklorida sebesar 400
mg/e/h adalah dosis terbaik untuk meningkatkan produksi daging sapi potong.
Kata kunci: karkas, kecernaan, performa pertumbuhan, raktopamin, sapi pedaging

SUMMARY
ANDRE MEIDITAMA KASENTA. Effects of Ractopamine Hydrochloride on

Rumen Fermentation Characteristics, Meat Production and Quality of Feedlot
Cattle : In Vitro and Meta-Analysis Study. Supervised by ANURAGA
JAYANEGARA and LILIS KHOTIJAH.
Ractopamine-HCl has markedly evolved to become objectives research on
the research environment in the animal science. Ractopamine-HCl has positive
effects on the average daily gaint, feed eficienci, and meat production of feedlot
cattle but the negative effects has markedly on the meat quality to decrease
marbling and meat tenderness. Cattle that have consumed this product markedly
have the variation of positive and negative responses. This variation closely
related with the action of ractopamine on the mammalian tissues and the effects of
ractopamine on the rumen fermentation. Purpose of this study was to identifie
ractopamine doses that have positive and negative effects on the rumen
fermentation, meat production and quality of feedlot cattle. Benefit of this study
was to given knowledge the best ractopamine doses that have positive effects on
the rumen fermentation, meat production and quality for used on the feed
formulation of feedlot cattle.
Study was conducted on in vitro and meta-analyses procedure for published
papers based in vivo cattle study used ractopamine during last decade. In vitro
used randomized complete blocks design included 3 blocks and 5 treatments.
Rumen fluids from three different Peranakan Ongole cannulas beef cattle with one

day sampling used as blocks. Treatments formulated on ration based 12 % crude
protein included 90 % concentrate and 10 % elephant grass forage mash.
Ractopamine formulated to reach minimal and maximal ractopamine intake on
estimated 10 kg dry matter intake was 100 mg/h/d and 400 mg/h/d and among
doses 200 mg/h/d and 300 mg/h/d with control doses 0 mg/h/d. Five ractopamine
doses was hand mixed on 5 treatments such as RH1, RH2, RH3, RH4 and RH5
included ractopamine doses such as 0, 10, 20, 30 and 40 ppm, respectively. Data
from in vitro experiments analyzed using GLM-univariate procedure and Duncan
post hoc test in SPSS version 16.0. Ractopamine become objectives meta-analysis
because have markedly evolved to become objectives research on the research
environment in the animal science during last decade. A total of 27 papers were
meta-analyzed and inditified with 32 sub-trials used ractopamine on in vivo cattle
study. The sub-trials extracted manually to produce quantitative database in
Microsoft Excel which analyzed using MIXED MODEL procedure on SAS
version 9.1.3.
This study was suggested that no effects on VFA and ammonia
concentration observed on in vitro experiment with ractopamine doses 10 – 40
ppm. Ractopamine significantly improved dry matter digestibility by 2.92 % and
1.18 % on 20 ppm and 30 ppm doses, respectively. Increase significantly has
observed on organic matter digestibility by 4.72 %, 2.58 % and 4.13 % on 10, 20

ppm and 30 ppm doses, respectively. Meta-analyses suggested that feedlot cattle
that have consumed ractopamine doses by 1 mg/h/d significantly linier increased
average daily gain and feed conversion by 0.59 x 10-3 kg/h/d and 0.64 x 10-4

kg/kg, respectively. Tend to linier increased the final body weight by 35.48 x 10-3
kg on 1 mg/h/d based consumption with no effect on dry matter intake.
Ractopamine tend to linier increased the hot carcass weight, longissimus muscle
area, 12 – 13 rib fat thickness and USDA select percentage by 23.03 x 10-3 kg,
70.25 x 10-4 cm2, 2.37 x 10-4 cm and 0.023 %, respectively, on 1 mg/h/d based
consumption. Carcass weight gain and carcass conversion significantly linier
increased by 12.66 x 10-4 kg/h/d and 1.60 x 10-4 kg/kg on 1 mg/h/d based
consumption without affected on dressing percentage, yield grade, kidney, pelvic
and heart fat percentage, marbling, lean and overall maturity, USDA choice or
greater percentage and warner bratzler shear force although tend to linier
decreased on skeletal maturity and USDA choice percentage by 0.053 and 0.022
% on 1 mg/h/d based consumption.
This study concluded that ractopamine hydrochloride consistent have
positive effects on rumen fermentation, meat production and quality of feedlot
cattle. The best ractopamine hydrochloride dose is amount 300 mg/h/d to
increases rumen fermentation. The best ractopamine hydrochloride dose is amount

400 mg/h/d to increases meat production.
Keywords: beef cattle, carcass, digestibility, growth performance, ractopamine

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

EFEK RAKTOPAMIN HIDROKLORIDA TERHADAP KARAKTERISTIK
FERMENTASI RUMEN, PRODUKSI DAN KUALITAS DAGING
SAPI POTONG : KAJIAN IN VITRO DAN META-ANALISIS

ANDRE MEIDITAMA KASENTA
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Nutrisi dan Pakan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Penguji luar komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Idat Galih Permana, MscAgr

Judul Tesis : Efek Raktopamin Hidroklorida Terhadap Karakteristik Fermentasi
Rumen, Produksi dan Kualitas Daging Sapi Potong : Kajian In
Vitro dan Meta-Analisis
Nama
: Andre Meiditama Kasenta
NIM
: D251124071

Disetujui oleh

Komisi Pembimbing

Dr Anuraga Jayanegara, SPt MSc
Ketua

Dr Ir Lilis Khotijah, MSi
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Ilmu Nutrisi dan Pakan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof Dr Ir Yuli Retnani, MSc

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 20 April 2016


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2015 ini ialah
raktopamin hidroklorida untuk sapi potong dengan judul tesis yaitu Efek
Raktopamin Hidroklorida Terhadap Karakteristik Fermentasi Rumen, Produksi
dan Kualitas Daging Sapi Potong : Kajian In Vitro dan Meta-Analisis.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Anuraga Jayanegara, SPt
MSc dan Ibu Dr Ir Lilis Khotijah, MSi selaku pembimbing tesis. Terima kasih
penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Rita Mutia, MAgr selaku moderator kolokium
tesis. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Dinar Tri Soelistyowati,
DEA selaku moderator seminar tesis. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak
Dr Ir Idat Galih Permana, MScAgr selaku penguji sidang tesis. Terima kasih
penulis ucapkan kepada Ibu Prof Dr Ir Yuli Retnani, MSc selaku ketua program
studi Ilmu Nutisi dan Pakan Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis
ucapkan kepada beasiswa Fresh Graduate Institut Pertanian Bogor. Terima kasih
penulis ucapkan kepada panitia seminar internasional MSAP di Malaysia.
Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Dian beserta
staf Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bapak Ronny beserta staf
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Cibinong, Bogor, Bapak Sriyono dan
Nuryanto beserta staf Laboratorium PAU, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
yang telah membantu selama pengumpulan data penelitian. Ungkapan terima
kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa
dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2016
Andre Meiditama Kasenta

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

xiv

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

1
1
2
2

2 MATERI DAN METODE
Penelitian Tahap Satu
Eksperimen in vitro
Persiapan Bahan Ransum
Analisis Proksimat Bahan Ransum dan Formulasi Ransum
Fermentasi Ransum
Pengukuran Konsentrasi VFA dan Amonia
Pengukuran KCBK dan KCBO
Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Penelitian Tahap Dua
Meta-analisis
Prosedur Meta-analisis
Analisis Data

3
3
3
3
3
4
5
5
6
6
6
7
8

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian Tahap Satu : Eksperimen in vitro
Efek Raktopamin pada Konsentrasi VFA in vitro
Efek Raktopamin pada Konsentrasi Amonia in vitro
Efek Raktopamin pada KCBK dan KCBK in vitro
Penelitian Tahap Dua : Meta-analisis
Efek Raktopamin pada Performa Pertumbuhan Sapi Potong
Efek Raktopamin pada Karakteristik Karkas Sapi Potong
Efek Raktopamin pada Kualitas Karkas Sapi Potong
Efek Raktopamin pada Tingkatan Kualitas Karkas Sapi Potong

9
9
9
10
10
11
11
13
14
14

4 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

16
16
16

DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN

20

RIWAYAT HIDUP

29

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kandungan nutrien bahan ransum dan ransum perlakuan
Formulasi ransum perlakuan
Efek raktopamin pada konsentrasi VFA in vitro
Efek raktopamin pada konsentrasi amonia in vitro
Efek raktopamin pada KCBK dan KCBO in vitro
Meta-analisis efek raktopamin pada performa pertumbuhan
Meta-analisis efek raktopamin pada karakteristik karkas
Meta-analisis efek raktopamin pada kualitas karkas
Meta-analisis efek raktopamin pada pertumbuhan karkas dan
tingkatan kualitas karkas

3
4
9
10
11
12
13
14
15

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Sidik ragam konsentrasi asam asetat in vitro
Sidik ragam konsentrasi asam propionat in vitro
Sidik ragam konsentrasi asam butirat in vitro
Sidik ragam konsentrasi VFA total in vitro
Sidik ragam konsentrasi amonia in vitro
Sidik ragam kecernaan bahan kering in vitro
Uji jarak Duncan kecernaan bahan kering in vitro
Sidik ragam kecernaan bahan organik in vitro
Uji jarak Duncan kecernaan bahan organik in vitro
Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada bobot badan
awal
Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada bobot badan
akhir
Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada konsumsi
bahan kering
Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada pertambahan
bobot badan
Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada efisiensi pakan
Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada bobot karkas
hangat
Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada pertambahan
bobot karkas
Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada efisiensi karkas
Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada persentase
karkas
Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada persentase
lemak karkas
Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada luas area
lamusir

20
20
20
20
21
21
21
21
22
22
22
22
22
22
23
23
23
23
23
23

21 Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada ketebalan
lemak lamusir rusuk ke 12 – 13
22 Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada kualitas
udamaru
23 Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada marbling
24 Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada daya putus
daging lamusir pada 14 hari penuaan
25 Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada pertumbuhan
tulang
26 Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada pertumbuhan
daging
27 Solusi model kuadratik meta-analisis dosis raktopamin pada
pertumbuhan karkas
28 Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada tingkatan
kualitas karkas USDA choice or greater
29 Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada tingkatan
kualitas karkas USDA choice
30 Solusi model linier meta-analisis dosis raktopamin pada tingkatan
kualitas karkas USDA select
31 Artikel - artikel eksperimen in vivo raktopamin di sapi potong.
32 Dosis raktopamin di setiap eksperimen in vivo sapi potong.

23
24
24
24
24
24
24
24
25
25
25
27

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Penelitian di lingkungan nutrisi ternak mengalami peningkatan jumlah
publikasi, peningkatan pengukuran kuantitatif, perlakuan memiliki efek lebih
kecil pada sistem yang sedang dikaji dibandingkan sistem sebelumnya,
perencanaan nutrisi pakan basal dari berbagai eksperimen yang bervariasi, oleh
karena itu dibutuhkan ringkasan kuantitatif dari berbagai penelitian yang telah lalu
(Sauvant et al. 2008). Perencanaan nutrisi pakan basal yang sedang berkembang
di lingkungan nutrisi ternak adalah penggunaan pakan aditif jenis β-AR agonis
atau β-AA yaitu raktopamin. Raktopamin adalah β-A pertama yang diterima
penggunaanya untuk pakan penggemukan sapi potong di tahun 2003 oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA 2003), (Gruber et al. 2008).
Raktopamin diterima di Amerika Serikat pada tahun 2003, mulai dipasarkan di
tahun 2004 dan juga diterima penggunaannya untuk sapi potong di negara
Meksiko, Kanada dan Indonesia (Johnson 2013).
Raktopamin berefek positif terhadap produksi daging dengan meningkatkan
pertambahan bobot badan, efisiensi pakan, persentase karkas dan bobot karkas
hangat akan tetapi berefek negatif terhadap kualitas daging dengan menurunkan
lemak dalam jaringan, lemak antar jaringan dan keempukan daging. Lean et al.
(2014) melaporkan bahwa meta-analisis menunjukkan hasil yang konsisten
dengan aksi psikologis raktopamin yaitu meningkatkan massa otot area lamusir
dan bobot karkas hangat, menurunkan lemak marbling dan meningkatkan nilai
daya putus daging sapi potong. Raktopamin diklasifikasikan sebagai β-AA yang
bertindak sebagai agen partisi ulang yang mengarahkan nutrien menuju deposisi
otot yang lebih besar dan menjauhi jaringan lemak (Almeida et al. 2012). Jaringan
otot lebih menjadi target respon raktopamin daripada jaringan lemak (Liu et al.
1994). Β-AR agonis meningkatkan massa otot sapi potong, meningkatkan sintesis
protein otot, menurunkan degradasi protein otot dan menurunkan massa lemak
(Mersman 1998). Tipe serat glikolitik yang meningkat pada perlakuan β-AA
sebagai respon utama untuk meningkatkan hipertropi otot tetapi sebaliknya
berkorelasi negatif pada jumlah jaringan lemak dalam jaringan otot dan lemak
diantara jaringan otot (Johnson et al. 2014).
Hasil publikasi internasional menunjukkan keberagaman data kuantitatif
terkait respon positif dan negatif sapi potong terhadap raktopamin. Abney et al.
(2007) melaporkan bahwa raktopamin pada dosis 100 dan 200 mg/e/h
memaksimalkan pertambahan bobot badan dan efisiensi pakan pada masing –
masing hari periode pemberian ke-42 dan ke-35. Raktopamin pada dosis 10 dan
20 ppm tidak berpengaruh (P>0.05) terhadap palabilitas daging lamusir sapi
jantan kastrasi dan sapi betina dara pada 14 hari penuaan (FDA 2003).
Raktopamin pada dosis 200 mg/e/h meningkatkan nilai daya putus daging lamusir
sapi jantan kastrasi pada 14 hari penuaan sebesar 0.38 kg/cm2 dibandingkan
kontrol (Gruber et al. 2008). Raktopamin pada dosis 200 mg/e/h tidak berefek
pada keempukan daging sapi jantan kastrasi dan sapi betina dara tetapi dosis 300
mg/e/h meningkatkan nilai daya putus daging sapi jantan dibandingkan sampel
kontrol (Schroeder et al. 2003), (Johnson et al. 2014).

2

Keberagaman respon positif dan negatif sapi potong terhadap raktopamin
erat kaitannya dengan reaksi raktopamin di dalam jaringan mamalia dan efeknya
terhadap fermentasi rumen. Efek raktopamin tidak terbatas pada jaringan mamalia
saja dan perbedaan respon antara spesies ternak terhadap β-AA dapat dikarenakan
efek β-AA pada mikroflora rumen dan kontribusi mikroorganisme ini terhadap
proses pencernaan ruminansia (Walker dan Drouillard 2010).
Penelitian menggunakan eksperimen in vitro dan metode meta-analisis perlu
dilakukan untuk mengidentifikasi dosis raktopamin yang dapat berefek positif dan
negatif terhadap fermentasi rumen, produksi dan kualitas daging sapi potong.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kebenaran informasi dosis
raktopamin yang dapat berefek positif dan negatif terhadap fermentasi rumen,
produksi dan kualitas daging sapi potong. Dosis raktopamin yang berefek positif
dapat diaplikasikan dalam formulasi ransum penggemukan sapi potong sehingga
fermentasi rumen, produksi dan kualitas daging sapi potong dapat ditingkatkan.
Metode meta-analisis untuk eksperimen nutirisi ternak diaplikasikan sebagai
teknik kuantitatif untuk mengembangkan dan membenarkan informasi kuantitatif
yang sedang berkembang (Sauvant et al. 2008). Meta-analisis digunakan untuk
menargetkan proyek penelitian masa depan, mengatasi hipotesis lain dan
kesenjangan pengetahuan saat ini yang terangkat terkait penggunaan produk β-AA
serta mengefektifkan modifikasi perlakuan dan manajemen (Lean et al. 2014).

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dosis raktopamin yang dapat
berefek positif dan negatif terhadap fermentasi rumen, produksi dan kualitas
daging sapi potong.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah memberikan pengetahuan dosis raktopamin
terbaik yang berefek positif terhadap fermentasi rumen, produksi dan kualitas
daging sapi potong sehingga dapat diaplikasikan untuk formulasi ransum
penggemukan sapi potong.

3

2

MATERI DAN METODE

Penelitian terdiri dari dua tahap yaitu eksperimen raktopamin secara in vitro
menggunakan cairan rumen sapi Peranakan Ongole berfistula pada tahap satu dan
meta-analisis eksperimen – eksperimen in vivo raktopamin dengan sapi potong
yang telah terpublikasi pada tahap dua. Materi dan metode dari kedua tahap
penelitian tersebut dijelaskan sebagai berikut :

Penelitian Tahap Satu
Eksperimen in vitro
Eksperimen in vitro dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2015.
Tahapan eksperimen ini antara lain persiapan bahan ransum, analisis proksimat
bahan ransum, formulasi ransum, fermentasi ransum, pengukuran konsentrasi
VFA dan amonia, pengukuran KCBK dan KCBO dan analisis data. Tahapan
tersebut dijelaskan sebagai berikut :
Persiapan Bahan Ransum
Bahan ransum meliputi raktopamin, konsentrat sapi pedaging, rumput gajah.
Bahan ransum tersebut disiapkan masing – masing sebanyak 10 g, 7 kg dan 4 kg
untuk raktopamin, konsentrat dan rumput gajah.
Analisis Proksimat Bahan Ransum dan Formulasi Ransum
Analisis proksimat bahan ransum perlakuan dilakukan di Laboratorium
PAU Institut Pertanian Bogor. Bahan ransum yang dianalisis proksimat meliputi
konsentrat dan rumput gajah. Tahapan ini dimulai dengan mengeringkan
konsentrat dan rumput gajah cincang dengan matahari dan Oven 65⁰C. Rumput
gajah kering digiling dan dihaluskan menggunakan vibratory sieve shaker ball
mill Retsch 5657 Haan W.Germany ukuran 50 mesh atau sebesar 0.3 mm. Sampel
analisis proksimat sebanyak 50 g untuk masing – masing bahan ransum. Hasil
analisis proksimat bahan ransum disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan nutrien bahan ransum dan ransum perlakuan.
Komposisi BK (%)
Bahan Ransum
BK (%)
Abu
PK
LK
SK
Konsentrat
87.37
15.76 12.88 4.92 12.22
Tepung Rumput Gajah
92.64
17.28 10.89 1.65 30.38
Ransum Perlakuan
87.90
15.91 12.68 4.59 14.04

BETN
54.22
39.80
52.78

Keterangan : Hasil analisis proksimat PAU IPB (2015); BK : bahan kering, PK : protein kasar,
LK : lemak kasar, SK : serat kasar, BETN : bahan ekstrak tanpa nitrogen.

Formulasi ransum dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Institut
Pertanian Bogor. Ransum perlakuan diformulasikan dengan rasio 90 % konsentrat
dan 10 % tepung rumput gajah untuk mendapatkan 90 % BK dan 12 % PK

4

ransum (Tabel 1 dan 2) berdasarkan (Elanco 2010) dan NRC (2000) . Ransum
perlakuan dibuat dalam dua tahap pencampuran. Tahap pencampuran pertama
dilakukan dengan cara mencampurkan raktopamin dengan konsentrat. Tahap
pencampuran kedua dilakukan dengan cara mencampurkan rumput gajah pada
campuran tahap pertama. Ransum perlakuan meliputi RH1, RH2, RH3, RH4 dan
RH5 yang masing – masing mengandung dosis raktopamin sebesar 0, 10, 20, 30
dan 40 ppm (Tabel 2).
Tabel 2. Formulasi ransum perlakuan.
Komposisi
Raktopamin (ppm)
Konsentrat (%)
Tepung Rumput Gajah (%)

RH1
0
90
10

RH2
10
90
10

Perlakuan
RH3
20
90
10

RH4
30
90
10

RH5
40
90
10

Keterangan : RH1 = raktopamin 0 ppm (kontrol); RH2 = raktopamin 10 ppm; RH3 =
raktopamin 20 ppm; RH4 = raktopamin 30 ppm; RH5 = raktopamin 40 ppm.

Raktopamin diformulasikan berdasarkan estimasi konsumsi dosis
raktopamin minimal dan maksimal pada 10 kg konsumsi BK ransum yaitu sebesar
100 mg/e/h dan 400 mg/e/h dan dosis diantaranya yaitu 200 mg/e/h dan 300
mg/e/h dibandingkan kontrol 0 mg/e/h. Rekomendasi dosis raktopamin oral
sebesar 9.8 – 24.6 g/ton (11 – 27 ppm) setara 90 – 430 mg/e/h yang dicampurkan
pada pakan komplit yang mengandung 90 % BK untuk meningkatkan kecepatan
pertambahan bobot badan, efisiensi pakan dan daging karkas (Elanco 2010).
Rekomendasi dosis raktopamin oral yang biasa digunakan yaitu 200 mg/e/h
(Schroeder et al. 2003). Raktopamin dosis 200 mg/e/h pada estimasi volume
rumen 100 L setara 2.26 mg/L telah dicobakan secara in vitro pada sapi perah
jantan kastrasi berkanula yang mengkonsumsi ransum konsentrat 94 % yang
mengandung PK 14 % (Walker dan Drouillard 2010).
Fermentasi Ransum
Fermentasi ransum dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Institut
Pertanian Bogor. Bahan fermentasi ransum meliputi ransum perlakuan, larutan
McDougal dan cairan rumen dari tiga sapi Peranakan Ongol berfistula yang
diperoleh dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Cibinong, Bogor.
Fermentasi ransum menggunakan prosedur Tilley dan Terry (1963). Cairan
rumen yang digunakan adalah cairan rumen 3 sapi Peranakan Ongol berfistula
pada hari pengambilan sampel cairan rumen yang sama. Cairan rumen diambil
melalui lubang fistula sapi dan dimasukkan ke dalam termos bersuhu 39⁰C
dengan cara diperas menggunakan kain kasa. Cairan rumen dalam termos dialiri
gas CO2 sebelum digunakan dalam proses fermentasi. Fermentasi ransum dimulai
dengan memasukkan tabung fermentor yang berisi 500 mg ransum perlakuan ke
dalam shaker water bath yang bersuhu suhu 39⁰C. Tabung fermentor
ditambahkan 10 ml cairan rumen dan 40 ml larutan McDougal. Tabung fermentor
dialiri gas CO2 selama 30 detik dan ditutup dengan karet penutup. Fermentasi
dilakukan selama 48 jam. Hasil fermentasi pada jam ke-4 digunakan untuk

5

pengukuran konsentrasi VFA dan amonia. Hasil fermentasi pada jam ke-48
digunakan untuk pengukuran KCBK dan KCBO.
Pengukuran Konsentrasi VFA dan Amonia
Konsentrasi VFA diukur menggunakan alat gas chromatograph GC 9AM,
Shimadzu Crop., Kyoto, Japan. Konsentrasi VFA meliputi konsentrasi asam
asetat, propionat dan butirat. Prosedur tahapan ini dimulai dengan memasukkan
sebanyak 1.5 ml sampel perlakuan hasil fermentasi pada jam ke-4 ke dalam
tabung eppendorf. Tabung eppendorf berisi sampel perlakuan dimasukkan ke
dalam kotak pendingin untuk dikirim dan dianalisa di Laboraturium PAU UGM,
Yogyakarta. Sampel disiapkan untuk diinjeksikan pada alat gas chromatograph
oleh teknisi ahli. Hasil yang diperoleh dari alat gas chromatograph dihitung oleh
teknisi ahli yang selanjutnya diperoleh konsentrasi asam asetat, propionat dan
butirat dari sampel perlakuan.
Konsentrasi amonia diukur menggunakan metode difusi mikro Conway
(Conway 1957). Prosedur dimulai dengan mengolesi cawan Conway dengan
vaselin pada bagian bibir tutup dan wadah. Supernatan sampel perlakuan
sebanyak 1 ml ditempatkan pada salah satu ujung alur cawan Conway dan larutan
Na2CO3 jenuh sebanyak 1 ml ditempatkan pada ujung cawan Conway lainnya.
Larutan asam borat berindikator merah metil dan hijau kresol bromo sebanyak 1
ml ditempatkan pada bagian tengah cawan Conway. Cawan Conway ditutup rapat
hingga kedap udara dan digoyang–goyangkan untuk meratakan campuran
supernatan dan larutan Na2CO3. Cawan Conway didiamkan selama 24 jam dengan
suhu kamar untuk selanjutnya dilakukan proses titrasi. Proses titrasi dilakukan
dengan cara meneteskan larutan H2SO4 0.0062 N sampai terjadi perubahan warna
dari biru menjadi merah jambu pada asam borat. Konsentrasi amonia dihitung
berdasarkan rumus berikut :
N amonia (mM) = (ml H2SO4 x N H2SO4 x 1000)
(g x % BK) sampel
Pengukuran KCBK dan KCBO
Sampel perlakuan hasil fermentasi pada jam ke-48 digunakan untuk
pengukuran KCBK dan KCBO. Tabung fermentor berisi sampel perlakuan
ditetesi larutan HgCl2 dan selanjutnya dilakukan proses sentrifuse dengan
kecepatan 5.000 rpm selama 15 menit. Substrat akan terpisah menjadi endapan di
bagian bawah dan supernatan yang bening berada di bagian atas. Supernatan
dibuang dan endapan hasil sentrifuse ditambahkan 50 ml larutan pepsin-HCl
0.2%. Campuran tersebut diinkubasi kembali selama 48 jam tanpa tutup karet.
Sisa pencernaan disaring dengan kertas saring whatman no 41 (yang sudah
diketahui bobotnya) dengan bantuan pompa vakum. Endapan yang ada di kertas
saring dimasukan ke dalam cawan porselen dan dimasukkan ke dalam oven 105⁰C
selama 24 jam.
Cawan porselen pada jam ke-24 dikeluarkan yang selanjutnya dimasukkan
kedalam eksikator dan ditimbang untuk mengetahui kadar bahan keringnya.
Bahan dalam cawan porselen yang telah ditimbang kemudian dipijarkan atau
diabukan dalam tanur listrik selama 6 jam pada suhu 450 – 600oC dan selanjutnya
ditimbang untuk mengetahui kadar bahan organiknya. Blanko merupakan

6

fermentasi tanpa bahan pakan. KCBK dan KCBO dihitung berdasarkan rumus
berikut :
% KCBK =

BK sampel (g) – ( BK residu (g) – BK blanko(g) ) x 100 %
BK sampel (g)

% KCBO =

BO sampel (g) – ( BO residu (g) – BO blanko(g) ) x 100 %
BO sampel (g)

Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Rancangan percobaan yang digunakan pada eksperimen in vitro adalah
rancangan acak kelompok 3 x 5 (3 kelompok dan 5 perlakuan) (Steel dan Torrie
1993). Kelompok meliputi cairan rumen dari 3 sapi Peranakan Ongol berfistula.
Perlakuan meliputi RH1 = raktopamin 0 ppm (kontrol), RH2 = raktopamin 10
ppm, RH3 = raktopamin 20 ppm, RH4 = raktopamin 30 ppm dan RH5 =
raktopamin 40 ppm. Parameter yang diamati adalah konsentrasi asam asetat, asam
propionat, asam butirat dan amonia serta KCBK dan KCBO.
Model liniernya adalah :
Yij = μ + αi + βj + εij
Keterangan :
Yij = Efek dosis raktopamin ke-i dan cairan rumen ke-j
μ = Rataan umum
αi = Efek dosis raktopamin ke-i
βj = Efek cairan rumen ke-j
εij = Galat dosis raktopamin ke-i dan cairan rumen ke-j
Data eksperimen in vitro dianalisis sidik ragam untuk mengetahui pengaruh
perlakuan terhadap parameter yang diamati dan uji jarak Duncan untuk melihat
perbedaan pengaruh antar perlakuan jika terdapat perbedaan yang nyata pada
analisis sidik ragam. Analisis data menggunakan software statistik SPSS versi
16.0.

Penelitian Tahap Dua
Meta-analisis
Penelitian ini mengaplikasikan meta-analisis sebagai alat statistik untuk
membantu peneliti mengidentifikasi efek positif dan negatif raktopamin di
berbagai dosis pemberian dan kondisi eksperimen in vivo sapi potong terhadap
produksi dan kualitas daging sapi potong pada parameter performa pertumbuhan,
karakteristik karkas, kualitas dan tingkatan kualitas karkas. Metode analisis
statistik untuk membuat ringkasan kuantitatif dari data literatur dikenal sebagai
meta-analisis (Sauvant et al. 2008). Meta-analisis diaplikasikan sebagai alat
statistik untuk mengevaluasi taraf pemberian tanin terhadap emisi methan
ruminansia (Jayanegara et al. 2011). Meta-analisis mengevaluasi efek penggunaan

7

raktopamin pada produksi dan kualitas daging sapi pedaging untuk menyediakan
data evaluasi standar daging Australia (Lean et al. 2014).
Prosedur Meta-analisis
Meta-analisis dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus tahun 2015.
Alat yang digunakan untuk meta-analisis adalah laptop, jaringan internet,
perangkat lunak Microsoft Excel dan SAS versi 9.1.3. Bahan yang dimetaanalisiskan adalah artikel terpublikasi internasional dengan kata kunci raktopamin,
sapi potong dan eksperimen in vivo. Proses meta-analisis melibatkan peneliti dan
teknologi komputer untuk memproduksi database yang berisi dosis raktopamin
dan data kuantitatif hasil pengamatan pada parameter performa pertumbuhan,
karakteristik karkas, kualitas dan tingkatan kualitas karkas sapi potong. Parameter
performa pertumbuhan, karakteristik karkas, kualitas dan tingkatan kualitas karkas
sapi potong dipilih sebagai parameter yang dimeta-analisiskan untuk mengamati
efek raktopamin terhadap produksi dan kualitas daging sapi potong.
Prosedur meta-analisis meliputi tahapan penentuan objek meta-analisis,
pencarian artikel terkait objek meta-analisis, analisis artikel hasil pencarian,
pembuatan database, analisis database dan analisis data. Prosedur meta-analisis
dijelaskan sebagai berikut :
Penentuan Objek Meta-analisis
Proses meta-analisis dimulai dengan menentukan objek meta-analisis yaitu
raktopamin sebagai pakan aditif sapi potong yang sedang berkembang di
lingkungan penelitian keilmuan nutrisi ternak. Raktopamin dipilih sebagai objek
pengamatan karena memenuhi kriteria utama yaitu jumlah dan hasil publikasi
meningkat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Pencarian Artikel Terkait Objek Meta-analisis
Penelitian ini menggunakan 3 kata kunci utama yaitu raktopamin, sapi
potong dan eksperimen in vivo. Tahapan ini adalah pencarian artikel
menggunakan 2 kata kunci yaitu raktopamin dan sapi potong di situs resmi salah
satu jurnal internasional yang diketahui menyimpan banyak artikel terkait
raktopamin dan sapi potong yaitu Journal of Animal Science.
Analisis Artikel Hasil Pencarian
Analisis artikel meliputi analisis informasi artikel, analisis rancangan
percobaan artikel dan analisis hasil pengamatan artikel untuk mencocokkan 3 kata
kunci yaitu raktopamin, sapi pedaging dan eksperimen in vivo. Artikel didapati
sebanyak 27 yang mengandung 3 kata kunci tersebut.
Pembuatan Database
Artikel sebanyak 27 tersebut diekstrak secara manual untuk mengetahui
jumlah eksperimen in vivo raktopamin yang dilaporkan, dosis raktopamin yang
digunakan, jumlah peubah respon yang dilaporkan, jumlah parameter performa
dan parameter karkas yang dilaporkan. Artikel sebanyak 27 tersebut mengandung
32 eksperimen in vivo, dosis raktopamin sebesar 100 – 396 mg/e/h, 200 lebih
peubah respon meliputi 19 parameter performa pertumbuhan dan 200 lebih
parameter karkas. Informasi dan data kuantitatif hasil ektraksi tersebut dimuat

8

dalam satu database utama di dalam perangkat lunak Microsoft Excel. Database
utama mengandung informasi lengkap yang terdiri dari penulis artikel, tahun terbit
artikel, jumlah eksperimen in vivo, nomor eksperimen in vivo, dosis raktopamin di
setiap eksperimen in vivo, data kuantitatif dan satuan dari setiap peubah respon.
Analisis Database
Analisis database dilakukan untuk mengekstrak database utama menjadi
database pilihan dengan cara memilih peubah respon yang memiliki kriteria untuk
dianalisis menggunakan prosedur MIXED di program SAS versi 9.1.3. Kriteria
yang digunakan adalah dosis raktopamin yang dicobakan minimal satu dosis dan
dibandingkan dengan kontrol dan jumlah data kuantitatif peubah respon yang
dilaporkan minimal berjumlah 10. Database pilihan mengandung informasi
penulis artikel, tahun terbit artikel, jumlah eksperimen in vivo, nomor eksperimen
in vivo, dosis raktopamin di setiap eksperimen in vivo, 5 parameter dan data
kuantitatif performa pertumbuhan dan 19 parameter dan data kuantitatif karkas.
Analisis Data
Database pilihan yang termuat di dalam perangkat lunak Microsoft Excel
disiapkan untuk dianalisis menggunakan prosedur MIXED di program SAS versi
9.1.3. dengan pendekatan statistik meta-analisis menurut St-Pierre (2001) dan
Sauvant et al. (2008).
Model liniernya adalah :
Yij = B0 + B1Xij + si + biXij + eij
Keterangan :
= 32 eksperimen
i
= Jumlah n di eksperimen ke-i
j
Yij = Variabel terikat
B0 = Keseluruhan intersep dari semua eksperimen (efek tetap)
B1 = Koefisien regresi linier Y di X (efek tetap)
Xij = Nilai variabel prediksi kontinyu (dosis raktopamin)
si = Efek acak dari eksperimen ke-i
bi = Efek acak dari eksperimen ke-i pada koefisien regresi Y di X di
eksperimen ke-i
eij = Eror residu yang tidak dijelaskan
SAS statementnya adalah :
PROC MIXED Data = Dataregs COVTEST
CLASS Study;
MODEL Y = X/SOLUTION;
RANDOM intercept X;
RUN;
Keterangan :
Dataregs COVTEST
Y
X
intercept X

=
=
=
=

raktopamin
parameter yang diamati
dosis
studi

9

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Efek Raktopamin pada Fermentasi Rumen Sapi Potong
Penelitian Tahap Satu : Eksperimen in vitro
Efek Raktopamin pada Konsentrasi VFA in vitro
Hasil pengukuran konsentrasi VFA in vitro disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Efek raktopamin pada konsentrasi VFA in vitro.
Parameter
Perlakuan
C2 (mM)
C3 (mM) C4 (mM) VFA Total (mM)
RH1
20.32±1.71 7.59±0.89 4.11±0.40
32.02±2.00
RH2
26.33±8.38 9.31±3.29 5.63±1.88
41.27±13.47
RH3
23.16±6.23 8.51±1.83 5.08±1.91
36.74±9.90
RH4
25.67±3.11 9.62±1.71 5.35±0.61
40.64±4.98
RH5
23.86±3.60 8.33±1.37 4.87±0.68
37.06±5.63
P-value
0.687
0.651
0.692
0.685
Keterangan : RH1 = raktopamin 0 ppm (kontrol); RH2 = raktopamin 10 ppm; RH3
= raktopamin 20 ppm; RH4 = raktopamin 30 ppm; RH5 = raktopamin
40 ppm; C2 = asam asetat; C3 = asam propionat; C4 = asam butirat;
VFA = volatile fatty acid.

Raktopamin-HCl merupakan katekolamin eksogenus yang memiliki
kemiripan struktur molekul dengan katekolamin endogenus yaitu noadrenalin dan
adrenalin (Mersmann 1998). Katekolamin meningkatkan pertumbuhan bakteri
gram negatif in vitro (Lyte dan Ernst 1992), (Kinney et al. 200) yang vital untuk
proses fermentasi (Walker dan Drouillard 2010). Hasil pengukuran konsentrasi
VFA menunjukkan bahwa raktopamin tidak berefek pada konsentrasi VFA
(P>0.1) (Tabel 3). Hasil tersebut menjelaskan bahwa fermentasi ransum dalam in
vitro selama 4 jam tidak mendeteksi efek posititf dan negatif dari raktopamin pada
konsentrasi VFA sampai dosis penggunaan 40 ppm. Raktopamin tidak berefek
pada asam asetat (P=0.38), asam propionat (P=0.95), asam butirat (P=0.15) dan
VFA total (P=0.54) (Walker dan Drouillard 2010).
Hasil pengukuran konsentrasi VFA menunjukkan bahwa konsentrasi asam
asetat, asam propionat, asam butirat dan VFA total yang dihasilkan dari ransum
perlakuan raktopamin 10, 20, 30 dan 40 ppm mengalami peningkatan yang tidak
signifikan dibandingkan ransum kontrol meskipun tidak berada dalam kisaran
normal konsentrasi VFA total (Tabel 3). Asam asetat, asam butirat dan VFA total
memiliki konsentrasi yang meningkat secara angka pada perlakuan raktopamin
setelah 6 jam inkubasi, sedangkan asam propionat secara angka menurun dengan
ditambahkan raktopamin (Walker dan Drouillard 2010). Konsentrasi VFA total
normal sebesar 70 – 150 mM (McDonald et al. 2010).
Hasil pengukuran konsentrasi VFA menjelaskan bahwa efek raktopamin
terbatasi waktu fermentasi sehingga menghasilkan perbedaan pengukuran
konsentrasi VFA yang tidak signifikan antara ransum perlakuan dan kontrol.
Walker dan Drouillard (2010) menyebutkan bahwa waktu fermentasi 6 jam
membatasi perbedaan profil VFA antara perlakuan raktopamin.

10

Efek Raktopamin pada Konsentrasi Amonia in vitro
Hasil pengukuran konsentrasi amonia in vitro disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Efek raktopamin pada konsentrasi amonia in vitro.
Parameter
Perlakuan
NH3 (mM)
RH1
5.16±1.33
RH2
5.79±1.62
RH3
5.95±1.86
RH4
5.51±3.83
RH5
5.77±0.89
P-value
0.980
Keterangan : RH1 = raktopamin 0 ppm (kontrol); RH2 = raktopamin
10 ppm; RH3 = raktopamin 20 ppm; RH4 = raktopamin
30 ppm; RH5 = raktopamin 40 ppm; NH3 = amonia.

Hasil pengukuran konsentrasi amonia menunjukkan bahwa raktopamin tidak
berefek pada konsentrasi amonia (P>0.1) (Tabel 4). Walker dan Drouillard (2010)
melaporkan bahwa raktopamin menurunkan konsentrasi amonia in vitro
(P