Pengaruh Antioksidan Dalam Ransum Tinggi PUFA Terhadap Konsentrasi Malondialdehyde Induk, Bobot Lahir Dan Mortalitas Anak Domba

PENGARUH ANTIOKSIDAN DALAM RANSUM TINGGI PUFA TERHADAP
KONSENTRASI MALONDIALDEHYDE INDUK, BOBOT LAHIR DAN
MORTALITAS ANAK DOMBA

AFI YULIAN PUTRA

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Antioksidan
Dalam Ransum Tinggi PUFA Terhadap Konsentrasi Malondialdehyde Induk,
Bobot Lahir Dan Mortalitas Anak Domba adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014
Afi Yulian Putra
D24090144

ABSTRAK
AFI YULIAN PUTRA. Pengaruh Antioksidan Dalam Ransum Tinggi PUFA
Terhadap Konsentrasi Malondialdehyde Induk, Bobot Lahir Dan Mortalitas Anak
Domba. Dibimbing Oleh KUKUH BUDI SATOTO dan LILIS KHOTIJAH
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sumber antioksidan
terhadap konsentrasi Malondialdehyde darah induk dan penampilan induk akhir
kebuntingan yang diberi pakan ransum kaya PUFA dengan suplementasi
antioksidan dan tanpa antioksidan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak
lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan
adalah: P0: ransum tanpa antioksidan, P1: P0 + vitamin E 500 ppm, P2: P0 +
ekstrak teh hitam 500 ppm. Peubah yang diamati adalah konsumsi bahan kering,
konsumsi zat makanan, pertambahan bobot badan, efisiensi pakan, konsentrasi
malondialdehyde (MDA) induk, bobot lahir anak dan mortalitas anak saat lahir.
Data dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA) apabila berbeda nyata

dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
suplementasi antioksidan ekstrak daun teh hitam lebih efektif untuk menurunkan
konsentrasi malondialdehyde darah induk domba dibandingkan suplementasi
vitamin E. Penambahan antioksidan tidak mempengaruhi konsumsi zat makanan,
pertambahan bobot badan harian, efisiensi penggunaan pakan dan bobot lahir anak
domba.
Kata kunci : antioksidan, domba, malondialdehyde (MDA), vitamin E, ekstrak teh
hitam

ABSTRACT
AFI YULIAN PUTRA. Effect of suplementation antioxidant in the high PUFA
rations on the concentration of mother malondialdehyde, lamb birth weight and
lambs mortality. Supervised by KUKUH BUDI SATOTO and LILIS KHOTIJAH.
This research was conducted to compare the sources of antioxidants on the
concentrations of mother malondialdehyde and the appearance of late gestation
mother that rations high PUFA with antioxidant and without antioxidant
supplementation. This research used completely randomized design (CRD) with 3
treatments and 4 replicates. Treatments that been used were P0 without
antioxidant, P1: P0 + vitamin E 500 ppm, and P2: P0 + black tea extract 500 ppm.
Parameters observed is the concentration of mother malondialdehyde, nutrient

intake, daily body weight gain, feed efficiency, lambs birth weight and mortalitity
lambs. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA), if means were
significantly different it would be further tested by Duncan multiple range test.
Result showed that the suplementation of black tea extract is more effective than
vitamin E to decrease the concentration of mother malondialdehyde. The
suplementation of antioxidant did not affect to nutrient intake , daily body weight
gain , feed efficiency and lambs birth weight.
Keywords : antioxidant, ewes, malondialdehyde (MDA), vitamin E, black tea
extract

PENGARUH ANTIOKSIDAN DALAM RANSUM TINGGI PUFA TERHADAP
KONSENTRASI MALONDIALDEHYDE INDUK, BOBOT LAHIR DAN
MORTALITAS ANAK DOMBA

AFI YULIAN PUTRA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pengaruh Antioksidan Dalam Ransum Tinggi PUFA Terhadap
Konsentrasi Malondialdehyde Induk, Bobot Lahir Dan Mortalitas
Anak Domba
Nama
: Afi Yulian Putra
NIM
: D24090144

Disetujui oleh

Ir Kukuh Budi Satoto MS
Pembimbing I


Dr Ir Lilis Khotijah MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Panca Dewi Manu Hara Karti MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus: (

)

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahuwata’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini
dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 hingga bulan November 2013 dengan tema
pengaruh antioksidan dalam ransum tinggi PUFA terhadap konsentrasi
malondialdehyde induk, bobot lahir dan mortalitas anak domba. Karya ilmiah ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengembangkan manfaat antioksidan
dalam ransum kaya asam lemak tak jenuh. Manfaat antioksidan sendiri adalah
sebagai senyawa penangkal radikal bebas dan menjaga stabilitas asam lemak tidak
jenuh. Hal itu dilakukan penulis karena belum optimalnya pemanfaatan asam
lemak tidak jenuh dalam tubuh induk domba. Karena itu dilakukan upaya dengan
penambahan antioksidan dalam ransum kaya asam lemak tak jenuh untuk menjaga
stabilitas asam lemak tidak jenuh dalam ransum dan tubuh induk domba sehingga
dapat mengoptimalkan pemanfaatan kualitas pakan.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan informasi, wawasan
maupun sesuatu yang dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Bogor, Juni 2014
Afi Yulian Putra

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN

Bahan
Alat
Lokasi dan Waktu
Prosedur
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Malondialdehyde (MDA) Darah Induk Domba
Konsumsi Zat Makanan
Pertambahan Bobot Badan Harian dan Efisiensi Penggunaan Pakan
Bobot Lahir dan Mortalitas Anak Saat Lahir
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
UCAPAN TERIMA KASIH

ix
ix

1
2
2
3
3
3
4
5
5
6
8
9
10
10
11
11
14
18
18


DAFTAR TABEL
1 Komposisi konsentrat perlakuan
2 Komposisi zat makanan konsentrat dan hijauan (%BK)
3 Rataan malondialdehyde (MDA) induk tiap fase pengamatan
4 Rataan konsumsi bahan kering induk akhir kebuntingan
5 Rataan konsumsi zat makanan induk akhir kebuntingan
6 Rataan pertambahan bobot badan dan efisiensi penggunaan pakan
induk akhir kebuntingan
7 Rataan bobot lahir dan mortalitas anak saat lahir

2
2
5
6
7
9
10

DAFTAR LAMPIRAN
1

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

22
23
24
25
26

Sidik ragam konsentrasi malondialdehyde darah domba sebelum
perlakuan
Sidik ragam konsentrasi malondialdehyde darah domba akhir
kebuntingan
Sidik ragam konsentrasi malondialdehyde darah domba laktasi
Sidik ragam konsentrasi malondialdehyde darah domba penyapihan
Sidik ragam konsumsi bahan kering (BK) konsentrat
Sidik ragam konsumsi bahan kering (BK) hijauan
Sidik ragam konsumsi bahan kering (BK) total
Sidik ragam konsumsi protein kasar (PK) hijauan
Sidik ragam konsumsi protein kasar (PK) konsentrat
Sidik ragam konsumsi protein kasar (PK) total
Sidik ragam konsumsi lemak kasar (LK) hijauan
Sidik ragam konsumsi lemak kasar (LK) konsentrat
Sidik ragam konsumsi lemak kasar (LK) total
Sidik ragam konsumsi serat kasar (SK) hijauan
Sidik ragam konsumsi serat kasar (SK) konsentrat
Sidik ragam konsumsi serat kasar (SK) total
Sidik ragam konsumsi Beta-N hijauan
Sidik ragam konsumsi Beta-N konsentrat
Sidik ragam konsumsi Beta-N total
Sidik ragam konsumsi TDN hijauan
Sidik ragam konsumsi TDN konsentrat
Sidik ragam konsumsi TDN total
Sidik ragam pertambahan bobot badan (PBB)
Sidik ragam efisiensi penggunaan
Sidik ragam bobot lahir anak per induk
Sidik ragam bobot lahir anak per perlakuan

14
14
14
14
14
14
15
15
15
15
15
15
15
16
16
16
16
16
16
16
17
17
17
17
17
17

PENDAHULUAN
Domba pada fase kebuntingan membutuhkan lebih banyak energi untuk
hidup pokok, perkembangan fetus dan sebagai cadangan energi saat melahirkan.
Menurut NRC (2007), kebutuhan energi domba pada fase akhir kebuntingan
adalah 1.5 kali hidup pokok. Konsumsi pakan pada fase kebuntingan dipengaruhi
oleh ukuran dan jumlah fetus yang ada dalam perut induk. Semakin bertambah
ukuran fetus dalam perut induk domba mengakibatkan ukuran rongga perut
semakin mengecil sehingga konsumsi pakan menjadi rendah (Ramsey et al. 1994).
Konsumsi pakan yang rendah mengakibatkan rendahnya zat makanan dan energi
yang dikonsumsi induk sehingga sering terjadi neraca energi yang negatif atau
kekurangan energi.
Salah satu cara untuk meningkatkan kandungan energi dalam pakan adalah
dengan penambahan lemak. Salah satu sumber lemak adalah minyak biji bunga
matahari. Penelitian yang dilakukan oleh Khotijah et al. (2013), pemberian
minyak biji bunga matahari hingga 6% dapat memperbaiki performa reproduksi
induk domba, namun tingkat mortalitas anak domba saat lahir dan pra sapih masih
cukup tinggi. Hal ini diduga karena asam lemak tidak jenuh dalam tubuh induk
belum dapat dimanfaatkan dengan optimal. Penelitian yang dilakukan oleh Capper
et al. (2005), suplementasi vitamin E dalam ransum tinggi PUFA dapat
meningkatkan bobot lahir anak domba. Fungsi utama dari vitamin E sebagai
antioksidan larut lemak yaitu untuk mencegah peroksidasi lemak di membran sel
(Wang dan Quin 1999), khususnya selama pertumbuhan sel pada fetus dan ternak
yang baru lahir (Capper et al. 2005). Penggunaan lemak yang terlalu tinggi
dikhawatirkan dapat mengakibatkan terjadinya peroksidasi lipid akibat tidak
stabilnya asam lemak yang ada didalam tubuh. Untuk mengurangi pengaruh
negatif peroksidasi lipid maka perlu ditambahkan antioksidan dalam pakan yang
tinggi kandungan asam lemak.
Antioksidan dimanfaatkan untuk menjaga dan memelihara stabilitas asam
lemak yang ada didalam tubuh sehingga dapat mengurangi pengaruh negatif
akibat radikal bebas. Antioksidan dapat diperoleh dari berbagai macam tanaman
seperti daun teh hitam. Selain itu juga antioksidan dapat diperoleh melalui sintesis
kimia seperti vitamin E. Mekanisme kerja antioksidan adalah dengan cara
melindungi asam lemak tidak jenuh dari reaksi oksidatif dengan atom H yang
bebas sehingga pemanfaatan asam lemak tidak jenuh dapat dioptimalkan (Murray
et al. 1993). Penambahan antioksidan dilakukan untuk mencegah terjadinya reaksi
oksidatif asam lemak tidak jenuh dalam tubuh. Reaksi tersebut menghasilkan
produk akhir beracun seperti malondialdehyde (MDA) (Kose dan Dogan 1997).
Pengukuran konsentrasi malondialdehyde merupakan cara pengukuran aktivitas
radikal bebas secara tidak langsung, sebab yang diukur adalah produk dari reaksi
radikal bebas bukan pengukuran radikal bebas secara langsung (Edyson 2002).
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh penambahan
antioksidan berupa vitamin E dan ekstrak daun teh hitam pada ransum induk
domba terhadap konsentrasi malondialdehyde (MDA), penampilan induk akhir
kebuntingan, bobot lahir anak dan mortalitas anak saat lahir.

2

METODE PENELITIAN
Bahan
Ternak Percobaan
Penelitian ini menggunakan 12 ekor domba garut bunting beranak kedua
dengan umur kebuntingan sekitar 3-4 bulan. Ternak dikandangkan secara individu
dan dipelihara selama 5 bulan.
Pakan dan Air Minum
Pakan yang diberikan berupa hijauan Brachiara humidicola sebanyak 1 kg
dan konsentrat secara adlibitum. Konsentrat perlakuan disusun dengan kadar
protein 16% dan TDN 81-82%. Pakan diberikan secara terpisah antara konsentrat
dan hijauan.
Tabel 1 Komposisi konsentrat perlakuan
Konsentrat
Bahan Pakan
P0
P1
Onggok (%)
27.6
27.6
B. kelapa (%)
57.1
57.1
B. kedelai (%)
6.6
6.6
Minyak biji bunga matahari (%)
6.6
6.6
CaCO3 (%)
0.7
0.7
Garam (%)
0.7
0.7
Premix (%)
0.7
0.7
Vitamin E (ppm)
0
500
Ekstrak daun teh hitam (ppm)
0
0

P2
27.6
57.1
6.6
6.6
0.7
0.7
0.7
0
500

Tabel 2 Komposisi zat makanan konsentrat dan hijauan (%BK)
Konsentrat
Zat Makanan
Hijauan
P0
P1
P2
BK(%)
88.90
89.51
89.94
20.81
Abu (%)
10.21
10.22
8.16
7.29
PK(%)
16.10
16.07
16.47
12.88
LK(%)
14.46
15.19
14.83
0.76
SK(%)
12.32
12.24
12.18
33.20
BETA-N(%)
46.91
46.28
48.36
45.86
TDN*(%)
82.45
81.89
81.49
55.00
Hasil analisis proksimat di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, IPB (2013). *Rumus
TDN (Wardeh 1981) = 2.6407 + (0.6964 x PK) + (0.9491 x Beta-N) + (1.259 x LK) – (0.1043 x
SK).P0 :ransum perlakuan dengan kadar minyak biji bunga matahari 6%. P2 : P0 + vitamin
E 500 ppm. P1 : P0 + ekstrak daun teh 500 ppm. Hijauan :Brachiaria humidicola. BK : bahan
kering, PK : protein kasar, LK : lemak kasar, SK : serat kasar, TDN : total digestible nutrient,
BETA-N : bahan ekstrak tanpa nitrogen.

Konsentrat diberikan sebanyak 3 kali sehari yaitu pagi hari pukul 07.00
WIB, siang hari pukul 12.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 WIB. Sedangkan
pemberian hijauan sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 07.00 WIB

3
dan sore hari pukul 16.00 WIB. Air minum diberikan secara adlibitum. Komposisi
bahan pakan konsentrat yang digunakan dalam penelitian dicantumkan pada Tabel
1 serta komposisi zat makanan konsentrat dan hijauan pada Tabel 2.
Alat
Kandang yang digunakan adalah 12 kandang individu yang dilengkapi
dengan tempat pakan dan air minum. Peralatan yang digunakan adalah timbangan
digital kapasitas 5 kg, timbangan digital kapasitas 120 kg, spoit 5 ml, tabung
venojeck, sentrifuge dan tabung microcube 1.5 ml.
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai November 2013 di
Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Kandang B Departemen
Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Prosedur
Pengumpulan Sampel Darah Induk
Pengambilan darah dilakukan pada saat sebelum perlakuan, menjelang
kelahiran, awal laktasi dan saat penyapihan. Pengambilan sampel darah induk
dilakukan dengan menggunakan spoit steril 5 ml dan diambil pada bagian
pembuluh darah vena jugularis di leher domba. Setelah diambil, darah
dimasukkan ke dalam tabung venojeck lalu disentrifuge selama 15 menit untuk
mendapatkan serum darah. Setelah disentrifuge, serum darah dimasukkan ke
dalam tabung microcube ukuran 1.5 ml dan dibekukan dalam freezer untuk
dianalisis konsentrasi malondialdehyde.
Pengukuran Kadar Malondialdehyde
Prinsip metode ini berdasarkan kemampuan pembentukan komplek
berwarna merah jambu antara MDA dan asam tiobarbutirat (TBA) (Capeyron et al.
2002). Pertama-tama 0.25 ml serum darah induk domba dicampurkan kedalam 2
ml larutan campuran (HCL pekat 2.25 ml + TCA 15 g + TBA 0.38 g + aquades
100 ml). Setelah dicampur larutan diinkubasi dalam oven 80 0C selama satu jam,
lalu didinginkan. Setelah itu campuran tersebut disentrifuge dengan kekuatan
3000 rpm selama 5 menit hingga menghasilkan supernatan. Lalu supernatan
dibaca menggunakan spectrofotometer dengan panjang gelombang 532 nm (Rice
dan Anthony 1991).
MDA (µmol g-1) = A µmol g-1 50 µL x 7.5 ml
1.25 g (bb)
A : Kadar MDA yang diperoleh dari persamaan regresi kurva standar
Ekstraksi Daun Teh Hitam
Metode ekstraksi daun teh hitam dilakukan dengan cara maserasi serbuk
daun teh hitam yang telah dihaluskan menggunakan pelarut etanol 70% dengan
perbandingan 1 : 2 sambil diaduk setiap 8 jam sekali. Lalu campuran didiamkan
selama 24 jam. Setelah itu campuran disaring menggunakan kertas saring dan

4
hasil saringan dievaporasi sehingga diperoleh ekstrak daun teh hitam (BPOM,
2004).
Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah konsentrasi
malondialdehyde (MDA) induk, konsumsi bahan kering induk, konsumsi zat
makanan induk, pertambahan bobot badan induk, efisiensi penggunaan pakan
induk, mortalitas anak domba saat lahir dan bobot lahir.
Konsentrasi malondialdehyde (MDA) induk. Peubah ini diperoleh dengan
melakukan analisis serum darah di Laboratorium Fisiologi dan Parasitologi
Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Konsumsi bahan kering (BK) induk. Peubah ini dihitung dengan menggunakan
rumus KBK = Konsumsi pakan (g) x % Bahan kering pakan.
Konsumsi zat makanan induk. Peubah ini dihitung dengan menggunakan
rumus :
KPK
= Konsumsi bahan kering (g) x % Protein kasar pakan
KLK
= Konsumsi bahan kering (g) x % Lemak kasar pakan
KSK
= Konsumsi bahan kering (g) x % Serat kasar pakan
KBETA-N
= Konsumsi bahan kering (g) x % Beta-N pakan
KTDN
= Konsumsi bahan kering (g) x % TDN pakan
Pertambahan bobot badan (PBB) induk. Peubah ini diperoleh dengan
menghitung selisih bobot minggu ke-i (kg) – bobot minggu sebelumnya (kg).
Penimbangan dilakukan setiap satu minggu.
Efisiensi penggunaan pakan induk. Peubah ini diperoleh dengan membagi
pertambahan bobot badan dengan konsumsi bahan kering yang diperoleh selama
penelitian.
Efisiensi = PBB (kg) / Konsumsi BK (kg)
Mortalitas anak domba saat lahir
Mortalitas (%) : jumlah anak domba yang mati x 100%
jumlah anak domba yang dilahirkan
Bobot lahir anak. Peubah ini diperoleh dengan menimbang bobot anak domba
sesaat setelah dilahirkan.
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan 3 ransum dengan kadar asam lemak tak jenuh
6% dan masing-masing mengandung sumber antioksidan berbeda.
P0 : Ransum 6% minyak biji bunga matahari tanpa antioksidan
P1 : P0 + Vitamin E 500 ppm
P2 : P0 + Ekstrak daun teh hitam 500 ppm

5
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Model matematika yang
digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut (Steel dan Torrie, 1993)
Yij = μ+ τi + ɛij
Keterangan : Yij : respon pengamatan pada ransum ke-i dan ulangan ke-j
μ : rataan umum pengamatan
Τi :pengaruh pemberian ransum (i = 1, 2, 3)
ɛij :pengaruh galat ransum ke-i dan ulangan ke-j (j = 1, 2,3,4)
Data konsentrasi malondialdehyde, konsumsi bahan kering, konsumsi zat
makanan, efisiensi penggunaan pakan, pertambahan bobot badan dan bobot lahir
anak yang diperoleh dari penelitian dianalisis menggunakan analisa ragam
(ANOVA) dan bila terjadi perbedaan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Hasil
penilaian mortalitas anak domba saat lahir dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Malondialdehyde (MDA) Darah Induk Domba
Konsentrasi malondialdehyde (MDA) dapat menggambarkan reaksi oksidasi
yang terjadi di dalam tubuh akibat kandungan asam lemak yang tinggi.
Malondialdehyde merupakan salah satu produk akhir beracun hasil dari reaksi
peroksidasi lipid (Kose dan Dogan 1997). Rataan konsentrasi malondialdehyde
darah induk disajikan secara lengkap dalam Tabel 3.
Tabel 3 Rataan konsentrasi malondialdehyde (MDA) induk tiap fase pengamatan
Perlakuan
Fase pengamatan
P0
P1
P2
-1
Sebelum perlakuan (mg 100ml ) 0.872 ± 0.15 0.756 ± 0.00 0.842 ± 0.12
Akhir kebuntingan (mg 100ml-1) 0.653 ± 0.15 0.651 ± 0.14 0.634 ± 0.15
Laktasi (mg 100ml-1)
0.983 ± 0.12 0.910 ± 0.26 0.545 ± 0.01
Penyapihan (mg 100ml-1)
0.711 ± 0.36 0.581 ± 0.12 0.495 ± 0.07
Ket :P0 : ransum perlakuan dengan kadar minyak biji bunga matahari 6%, P1 : P0 + Vitamin E500 ppm, P2 :
P0 + ekstrak daun teh hitam 500 ppm.

Berdasarkan hasil analisis statistik konsentrasi malondialdehyde tidak
berbeda nyata (P>0.05), meskipun demikian ada kecenderungan terjadi penurunan
konsentrasi malondialdehyde dalam darah induk (P0.05). Hasil ini sejalan dengan penelitian
Kuswandi et al. (2001), konsumsi bahan kering domba dengan perlakuan
penambahan antioksidan tidak berbeda nyata antar perlakuan. Konsumsi bahan
kering ransum akhir kebuntingan dalam penelitian ini berkisar antara 768.95 –
798.98 g ekor-1hari-1 (Tabel 4). Hasil ini sesuai dengan standar yang ditetapkan
NRC (2006) yaitu untuk domba bunting dengan berat berkisar antara 20-30 kg
adalah 600 – 900 g ekor-1hari-1.

7
Konsumsi zat makanan dipengaruhi oleh konsumsi bahan kering ransum,
karena zat makanan merupakan komposisi penyusun bahan kering ransum. Secara
umum konsumsi zat makanan induk akhir kebuntingan tidak berbeda nyata antar
perlakuan (P>0.05). Rataan konsumsi zat makanan induk akhir kebuntingan
disajikan secara lengkap dalam Tabel 5.
Tabel 5 Rataan konsumsi zat makanan induk akhir kebuntingan
Perlakuan
Peubah
P0
P1
P2
-1
-1
Protein kasar (g ekor hari )
Hijauan
25.08 ± 1.27
21.97 ± 3.73
21.07 ± 3.76
Konsentrat
95.61 ± 11.81
96.15 ± 7.92
104.63 ± 6.24
Total
120.70 ± 12.19
118.19 ± 7.21
125.72 ± 9.83
-1
-1
Lemak kasar (g ekor hari )
Hijauan
1.48 ± 0.07
1.29 ± 0.22
1.24 ± 0.22
Konsentrat
85.87 ± 10.61
90.88 ± 7.48
94.21 ± 5.62
Total
87.35 ± 10.63
92.18 ± 7.40
95.46 ± 5.82
Serat kasar (g ekor-1hari-1)
Hijauan
64.65 ± 3.28
56.64 ± 9.61
54.33 ± 9.69
Konsentrat
73.16 ± 9.03
73.23 ± 6.03
77.38 ± 4.61
Total
137.82 ± 10.37
129.88 ± 8.97
131.71 ± 14.08
Beta-N (g ekor-1hari-1)
Hijauan
89.31 ± 4.54
78.24 ± 13.28
75.05 ± 13.39
Konsentrat
278.60 ± 34.41
276.90 ± 22.81
307.24 ± 18.32
Total
367.91 ± 35.83
355.15 ± 21.09
382.29 ± 31.16
TDN (g ekor-1hari-1)
Hijauan
107.11 ± 5.44
93.84 ± 15.93
90.01 ± 16.06
Konsentrat
489.67 ± 60.48
486.34 ± 60.07
483.97 ± 59.78
Total
596.78 ± 62.09
580.19 ± 65.43
573.98 ± 49.06
Ket: P0 = ransum perlakuan dengan kadarminyak biji bunga matahari 6%, P1 = P0 + Vitamin E 500 ppm, P2
= P0 + ekstrak daun teh hitam 500 ppm. TDN : total digestible nutrient, BETA-N : bahan ekstrak tanpa
nitrogen.

Konsumsi Protein Kasar (PK)
Dalam penelitian Kuswandi et al. (2001), perlakuan antioksidan Znprobiotik + organik dalam ransum tidak mempengaruhi konsumsi protein kasar
domba. Konsumsi protein kasar domba dengan perlakuan penambahan
antioksidan dalam penelitian ini berkisar antara 118.19 – 125.72 g ekor-1hari-1dan
untuk perlakuan kontrol adalah 120.70 g ekor-1hari-1 (Tabel 5). Hasil ini masih
lebih rendah dari standar yang ditetapkan NRC (2007), yaitu konsumsi protein
kasar domba bunting dengan pertambahan bobot badan 134-159 g ekor-1hari1
adalah 150 - 159 g ekor-1hari-1. Hasil yang lebih rendah dari standar NRC ini
karena perbedaan kandungan protein kasar dalam ransum yang dikonsumsi domba.
Mathius (1995) menyatakan bahwa rataan konsumsi protein kasar domba
dipengaruhi oleh kandungan protein ransum.
Konsumsi Lemak Kasar (LK)
Konsumsi lemak kasar induk akhir kebuntingan dalam penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kuswandi et al. (2001), perlakuan

8
antioksidan Zn-probiotik + organik dalam ransum tidak mempengaruhi konsumsi
lemak kasar domba. Konsumsi lemak kasar pada penelitian ini berkisar antara
87.35 – 95.46 g ekor-1hari-1 (Tabel 5). Dalam penelitian Mahesti (2009), konsumsi
lemak kasar domba lokal adalah 13.74 g ekor-1hari-1. Hasil yang lebih tinggi dari
hasil yang didapat oleh Mahesti (2009) karena kandungan lemak dalam ransum
penelitian ini lebih tinggi dengan adanya penambahan minyak biji bunga matahari.
Konsumsi Serat Kasar (SK)
Hasil konsumsi serat kasar induk akhir kebuntingan dalam penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian yang didapat oleh Kuswandi et al. (2001),
perlakuan antioksidan Zn-probiotik + organik dalam ransum tidak mempengaruhi
konsumsi serat kasar domba. Konsumsi serat kasar dalam penelitian ini berkisar
antara 129.88 – 137.82 g ekor-1hari-1 (Tabel 5) atau 16.89 – 17.47 % BK ransum.
Hasil ini lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan serat kasar domba menurut
Hermawan (2009) yaitu 18% BK ransum. Serat kasar merupakan salah satu
komponen karbohidrat dan sumber energi bagi ternak. Dengan adanya
penambahan lemak dari minyak biji bunga matahari dalam ransum diduga
menurunkan konsumsi serat kasar domba. Menurut Parakkasi (1999), konsumsi
hijauan induk domba akan menurun dengan adanya energi dari penambahan
lemak dalam ransum.
Konsumsi Beta-N
Konsumsi Beta-N yang tidak berbeda nyata antar perlakuan dalam
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasiu et al.
(2013) yaitu suplementasi vitamin E hingga 400 mg kg-1 bahan kering pakan tidak
berpengaruh terhadap konsumsi Beta-N kambing bligon. Konsumsi Beta-N akhir
kebuntingan dalam penelitian ini berkisar antara 355.15 – 382.29 g ekor-1 hari-1
(Tabel 5). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahesti (2009), konsumsi BetaN domba lokal adalah 310.35 g ekor-1 hari-1.
Konsumsi TDN
Hasil analisis statistik menunjukkan jika konsumsi TDN tidak berbeda nyata
antar perlakuan (P>0.05). Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Yustendi et al.
(2013) bahwa konsumsi TDN kambing jantan peranakan etawah yang diberi
penambahan antioksidan dari tepung daun katuk hingga 15% tidak berbeda nyata
antar perlakuan. Konsumsi TDN dalam penelitian ini berkisar antara 573.98 –
596.78 g ekor-1 hari-1 (Tabel 5). Menurut NRC (2007), konsumsi TDN domba
bunting dengan pertambahan bobot badan 134 – 159 g ekor-1hari-1adalah 1114 g
ekor-1hari-1.
Pertambahan Bobot Badan Harian dan Efisiensi Penggunaan Pakan
Pertambahan Bobot Badan Harian
Pertambahan bobot badan harian (PBBH) merupakan salah satu kriteria
yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas bahan pakan ternak dan salah satu
indikasi pemanfaatan zat-zat makanan dari ransum yang diberikan. Rataan
pertambahan bobot badan induk akhir kebuntingan disajikan secara lengkap dalam
Tabel 6.

9
Tabel 6 Rataan pertambahan bobot badan harian (PBBH) dan efisiensi
penggunaan pakan induk akhir kebuntingan
Perlakuan
Peubah
P0
P1
P2
-1
-1
PBBH (g ekor hari ) 152.28 ± 106.56 157.29 ± 30.98
140.13 ± 8.78
Efisiensi penggunaan
0.20 ± 0.14
0.21 ± 0.04
0.18 ± 0.02
pakan
Ket : P0 = ransum perlakuan dengan kadar minyak biji bunga matahari 6%, P1 = P0 + Vitamin E 500 ppm,
P2 = P0 + ekstrak daun teh hitam 500 ppm.

Berdasarkan hasil analisis statistik pertambahan bobot badan tidak berbeda
nyata (P>0.05). Nilai pertambahan bobot badan domba dalam penelitian ini
berkisar antara 140.13 - 157.29 g ekor-1 hari-1 (Tabel 6). Penelitian yang dilakukan
oleh Akhadiarto dan Rofiq (2008), pertambahan bobot badan harian induk domba
bunting yang diberikan perlakuan penambahan tepung kunyit 0.75% adalah 70 –
90 g ekor-1hari-1. Hasil pertambahan bobot badan yang lebih tinggi dalam
peneliian ini diduga karena adanya pengaruh dari pertumbuhan dan perkembangan
fetus dalam tubuh induk serta pengaruh genetik dari domba yang digunakan.
Sitepu (2011) menyatakan jika pertambahan bobot badan induk fase bunting
dipengaruhi oleh keberadaan fetus dalam tubuh induk.
Efisiensi Penggunaan Pakan
Nilai efisiensi penggunaan pakan digunakan untuk mengetahui seberapa
banyak makanan yang digunakan ternak untuk menghasilkan suatu produk.
Semakin tinggi nilai efisiensi penggunaan pakan berarti semakin efisien pakan
yang digunakan untuk menghasikan produk oleh ternak.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa efisiensi penggunaan pakan
induk akhir kebuntingan tidak berbeda nyata antar perlakuan. Hasil efisiensi
pakan dengan perlakuan antioksidan dalam penelitian ini adalah 0.18 – 0.21 dan
perlakuan tanpa antioksidan adalah 0.20 (Tabel 6). Penambahan antioksidan
dalam ransum belum dapat memberikan efek yang baik terhadap efisiensi pakan
dalam ransum. Hal ini diduga karena penambahan antioksidan tidak
mempengaruhi pertambahan bobot badan harian dan konsumsi bahan kering induk.
Besarnya nilai efisiensi pakan dipengaruhi oleh nilai pertambahan bobot badan
harian dan konsumsi bahan kering induk, sehingga jika nilai pertambahan bobot
badan harian dan konsumsi bahan kering tidak berbeda antar perlakuan maka nilai
efisiensi pakan tidak akan berbeda antar perlakuan.
Bobot Lahir dan Mortalitas Anak Saat Lahir
Bobot lahir dipengaruhi oleh tingkatan nutrisi pakan yang dikonsumsi induk
selama kebuntingan, tipe kelahiran anak dan jenis kelamin anak yang lahir. Bobot
lahir dan jumlah anak sekelahiran juga mempengaruhi mortalitas anak dan
kemampuan anak untuk hidup. Rataan bobot lahir dan mortalitas anak dalam
penelitian ini disajikan dalam Tabel 7.

10
Tabel 7 Rataan bobot lahir dan mortalitas anak saat lahir
Perlakuan
Peubah
P0
P1
P2
Jumlah induk (ekor)
4
4
4
Jumlah anak (ekor)
6
9
7
Bobot lahir total (kg)
13.40
14.35
12.80
Bobot lahir per induk (kg)
2.35 ± 0.50
1.89 ± 0.73
1.98 ± 1.10
Bobot lahir per perlakuan (kg)
2.23 ± 0.44
1.59 ± 0.73
1.82 ± 0.89
Mortalitas saat lahir (%)
0.00
25.00
8.30
Ket : P0 =ransum perlakuan dengan kadar minyak biji bunga matahari 6%, P1 = P0 + Vitamin E 500 ppm, P2
= P0 + ekstrak daun teh hitam 500 ppm.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan antioksidan tidak
mempengaruhi bobot lahir anak. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Capper et al. (2005) suplementasi vitamin E sebanyak 500 ppm
dalam ransum yang mengandung asam lemak mempengaruhi bobot lahir anak
domba. Efek pemberian antioksidan dalam ransum induk dapat memperbaiki
sistem imun induk selama kebuntingan yang menunjang pertumbuhan fetus
sehingga dapat meningkatkan bobot lahir anak domba (Capper et al. 2005). Hasil
bobot lahir yang tidak berbeda nyata dalam penelitian ini diduga karena ransum
kontrol mengandung asam lemak tidak jenuh rantai panjang yang dapat
meningkatkan bobot lahir anak walaupun tanpa antioksidan. Rooke et al. (2001),
menyatakan bahwa suplementasi asam lemak tidak jenuh rantai panjang dalam
pakan induk meningkatkan bobot lahir anak pada ternak.
Pada perlakuan penambahan antioksidan terjadi peningkatan mortalitas
dibandingkan perlakuan kontrol. Mortalitas yang terjadi dalam penelitian ini
diduga karena tingginya jumlah anak sekelahiran atau anak kembar sehingga
menurunkan bobot lahir anak yang menyebabkan kemampuan hidup anak
menurun. Lubis et al. (1995), menyatakan bahwa mortalitas anak domba kembar
dua atau lebih pada domba prolifik lokal sebesar 60%. Berbeda dengan penelitian
Dian (2007), yang menyatakan terjadi penurunan mortalitas pada anak mencit
yang diberikan perlakuan penambahan ampas kunyit yang mengandung
antioksidan dibandingkan dengan perlakuan tanpa antioksidan. Mortalitas dalam
penelitian ini berkisar antara 8.3% - 25%. Hasil yang didapat dalam penelitian ini
lebih rendah dari hasil penelitian yang didapat oleh Adiyati dan Subandriyo
(2007) yaitu mortalitas anak domba garut pada stasiun percobaan Cilebut adalah
10% - 88.9%.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pemberian antioksidan ekstrak daun teh hitam 500 ppm dalam ransum lebih
efektif dalam menurunkan konsentrasi malondialdehyde dalam darah induk
dibandingkan dengan vitamin E. Penambahan antioksidan dari vitamin E dan
ekstrak daun teh hitam tidak mempengaruhi konsumsi bahan kering, konsumsi zat
makanan, pertambahan bobot badan harian, efisiensi penggunaan pakan dan bobot
lahir anak domba.

11
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan antioksidan
yang sama tetapi dalam level pemberian yang lebih banyak untuk
mengoptimalkan pemanfaatan asam lemak tidak jenuh dalam tubuh induk domba.

DAFTAR PUSTAKA
Adiyati U, Subandriyo. 2007. Produktivitas domba garut pada stasiun percobaan
Cilebut Bogor. Seminar Peternakan Teknologi dan Veteriner. [waktu
pertemuan tidak diketahui]. Bogor (ID): Balai Penelitian Ternak. Hal 436-440.
Arnas Y. 2009. Pengaruh pemberian seduhan teh hitam (Camellia sinensis) dosis
bertingkat terhadap proliferasi limfosit mencit BALB/c yang diinokulasi
Salmonella typhimurium. [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.
Akhadiarto S, Rofiq N. 2008. Pengaruh pemberian ransum yang mengandung
tepung kunyit terhadap pertambahan bobot badan domba induk dan bobot lahir
anak. J Indon Trop Anim Agric. 33(4): 268-273.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 2004. Monografi ekstrak
tumbuhan obat Indonesia 1st Ed. Jakarta (ID). Badan POM RI.
Bijan E, Mosa T, Siamak AR, Bahram DN. 2012. Evaluation of antioxidant status
and oxidative stress in sheep naturally infected with babesia ovis. J Vet
Parasitol. 185:124-130.
Capeyron MFM, Julien C, Eric B, Jean PC, Jean MR, Pierre B, Claude LL,
Bernard D. 2002. A diet cholesterol and deficient in vit e includes lipid
peroxidation but does not enhance antioxidant enzyme expression in rat liver. J
Nutr Biochem. 13: 296 -301.
Capper JL, Robert GW, Eleni K, Sandra EP, Alexander MM, Liam AS. 2005. The
effect of dietary vitamin E and fatty acid supplementation of pregnant and
lactating ewes on placental and mammary transfer of vitamin E to the lamb. J
Nutr. 93: 549-557.
Dian AC. 2007. Penambahan ampas kunyit (Curcuma domestica) dalam ransum
terhadap sifat reproduksi mencit putih. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Dorota M, Sabine M, Ibrahim E. 2004. The effect of ascorbic acid on total
antioxidant activity of black and green teas. J Food Chem. 88: 447-451.
Duygu NSI, Cem ES, Mehmet G. 2012. The investigation of lipid peroxidation
antioxidan levels and some hematological parameters in sheep naturally
infested with wohlfahrtia magnifica larvae. J Vet Parasitol.187:112-118.
Edyson. 2002. Pengaruh pemberian kombinasi Vit C dan E terhadap
aktivitas.superoxide dismutase (SOD) dan kadar malondialdehyde (MDA) pada
eritrosit rattus norvegicus galur winstar yang diinduksi L-Tiroksin [tesis].
Surabaya (ID): Univ Airlangga.
Hermawan MU. 2009. Performa produksi domba ekor tipis jantan pada berbagai
level substitusi kulit singkong terhadap rumput dalam ransum. [skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor

12
Khotijah L, Wiryawan KG, Setiadi MA, Astuti DA. 2013. Reproductive
performance, cholesterol, and progesterone status of garut ewes fed ration
containing different levels of sunflower seed oil. Proceeding of 4th
International Conference on Sustainable Animal Agriculture for Developing
Countries; Lanzou, China [Lanzhou, 27-31 Juli 2013]. Lanzhou (CN): Lanzhou
University.
Köse K, Doğan P, Aşioğlu M, Aşioğlu O. 1997. In vitro antioxidant effect of
Ginkgo biloba extract (EGb 761) on lipoperoxidation induced by hydrogen
peroxide in erythrocytes of Behçet's patients. J Pharm. 75(3):253–258.
Kuribayashi M, Fujioka M, Takahashi KA, Arai Y, Ishida M, Goto T. 2010.
Vitamin E prevents steroid-induced osteonecrosis in rabbits. Acta
Orthopaedica. 81(1):154–60.
Kuswandi, Supriyadi, Haryanto B, Martawidjaja M, Yulistiani D. 2001.
Pertumbuhan domba muda yang diberi pakan aditif. Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner. [waktu dan tempat pertemuan tidak
diketahui]. Bogor (ID): Balai Penelitian Ternak.
Lubis DM, M Martawidjaja, IW Mathius, B haryanto, A wilson. 1995. Studi
tatalaksana pemberian pakan dan kebutuhan pakan induk domba pada fase
laktasi. Kumpulan Hasil-hasil Penelitian APBN. Bogor (ID): Balai Penelitian
Ternak. Hal 168-177.
Mahesti G. 2009. Pemanfaatan protein pada domba lokal jantan dengan bobot
badan dan aras pemberian pakan yang berbeda [tesis]. Semarang (ID): Univ
Diponegoro.
Mathius IW. 1995. Kebutuhan energi dan protein domba induk pada fase
kebuntingan dan laktasi [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Mylene G, Gruffat D, Habeanu M, Parafita E, Bauchart D, Durand D. 2010. Plant
extracts combined with vitamin E in PUFA-rich diets of cull cows protect
processed beef againts lipid oxydation. J Meat Sci. 85:676-683.
Murray KM, Granner DX, Mayes PA, Rodwell VW. 1993. Harpers biochemistry.
23rd edition. Connecticut (US): Appleton and Lange. 5925.
[NRC] National Research Council. 2006. Nutrient Requirement of Sheep.
Washington (US): National Academy Pr.
[NRC] National Research Council. 2007. Nutrient Requirements of Small
Ruminants. 1st edition. Washington (US): National Academy Pr.
Nasiu F, Yusiati LM, Supadmo. 2013. Pengaruh suplementasi vitamin E dalam
ransum yang mengandung capsulated crude palm oil terhadap kandungan Poly
Unsaturated Fatty Acid daging dan performa kambing bligon. Bul Petern.
37(3): 181-188.
Parakkasi A. 1999. Ilmu Nutrisi Dan Makanan Ternak Ruminan. Jakarta (ID): UI Pr.
Ramsey WS, Hatfield PG, Wallace JD, Southward GM. 1994. Relationships
among ewe milk production and ewe, and lamb forage intake in Targhee ewes
nursing single or twin lamb. J Anim Sci.:811-816.
Rice-Evans C, Anthony TD. 1991. Techniques In Free Radical Research. Elsevier.
Amsterdam. (NL). Pp. 146 :202.
Rooke JA, Sinclair AG, Edwards SA. 2001. Feeding tuna oil to the sow at
different times during pregnancy has different efects on piglets long-chain
PUFA composition at birth and subsequent growth. Br J Nutr. 82:21-30.

13
Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan
Biometrik. Penerjemah: M. Syah. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
Sitepu NBR. 2011. Penampilan produksi dan reproduksi calon induk domba lokal
yang mendapat ransum dengan sumber energi yang berbeda [skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Wang X, Quinn PJ.1999. Vitamin E and its function in membranes. Prog Lipid
Res. 38:309–336.
Yustendi D, Dasrul, Rachmadi D. 2013. Penambahan tepung daun katuk
(Saurupus androgynus L. Merr) dalam ransum terhadap pertambahan berat
badan dan lingkar scrotum kambing jantan peranakan etawah. J Agr Petern.
13(2): 7-14.

14

LAMPIRAN
Lampiran 1 Sidik ragam konsentrasi malondialdehyde darah domba sebelum
perlakuan
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
3
5

JK
0.010
0.029
0.038

KT
0.005
0.010

Fhitung
0.500

F 0.05 F 0.01
9.552 30.816

F 0.10
3.006

Lampiran 2 Sidik ragam konsentrasi malondialdehyde darah domba akhir
kebuntingan
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
3
5

JK
0.000
0.069
0.069

KT
0.00
0.23

Fhitung
0.010

F 0.05
9.552

F 0.01
30.816

F 0.10
3.006

Lampiran 3 Sidik ragam konsentrasi malondialdehyde darah domba laktasi
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
3
5

JK
0.216
0.087
0.303

KT
0.108
0.029

Fhitung
3.736

F 0.05
9.552

F 0.01
30.816

F0.10
3.006

Lampiran 4 Sidik ragam konsentrasi malondialdehyde darah domba penyapihan
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
3
5

JK
0.050
0.150
0.200

KT
0.025
0.075

Fhitung
0.335

F 0.05
9.552

F 0.01
30.816

F 0.10
3.006

Lampiran 5 Sidik ragam konsumsi bahan kering (BK) konsentrat
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
9
11

JK
KT
4139.005 2069.527
27748.507 3083.167
31887.562

Fhitung
0.671

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

Lampiran 6 Sidik ragam konsumsi bahan kering (BK) hijauan
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
9
11

JK
2130.359
5373.605
7503.956

KT
1065.180
597.067

Fhitung
1.784

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

15
Lampiran 7 Sidik ragam konsumsi bahan kering (BK) total
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
9
11

JK
1862.635
36824.057
38686.691

KT
931.317
4091.562

Fhitung
0.228

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

Lampiran 8 Sidik ragam konsumsi protein kasar (PK) hijauan
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
9
11

JK
35.341
89.145
124.482

KT
17.671
9.905

Fhitung
1.784

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

Lampiran 9 Sidik ragam konsumsi protein kasar (PK) konsentrat
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
9
11

JK
204.891
723.758
928.649

KT
102.445
80.418

Fhitung
1.274

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

Lampiran 10 Sidik ragam konsumsi protein kasar (PK) total
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
9
11

JK
119.178
892.745
1011.922

KT
59.589
99.194

Fhitung
0.601

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

Lampiran 11 Sidik ragam konsumsi lemak kasar (LK) hijauan
Sumber
Db
JK
KT
Fhitung F 0.05
Perlakuan
2
0.123
0.062
1.784
4.256
Galat
9
0.310
0.034
Total
11
0.433
Lampiran 12 Sidik ragam konsumsi lemak kasar (LK) konsentrat
Sumber
Db
JK
KT
Fhitung F 0.05
Perlakuan
2
140.994
70.497
1.056
4.256
Galat
9
600.655
66.739
Total
11
741.649
Lampiran 83 Sidik ragam konsumsi lemak kasar (LK) total
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
9
11

JK
132.941
605.009
737.950

KT
66.470
67.223

Fhitung
0.989

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

F 0.01
8.021

F 0.01
8.021

16
Lampiran 14 Sidik ragam konsumsi serat kasar (SK) hijauan
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
9
11

JK
234.817
592.300
827.117

KT
117.408
65.811

Fhitung
1.784

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

Lampiran 15 Sidik ragam konsumsi serat kasar (SK) konsentrat
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
9
11

JK
46.616
418.262
464.878

KT
23.308
46.474

Fhitung
0.502

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

Lampiran 16 Sidik ragam konsumsi serat kasar (SK) total
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
9
11

JK
138.431
1160.064
1298.495

KT
69.215
128.896

Fhitung
0.537

Lampiran 17 Sidik ragam konsumsi Beta-N hijauan
Sumber
Db
JK
KT
Fhitung
Perlakuan
2
448.044 224.022
1.784
Galat
9
1130.144 125.572
Total
11
1578.189
Lampiran 18 Sidik ragam konsumsi Beta-N konsentrat
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
9
11

JK
961.356
8238.616
9199.972

KT
480.678
915.402

Fhitung
0.525

Lampiran 19 Sidik ragam konsumsi Beta-N total
Sumber
Db
JK
KT
Fhitung
Perlakuan
2
553.899 276.949
0.242
Galat
9
10288.288 1143.143
Total
11
10842.187
Lampiran 20 Sidik ragam konsumsi TDN hijauan
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
9
11

JK
644.434
1625.516
2269.949

KT
322.217
180.613

Fhitung
1.784

17
Lampiran 21 Sidik ragam konsumsi TDN konsentrat
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
9
11

JK
65.616
32524.532
32590.147

KT
32.808
3613.837

Fhitung
0.009

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

Lampiran 22 Sidik ragam konsumsi TDN total
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
9
11

JK
KT
1112.057
556.029
31636.161 3515.129
32748.218

Fhitung
0.158

Lampiran 23 Sidik ragam pertambahan bobot badan (PBB)
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
9
11

JK
KT
623.308 311.654
37171.273 4130.141
37794.582

Fhitung
0.075

Lampiran 24 Sidik ragam efisiensi penggunaan pakan
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
9
11

JK
0.002
0.070
0.072

KT
0.001
0.008

Fhitung
0.116

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

F 0.05
4.256

F 0.01
8.021

Lampiran 25 Sidik ragam bobot lahir anak per induk
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
9
11

JK
0.479
5.999
6.478

KT
0.240
0.667

Fhitung
0.360

Lampiran 26 Sidik ragam bobot lahir anak per perlakuan
Sumber
Perlakuan
Galat
Total

Db
2
9
11

JK
0.479
5.999
6.478

KT
0.240
0.667

Fhitung
0.360

Ket : SK : Sumber keragaman, Db : Derajat bebas, JK : Jumlah kuadrat, KT :
Kuadrat tengah, Fhitung : Nilai hitung

18

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, provinsi
Lampung pada tanggal 30 Juli 1991 dari pasangan Ayah (alm)
Firmansyah Rozie dan Ibu Mujiati. Penulis merupakan anak
pertama dari 4 bersaudara. Pada tahun 2006 penulis
bersekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2
Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2009. Setelah itu
penulis diterima di IPB melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan diterima di
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas
Peternakan pada tahun 2009.
Selama masa kuliah, penulis pernah menjadi kontingen atlet sepakbola
Fakultas Peternakan IPB dalam ajang Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI) pada
tahun 2012 dan 2013 serta menjadi kontingen atlet futsal Fakultas Peternakan
pada tahun 2013. Beberapa prestasi yang pernah diraih penulis dalam bidang
olahraga adalah juara 2 dan 3 sepakbola Dekan Cup 2010 dan 2014, juara 2 futsal
SILASE 2010, juara 2 renang Dekan Cup 2011, juara 3 sepakbola OMI 2012,
juara 1 futsal Fapet Super League 2012 dan 2013 serta juara 2 band CST 2012.
Penulis juga aktif dalam organisasi mahasiswa daerah KEMALA (keluarga
mahasiswa Lampung) dan pernah menjadi staff divisi budaya, olahraga dan seni
pada tahun 2010.

UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir Kukuh Budi Satoto MS
serta Ibu Dr Ir Lilis Khotijah MSi selaku pembimbing atas seluruh bantuan,
bimbingan, perhatian dan kesabaran yang diberikan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang teramat besar kepada
ayahanda tercinta (alm) Firmansyah Rozie dan juga ibunda tercinta Mujiati atas
seluruh perhatian, kasih sayang, doa, dukungan dan kesabaran terhadap penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada adik-adik tercinta Fandi
Oktaviansyah, Fachrezy Yuliansyah dan Fachreza Marsanda Agusta yang telah
menjadi penyemangat untuk penulis.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Dr Iwan Prihantoro SPt.
MSi selaku panitia seminar, Bapak Dr Ir Didid Diapari MS selaku dosen penguji
seminar pada tanggal 16 Januari 2014, Bapak M Baihaqi SPt. MSc dan Ibu Dr Sri
Suharti SPt. MSi selaku dosen penguji ujian sidang serta Ibu Dr Ir Widya
Hermana MSi selaku panitia sidang pada tanggal 21 April 2014 atas masukanmasukan yang diberikan, serta BPOPTN atas bantuan dana untuk penelitian ini.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada para sahabat Almai, Candra,
Faoline, Usaid, Rama, Jody, Ardy, Fajrin, Ulil serta teman-teman INTP 46
lainnya dan keluarga KEMALA atas dukungan, doa dan bantuannya selama
penulis menyelesaikan karya tulis ini. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan kegiatan penelitian selanjutnya.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Silang dalam terhadap Bobot Lahir, Bobot Sapih dan Jumlah Anak Per Kelahiran Pada Mencit (Mus musculus)

0 5 89

Evaluasi Subtitusi Tepung Ikan dan Bungkil Kedelai dalam Ransum Domba Lokal terhadap Performa Induk Laktasi dan Anak Prasapih

0 8 114

Penambahan Antioksidan dalam Ransum Kaya Asam Lemak Tak Jenuh terhadap Kualitas Susu Induk dan Performa Domba Prasapih

0 4 27

Penambahan Antioksidan dalam Ransum Kaya Asam Lemak Tak Jenuh terhadap Penampilan Induk Domba Garut Laktasi

0 2 27

Pengaruh Imbangan Belimbing Wuluh dan Tepung Katuk Dalam Ransum Induk Menyusui Pada Kelinci Terhadap Pertambahan Bobot Badan dan Efisiensi Ransum.

0 0 2

Hubungan antara Bobot Badan Induk dengan Litter Size, Bobot Lahir dan Mortalitas Anak Kelinci New Zealand White - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 12

Hubungan antara Bobot Badan Induk dengan Litter Size, Bobot Lahir dan Mortalitas Anak Kelinci New Zealand White - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 3

Hubungan antara Bobot Badan Induk dengan Litter Size, Bobot Lahir dan Mortalitas Anak Kelinci New Zealand White - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 7

Hubungan antara Bobot Badan Induk dengan Litter Size, Bobot Lahir dan Mortalitas Anak Kelinci New Zealand White - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 5

PENGARUH COATING UREA DALAM RANSUM TERHADAP pH, KONSENTRASI NH3 DAN VFA PADA DOMBA LOKAL JANTAN JurusanProgram Studi Peternakan

0 0 42