Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perubahan Status Gizi Balita Pada Program Edukasi Dan Rehabilitasi Gizi (Pergizi)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP PERUBAHAN STATUS GIZI BALITA PADA
PROGRAM EDUKASI DAN REHABILITASI GIZI (PERGIZI)

YUSI ARISKA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-faktor
yang Berpengaruh terhadap Perubahan Status Gizi Balita pada Progam Edukasi
dan Rehabilitasi Gizi (PERGIZI) adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014
Yusi Ariska
NIM I14100153

ABSTRAK
YUSI ARISKA. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Perubahan
Status Gizi Balita pada Program Edukasi dan Rehabilitasi Gizi (PERGIZI).
Dibimbing oleh LILIK KUSTIYAH dan YEKTI WIDODO.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap perubahan status gizi balita pada Program Edukasi dan
Rehabilitasi Gizi (PERGIZI). Penelitian ini menggunakan data sekunder. Desain
penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental dengan jumlah contoh
sebanyak 141 balita. Intervensi yang diberikan pada balita berupa PMT bersama,
suplemen zink, dan penyuluhan gizi dan kesehatan bagi ibu balita. Intervensi
tersebut diberikan selama 6 bulan dan dilaksanakan di Kabupaten Kutai Timur,
Provinsi Kalimantan Timur. Rata-rata z-score balita setelah mengikuti Program
Edukasi dan Rehabilitasi (PERGIZI) adalah nyata lebih tinggi dibandingkan

sebelum mengikuti program tersebut (p 4 orang
Ekonomi keluarga
Mampu
Tidak mampu

2

3

4

5

6

Gizi buruk

Gizi kurang

Menuju gizi

kurang
n
%

n

%

n

%

15
1

93.8
6.2

56
16


77.8
22.2

4
1

15
1

93.8
6.2

71
2

97.3
2.7

11

5

68.8
31.2

47
25

13
3

81.2
18.8

9
7
3
13

Total

n

%

80.8
19.2

113
27

80.7
19.3

49
3

94.2
5.8

135

6

95.7
4.3

65.3
34.7

26
26

50
50

84
56

60
40


42
31

57.5
42.5

36
16

69.2
30.8

91
50

64.5
35.5

56.2
43.8


38
34

52.8
47.2

30
22

57.7
42.3

77
63

55
45

18.8

81.2

11
62

15.1
84.9

9
19

17.3
82.7

23
118

16.3
83.7


Sebagian besar orang tua contoh baik ayah maupun ibu memiliki usia
kurang dari 40 tahun dengan rata-rata usia ayah sebesar 34.35±7.020 tahun dan
ibu 29.55±6.238 tahun. Usia ayah contoh berkisar antara 20 tahun hingga 58 tahun
sedangkan usia ibu berkisar antara 17 tahun hingga 46 tahun. Lebih dari separuh
tingkat pendidikan ayah dan ibu contoh adalah kurang dari SMA (tidak sekolahSMP). Contoh sebagian besar berasal dari keluarga yang anggotanya kurang dari
atau sama dengan empat orang (55%) dan ekonomi yang tidak mampu (83.7%)

14
Partisipasi Ibu Balita
Tingkat partisipasi balita selama mengikuti kegiatan PERGIZI
dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu: (1) aktif, adalah anak balita yang
mengikuti kegiatan setiap jadwal penimbangan dan hadir sebanyak 21 – 30 kali;
(2) kurang aktif, adalah anak balita yang mengikuti kegiatan sebanyak 16 – 21
kali dan hadir pada saat kegiatan terakhir/evaluasi; dan (3) tidak aktif, adalah
anak balita yang mengikuti kegiatan sebanyak 10 – 15 kali dan hadir pada saat
kegiatan terakhir/evaluasi (Widodo et al. 2013). Data partisipasi ibu balita dalam
mengikuti kegiatan PERGIZI berdasarkan frekuensi kehadiran disajikan pada
Tabel 6.
Tabel 6 Partisipasi ibu balita menurut frekuensi kehadiran mengikuti kegiatan
PERGIZI
Status gizi

Gizi buruk
Gizi kurang
Menuju gizi kurang
Total

n
10
50
36
96

Partisipasi
Aktif
Kurang aktif
%
n
%
62.50
2
12.50
68.50
21
28.80
69.20
14
26.90
68.10
37
26.20

Total
Tidak aktif
n
%
4
250
2
2.70
2
3.80
8
5.70

n
16
73
52
141

%
100
100
100
100

Tabel 5 tersebut menunjukkan bahwa jumlah balita yang aktif mengikuti
kegiatan PERGIZI sebesar 68.1 %. Hal tersebut dibuktikan dengan persentase
masing-masing kelompok balita dengan status gizi buruk, gizi kurang dan menuju
gizi kurang yang aktif mengikuti kegiatan PERGIZI masing-masing sebesar
62.5%, 68.5%, dan 69.2%. Partisipasi ibu balita dalam mengikuti pelaksanaan
kegiatan PERGIZI termasuk kategori cukup baik. Hal tersebut tidak terlepas dari
peran, dukungan, dan tanggung jawab yang sangat tinggi dari para kader
Posyandu, kader PKK, tokoh masyarakat, Kepala Puskesmas, TPG, dan bidan
desa. Adapun alasan anak balita tidak dapat secara aktif hadir sesuai jadwal adalah
orang tua repot, anak sakit, orang tua sakit, ada acara keluarga, lupa, dan hujan.

Perkembangan Status Gizi
Indikator utama hasil rehabilitasi melalui kegiatan PERGIZI adalah
peningkatan status gizi balita contoh yang diukur berdasarkan berat badan
menurut
umur
(BB/U).
Berbagai
indeks
antropometri,
untuk
menginterpretasikannya dibutuhkan ambang batas. Penentuan ambang batas yang
paling umum digunakan saat ini adalah dengan memakai standar deviasi unit (SD)
atau disebut juga z-score. Rata-rata z-score BB/U balita sebelum mengikuti
PERGIZI sebesar -2.2709 ± 0.53337 sedangkan setelah mengikuti program
PERGIZI selama 24 minggu rata-rata z-score BB/U balita menjadi sebesar
-1.9176 ± 0.66726. Rata-rata z-score balita setelah mengikuti program PERGIZI
adalah nyata lebih tinggi dibandingkan sebelum mengikuti program tersebut
(p