Standar Pelayanan Keperawatan di ICU
DAFTAR lSI
DAFTAR ISTILAH
BAB I
BAB II
bW ',r1
!vd
.s
1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. PERMASALAHAN
C. TUJUAN
D. DASAR HUKUM
2
2
'pENGORGANISASIAN RUANG PERAW A T AN INTENSIF
A. PENGERTIAN
B. RUANG LINGKUP
C. KLASIFlKASI PELAYANAN ICU
D. KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR lCU
3
3
3
3
3
BAB III STANDAR PELAYANAN KEPERAWATAN INTENSIF
A. FALSAFAH DAN TUJUAN
B . PENGORGANISASIAN
C. KETENAGAAN
D. FASILITAS DAN PEMELIHARAAN ALAT
E. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
F. PENGEMBANGAN STAF
G. EV A LUASI DAN PENGENDALIAN MUTU
f
ii
1
I
7
7
8
9
12
15
16
17
BABIV STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN INTENSIF
A. PENGERTIAN
B. PENGKAIJIAN
C. PENETAPAN MASALAHIDIAGNOSA KEPERAWATAN
D. PERENCAN AAN TINDAKAN KEPERA WATAN
E. MELAKSANAKAN TINDAKAN KEPERAW ATAN
F . EVALUASI
G. DOKUMENTASI KEPERAWATAN
18
BABV ',PENUTUP
32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
18
18
18
18
18
19
19
DAFTAR ISTrLAH
ABN
ACLS
AGD
ALS
ARDS
BE
BLS
BTLS
BUN
CAVH
COC
CPAP
CRRT
CVP
CVVH
EKGfECG
Ell
Fi02
GC S
lA BP
ICU
lPPB
MAP
NTT/OTT/T T
O PA
PaC02
Pa02
PEEP
REC
RJP
Sa02
SiMV
TIK
TV
ii
Alat Bantu Napas
Adv anced Cardiac Lib Suppo rt
Anali sa Gas Darah
Advanced Life S uppo rt
Acute Respiratory Distress Syndrom e
Base Excess
Basic Li fe Support
Basic T rauma Life Support
Blood Urea itrogen
Continuo us Artenal Venous Hemofiltration
Cardiac Output Com puter
Continuous Positif Airway Pressure
Continuous Renal Replacement T reatment
Central Venous Pressure
Conti nuous Venous Venous Hem ofiitrat lOn
Elektro Kardio Gram / Electro Cardi o G ram
Endo T racheal Tu be
Fraks i 02
Glasgow Coma Scale
Intra Aortic Balloon Pump
Intensive Care Unit
Intennitten Positi ve Pressure Breathing
Mean Arterial Pressure
Nasotracheal Tube / Orotracheal Tube I Tracheal T ube
Oro Pharingeal Airway
Tekanan Parsial C02
Tekanan ParsiaI Oksigen
Positive End Ex piratory Pressure
Renal Ekstra Coorporal
Resusitasi Jantung Paru
Saturasi Oksigen
Syncronize Intermitten Mandatory Ventilation
Tekanan Intra Kranial
Tidal Volume
BABI
PENDAHULUAN
A. LA T AR BELAKANG
Perawatan intensif merupakan peJayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu
untuk dikembangkan di Indonesia Berbagaipemberian pelayanan keperawatan
intensif bertujuan untuk memberikan asuhan bagi pasien dengan penyakit berat
yang potensial reversible, memberikan asuhan bagi pasien yang perlu observasi
ketat dengan atau tanpa pengobatan yang tidak dapat diberikan di ruang
perawatan umum memberikan peJayanan kesehatan bagi pasien dengan potensial
atau adanya kerusakan organ umumnya paru mengurangi kesakitan dan kematian
yang dapat dihindari pada pasienpasien dengan penyakit kritis (Adam &
Osborne, 1997).
Uraian diatas menunjukkan bahwa pelayanan keperawatan intensif berbeda
dengan pelayanan keperawatan di ruang rawat biasa, karena tingkat
ketergantungan pasien terhadap perawat di ruang intensif sangat tinggi . Untuk itu
perawat
intensif
dituntut
memiliki
pengetahuan,
keterampilan, daya analisa dan tanggung jawab yang tinggi, mampu bekeJja
mandiri, membuat keputusan yang cepat dan tepat, serta berkolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya.
B. PERMASALAHAN
Sebagian besar rumah sakit di Indonesia (kelas AC) sudah mempunyai pelayanan
intensif. Namun pelayanan yang diberikan dari sisi sumber daya manusia, sarana,
prasarana, dan asuhan keperawatan· masih sangat bervariasi. Pengalarnan di
lapangan menunjukan antara lain, kualifikasi tenaga perawat di ruang ICU masih
sarna dengan di ruang perawatan umum ruangan yang tidak memenuhi syarat
pelayanan keperawatan di ruang perawatan intensif belum maksimal yang
ditunjukan dengan banyaknya keluhan masyarakat tentang kinerja perawat.
Adanya asumsi ten tang persepsi masyarakat bahwa ketika keluarganya dirawat di
ruang ICU tidak ada harapan untuk hidup.
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan intensif (ICU), sesuai
dengan tugas dan fungsi Direktorat Keperawatan dan Keteknisian Medik
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI menyusun standar pelayanan
keperawatan di ruangan intensif (ICU) sebagai pedoman keJja perawat di ruang
perawatan intensif.
.-
C. TUJUAN
Tnj nan umum:
Mening\...atkan mutu pelayan an keperawatan dl ruang perawatan intensi f (ICU)
T uj uan khusus :
1. Tersusunnya stan dar pelayanan keperawatan di ruang ICU
2. Tersusunnya stan dar asuhan keperawatan di ruang ICU
3. Tersusunnya prosedur/protap kelja di ruang lCU
D. DASAR HUKUM
Dasar hukum yang digunakan dalarn penyusunan buku ini adalah sebagai berikut:
I Kep menkes RI No. 1333/Menkes/SKIXlII1999 tentang Standar Pelayanan
Rumah Saki!
2. Kep men kes RI No 1277lMen kes/SK/X£/200 1 ten tang Susunan Organi sasi dan
Tata Kerj a Dep artemen Kesehatan
3 Kepmenkes RI No. 004/Menkes/SK/I12003 tentang Kebijakan dan Strateg.i
Desentrali sasi Bidang Kesehatan
4. Kepmenkes RJ No. 1457/Menkes/S K/XI2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal B idang Kesehatan Di Kabupaten/Kota
5. Ke putusan Menteri Kesehatan Nomor 12021Menkes/SKNIIII2003 ten tang
Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Prov insi
Sehat dan Kabupaten/ Kota Sehat
BAB II
PENGORGANISASIAN RUANG PEllAWATAN INTENSIF
A. PENGERTIAN
Ruang perawatan intensif (leu) adalah unit perawatan khusus yang dikelola
untuk merawat pasien sakit berat dan kritis, cedera dengan penyulit yang
mengancam nyawa dengan melibatkan tenaga, kesehatan terlatih, serta didukung
dengan kelengkapan peralatan khusus.
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan perawatan intensif meliputi
). Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakitpenyakit akut yang
mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit
sampai beberapa hari.
2. Memberi bantuan dan mengambil a1ih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan
pe\aksanaan spesifik pemenuhan kebutuhan dasar
3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi yang
ditimbulkan oleh
a. Penyakit
b. Kondisi pasien menjadi buruk karena pengobatanltherapy (iatrogenik).
4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang bergantung pada fungsi
a1atlmesin dan orang lain.
C. KLASIFlKASI PELAYANAN ICU
Pelayanan leu dapat diklasifikasikan menjadi 33 (tiga) yaitu:
1. ICU Primer
Ruang Perawatan Intensif primer memberikan pelayanan pada pasien yang
memerlukan perawatan ketat (high care). Ruang Perawatan Intensif mampu
melakukan resusitasi jantung paru dan memberikan ventilasi bantu 24 48
jam. Kekhususan yang dimiliki leu primer adalah:
a. Ruangan tersendiri, letaknya dekat dengan kamar bedah, ruang darurat dan
ruang rawat pasien lain
b. Memiliki kebijakan / kriteria pasien yang masuk dan yang keluar
c. MemiJiki seorang anestesiologi sebagai kepala
d. Ada dokter jaga 24 jam dengan kemampuan resusitasi jantung paru
e. Konsulen yang membantu harus siap dipanggil
f. Memiliki 25% jumlah perawat yang cukup telah mempunyai sertifikat
pelatihan perawatan intensif, minimal satu orang per shift
g. Mampu dengan cepat mel ay ani pemeriksaan laboratorium tertentu,
Rontgen untuk kemudahan diagnostik selama 24 jam dan fisioterapi
3
2. l CU Sekunder
Pelayanan Ie
sekunder pe\ay anan yang khusus mampu memberikan
\eolilasi ban tu lebih lama, mampu m lakukan bantuan hidup Jain tetapl udak
lerl alu kompleks. Kekh ususan yang dimiliki leU sekunder adalah :
a. Ruangan tersen diri , berdekatan dengan kamar bedah, ruang darurat dan
ruang rawat lain
b. Memiliki kriteria pasien yang masule, keluar dan rujukan
c. Tersedia dokter spesialis sebagai konsultan yang dapa! menanggulang i
setiap saat bila diperlukan
d Memihki seorang Kepala leu yai tu seorang dokter konsultan inlensif care
atau bil a tidak tersedia oleh dok.er spesialis anestesiologi, yang bertanggung
jawab secara kesel uruhan dan dok1er jaga yang mini mal mampu melalrukan
resus itasi antung paru (bantuan hidup dasar dan hid up lanjut)
e. Memihki tenaga keperawatan lebih dari 50% bersertifikat leu dan minimal
berpengalaman ke1]a di unit PenynkIt Dalam dan Bedah se ama 3 tahun
f Kemam puan memberikan bantuan veotilasi mekanis bebera pa lama dan
dalam batas te rtentu, mel ak ukan pemantauan inv as if dan usahausaha
penwlj ang hidup
g. M ampu dengan cepat me\ayani pemeriksaan laboratoriu m tertentu,
Rontgen untuk kemud ahan di agn ostik selama 24 j am dan fisioterapi
h. Memi li ki ruang isolasi dan mam pu melakukan prosedur is ol asi
3.
leu Tersier
Ruang perawatan ini mampu melaksanakan semua as pek perawatan Lntensif,
mampu memberikan pelayanan yang tertinggi termasuk dukungan atau
bantllan hidup multi sistem yang ko mpleks dalam jangk a waktu yang tidak
terbatas serta mampu melak u an bantuan renal ekstrakorp oral dan
pemantauan kardi ovask uler in vasif dalam jangka wakt u yang terbatas .
Kekhususan yang di miJiki leu tersier adal ah :
a Tempat khusus tersendi.ri di dalarn rumah saki!
b. Memili!;.i kriteria pas ien y ang masuk kel uar dan rujukan
c. Memiliki dokter spesialis dan sub spesialis yang dapat dJ panggii setiap
saat bila diperlukan
d. Dllel ola oleh seorang ahli an astesi ologi konsultan intens if care atau
Dokter ahli konsultan intensif care y ang lain, yang bertanggung j awab
secara kesel urullan . D an dokter Jaga :rang minimal mamp u resusilasl
jan lung paru (bantu an hid up dasar dan bantuan hidup lan]ut)
e. Menuliki lebih dari 75 % perawat bersertifi kat Tell dan mimmal
berpengalaman kerj a di unit penyakit dalam dan bedah selama 3 tahun
f Mampu mel akukan semua benluk pemantauan dan perawatan intensir baik
invasif maupun non invasif
g. Mampu dengan cepat melayani pemeri ksaan laborato ri um lertentu.
Rontgen untuk kemudahan diagnosuk selama 24 j am dan fi sioterapi
h. Memiliki paling sediklt seorang yang mampu mend idik medik dan
perawat agar dapat memberi kan pelayanan yang optimal pada pasien
L
Memili ki staf tambahan yang lain misalny a tenaga adm in istrasi , tenaga
rekam medik , tenaga untuk kepentingan ilmiah dan penelitian
4
D. KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR leu
Suatu ICU mampu menggabungkan teknologi tinggi dan keahlian khusus dalam
bidang kedokteran dan keperawatan gawat darurat yang dibutuhkan untuk
merawat pasien sakit kritis. Keadaan ini mernaksa diperlukannya mekanisme
untuk membuat prioritas pada sarana yang terbatas ini apabila kebutuhan temyata
melebihi jumlah tempat tidur yang tersedia di lCU.
1. Kriteria mas u k ICU
ICU memberikan pelayanan antara lain pemantauan yang canggih dan terapi
yang intensif. Dalam keadaan penggunaan temp at tidur yang tinggi pasien
yang memerlukan terapi intensif (prioritas 1) didahulukan rawat ICU
dibandingkan pasien yang memerlukan pemantauan intensif dan pasien sakit
kr.itis atau terminal (prioritas 2) dengan prognosis buruk atau sukar untuk
sembuh (prioritas 3). Penilaian objektif atas beratnya penyakit dan prognosis
hendaknya digunakan untuk menentukan prioritas pasien masuk ICU .
Prioritas pasien masuk ICU sebagai berikut :
a. Pasien Prioritas I
Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan
perawatan intensif dengan bantuan alatalat ventilasi, monitoring dan obatobatan vasoaktif kontinyu dan lainlain. Misalnya pasien bedah
kardiotoraksik, atau pasien shock septic. Mungkin ada baiknya beberapa
institusi membuat kriteria spesifik untuk mas uk ICU, seperti derajat
hipoksemia, hipotensi, dibawah tekanan darah tertentu. Pasien prioritas I
(satu) wnumnya tidak mempunyai batas ditinjau dari terapi yang dapat
diterimanya.
b. Pasien Prioritas 2
Pasien ini memerJukan pelayanan pemantauan canggih dari ICU. Jenis
pasien ini berisiko sehingga memerlukan terapi intensif segera, karenanya
pemantauan intensif menggunakan metoda seperti pulmonary arterial
catheter sangat menolong, misalnya pada pasien penyakit dasar jantung,
paru atau ginjal akut dan berat atau yang telah mengalami pembedahan
mayor. Pasien prioritas 2 umumnya tidak terbatas macam terapi yang
diterimanya, mengingat kondisi mediknya senantiasa berubah .
c. Pasien Prioritas 3
Pasien jenis ini sakit kritis dan tidak stabil dimana status kesehatan
sebelumnya, penyakit yang mendasarinya. atau penyakit akutnya, baik
masingmasing atau kombinasinya, sangat mengurangi kemungkinan
kesembuhan danJatau mendapat manfaat dari terapi di ICU . Contoh contoh pasien ini antara lain pasien dengan keganasan metastatik disertai
penyulit infeksi pericardial tamponade, atau sumbatan Jalan nafas, atau
pasien menderita penyakit Jantung atau paru termi nal disertai komplikasi
penyakit akut berat. Pasienpasien prioritas 3 mungkin mendapat terapi
intensif untuk mengatasi penyakit akut, tetapi us aha terapi mung kin tidak
sampai melakukan intubasi dan resusitasi kardiopulmoner .
5
2. Indi kasi P asien Keluar
Kri tena pas ten keluar dari ICU mempunyai 3 priori tas yaitu :
a. Pasien Prioritas ]
Pasien di pindahkan apabila pasien tersebut ti dak membutubkan lagi
perawatan intensi f. atau jika terap. mengalam i kegagaJan, prognosa Jangka
pendek buruk, sedikil kemungiinan biJa perawatan inte ns if diteruskan
Comoh pas ten dengan tiga atau lebih gagal sistem organ yang tidak
berespon terhadap pengelolaan agresif.
b. Pasien Prioritas II
Pasien dipindahkan apabila hasil pernantauan intensif memmj ukkan bahwa
perawatan intensif tidak dibutuhkan dan pemantauan intens if selanj utnya
tidak diperlukan lagi.
C.
Pasien Prion tas J]]
Pasien P ri oritas J]] dikeJuarkan dari ICU bila kebutuhan untuk terapi
intensif telah tidak ada lag i, tetapi mereka mung kin dikel uarkan lebih dini
bila kemungkinan kesembuhannya atau manfaat dari terapi intenslf
ko ntiny u dike tahui kemlmgkinan untuk pulih kembah sangat kecil,
keuntungan dari terapi intensif selanjutnya sangat sediklt Contoh , pasien
dengan peny akit lanJut (penyakit paru kronis, penyakit jantung atau le\er
terminal, kars inoma yang telah meny ebar luas dan lainlainnya) yang tidak
berespon terhadap terapi leu untuk penyakit akut I ainny a.
3. Kriteria pallieD yang tida k memerlukan perawatan di nJang perawatan
in tensif
a. Pri oritas I
Pasien dipindahkan apabila pasien tersebut tidak me mbutub kan lagi
perawatan intensif, atau ji ka :
Terapi mengalami kegagaJan
P rognosaJangka pendek buruk
Sedikit kemungkinan unt uk pulih kern bali
Sedikil keuntungan bila perawatan intensi f diteruskan
b. Priori tas I
Pasten di pindahkan apabiJ a hast! pernantauan intenslf menunj ukkan bahwa .
Perawatan inlensif ti dak dibutuhkan .
Pernan tawUl intensif selanj utnya tidale diperlukan lagi
C.
6
Prion tas I
Pasjen dipindahkan apabila:
Perawatan intensi f tidak di butuhkan lain
Di ketahui kemungkin an un tuk puJib kern bali sangat kecil
Keuntungan dari therapi intensif sel anjutnya sangat sedikit.
BABIII
STANDAR PELAY ANAN KEPERA W A TAN IN TENSIF
A. FALSAFAH DAN TUJUAN
1. Falsafah
Pelayanan keperawatan intensif disediakan dan diberikan kepada pasien dalam
keadaan kegawatan dan kedaruratan yang perlu ditanggulangi dan diawasi
secara, ketat, terus menerus serta tindakan segera, ditujukan untuk observasi ,
perawatan dan terapi. Pelayanan keperawatan intensif tersebut diberikan
melalui pendekatan multi disiplin secara komprehensir.
Dalam Falsafah Keperawatan Intensif, tim keperawatan meyakini bahwa :
a. Setiap pasien mempunyai kebutuhan individual dan berhak mendapatkan
pelayanan keperawatan terbaik, sehingga mampu berfungsi secara
maksimal dengan kualitas hidup yang optimal
b. Kepedulian dan perhatian (caring) dari tim keperawatan mendorong rasa
percaya diri pasien dan mempercepat proses kesembuhannya.
c. Kualitas hidup pasien optimal dapat dicapai bila dalam pelayanan
keperawatan didukung oleh Iingkungan internal maupun eksternal, fisik
dan psikologis yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman.
d. Lingkungan kelja yang kondusif meliputi Iingkungan fisik dan psikologis
yang didukung fasilitas dan peralatan yang memadai .
e. Kualifikasi tenaga keperawatan yang bekelja di leu dituntut merniliki
sertifikat khusus yang diakui secara professional.
r. Pelayanan intensif diberikan melalui pendekatan multi disiplin yang
bertujuan memberikan pelayanan yang komprehensif untuk
menanggulangi berbagai masalah pasien kritis secara cepat dan tepat
sehingga menghasilkan pelayanan yang efektif dan efisien .
2. Tujuan
Tujuan Keperawatan Intensif adalah:
a. Menyelamatkan kehidupan
b. Mencegah teljadinya kondisi memburuk dan komplikasi melalui observasi
dan monitoring yang ketal disertai kemampuan menginterpretasikan setiap
data yang didapat, dan melakukan lindak lanjul.
c. Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mempertahankan kehidupan.
d. Mengoptimalkan kemarnpuan fungsi organ tubuh pasien.
e. Mengurangi angka kematian dan kecacatan pasien kritis dan mernpercepat
proses penyembuhan pasien .
7
D. PENGORGANISASlAN
Pengorganisasian dalam unit perawatan intensif bertujuan Wltuk menci ptakan
k lancaran pemberian pelayanan keperawatan. peJayanan medlk dan pelavan an
kesehatan Jain. Struktur organisasi lergantung luasnya unit pelayanan dan
komplekSltBs kegiatan y ang dikelola serta model asuhan kepera\\atan . ang
diberikan Untuk mewujudkan terlaksananya tujuan te ebut, diperlukan
pengelola keperawatan di uni I pelayanan keperawatan intenslf seperu tabel
di bawah mi .
I
P •. Iayanan leu
.Jmis
No
Mtegan gan
A
I
Pcnyara um .
KcpaJu I'ero watun
Primer
miDlmal lulus DJ
Keperuwal:ln
&kunder
D3 Keperawulatl
Tor ior
Mm imal51
Ii.eperu" ar.an
rensnlaman Ie II
e lllwallDl
Pengal"m8l1 ;;: j
Iahun di ICU s tau Si
Ke peperawalan
Pengnlaman
minimal 3 Ibn di
ICU
Petl gal aman
minimal 3 lahun di
ICU
Lulu s 52 "PC. ialis
kriti lwl carcO)
pengtllrrm nn di
le u m,ni mal 2
Ibn
SertifikatlCU
(termasuk BLS ,
BTLS)
Sertifikal ACLS
Serti fika l AC S
Sertifikal ACLS
oJ
Sertifikat
m anajemen ruan g
pcrawalan
Sertifikat
menajemen ruang
pcrBwaum
ertifikat IC U
(l3 LS/[lTLSJ
Sertifikat
manajcmen rUM g
perBwalan
S lhn
Serti fikat
ket rampi Ian
khu sus (ventilasi
mekanik.
hemod inam ik .
IAB P.
hemod lali s,s
·RRT. dill
serti fikat
manuJemcn
nJDog
peru\\·ata..n
2
Pom b llll h mp: ki i",k
Minim al lulu! D3
Kepcrawatan
erawatan
Mmlmal S l
Kepc rawallln
Pengalaman 5 Ihn
di leu
Pengalam an
mi nimal 5 tah un di
ICU
Sertifikat BLS
8
Mlnom.1 Sl
Ke pcrnwata.n
pe"!.lnlam an
min llnnl leU 5
Ihn
Serti fi kat
Lulu, S2 ' pc....h,
kr iLI,,"I 0)
pcngalnman eli
leU mmi mal 2
tahun
Serlifikal
I1LS FllLS
ElI.SHILS
Sertilikal ACI.S
Seniflkal ACI.S
Scrtdikal All.S" )
SenilikallC U
Sen,lika, ICU
Scnilik:lt C linical
Sert,lik.1 C[
Serl,likal
\..t:trampilan
SerllJikallHLS
Ins/rut (u I" (e l)
ォィオセGゥャiウ@
(vt;lltilnsl
Illckanik.
hcmooinanllk.
L' RRT . dll) __
lulus S2 spcSlall,
kri tlklll cafe
pCIlg.alaman kc'1U
leu
Pdah.
DAFTAR ISTILAH
BAB I
BAB II
bW ',r1
!vd
.s
1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. PERMASALAHAN
C. TUJUAN
D. DASAR HUKUM
2
2
'pENGORGANISASIAN RUANG PERAW A T AN INTENSIF
A. PENGERTIAN
B. RUANG LINGKUP
C. KLASIFlKASI PELAYANAN ICU
D. KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR lCU
3
3
3
3
3
BAB III STANDAR PELAYANAN KEPERAWATAN INTENSIF
A. FALSAFAH DAN TUJUAN
B . PENGORGANISASIAN
C. KETENAGAAN
D. FASILITAS DAN PEMELIHARAAN ALAT
E. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
F. PENGEMBANGAN STAF
G. EV A LUASI DAN PENGENDALIAN MUTU
f
ii
1
I
7
7
8
9
12
15
16
17
BABIV STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN INTENSIF
A. PENGERTIAN
B. PENGKAIJIAN
C. PENETAPAN MASALAHIDIAGNOSA KEPERAWATAN
D. PERENCAN AAN TINDAKAN KEPERA WATAN
E. MELAKSANAKAN TINDAKAN KEPERAW ATAN
F . EVALUASI
G. DOKUMENTASI KEPERAWATAN
18
BABV ',PENUTUP
32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
18
18
18
18
18
19
19
DAFTAR ISTrLAH
ABN
ACLS
AGD
ALS
ARDS
BE
BLS
BTLS
BUN
CAVH
COC
CPAP
CRRT
CVP
CVVH
EKGfECG
Ell
Fi02
GC S
lA BP
ICU
lPPB
MAP
NTT/OTT/T T
O PA
PaC02
Pa02
PEEP
REC
RJP
Sa02
SiMV
TIK
TV
ii
Alat Bantu Napas
Adv anced Cardiac Lib Suppo rt
Anali sa Gas Darah
Advanced Life S uppo rt
Acute Respiratory Distress Syndrom e
Base Excess
Basic Li fe Support
Basic T rauma Life Support
Blood Urea itrogen
Continuo us Artenal Venous Hemofiltration
Cardiac Output Com puter
Continuous Positif Airway Pressure
Continuous Renal Replacement T reatment
Central Venous Pressure
Conti nuous Venous Venous Hem ofiitrat lOn
Elektro Kardio Gram / Electro Cardi o G ram
Endo T racheal Tu be
Fraks i 02
Glasgow Coma Scale
Intra Aortic Balloon Pump
Intensive Care Unit
Intennitten Positi ve Pressure Breathing
Mean Arterial Pressure
Nasotracheal Tube / Orotracheal Tube I Tracheal T ube
Oro Pharingeal Airway
Tekanan Parsial C02
Tekanan ParsiaI Oksigen
Positive End Ex piratory Pressure
Renal Ekstra Coorporal
Resusitasi Jantung Paru
Saturasi Oksigen
Syncronize Intermitten Mandatory Ventilation
Tekanan Intra Kranial
Tidal Volume
BABI
PENDAHULUAN
A. LA T AR BELAKANG
Perawatan intensif merupakan peJayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu
untuk dikembangkan di Indonesia Berbagaipemberian pelayanan keperawatan
intensif bertujuan untuk memberikan asuhan bagi pasien dengan penyakit berat
yang potensial reversible, memberikan asuhan bagi pasien yang perlu observasi
ketat dengan atau tanpa pengobatan yang tidak dapat diberikan di ruang
perawatan umum memberikan peJayanan kesehatan bagi pasien dengan potensial
atau adanya kerusakan organ umumnya paru mengurangi kesakitan dan kematian
yang dapat dihindari pada pasienpasien dengan penyakit kritis (Adam &
Osborne, 1997).
Uraian diatas menunjukkan bahwa pelayanan keperawatan intensif berbeda
dengan pelayanan keperawatan di ruang rawat biasa, karena tingkat
ketergantungan pasien terhadap perawat di ruang intensif sangat tinggi . Untuk itu
perawat
intensif
dituntut
memiliki
pengetahuan,
keterampilan, daya analisa dan tanggung jawab yang tinggi, mampu bekeJja
mandiri, membuat keputusan yang cepat dan tepat, serta berkolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya.
B. PERMASALAHAN
Sebagian besar rumah sakit di Indonesia (kelas AC) sudah mempunyai pelayanan
intensif. Namun pelayanan yang diberikan dari sisi sumber daya manusia, sarana,
prasarana, dan asuhan keperawatan· masih sangat bervariasi. Pengalarnan di
lapangan menunjukan antara lain, kualifikasi tenaga perawat di ruang ICU masih
sarna dengan di ruang perawatan umum ruangan yang tidak memenuhi syarat
pelayanan keperawatan di ruang perawatan intensif belum maksimal yang
ditunjukan dengan banyaknya keluhan masyarakat tentang kinerja perawat.
Adanya asumsi ten tang persepsi masyarakat bahwa ketika keluarganya dirawat di
ruang ICU tidak ada harapan untuk hidup.
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan intensif (ICU), sesuai
dengan tugas dan fungsi Direktorat Keperawatan dan Keteknisian Medik
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI menyusun standar pelayanan
keperawatan di ruangan intensif (ICU) sebagai pedoman keJja perawat di ruang
perawatan intensif.
.-
C. TUJUAN
Tnj nan umum:
Mening\...atkan mutu pelayan an keperawatan dl ruang perawatan intensi f (ICU)
T uj uan khusus :
1. Tersusunnya stan dar pelayanan keperawatan di ruang ICU
2. Tersusunnya stan dar asuhan keperawatan di ruang ICU
3. Tersusunnya prosedur/protap kelja di ruang lCU
D. DASAR HUKUM
Dasar hukum yang digunakan dalarn penyusunan buku ini adalah sebagai berikut:
I Kep menkes RI No. 1333/Menkes/SKIXlII1999 tentang Standar Pelayanan
Rumah Saki!
2. Kep men kes RI No 1277lMen kes/SK/X£/200 1 ten tang Susunan Organi sasi dan
Tata Kerj a Dep artemen Kesehatan
3 Kepmenkes RI No. 004/Menkes/SK/I12003 tentang Kebijakan dan Strateg.i
Desentrali sasi Bidang Kesehatan
4. Kepmenkes RJ No. 1457/Menkes/S K/XI2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal B idang Kesehatan Di Kabupaten/Kota
5. Ke putusan Menteri Kesehatan Nomor 12021Menkes/SKNIIII2003 ten tang
Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Prov insi
Sehat dan Kabupaten/ Kota Sehat
BAB II
PENGORGANISASIAN RUANG PEllAWATAN INTENSIF
A. PENGERTIAN
Ruang perawatan intensif (leu) adalah unit perawatan khusus yang dikelola
untuk merawat pasien sakit berat dan kritis, cedera dengan penyulit yang
mengancam nyawa dengan melibatkan tenaga, kesehatan terlatih, serta didukung
dengan kelengkapan peralatan khusus.
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan perawatan intensif meliputi
). Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakitpenyakit akut yang
mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit
sampai beberapa hari.
2. Memberi bantuan dan mengambil a1ih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan
pe\aksanaan spesifik pemenuhan kebutuhan dasar
3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi yang
ditimbulkan oleh
a. Penyakit
b. Kondisi pasien menjadi buruk karena pengobatanltherapy (iatrogenik).
4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang bergantung pada fungsi
a1atlmesin dan orang lain.
C. KLASIFlKASI PELAYANAN ICU
Pelayanan leu dapat diklasifikasikan menjadi 33 (tiga) yaitu:
1. ICU Primer
Ruang Perawatan Intensif primer memberikan pelayanan pada pasien yang
memerlukan perawatan ketat (high care). Ruang Perawatan Intensif mampu
melakukan resusitasi jantung paru dan memberikan ventilasi bantu 24 48
jam. Kekhususan yang dimiliki leu primer adalah:
a. Ruangan tersendiri, letaknya dekat dengan kamar bedah, ruang darurat dan
ruang rawat pasien lain
b. Memiliki kebijakan / kriteria pasien yang masuk dan yang keluar
c. MemiJiki seorang anestesiologi sebagai kepala
d. Ada dokter jaga 24 jam dengan kemampuan resusitasi jantung paru
e. Konsulen yang membantu harus siap dipanggil
f. Memiliki 25% jumlah perawat yang cukup telah mempunyai sertifikat
pelatihan perawatan intensif, minimal satu orang per shift
g. Mampu dengan cepat mel ay ani pemeriksaan laboratorium tertentu,
Rontgen untuk kemudahan diagnostik selama 24 jam dan fisioterapi
3
2. l CU Sekunder
Pelayanan Ie
sekunder pe\ay anan yang khusus mampu memberikan
\eolilasi ban tu lebih lama, mampu m lakukan bantuan hidup Jain tetapl udak
lerl alu kompleks. Kekh ususan yang dimiliki leU sekunder adalah :
a. Ruangan tersen diri , berdekatan dengan kamar bedah, ruang darurat dan
ruang rawat lain
b. Memiliki kriteria pasien yang masule, keluar dan rujukan
c. Tersedia dokter spesialis sebagai konsultan yang dapa! menanggulang i
setiap saat bila diperlukan
d Memihki seorang Kepala leu yai tu seorang dokter konsultan inlensif care
atau bil a tidak tersedia oleh dok.er spesialis anestesiologi, yang bertanggung
jawab secara kesel uruhan dan dok1er jaga yang mini mal mampu melalrukan
resus itasi antung paru (bantuan hidup dasar dan hid up lanjut)
e. Memihki tenaga keperawatan lebih dari 50% bersertifikat leu dan minimal
berpengalaman ke1]a di unit PenynkIt Dalam dan Bedah se ama 3 tahun
f Kemam puan memberikan bantuan veotilasi mekanis bebera pa lama dan
dalam batas te rtentu, mel ak ukan pemantauan inv as if dan usahausaha
penwlj ang hidup
g. M ampu dengan cepat me\ayani pemeriksaan laboratoriu m tertentu,
Rontgen untuk kemud ahan di agn ostik selama 24 j am dan fisioterapi
h. Memi li ki ruang isolasi dan mam pu melakukan prosedur is ol asi
3.
leu Tersier
Ruang perawatan ini mampu melaksanakan semua as pek perawatan Lntensif,
mampu memberikan pelayanan yang tertinggi termasuk dukungan atau
bantllan hidup multi sistem yang ko mpleks dalam jangk a waktu yang tidak
terbatas serta mampu melak u an bantuan renal ekstrakorp oral dan
pemantauan kardi ovask uler in vasif dalam jangka wakt u yang terbatas .
Kekhususan yang di miJiki leu tersier adal ah :
a Tempat khusus tersendi.ri di dalarn rumah saki!
b. Memili!;.i kriteria pas ien y ang masuk kel uar dan rujukan
c. Memiliki dokter spesialis dan sub spesialis yang dapat dJ panggii setiap
saat bila diperlukan
d. Dllel ola oleh seorang ahli an astesi ologi konsultan intens if care atau
Dokter ahli konsultan intensif care y ang lain, yang bertanggung j awab
secara kesel urullan . D an dokter Jaga :rang minimal mamp u resusilasl
jan lung paru (bantu an hid up dasar dan bantuan hidup lan]ut)
e. Menuliki lebih dari 75 % perawat bersertifi kat Tell dan mimmal
berpengalaman kerj a di unit penyakit dalam dan bedah selama 3 tahun
f Mampu mel akukan semua benluk pemantauan dan perawatan intensir baik
invasif maupun non invasif
g. Mampu dengan cepat melayani pemeri ksaan laborato ri um lertentu.
Rontgen untuk kemudahan diagnosuk selama 24 j am dan fi sioterapi
h. Memiliki paling sediklt seorang yang mampu mend idik medik dan
perawat agar dapat memberi kan pelayanan yang optimal pada pasien
L
Memili ki staf tambahan yang lain misalny a tenaga adm in istrasi , tenaga
rekam medik , tenaga untuk kepentingan ilmiah dan penelitian
4
D. KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR leu
Suatu ICU mampu menggabungkan teknologi tinggi dan keahlian khusus dalam
bidang kedokteran dan keperawatan gawat darurat yang dibutuhkan untuk
merawat pasien sakit kritis. Keadaan ini mernaksa diperlukannya mekanisme
untuk membuat prioritas pada sarana yang terbatas ini apabila kebutuhan temyata
melebihi jumlah tempat tidur yang tersedia di lCU.
1. Kriteria mas u k ICU
ICU memberikan pelayanan antara lain pemantauan yang canggih dan terapi
yang intensif. Dalam keadaan penggunaan temp at tidur yang tinggi pasien
yang memerlukan terapi intensif (prioritas 1) didahulukan rawat ICU
dibandingkan pasien yang memerlukan pemantauan intensif dan pasien sakit
kr.itis atau terminal (prioritas 2) dengan prognosis buruk atau sukar untuk
sembuh (prioritas 3). Penilaian objektif atas beratnya penyakit dan prognosis
hendaknya digunakan untuk menentukan prioritas pasien masuk ICU .
Prioritas pasien masuk ICU sebagai berikut :
a. Pasien Prioritas I
Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan
perawatan intensif dengan bantuan alatalat ventilasi, monitoring dan obatobatan vasoaktif kontinyu dan lainlain. Misalnya pasien bedah
kardiotoraksik, atau pasien shock septic. Mungkin ada baiknya beberapa
institusi membuat kriteria spesifik untuk mas uk ICU, seperti derajat
hipoksemia, hipotensi, dibawah tekanan darah tertentu. Pasien prioritas I
(satu) wnumnya tidak mempunyai batas ditinjau dari terapi yang dapat
diterimanya.
b. Pasien Prioritas 2
Pasien ini memerJukan pelayanan pemantauan canggih dari ICU. Jenis
pasien ini berisiko sehingga memerlukan terapi intensif segera, karenanya
pemantauan intensif menggunakan metoda seperti pulmonary arterial
catheter sangat menolong, misalnya pada pasien penyakit dasar jantung,
paru atau ginjal akut dan berat atau yang telah mengalami pembedahan
mayor. Pasien prioritas 2 umumnya tidak terbatas macam terapi yang
diterimanya, mengingat kondisi mediknya senantiasa berubah .
c. Pasien Prioritas 3
Pasien jenis ini sakit kritis dan tidak stabil dimana status kesehatan
sebelumnya, penyakit yang mendasarinya. atau penyakit akutnya, baik
masingmasing atau kombinasinya, sangat mengurangi kemungkinan
kesembuhan danJatau mendapat manfaat dari terapi di ICU . Contoh contoh pasien ini antara lain pasien dengan keganasan metastatik disertai
penyulit infeksi pericardial tamponade, atau sumbatan Jalan nafas, atau
pasien menderita penyakit Jantung atau paru termi nal disertai komplikasi
penyakit akut berat. Pasienpasien prioritas 3 mungkin mendapat terapi
intensif untuk mengatasi penyakit akut, tetapi us aha terapi mung kin tidak
sampai melakukan intubasi dan resusitasi kardiopulmoner .
5
2. Indi kasi P asien Keluar
Kri tena pas ten keluar dari ICU mempunyai 3 priori tas yaitu :
a. Pasien Prioritas ]
Pasien di pindahkan apabila pasien tersebut ti dak membutubkan lagi
perawatan intensi f. atau jika terap. mengalam i kegagaJan, prognosa Jangka
pendek buruk, sedikil kemungiinan biJa perawatan inte ns if diteruskan
Comoh pas ten dengan tiga atau lebih gagal sistem organ yang tidak
berespon terhadap pengelolaan agresif.
b. Pasien Prioritas II
Pasien dipindahkan apabila hasil pernantauan intensif memmj ukkan bahwa
perawatan intensif tidak dibutuhkan dan pemantauan intens if selanj utnya
tidak diperlukan lagi.
C.
Pasien Prion tas J]]
Pasien P ri oritas J]] dikeJuarkan dari ICU bila kebutuhan untuk terapi
intensif telah tidak ada lag i, tetapi mereka mung kin dikel uarkan lebih dini
bila kemungkinan kesembuhannya atau manfaat dari terapi intenslf
ko ntiny u dike tahui kemlmgkinan untuk pulih kembah sangat kecil,
keuntungan dari terapi intensif selanjutnya sangat sediklt Contoh , pasien
dengan peny akit lanJut (penyakit paru kronis, penyakit jantung atau le\er
terminal, kars inoma yang telah meny ebar luas dan lainlainnya) yang tidak
berespon terhadap terapi leu untuk penyakit akut I ainny a.
3. Kriteria pallieD yang tida k memerlukan perawatan di nJang perawatan
in tensif
a. Pri oritas I
Pasien dipindahkan apabila pasien tersebut tidak me mbutub kan lagi
perawatan intensif, atau ji ka :
Terapi mengalami kegagaJan
P rognosaJangka pendek buruk
Sedikit kemungkinan unt uk pulih kern bali
Sedikil keuntungan bila perawatan intensi f diteruskan
b. Priori tas I
Pasten di pindahkan apabiJ a hast! pernantauan intenslf menunj ukkan bahwa .
Perawatan inlensif ti dak dibutuhkan .
Pernan tawUl intensif selanj utnya tidale diperlukan lagi
C.
6
Prion tas I
Pasjen dipindahkan apabila:
Perawatan intensi f tidak di butuhkan lain
Di ketahui kemungkin an un tuk puJib kern bali sangat kecil
Keuntungan dari therapi intensif sel anjutnya sangat sedikit.
BABIII
STANDAR PELAY ANAN KEPERA W A TAN IN TENSIF
A. FALSAFAH DAN TUJUAN
1. Falsafah
Pelayanan keperawatan intensif disediakan dan diberikan kepada pasien dalam
keadaan kegawatan dan kedaruratan yang perlu ditanggulangi dan diawasi
secara, ketat, terus menerus serta tindakan segera, ditujukan untuk observasi ,
perawatan dan terapi. Pelayanan keperawatan intensif tersebut diberikan
melalui pendekatan multi disiplin secara komprehensir.
Dalam Falsafah Keperawatan Intensif, tim keperawatan meyakini bahwa :
a. Setiap pasien mempunyai kebutuhan individual dan berhak mendapatkan
pelayanan keperawatan terbaik, sehingga mampu berfungsi secara
maksimal dengan kualitas hidup yang optimal
b. Kepedulian dan perhatian (caring) dari tim keperawatan mendorong rasa
percaya diri pasien dan mempercepat proses kesembuhannya.
c. Kualitas hidup pasien optimal dapat dicapai bila dalam pelayanan
keperawatan didukung oleh Iingkungan internal maupun eksternal, fisik
dan psikologis yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman.
d. Lingkungan kelja yang kondusif meliputi Iingkungan fisik dan psikologis
yang didukung fasilitas dan peralatan yang memadai .
e. Kualifikasi tenaga keperawatan yang bekelja di leu dituntut merniliki
sertifikat khusus yang diakui secara professional.
r. Pelayanan intensif diberikan melalui pendekatan multi disiplin yang
bertujuan memberikan pelayanan yang komprehensif untuk
menanggulangi berbagai masalah pasien kritis secara cepat dan tepat
sehingga menghasilkan pelayanan yang efektif dan efisien .
2. Tujuan
Tujuan Keperawatan Intensif adalah:
a. Menyelamatkan kehidupan
b. Mencegah teljadinya kondisi memburuk dan komplikasi melalui observasi
dan monitoring yang ketal disertai kemampuan menginterpretasikan setiap
data yang didapat, dan melakukan lindak lanjul.
c. Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mempertahankan kehidupan.
d. Mengoptimalkan kemarnpuan fungsi organ tubuh pasien.
e. Mengurangi angka kematian dan kecacatan pasien kritis dan mernpercepat
proses penyembuhan pasien .
7
D. PENGORGANISASlAN
Pengorganisasian dalam unit perawatan intensif bertujuan Wltuk menci ptakan
k lancaran pemberian pelayanan keperawatan. peJayanan medlk dan pelavan an
kesehatan Jain. Struktur organisasi lergantung luasnya unit pelayanan dan
komplekSltBs kegiatan y ang dikelola serta model asuhan kepera\\atan . ang
diberikan Untuk mewujudkan terlaksananya tujuan te ebut, diperlukan
pengelola keperawatan di uni I pelayanan keperawatan intenslf seperu tabel
di bawah mi .
I
P •. Iayanan leu
.Jmis
No
Mtegan gan
A
I
Pcnyara um .
KcpaJu I'ero watun
Primer
miDlmal lulus DJ
Keperuwal:ln
&kunder
D3 Keperawulatl
Tor ior
Mm imal51
Ii.eperu" ar.an
rensnlaman Ie II
e lllwallDl
Pengal"m8l1 ;;: j
Iahun di ICU s tau Si
Ke peperawalan
Pengnlaman
minimal 3 Ibn di
ICU
Petl gal aman
minimal 3 lahun di
ICU
Lulu s 52 "PC. ialis
kriti lwl carcO)
pengtllrrm nn di
le u m,ni mal 2
Ibn
SertifikatlCU
(termasuk BLS ,
BTLS)
Sertifikal ACLS
Serti fika l AC S
Sertifikal ACLS
oJ
Sertifikat
m anajemen ruan g
pcrawalan
Sertifikat
menajemen ruang
pcrBwaum
ertifikat IC U
(l3 LS/[lTLSJ
Sertifikat
manajcmen rUM g
perBwalan
S lhn
Serti fikat
ket rampi Ian
khu sus (ventilasi
mekanik.
hemod inam ik .
IAB P.
hemod lali s,s
·RRT. dill
serti fikat
manuJemcn
nJDog
peru\\·ata..n
2
Pom b llll h mp: ki i",k
Minim al lulu! D3
Kepcrawatan
erawatan
Mmlmal S l
Kepc rawallln
Pengalaman 5 Ihn
di leu
Pengalam an
mi nimal 5 tah un di
ICU
Sertifikat BLS
8
Mlnom.1 Sl
Ke pcrnwata.n
pe"!.lnlam an
min llnnl leU 5
Ihn
Serti fi kat
Lulu, S2 ' pc....h,
kr iLI,,"I 0)
pcngalnman eli
leU mmi mal 2
tahun
Serlifikal
I1LS FllLS
ElI.SHILS
Sertilikal ACI.S
Seniflkal ACI.S
Scrtdikal All.S" )
SenilikallC U
Sen,lika, ICU
Scnilik:lt C linical
Sert,lik.1 C[
Serl,likal
\..t:trampilan
SerllJikallHLS
Ins/rut (u I" (e l)
ォィオセGゥャiウ@
(vt;lltilnsl
Illckanik.
hcmooinanllk.
L' RRT . dll) __
lulus S2 spcSlall,
kri tlklll cafe
pCIlg.alaman kc'1U
leu
Pdah.