LKP : Implementasi Wi-Fi Menggunakan Perangkat Forti-AP di PT. PLN Distribusi Jawa Timur.

(1)

PERANGKAT FORTI-AP

DI PT. PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR

KERJA PRAKTEK

Oleh :

Nama : Feri Setiawan Adinata Nim : 09.41020.0077

Program : S1 ( Strata Satu ) Jurusan : Sistem Komputer

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2012

STIKOM


(2)

iv

ABSTRAK

Saat ini, perkembangan dalam bidang teknologi informasi telah mengarah pada penggunaan teknologi tanpa kabel atau dikenal dengan istilah wireless. Dalam perkembangan dunia komputer saat ini, teknologi wireless diadopsi dalam bidang jaringan komputer, khususnya LAN. Jaringan komputer tanpa kabel, yang sering dikenal sebagai Wireless LAN (WLAN) atau juga disebut dengan istilah Wi-Fi (Wireless Fidelity), merupakan sebuah jaringan lokal yang menggunakan teknologi gelombang radio untuk pertukaran data.

PT. PLN (Persero) Surabaya Distribusi Jawa Timur mempunyai rencana untuk menambah jaringan wireless di perusahaan sehingga pengunjung atau tamu perusahaan yang membawa notebook atau perangkat mobile lainnya dapat terkoneksi internet dengan mudah. Perancangan wireless LAN di perusahaan diharapkan dapat menunjang dan memudahkan mobilitas karyawan atau tamu dalam mengakses jaringan Wi-Fi.

Pada kerja praktek ini akan dibahas tentang instalasi, konfigurasi dan penggunaan salah satu access point. Berbagai konfigurasi juga diterapkan agar perangkat memiliki kemampuan untuk menolak akses pada situs tertentu karena kebijakan perusahaan. Rancangan jaringan nirkabel ini kemudian diuji dan berhasil berjalan mencakup Gedung TI perusahaan.

Kata kunci: wireless, nirkabel, wi-fi, wlan, access point

STIKOM


(3)

vii

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI.. ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3Batasan Masalah... 2

1.4 Tujuan ... 3

1.5Kontribusi ... 3

1.6 Sistematika Penulisa... 4

BAB II PROFIL PT. PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR ... 5

2.1 Sejarah dan Perkembangan ... 5

2.1.1 Sejarah PLN ... 5

2.1.2 Perkembangan PLN ... 6

2.2 Profil Unit... 7

2.3 Struktur Organisasi... 10

2.4 Visi dan Misi PLN Distribusi Jawa Timur ... 11

2.4.1 Visi ... 11

STIKOM


(4)

viii

2.4.2 Misi ... 11

2.5 Perlindungan Terhadap Pelanggan ... 11

2.6 Program Kemitraaan BUMN Usaha Kecil dan Bina Lingkungan ... 12

2.7 Program Kemitraan (PK) ... 12

2.8 Program Bina Lingkungan ... 13

2.9 Lingkungan Hidup ... 14

BAB IIITEORI PENUNJANG ... 15

3.1 Jaringan Komputer ... 15

3.1.1Sejarah Jaringan Komputer ... 15

3.1.2 Jenis-jenis Jaringan Komputer ... 17

3.2 Local Area Network ... 19

3.2.1 Topologi Jaringan LAN ... 20

3.2.2 Jaringan Dua Komputer ... 22

3.3 Wi-Fi (Wireless Fidelity) ... 24

3.3.1 Spesifikasi Wi-Fi ... 26

3.3 Chanel Frekuensi ... 26

3.4 Wireless LAN (WLAN) ... 28

3.4.1 Pengenalan WLAN ... 28

3.4.2 Sejarah WLAN ... 29

3.5 Mode Jaringan Wireless ... 31

3.5.1 Mode Ad-Hoc... 32

3.5.2 Mode Infra-struktur ... 32

3.6 Access Point ... 33

3.7 Medium Udara ... 34

STIKOM


(5)

ix

3.9 MAC Address ... 36

3.10 SSID ... 38

3.11 FortiAP 220B ... 39

3.12 FortiGate 1240B ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 42

4.1 Metode Kerja Praktek ... 42

4.2 Access Point FortiAP 220B ... 42

4.2.1 Panel Depan FortiAP... 44

4.2.2 Panel Belakang FortiAP ... 46

4.3 FortiGate 1240B ... 46

4.3.1 Panel Depan FortiGate ... 47

4.3.2 Panel Belakang FortiGate ... 48

4.4 Topologi Jaringan... 49

4.5 Instalasi Hardware ... 50

4.6 Konfigurasi Wireless LAN ... 51

4.7 Mengkoneksikan Komputer Klien ke WLAN ... 55

BAB V PENUTUP ... 56

5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 58

STIKOM


(6)

1

B A B I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Teknologi informatika mempunyai perkembangan yang begitu pesat dibanding disiplin ilmu lainnya. Teknologi jaringan. Inovasi di dalam teknologi jaringan berkembang dengan cepat dan selaras dengan perkembangan karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi, mencari layanan yang fleksibel, serba mudah dan mengejar efisiensi di segala aspek.

Saat ini, perkembangan dalam bidang teknologi informasi telah mengarah pada penggunaan teknologi tanpa kabel atau dikenal dengan istilah wireless. Ada banyak teknologi wireless yang beredar, misalnya teknologi infra merah, gelombang radio maupun bluetooth. Dalam perkembangan dunia komputer saat ini, teknologi wireless diadopsi dalam bidang jaringan komputer, khususnya LAN. Jaringan komputer tanpa kabel, yang sering dikenal sebagai Wireless LAN (WLAN) atau juga disebut dengan istilah Wi-Fi (Wireless Fidelity), merupakan sebuah jaringan lokal yang menggunakan teknologi gelombang radio untuk pertukaran data.

PT. PLN (Persero) Surabaya Distribusi Jawa Timur ingin menambah jaringan wireless di perusahaan sehingga pengunjung atau tamu perusahaan yang membawa notebook atau perangkat mobile lainnya dapat terkoneksi dengan internet tanpa harus mencari port UTP yang menganggur. Tentu saja hal ini lebih fleksibel dan tidak mengganggu mobilitas maupun kenyamanan dari pengunjung

STIKOM


(7)

atau tamu perusahaan tersebut. Di samping itu, perusahaan juga perlu menerapkan beberapa kebijakan terhadap beberapa situs atau website yang boleh dibuka untuk alasan keamanan dan kenyamanan perusahaan.

Untuk memberikan solusi dari permasalahan ini dan sekaligus sebagai topik Kerja Praktek, maka penulis mencoba mengajukan implementasi Wi-Fi di PT. PLN (Persero) Surabaya Distribusi Jawa Timur.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis menyimpulkan beberapa masalah yang perlu dirumuskan secara tepat agar tugas yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan kerja praktek.

Adapun rumusan masalah tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara merancang Wi-Fi di area PT. PLN (Persero) Surabaya

Distribusi Jawa Timur sebagai perluasan dari jaringan kabel yang sudah ada?

2. Bagaimana mengkonfigurasi access point yang digunakan pada Wi-Fi tersebut?

3. Bagaimana mengkonfigurasi perangkat klien yang akan terkoneksi dengan Wi-Fi tersebut?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah diperlukan untuk mengarahkan pengerjaan dan pembahasan projek dan laporan kerja praktek agar tetap dalam ruang lingkup sesuai dengan topik penelitian.

Adapun batasan masalah dari projek KP ini adalah sebagai berikut.

1. Merancang dan mengimplementasikan Wi-Fi di area PT. PLN (Persero) Surabaya Distribusi Jawa Timur

STIKOM


(8)

3 2. Mempelajari dan menganalisa jaringan komputer di PT. PLN (Persero)

Surabaya Distribusi Jawa Timur.

3. Projek hanya sampai pada tahap perangkat mobile terkoneksi dengan Wi-Fi.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari kerja praktek ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum adalah agar mahasiswa dapat belajar bersikap dan berperilaku dalam lingkungan kerja sesuai dengan kode etik yang berlaku di perusahaan tersebut.

Tujuan khusus adalah sebagai berikut.

1. Merancang dan mengimplementasikan WLAN atau Wi-Fi di PT. PLN (Persero) Surabaya Distribusi Jawa Timur

2. Mempelajari dan menganalisa jaringan komputer di PT. PLN (Persero) Surabaya Distribusi Jawa Timur,.

3. Perangkat mobile dapat terkoneksi dengan Wi-Fi.

1.5 Kontribusi

Adapun kontribusi dari kerja praktek terhadap PT. PLN (Persero) Surabaya Distribusi Jawa Timur adalah ikut serta meningkatkan sistem jaringan komputer perusahaan dan sebagai referensi awal untuk mengembangkan dan membuat jaringan WLAN atau Wi-Fi yang lebih baik meningkatkan sistem jaringan komputer.

STIKOM


(9)

1.6 Sistematika Penulisan

Berikut sistematika penulisan dari laporan kerja praktek:

Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas tentang uraian mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan, kontribusi dan sistematika penulisan.

Bab II Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi profil, sejarah, lokasi, visi dan misi PT. PLN (Persero) Surabaya Distribusi Jawa Timur sebagai tempat kerja praktek.

Bab III Teori Penunjang

Bab ini berisi teori-teori yang menjadi referensi dan analisa perancangan jaringan WLAN atau Wi-Fi. Membahas sejarah jaringan komputer, Local Area Network, Wireless Local Area Network, access point, IP addressing, MAC address, dan Service Set Identifier.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Pada bab ini merupakan pembahasan proses dan implementasi dari perancangan WLAN atau WI-Fi di PT. PLN (Persero) Surabaya Distribusi Jawa Timur.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Berisi kesimpulan yang didapatkan dari hasil akhir projek kerja praktek dengan disertai saran untuk dapat mengembangkan sistem menjadi lebih baik dan fleksibel sesuai dengan beberapa pertimbangan yang ada.

STIKOM


(10)

5

BAB II

PROFIL PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR

2.1 Sejarah dan perkembangan 2.1.1 Sejarah PLN

Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi untuk kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik.

Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia.

Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik saat itu sebesar 157,5 MW.

Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas.

Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan

STIKOM


(11)

Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300 MW.

Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). Tahun 1990 melalui Peraturan Pemerintah No. 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan.

Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di atas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

2.1.2 Perkembangan PLN

Setelah terbentuk menjadi persero di tahun 1992, PT. PLN (persero) memiliki beberapa aktifitas bisnis, antara lain:

1. Di bidang Pembangkitan listrik

Pada akhir tahun 2003 daya terpasang pembangkit PLN mencapai 21.425 MW yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kapasitas pembangkitan sesuai jenisnya adalah sebagai berikut : - Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), 3.184 MW

- Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 3.073 MW - Pembangkit Llistrik Tenaga Uap (PLTU), 6.800 MW - Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), 1.748 MW

- Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), 6.241 MW - Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), 380 MW

STIKOM


(12)

7 2. Di bidang Transmisi dan Distribusi Listrik

Di Jawa-Bali memiliki Sistem Interkoneksi Transmisi 500 kV dan 150 kV sedangkan di luar Jawa-Bali PLN menggunakan sistem Transmisi yang terpisah dengan tegangan 150 kV dan 70 kV.

Pada akhir tahun 2003, total panjang jaringan Transmisi 500 kV, 150 kV dan 70 kV mencapai 25.989 kms, jaringan Distribusi 20 kV (JTM) sepanjang 230.593 kms dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 301.692 kms. 3. Sistem Kontrol

Pengaturan daya dan beban Sistem Ketenagalistrikan di Jawa-Bali dan supervisi pengoperasian sistem 500 kV secara terpadu dilaksanakan oleh Load Dispatch Center / Pusat Pengatur Beban yang terletak di Gandul, Jakarta Selatan. Pengaturan operasi sistem 150 kV dilaksanakan oleh Area Control Center yang berada di bawah pengendalian Load Dispatch Center. Di Sistem Jawa-Bali terdapat 4 Area Control Center masing-masing di Region Jakarta dan Banten, Region Jawa Barat, Region Jawa Tengah & DI Yogyakarta dan Region Jawa Timur & Bali.

Cakupan operasi PLN sangat luas meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri lebih dari 13.000 pulau.

2.2 Profil Unit

Wilayah usaha PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur dibagi menjadi beberapa daerah Pelayanan yang melayani wilayah administrasi propinsi Jawa Timur

Area Pelayanan & Jaringan Surabaya Selatan Area Pelayanan & Jaringan Surabaya Utara

STIKOM


(13)

Area Pelayanan & Jaringan Surabaya Barat

Ketiga Area pelayanan tersebut di atas melayani Kota Surabaya

Area Pelayanan & Jaringan Malang melayani Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang.

Area Pelayanan & Jaringan Pasuruan melayani Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo.

Area Pelayanan & Jaringan Kediri melayani Kota Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Blitar.

Area Pelayanan & Jaringan Mojokerto melayani Kota Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Mojokerto.

Area Pelayanan & Jaringan Madiun melayani Kota Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Madiun.

Area Pelayanan & Jaringan Jember melayani Kabupaten Jember dan Kabupaten Lumajang.

Area Pelayanan & Jaringan Bojonegoro melayani Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Tuban.

Area Pelayanan & Jaringan Banyuwangi melayani Kabupaten Banyuwangi. Area Pelayanan & Jaringan Pamekasan melayani Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Bangkalan.

Area Pelayanan & Jaringan Situbondo melayani Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso.

Area Pelayanan & Jaringan Gresik melayani Kabupaten Gresik sampai Kecamatan Bawean.

Area Pelayanan & Jaringan Sidoarjo melayani Kabupaten Sidoarjo.

STIKOM


(14)

9 Area Pelayanan & Jaringan Ponorogo melayani Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Pacitan.

Provinsi Jawa Timur mempunyai 229 pulau dengan luas wilayah daratan sebesar 47.130,15 Km2 dan Lautan seluas 110.764,28 km2. Wilayah ini

membentang antara 111°0′ BT –114° 4′ BT dan 7° 12′ LS –8° 48′ LS. Sisi Utara

wilayahnya berbatasan dengan Laut Jawa, Selatan dengan Samudra Indonesia, Timur dengan Selat Bali/Provinsi Bali dan Barat dengan Privinsi Jawa Tengah dengan 29 Kabupaten, 9 Kota, 658 Kecamatan, 8.497 Desa.

STIKOM


(15)

2.3 Struktur Organisasi

STIKOM


(16)

11

2.4 Visi, Misi dan PLN Distribusi Jawa Timur 2.4.1 Visi

Terwujudnya keharmonisan hubungan PT PLN (Persero) dengan masyarakat sehingga akan menunjang keberhasilan kegiatan PT PLN (Persero) dalam menyediakan tenaga listrik bagi masyarakat.

2.4.2 Misi

Membantu pengembangan kemampuan masyarakat agar dapat berperan dalam pembangunan

Berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan jalan program Community Empowering

Berperan aktif dalam mencerdaskan masyarakat melalui pendidikan

Berperan aktif dalam mendorong tersedianya tenaga listrik untuk meningkatkan kualitas hidup dengan jalan penggunaan listrik pada siang hari untuk Industri Rumah Tangga dan pengembangan desa mandiri energi.

Berperan aktif dalam menjaga kesinambungan lingkungan melalui pelestarian alam

2.5 Perlindungan Terhadap Pelanggan

Dalam kondisi keterbatasan keuangan, PT PLN (Persero) tetap berupaya memberikan perlindungan terhadap Pelanggan dengan melaksanakan prioritas layanan kepada masyarakat. PT PLN (Persero) selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan listrik calon pelanggan mulai dari kelas rumah tangga, usaha atau bisnis,industri dan umum.

STIKOM


(17)

Peningkatan kualitas layanan yang dimaksud, antara lain:

Peningkatan mutu produk berupa keandalan pasokan listrik, tegangan dan frekuensi listrik sesuai dengan standar yang ditetapkan termasuk kecukupan pasokan listrik.

Peningkatan akurasi pencatatan meter pemakaian listrik kWh, kVARh.

Peningkatan mutu layanan di mana seluruh jajaran karyawan PT PLN (Persero) memperlakukan pelanggan sebagai mitra bisnis.

2.6 Program Kemitraan BUMN Usaha kecil dan Bina Lingkungan

Meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperluas lapangan kerja dengan mengimplementasikan praktik GCG guna memposisikan perusahaan yangmemiliki makna keberadaan di masyarakat (lingkungan) yang pada akhirnya dapat meningkatkan citraperusahaan.

Tujuan Pelaksanaan Program Bina Lingkungan (PBL) / program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan (P3L):

1. Untuk meningkatkan citra PT PLN (Persero) dan untuk mendapatkan dukungan keberadaan PLN.

2. Untuk meningkatkan kesejahteraan serta melakukan penyuluhan agar masyarakat sekitar instalasi PLN ikut mengamankan dan merasa memiliki instalasi tersebut.

2.7 Program Kemitraan (Pk)

Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil selanjutnya disebut PK adalah Program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri. Adapun dana PK bersumber dari:

1. Penyisihan laba setelah pajak sebesar 1% sampai dengan 3%.

STIKOM


(18)

13 2. Hasil bunga pinjaman, bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program

Kemitraan setelah dikurangi beban operasional.

3. Pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN lain, jika ada.

Program Kemitraan merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR).

Dari PT PLN (Persero) terhadap Mitra Binaan/Masyarakat berupa penyediaan tenaga listrik di area sekitar kegiatan Perusahaan serta mempunyai obyek Mitra Binaan yaitu Usaha Mikro Kecil dan Koperasi (UKM).

Pada tahun 2008, jumlah mitra binaan adalah 26.775 dengan total penyaluran sebesar Rp 227.113.034.078

2.8 Program Bina Lingkungan

Diberikan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah usaha PLN dalam bentuk kegiatan berupa Community Relation, Community Service, Community Empowerment serta bantuan pelestarian alam.

Jenis kegiatan program bina lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Community Relations: adalah kegiatan-kegiatan menyangkut pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada Para Pihak yang terkait (pemangku kepentingan)

2. Community Services : adalah program bantuan yang diberikan dengan pelayanan masyarakat atau kepentingan umum.

Dana Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan untuk tahun 2008 sebesar Rp 45.000.000.000,-

STIKOM


(19)

2.9 Lingkungan Hidup

Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya PT PLN (Persero) selalu berusaha untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.

Program kegiatan yang telah dan sedang dilaksanakan PLN di bidang lingkungan hidup, antara lain:

Melaksanakan kebijakan umum perusahaan bidang lingkungan hidup.

Mengikuti program peduli lingkungan global/pelaksanaan Clean Development Mechanism (CDM).

Melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang pengelolaan lingkungan hidup.

Sebanyak 34 unit PLN tersebar diseluruh Indonesia telah mendapat sertifikat ISO 14001 dan sebanyak 12 Unit telah mendapat sertifikat Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3).

STIKOM


(20)

15

BAB III

TEORI PENUNJANG

3.1 Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer, dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel ataupun tanpa kabel (wireless, gelombang udara) sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama, dan bersama-sama menggunakan perangkat keras maupun perangkat lunak yang terhubung dengan jaringan. Setiap komputer, printer, atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut

terminal/node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan, atau bahkan jutaan node.

3.1.1 Sejarah Jaringan Komputer

Konsep jaringan komputer lahir pada tahun 1940-an di Amerika Serikat pada sebuah proyek pengembangan komputer MODEL I di laboratorium Bell dan kelompok riset Harvard University pimpinan profesor H. Aiken. Pada awalnya proyek tersebut hanyalah ingin memanfaatkan penggunaan secara bersama sebuah perangkat komputer untuk mengerjakan beberapa proses. Untuk memanfaatkan

idle time maka pemprosesan data menggunakan Batch Processing, sehingga beberapa program bisa dijalankan dalam sebuah komputer dengan kaidah antrian.

Pada 1950-an tercipta super komputer, dengan demikian maka sebuah super komputer dapat melayani beberapa terminal (node). Untuk itu ditemukan

STIKOM


(21)

konsep proses distribusi berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama TSS (Time Sharing System), maka untuk pertama kali bentuk jaringan (network) komputer diaplikasikan. Pada TSS beberapa terminal terhubung secara seri ke sebuah host

komputer. Dalam proses TSS mulai tampak perpaduan teknologi komputer dengan teknologi telekomunikasi.

Gambar 3.1. Jaringan komputer model TSS.

Memasuki tahun 1970-an, setelah beban pekerjaan bertambah banyak dan harga super komputer sangat mahal, maka mulailah digunakan konsep Distributed Processing. Seperti pada Gambar 3.2, dalam proses ini beberapa host komputer mengerjakan sebuah pekerjaan besar secara paralel untuk melayani beberapa terminal yang terhubung secara seri disetiap host komputer. Ketika proses distribusi sudah mutlak penggunaannya maka diperlukan perpaduan yang mendalam antara teknologi komputer dan telekomunikasi, karena selain proses yang harus didistribusikan, semua host komputer wajib melayani terminal-terminalnya dalam satu perintah dari komputer pusat.

STIKOM


(22)

17

Gambar 3.2. Jaringan komputer model Distributed Processing.

Selanjutnya ketika harga personal komputer sudah mulai menurun dan konsep proses distribusi sudah matang, maka penggunaan komputer dan jaringannya sudah mulai beragam mulai dari menangani proses bersama maupun komunikasi antar komputer (Peer to peer System) saja tanpa melalui komputer pusat. Untuk itu mulailah berkembang teknologi jaringan lokal yang dikenal dengan sebutan LAN (Local Area Network). Demikian pula ketika Internet mulai diperkenalkan, maka sebagian besar LAN yang berdiri sendiri mulai berhubungan dan terbentuklah jaringan MAN (Metropolitan Area Network) dan WAN (Wide Area Network).

3.1.2 Jenis-Jenis Jaringan Komputer

Secara umum jaringan komputer dibagi atas lima jenis, yaitu :

1. Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang jarak jangkauannya sampai 10 Km. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer workstation

STIKOM


(23)

dengan server dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk berbagi dalam menggunakan sumber daya (resource, misalnya printer) dan saling bertukar informasi.

2. Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dengan jarak jangkaunnya antara 10-50 Km. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga dalam sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.

3. Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang jangkauan jaraknya lebih dari 50 Km, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai, dengan gelombang udara sebagai media transmisinya karena sangat tidak mungkin untuk menggunakan media transmisi kabel untuk area yang luas tersebut.

4. Internet

Sebenarnya terdapat banyak jaringan di dunia ini, seringkali menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda. Orang yang terhubung ke jaringan sering berharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung ke jaringan lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan yang seringkali tidak kampatibel dan berbeda. Biasanya untuk melakukan hal ini diperlukan sebuah mesin yang disebut gateway guna melakukan hubungan

STIKOM


(24)

19 dan melaksanakan terjemahan yang diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Kumpulan jaringan yang terinterkoneksi inilah yang disebut dengan internet.

5. Jaringan Tanpa Kabel (Wireless)

Jaringan tanpa kabel merupakan suatu solusi terhadap komukasi yang tidak biasa dilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Misalnya orang yang ingin mendapat informasi atau melakukan komunikasi walaupun sedang berada dalam mobil atau pesawat terbang, maka mutlak jaringan tanpa kabel diperlukan karena koneksi kabel tidaklah mungkin dibuat di dalam mobil atau pesawat. Saat ini jaringan tanpa kabel (wireless) sudah digunakan dengan memanfaatkan jasa satelit serta mampu memberikan kecepatan akses yang lebih cepat dibandingkan dengan jaringan yang menggunakan kabel.

3.2 Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN) merupakan suatu cara menghubungkan beberapa komputer maupun peralatan seperti printer, sehingga membentuk suatu jaringan pada daerah yang terbatas misalkan dalam suatu ruangan atau gedung. LAN tersusun dari beberapa elemen dasar yang meliputi komponen hardware dan

software. Komponen hardware antara lain personal computer, ethernet card, kabel, dan topologi jaringan. Sedangkan komponen softwarenya antara lain sistem operasi jaringan, network adapter driver, dan protokol jaringan. Ada dua jenis hubungan dalam jaringan LAN yaitu, client-server, dan peer-to-peer. Client-server adalah jaringan yang terdiri satu server dan satu atau lebih client. Server

dalam jaringan berfungsi untuk mengirim dan menyimpan data. Komputer server

STIKOM


(25)

ini tidak memproses dan mengubah data yang akan dikirimkan. Sedangkan client

atau workstation berupa komputer yang dioperasikan oleh manusia.

Pada workstation inilah data yang diperoleh dari server diproses. Keuntungan dari jaringan dengan hubungan client-server adalah efisiensi dalam pemrosesan data terutama untuk jaringan dimana terdapat puluhan client dan peralatan lain. Sehingga tidak perlu menunggu data dari workstation lain dan dapat memproses data yang berbeda terlepas antara satu dengan lainnya. Peer to peer adalah jaringan komputer dimana setiap komputer memliki potensi yang sama dalam memproses dan mengakses data. Jaringan ini memiliki keunggulan dalam hal kesederhanaan rancangan dan pemeliharaan. Jaringan antara dua komputer termasuk kedalam jenis jaringan ini.

3.2.1 Topologi Jaringan LAN

Ada beberapa topologi dalam membangun jaringan LAN antara lain yaitu:

1. Topologi Bus, dalam topologi bus ini menggunakan sebuah kabel tunggal atau pusat dimana seluruh workstation dan server maupun peralatan terhubung.

Gambar 3.3. Topologi Bus dalam LAN

STIKOM


(26)

21 Keunggulannya adalah pengembangan jaringannya mudah. Jika ingin menambah komputer baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu komputer lainnya. Kerugiannya adalah jika terjadi gangguan terhadap kabel maka akan mengganggu keseluruhan jaringan.

2. Topologi Star, pada topologi ini setiap komputer workstation

dihubungkan secara langsung ke server melalui hub (merupakan sebuah perangkat yang menyatukan kabel-kabel jaringan dari setiap komputer, disebut juga dengan nama consentrator).

Gambar 3.4. Topologi Star dalam LAN

Keunggulan dari topologi ini adalah bandwidth atau lebar jalur komunikasi dalam kabel semakin lebar sehingga meningkatkan kinerja dari jaringan. Dan apabila ada gangguan atau kerusakan pada salah satu jalur kabel tidak akan mengganggu keseluruhan jaringan, hanya pada workstation tersebut yang akan terganggu. Kerugiannya adalah membutuhkan kabel yang lebih banyak dibandingkan dengan topologi yang lainnya.

STIKOM


(27)

3. Topologi Token Ring, dalam topologi token ring (sering disebut dengan

ring saja) ini semua workstation dan server dihubungkan sehingga terbentuk suatu pola lingkaran atau cincin.

Gambar 3.5. Topologi Ring dalam LAN

Tiap workstation ataupun server akan menerima dan melewatkan informasi dari satu komputer ke komputer lain, bila alamat yang dituju sesuai maka informasi akan diterima dan bila tidak sesuai maka informasi akan dilewatkan. Keunggulan topologi ring ini adalah tidak akan terjadinya tubrukan dalam pengiriman data. Kelemahannya adalah jika terjadi gangguan pada salah satu workstation maka akan mengganggu keseluruhan jaringan.

Dalam perkembangannya dapat terjadi kombinasi penggunaan pada topologi tersebut sehingga dalam suatu LAN dapat menggunakan lebih dari satu topologi menyesuaikan kondisi agar lebih efisien.

3.2.2 Jaringan Dua Komputer

Dalam koneksi jaringan antara dua personal komputer dengan menggunakan ethernet card tanpa hub, tidaklah sama dengan jaringan yang

STIKOM


(28)

23 menggunakan hub. Perbedaannya adalah susunan kabel UTP pada konektornya. Pada koneksi tanpa hub dikenal dengan istilah crossover dan pada koneksi dengan hub dikenal dengan straight through. Berikut ini adalah tabel perbedaan antara keduanya :

Tabel 3.1. Perbedaan urutan kabel UTP pada konektor RJ-45.

Keuntungan dari penggunaan metode crossover adalah jaringan LAN yang dibangun memiliki sifat yang sama dengan jaringan LAN yang menggunakan hub, seperti adanya alamat IP, kemampuan berbagi file dan printer, serta kemampuan untuk berbagi koneksi internet. Kerugian dari metode ini yaitu, setiap PC memiliki kedudukan yang sama sehingga keamanan data dalam jaringan ini kurang baik. Alternatif lain dalam koneksi jaringan peer to peer antara dua komputer adalah melalui port USB dengan menggunakan kabel USB

Network/Bridge. Kabel tersebut memiliki rangkaian elektronik dengan IC Bridge

PL 2501 yang berfungsi untuk menghubungkan USB Host Controller pada masing-masing komputer.

STIKOM


(29)

3.3 Wi-Fi (Wireless Fidelity)

WiFi (sering ditulis dengan Wi-fi, WiFi, Wifi, wifi) adalah singkatan dari

Wireless Fidelity. WiFi adalah standar IEEE 802.11x, yaitu teknologi

wireless/nirkabel yang mampu menyediakan akses internet dengan bandwidth

besar, mencapai 11 Mbps (untuk standar 802.11b). Hotspot adalah lokasi yang dilengkapi dengan perangkat WiFi sehingga dapat digunakan oleh orang-orang yang berada di lokasi tersebut untuk mengakses internet dengan menggunakan

notebook/PDA yang sudah memiliki card WiFi.

Gambar 3.6 Logo WIFI

Wi-Fi (Wireless Fidelity) adalah koneksi tanpa kabel seperti handphone

dengan mempergunakan teknologi radio sehingga pemakainya dapat mentransfer data dengan cepat dan aman. Wi-Fi tidak hanya dapat digunakan untuk mengakses internet, Wi-Fi juga dapat digunakan untuk membuat jaringan tanpa kabel di perusahaan. Karena itu banyak orang mengasosiasikan Wi-Fi dengan

“Kebebasan” karena teknologi Wi-Fi memberikan kebebasan kepada pemakainya

untuk mengakses internet atau mentransfer data dari ruang meeting, kamar hotel, kampus, dan café-café yang bertanda “Wi-Fi Hot Spot”. Juga salah satu kelebihan dari Wi-Fi adalah kecepatannya yang beberapa kali lebih cepat dari modem kabel

STIKOM


(30)

25 yang tercepat. Jadi pemakai Wi-Fi tidak lagi harus berada di dalam ruang kantor untuk bekerja.

Tapi Wi-Fi hanya dapat di akses dengan komputer, laptop, PDA atau

Cellphone yang telah dikonfigurasi dengan Wi-Fi certified Radio. Untuk Laptop, pemakai dapat menginstall Wi-Fi PC Cards yang berbentuk kartu di PCMCIA Slot yang telah tersedia. Untuk PDA, pemakai dapat menginstall Compact Flash format Wi-Fi radio di slot yang telah tersedia. Bagi pengguna yang komputer atau PDA - nya menggunakan Window XP, hanya dengan memasangkan kartu ke slot yang tersedia, Window XP akan dengan sendirinya mendeteksi area disekitar Anda dan mencari jaringan Wi-Fi yang terdekat dengan Anda. Amatlah mudah menemukan tanda apakah peranti tersebut memiliki fasilitas Wi-Fi, yaitu dengan mencermati logo Wi-Fi CERTIFIED pada kemasannya.

Meskipun Wi-Fi hanya dapat diakses ditempat yang bertandakan “Wi-Fi

Hotspot”, jumlah tempat-tempat umum yang menawarkan “Wi Fi Hotspot”

meningkat secara drastis. Hal ini disebabkan karena dengan dijadikannya tempat

mereka sebagai “Wi-Fi Hotspot” berarti pelanggan mereka dapat mengakses

internet yang artinya memberikan nilai tambah bagi para pelanggan. Layanan Wi-Fi yang ditawarkan oleh masing-masing “Hots Spot” pun beragam, ada yang menawarkan akses secara gratis seperti halnya di executive lounge Bandara, ada yang mengharuskan pemakainya untuk menjadi pelanggan salah satu ISP yang menawarkan fasilitas Wi-Fi dan ada juga yang menawarkan kartu pra-bayar. Apapun pilihan Anda untuk cara mengakses Wi-Fi, yang terpenting adalah dengan adanya Wi-Fi, Anda dapat bekerja dimana saja dan kapan saja hingga Anda tidak

STIKOM


(31)

perlu harus selalu terkurung di ruang kerja Anda untuk menyelesaikan setiap pekerjaan.

3.3.1 Spesifikiasi Wi-Fi

Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ini ada empat variasi dari 802.11, yaitu: 802.11a, 802.11b, 802.11g, and 802.11n. Spesifikasi b merupakan produk pertama Wi-Fi. Variasi g dan n merupakan salah satu produk yang memiliki penjualan terbanyak pada 2005.

Tabel 3.2. Spesifikasi Wi-Fi 802.11 Spesifikasi Kecepatan Frekuensi

Band

Spesifikasi Sesuai 802.11b 11 Mbps 2.4 GHz b 802.11a 54 Mbps 5 GHz a 802.11g 54 Mbps 2.4 GHz b,g 802.11n 100 Mbps 2.4 GHz b,g,n

3.3.2 Channel Frekuensi

Pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal (misal, Komisi Komunikasi Federal di A.S.) untuk menggunakan frekuensi Wi-Fi. 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama. Versi Wi-Fi yang paling luas dalam pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz), berpusat di frekuensi berikut:

1. Channel 1 - 2,412 MHz;

STIKOM


(32)

27 2. Channel 2 - 2,417 MHz;

3. Channel 3 - 2,422 MHz; 4. Channel 4 - 2,427 MHz; 5. Channel 5 - 2,432 MHz; 6. Channel 6 - 2,437 MHz; 7. Channel 7 - 2,442 MHz; 8. Channel 8 - 2,447 MHz; 9. Channel 9 - 2,452 MHz; 10. Channel 10 - 2,457 MHz; 11. Channel 11 - 2,462 MHz

Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLANs (wireless local area network). Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi merek dagang yang diberikan pabrikan kepada perangkat telekomunikasi (internet) yang bekerja di jaringan WLANs dan sudah memenuhi kualitas kapasitas interoperasi yang dipersyaratkan.

Teknologi internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan sekelompok insinyur Amerika Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical and Electronis Engineers (IEEE) berdasarkan standar teknis perangkat bernomor 802.11b, 802.11a dan 802.11g. Perangkat Wi-Fi sebenarnya tidak hanya mampu bekerja di jaringan WLAN, tetapi juga di jaringan Wireless Metropolitan Area Network

(WMAN). Karena perangkat dengan standar teknis 802.11b diperuntukkan bagi perangkat WLAN yang digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM (Industrial, Scientific dan Medical). Sedang untuk perangkat yang

STIKOM


(33)

berstandar teknis 802.11a dan 802.11g diperuntukkan bagi perangkat WMAN atau juga disebut Wi-Max, yang bekerja di sekitar pita frekuensi 5 GHz.

Tingginya animo masyarakat—khususnya di kalangan komunitas Internet—menggunakan teknologi Wi-Fi dikarenakan paling tidak dua faktor. Pertama, kemudahan akses. Artinya, para pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara bersamaan tanpa perlu direpotkan dengan kabel. Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan surfing atau browsing berita dan informasi di Internet, cukup membawa PDA (pocket digital assistance) atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat access point atau hotspot.

Menjamurnya hotspot di tempat-tempat tersebut yang dibangun oleh operator telekomunikasi, penyedia jasa Internet bahkan orang perorangan, dipicu faktor kedua, yakni karena biaya pembangunannya yang relatif murah atau hanya berkisar 300 dollar Amerika Serikat. Peningkatan kuantitas pengguna Internet berbasis teknologi Wi-Fi yang semakin menggejala di berbagai belahan dunia, telah mendorong Internet service providers (ISP) membangun hotspot yang di kota-kota besar dunia.

3.4 Wireless LAN (WLAN) 3.4.1 Pengenalan WLAN

Wireless Local Area Network (disingkat Wireless LAN atau WLAN) adalah jaringan komputer yang menggunakan frekuensi radio dan infrared sebagai media transmisi data. Wireless LAN sering di sebut sebagai jaringan nirkabel atau jaringan wireless.

STIKOM


(34)

29 Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan bermunculannya peralatan berbasis gelombang radio, seperti walkie talkie, remote control, cordless phone, ponsel, dan peralatan radio lainnya. Lalu adanya kebutuhan untuk menjadikan komputer sebagai barang yang mudah dibawa (mobile) dan mudah digabungkan dengan jaringan yang sudah ada. Hal-hal seperti ini akhirnya mendorong pengembangan teknologi wireless untuk jaringan komputer.

3.4.2 Sejarah WLAN

Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam merancang WLAN dengan teknologi IR (infrared), perusahaan lain seperti

Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN dengan RF (radio frequency). Kedua perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps. Karena tidak memenuhi standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka produknya tidak dipasarkan. Baru pada tahun 1985, Federal Communication Commision (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific and Medical (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2400-2483.5 MHz dan 5725-5850 MHz yang bersifat tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN secara komersial memasuki tahapan serius. Barulah pada tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik

spread spectrum pada pita ISM, frekuensi terlisensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate >1 Mbps.

Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4GHz, dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal 2Mbps. Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Kecepatan transfer data

STIKOM


(35)

teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps. Kecepatan tranfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet tradisional (IEEE 802.3 10Mbps atau 10Base-T). Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordless phone,

microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi sama.

Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat spesifikasi 802.11a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan 5Ghz, dan mendukung kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54Mbps. Gelombang radio yang dipancarkan oleh peralatan 802.11a relatif sukar menembus dinding atau penghalang lainnya. Jarak jangkau gelombang radio relatif lebih pendek dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar tersebut. Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a.

Spesifikasi yang diberi kode 802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, sehingga dapat saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah komputer yang menggunakan kartu jaringan 802.11g dapat memanfaatkan

access point 802.11b, dan sebaliknya.

Pada tahun 2006, 802.11n dikembangkan dengan menggabungkan teknologi 802.11b, 802.11g. Teknologi yang diusung dikenal dengan istilah MIMO (Multiple Input Multiple Output) merupakan teknologi Wi-Fi terbaru.

STIKOM


(36)

31 MIMO dibuat berdasarkan spesifikasi Pre-802.11n. Kata ”Pre-” menyatakan

“Prestandard versions of 802.11n”. MIMO menawarkan peningkatan throughput,

keunggulan reabilitas, dan peningkatan jumlah klien yg terkoneksi. Daya tembus MIMO terhadap penghalang lebih baik, selain itu jangkauannya lebih luas sehingga Anda dapat menempatkan laptop atau klien Wi-Fi sesuka hati. Access Point MIMO dapat menjangkau berbagai peralatan Wi-Fi yg ada disetiap sudut ruangan. Secara teknis MIMO lebih unggul dibandingkan saudara tuanya 802.11a/b/g. Access Point MIMO dapat mengenali gelombang radio yang dipancarkan oleh adapter Wi-Fi 802.11a/b/g. MIMO mendukung kompatibilitas mundur dengan 802.11 a/b/g. Peralatan Wi-Fi MIMO dapat menghasilkan kecepatan transfer data sebesar 108Mbps.

3.5 Mode Jaringan Wireless

Wireless Local Area Network sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN menggunakan wireless device untuk berhubungan dengan jaringan, node pada WLAN menggunakan channel frekuensi yang sama dan SSID yang menunjukkan identitas dari wireless device. Tidak seperti jaringan kabel, jaringan wireless memiliki dua mode yang dapat digunakan : infrastruktur dan Ad-Hoc. Konfigurasi infrastruktur adalah komunikasi antar masing-masing PC melalui sebuah access point pada WLAN atau LAN.

Komunikasi Ad-Hoc adalah komunikasi secara langsung antara masing-masing komputer dengan menggunakan piranti wireless. Penggunaan kedua mode ini tergantung dari kebutuhan untuk berbagi data atau kebutuhan yang lain dengan jaringan berkabel.

STIKOM


(37)

3.5.1 Mode Ad Hoc

Ad-Hoc merupakan mode jaringan WLAN yang sangat sederhana, karena pada ad-hoc ini tidak memerlukan access point untuk host dapat saling berinteraksi. Setiap host cukup memiliki transmitter dan receiver wireless untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain seperti tampak pada gambar 3.6.

Gambar 3.7. Mode Jaringan Ad Hoc

Kekurangan dari mode ini adalah komputer tidak bisa berkomunikasi dengan komputer pada jaringan yang menggunakan kabel. Selain itu, daerah jangkauan pada mode ini terbatas pada jarak antara kedua komputer tersebut.

3.5.2 Mode Infrastruktur

Jika komputer pada jaringan wireless ingin mengakses jaringan kabel atau berbagi printer misalnya, maka jaringan wireless tersebut harus menggunakan mode infrastruktur (Gambar 3.8).

STIKOM


(38)

33

Gambar 3.8. Mode Jaringan Infrastruktur

Pada mode infrastruktur access point berfungsi untuk melayani komunikasi utama pada jaringan wireless. Access point mentransmisikan data pada PC dengan jangkauan tertentu pada suatu daerah. Penambahan dan pengaturan letak access point dapat memperluas jangkauan dari WLAN.

3.6 Access Point

Merupakan perangkat wireless yang dapat memberikan servis pada client.

Access point pada dasarnya berfungsi sebagai bridge antena jaringan wireless dan jaringan kabel LAN melalui konektor UTP RJ-45 yang pada umunya tersedia di belakang access point. Maksudnya sebuah access point akan bertugas mengubah data yang lalu lalang di media kabel menjadi sinyal-sinyal radio yang dapat ditangkap oleh perangkat wireless. Access point akan menjadi gerbang bagi jaringan wireless untuk dapat berkomunikasi dengan dunia luar maupun dengan antar sesama perangkat wireless di dalamnya.

Pada perangkat access point terdapat satu atau lebih interface untuk media kabel. Apakah port ethernet, port ADSL, Cable, line telepon biasa. Interface

STIKOM


(39)

media kabel tadi akan dibridging oleh access point tersebut ke dalam bentuk sinyal-sinyal radio, sehingga perangkat wireless dengan kabel tadi dapat terkoneksi. access point memiliki sistem antena untuk mentransmisikan sinyal-sinyalnya. Dengan menggunakan access point kita dapat menciptakan sebuah sistem roaming W-LAN. Maksudnya para pengguna dapat bergerak kesana kemari dengan bebas tanpa terputus koneksinya karena sinyal-sinyal komunikasinya dapat dilayani oleh beberapa access point yang berbeda.

3.7 Medium Udara

Udara memiliki beberapa fungsi, seperti mengirim suara, memampukan perjalanan udara, dan mempertahankan hidup. Udara juga dapat berfungsi sebagai medium perambatan sinyal komunikasi wireless yang merupakan inti dari jaringan

wireless. Udara merupakan saluran yang memungkinkan terjadinya aliran komunikasi antara perangkat komputer dan infrastruktur wireless. Komunikasi melalui jaringan wireless serupa dengan berbicara dengan seseorang. SemakinAnda bergerak menjauh, semakin sulit Anda mendengar suara satu sama lain, apalagi jika ada suara bising.

Sinyal informasi wireless juga merambat melalui udara, tetapi sinyal tersebut memiliki keistimewaan tertentu yang memampukan perambatan dengan jarak yang relatif jauh. Sinyal informasi wireless tidak dapat didengar oleh manusia sehingga sinyal tersebut harus diperkuat ke level yang lebih tinggi tanpa merusak pendengaran manusia. Bagaimanapun, kualitas transmisi tergantung pada kuat atau lemahnya sinyal di udara maupun jarak sinyal sendiri.

Hujan, salju, kabut, dan asap merupakan contoh-contoh unsur yang mengganggu perambatan sinyal komunikasi wireless. Buktinya, hujan yang terlalu

STIKOM


(40)

35 lebat dapat mengurangi jangkauan sinyal sampai 50 persen. Hambatan lainnya, seperti pohon dan gedung dapat memengaruhi perambatan dan performa jaringan

wireless. Masalah tersebut sangat penting jika kita hendak merencanakan pemasangan wireless MAN atau WAN.

Tabel 3.3. Jenis-jenis material yang mempengaruhi sinyal Nama Bahan Hambatan Contoh

Kayu Kecil Ruangan dengan partisi kayu atau tripleks

Bahan bahan sintesis Kecil Partisi dengan bahan plastik Asbes Kecil Langit langit

Air Sedang Akuarium Tembok bata Sedang Dinding

keramik Tinggi Lantai keramij,tembok yang d ilapisi kramik

Bahan bahan yang memantul

Sangat tinggi Cermin

Plat Besi Sangat tinggi Filling cabinet,meja,lift.dll Pada jaringan wireless, medium udara dibutuhkan untuk mendukung perambatan gelombang radio dan cahaya dari satu titik ke titik yang lain. Jenis-jenis sinyal tersebut telah digunakan lebih dari 100 tahun, tetapi tetap saja menjadi hal yang masih misterius dan sulit dipahami bagi sebagian besar ahli komputer.

3.8 IP Addressing

Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.

STIKOM


(41)

Protokol yang menjadi standar dan dipakai hampir oleh seluruh komunitas Internet adalah TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Agar komputer bisa berkomunikasi dengan komputer lainnya, maka menurut aturan TCP/IP, komputer tersebut harus memiliki suatu address yang unik. Alamat tersebut dinamakan IP address. IP Address memiliki format sbb: aaa.bbb.ccc.ddd. Contohnya: 167.205.19.33

Yang penting adalah bahwa untuk berkomunikasi di Internet, komputer harus memiliki IP address yang legal. Legal dalam hal ini artinya adalah bahwa alamat tersebut dikenali oleh semua router di dunia dan diketahui bahwa alamat tersebut tidak ada duplikatnya di tempat lain. IP address legal biasanya diperoleh dengan menghubungi InterNIC.

Suatu jaringan internal bisa saja menggunakan IP address sembarang. Namun untuk tersambung ke Internet, jaringan itu tetap harus menggunakan IP

address legal. Jika masalah routing tidak dibereskan (tidak menggunakan IP

address legal), maka saat sistem kita mengirim paket data ke sistem lain, sistem tujuan itu tidak akan bisa mengembalikan paket data tersebut, sehingga komunikasi tidak akan terjadi. Dalam berkomunikasi di Internet/antar jaringan komputer dibutuhkan gateway/router sebagai jembatan yang menghubungkan simpul-simpul antar jaringan sehingga paket data bisa diantar sampai ke tujuan.

3.9 MAC Address

MAC Address (Media Access Control Address) adalah sebuah alamat jaringan yang diimplementasikan pada lapisan data-link dalam tujuh lapisan model OSI, yang merepresentasikan sebuah node tertentu dalam jaringan. Dalam sebuah jaringan berbasis Ethernet, MAC address merupakan alamat yang unik

STIKOM


(42)

37 yang memiliki panjang 48-bit (6 byte) yang mengidentifikasikan sebuah komputer, interface dalam sebuah router, atau node lainnya dalam jaringan. MAC

Address juga sering disebut sebagai Ethernet address, physical address, atau

hardware address.

MAC Address mengizinkan perangkat-perangkat dalam jaringan agar dapat berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh, dalam sebuah jaringan berbasis teknologi Ethernet, setiap header dalam frame Ethernet

mengandung informasi mengenai MAC address dari komputer sumber (source) dan MAC address dari komputer tujuan (destination). Beberapa perangkat, seperti halnya bridge dan switch Layer-2 akan melihat pada informasi MAC address dari komputer sumber dari setiap frame yang ia terima dan menggunakan informasi MAC address ini untuk membuat tabel routing internal secara dinamis. Perangkat-perangkat tersebut pun kemudian menggunakan tabel yang baru dibuat itu untuk meneruskan frame yang ia terima ke sebuah port atau segmen jaringan tertentu di mana komputer atau node yang memiliki MAC address tujuan berada. Dalam sebuah komputer, MAC address ditetapkan ke sebuah kartu jaringan (network interface card/NIC) yang digunakan untuk menghubungkan komputer yang bersangkutan ke jaringan. MAC Address umumnya tidak dapat diubah karena telah dimasukkan ke dalam ROM. Beberapa kartu jaringan menyediakan utilitas yang mengizinkan pengguna untuk mengubah MAC address, meski hal ini kurang disarankan.

Jika dalam sebuah jaringan terdapat dua kartu jaringan yang memiliki MAC address yang sama, maka akan terjadi konflik alamat dan komputer pun tidak dapat saling berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Beberapa kartu

STIKOM


(43)

jaringan, seperti halnya kartu Token Ring mengharuskan pengguna untuk mengatur MAC address (tidak dimasukkan ke dalam ROM), sebelum dapat digunakan. MAC address memang harus unik, dan untuk itulah, Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) mengalokasikan blok-blok dalam MAC address. 24 bit pertama dari MAC address merepresentasikan siapa pembuat kartu tersebut, dan 24 bit sisanya merepresentasikan nomor kartu tersebut. Setiap kelompok 24 bit tersebut dapat direpresentasikan dengan menggunakan enam digit bilangan heksadesimal, sehingga menjadikan total 12 digit bilangan heksadesimal yang merepresentasikan keseluruhan MAC address. Berikut merupakan tabel beberapa pembuat kartu jaringan populer dan nomor identifikasi dalam MAC Address.

Agar antara komputer dapat saling berkomunikasi satu dengan lainnya,

frame jaringan harus diberi alamat dengan menggunakan alamat Layer-2 atau MAC address. Tetapi, untuk menyederhanakan komunikasi jaringan, digunakanlah alamat Layer-3 yang merupakan alamat IP yang digunakan oleh jaringan TCP/IP. Protokol dalam TCP/IP yang disebut sebagai AddressResolution Protocol (ARP) dapat menerjemahkan alamat Layer-3 menjadi alamat Layer-2, sehingga komputer pun dapat saling berkomunikasi.

3.10 SSID (Service Set Identifier)

SSID adalah tempat mengisikan nama dari access point yang akan disetting. apabila klien komputer sedang mengakses kita, misalnya dengan menggunakan super scan, maka nama yang akan timbul adalah nama SSID yang diisikan tersebut.

STIKOM


(44)

39 Biasanya, SSID untuk tiap Wireless Access Point adalah berbeda. untuk keamanan jaringan wireless bisa juga mensetting hidden SSID sehingga user tidak bisa mendeteksi keberadaan jaringan wireless tersebut, dan tentunya mengurangi risiko di-hack oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

3.11 FortiAP 220B

FortiAP-220B adalah wireless access point tipis dan tahan lama untuk

indoor. Solusi kinerja tinggi 802.11n mampu mengirim hingga 600 Mbps dari total throughput. FortiAP-220B dapat menggunakan frekuensi ganda bersamaan (2,4 GHz dan 5 GHz) dengan teknologi MIMO 2x2 dirancang sesuai permintaan pengguna dan menuntut untuk setiap penyebaran dalam ruangan.

Gambar 3.9 FortiAP-220B

Wireless access point FortiAP-220B memiliki 4 antena yang memungkinkannya untuk menyediakan operasi bersamaan pada kedua 2,4 GHz dan 5 GHz frekuensi mendukung 802.11a, b, g, dan n. Access point ini mampu memantau udara (media transmisinya) terus menerus untuk mendeteksi rogue AP sambil memberikan lalu lintas throughput yang tinggi untuk Wi-Fi klien.

STIKOM


(45)

Fortinet menawarkan WLAN untuk semua access point termasuk FortiAP-220B. Selain itu, kontroler ini menyediakan konsol kabel dan nirkabel terpadu, memberikan Anda solusi manajemen sambil mengurangi total biaya kepemilikan.

FortiAP-220B adalah access point tingkat perusahaan yang tidak hanya menyediakan akses klien tidak terganggu, tetapi juga menawarkan aplikasi deteksi cerdas dan kemampuan membentuk lalu lintas (traffic).

3.12 Fortigate 1240B

Banyak ancaman keamanan membanjiri dunia jaringan. Evolusi ancaman keamanan tentang jaringan mendorong konsolidasi beberapa sistem pendeteksi ancaman keamanan ke dalam alat tunggal. FortiGate mengkonsolidasi peralatan keamanan solusi dari Fortinet.

Fortigate mengintegrasikan keamanan penting dan fungsi jaringan ke satu perangkat untuk mengidentifikasi dan menghentikan beberapa ancaman dengan efektif dan efisien.

Gambar 3.10 Fortigate 1240B

STIKOM


(46)

41 Perangkat konsolidasi keamanan FortiGate-1240B menawarkan kinerja yang unggul dan skalabilitas untuk jaringan perusahaan menengah atau besar.

STIKOM


(47)

42 B A B IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Metode Kerja Praktek

Metode yang digunakan dalam pengerjaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Literatur yaitu dengan mempelajari dan membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi kerja praktek

2. Wawancara yaitu bertanya langsung kepada dosen pembimbing dan penyelia KP apabila terdapat beberapa hal yang belum dimengerti dan kurang jelas.

4.2 Access Point FortiAP-220B

Model access point buatan Fortinet ini mengunggulkan model dan bentuk perangkat keras yang tipis. Dalam perancangan WLAN di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur ini menggunakan access point FortiAP-220B dengan berbagai pertimbangan dan kebutuhan. Spesifikasi lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Spesifikasi FortiAP-220B

STIKOM


(48)

43

Gambar 4.1 Azimuth dan elevation frekuensi radio 1

STIKOM


(49)

Gambar 4.2 Azimuth dan elevation frekuensi radio 2

Berikut ini adalah gambaran secara umum dan keterangan dari access point FortiAP-220B yang digunakan untuk implementasi Wi-Fi atau WLAN di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur.

4.2.1 Panel Depan FortiAP

Pada panel depan terdapat beberapa LED yang mengindikasikan aktivitas dan status dari access point.

Gambar 4.3 Panel depan FortiAP

STIKOM


(50)

45

a. PWR

Hijau mengindikasikan access point telah terhubung dengan listrik AC dan siap digunakan. Sedangkan LED berkedip hijau menunjukkan alat sedang melakukan booting.

b. Status

Hijau megindikasikan FortiAP telah di-manage FortiGate wireless controller.

Kuning berkedip menunjukkan FortiAP mengalami lost network connection

dengan FortiGate. Menyala kuning jika FortiGate ditemukan tetapi belum dikontrol dan LED akan mati ketika tidak menemukan FortiGate.

c. Mode

Hijau mengindikasikan satu atau lebih radio di dalam mode monitor. Berkedip hijau menunjukkan satu atau lebih radio digunakan pada mode repeater dan LED akan mati jika tidak ada mode yang dipilih.

d. WiFi 1

LED akan menyala hijau jika radio 1 digunakan dan berkedip pada saat ada aktivitas wireless.

e. WiFi 2

LED akan menyala hijau jika radio 2 digunakan dan berkedip pada saat ada aktivitas wireless.

f. WiFi 3

Tidak digunakan.

g. ETH

Berkedip hijau jika ada aktivitas link. Hijau jika kecepatan jaringan 1000 Mbps dan kuning 10/100 Mbps.

STIKOM


(51)

4.2.2 Panel Belakang FortiAP

Port USB, console,Power Over Ethernet (PoE) dan AC power terletak di belakang access point.

Gambar 4.4 Panel belakang FortiAP

a. Console

Tipe RJ-45. Pilihan koneksi ke komputer manajemen dan menyediakan akses command line interface (CLI).

b. ETH PoE -48V

Port ini mampu menjadi sumber tegangan untuk menyalakan (powered up)

access point. Tegangan yang dibutuhkan adalah 15,4 Watt.

c. USB

Untuk kebutuhan di masa yang akan datang.

4.3 Fortigate 1240B

Perangkat keamanan konsolidasi FortiGate-1240B menawarkan kinerja yang unggul dan skalabilitas untuk jaringan perusahaan menengah atau besar. PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa TImur menggunakan perangkat ini untuk meningkatkan kinerja FortiAP. Spesifikasi lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini:

STIKOM


(52)

47

Tabel 4.2 Spesifikasi FortiGate 1240B

4.3.1 Panel Depan FortiGate

Pada panel depan terdapat beberapa port dan LED yang mengindikasikan aktivitas dan status dari FortiGate serta masing-masing port.

Gambar 4.5 Panel depan FortiGate

STIKOM


(53)

Port 1 sampai 24, small form-factor pluggable transceiver (SX-SFP) mendukung 1 Gbps untuk SERDES dan auto mode untuk mode SGMII (NP Accelerated). Port 25 sampai 38, Ethernet Copper gigabit connection hingga 10/100/1000 copper networks (NP accelerated). Port 39 dan 40, dua manajemen

port.

Console, pilihan koneksi untuk komputer manajemen. Menyediakan akses

command line interface (CLI). USB, dua port USB untuk pilihan koneksi

firmware backup and installation.

FSM slot, Six SATA hard disk drive slots supports 2.5 inch solid state drives. AMC slot, mendukung semua modul ASM Fortinet. Tombol Shutdown, ketika tombol ditekan, system RAID akan mati (shutting down).

4.3.2 Panel BelakangFortigate

Gambar 4.6 Panel belakang FortiGate

LED kipas dan AC power terletak di panel belakang FortiGate. Berikut penjelasan status LED pada panel depan dan belakang:

a. Power

LED menyala hijau menunjukkan FortiGate dalam kondisi menyala (powered up).

STIKOM


(54)

49

b. Status

LED berkedip hijau mengindikasikan FortiGate dalam proses starting up. Jika menyala hijau, FortiGate telah berjalan normal.

c. HA

Jika HA menyala kuning, FortiGate digunakan di dalam sebuah kluster HA (High Availability)

d. Alarm

Digunakan untuk kebutuhan yang akan datang.

e. Port 1 sampai 24

Link hijau mengindikasikan port dalam kondisi online. Acivity berkedip hijau menunjukkan port sedang menerima atau mengirim data.

f. Port 25 samapi 40

Link hijau, port sedang dalam kondisi online sedangkan link berkedip menunjukkan port sedang menerima atau mengirim data. Activity hijau, mengindikasikan port terhubung di kecepatan 1000Mbps. Activity kuning, 100Mbps. Activity mati, 10Mbps.

g. AC Power

Hijau, kabel AC terhubung dan perangkat menyala (powered up).

h. Fan

Hijau, kipas berputar dan kecepatan kipas di dalam kondisi normal. LED mati, kipas tidak berputar atau kecepatan kipas berada di atas threshold.

4.4 Topologi Jaringan

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, maka topologi jaringan yang akan digunakan untuk WLAN digambarkan secara sederhana seperti di bawah:

STIKOM


(55)

Gambar 4.7 Topologi jaringan

4.5 Instalasi Hardware

Hubungkan secara benar perangkat FortiGate. Pastikan perangkat FortiGate terletak pada permukaan yang rata atau di rak standar 19 inch.

1. Hubungkan kabel serial RJ-45 to DB-9 ke Console port FortiGate (Mode CLI). Masukkan ujung kabel yang lain ke komputer manajemen. Penulis menggunakan mode web-based manager karena user-friendly, maka hubungkan kabel cross-over langsung ke PC.

2. Masukkan kabel Ethernet ke sebuah port (seperti terlihat pada gambar). Masukkan ujung kebel satunya ke router yang terhubung dengan internet.

Gambar 4.8 Menghubungkan Ethernet dan console port FortiGate

STIKOM


(56)

51

3. Hubungkan kabel AC power ke sumber listrik.

Gambar 4.9 Menghubungkan AC power FortiGate

4. Masukkan kabel cross-over ke port ETH PoE -48V dan ujung lainnya ke

port3 FortiGate.

5. Hubungkan kabel AC power ke sumber listrik dan masukkan power adaptor ke FortiAP.

Gambar 4.10 Menghubungkan kabel cross-over dan AC power FortiAP

4.6 Konfigurasi Wireless LAN

1. Atur subnet komputer manajemen menjadi sama dengan internal interface

FortiGate. Untuk itu dilakukan penggantian alamat IP komputer manajemen menjadi 192.168.1.2 dan netamask 255.255.255.0

2. Untuk mengakses FortiGate menggunakan web-based manager, buka Internet Explorer dan browse https://192.168.1.99 (alamat IP FortiGate).

3. Ketik ‘admin’ pada kolom nama dan pilih Login.

STIKOM


(57)

4. Membuat SSID. Pilih WiFi Controller > WiFi Network > SSID dan pilih

Create New untuk membuat SSID baru yang mendefinisikan jaringan

wireless. Lihat gambar 4.11.

Interface Name appln

IP/Netmask 10.5.6.9/255.255.255.0

SSID AP_PLN

Gambar 4.11 Membuat SSID

5. Enabling DHCP dengan IP address 10.10.10.10 sampai 10.10.10.19 dan

netmask 255.255.255.0.

Address Range 10.5.6.31-10.5.6.50

Netmask 255.255.255.0

Default Gateway 10.5.6.6

DNS 10.5.1.20

Gambar 4.12 Menkonfigurasi DHCP

6. Setelah SSID dan DHCP dikonfigurasi seperti gambar di atas. Select OK.

7. Pilih OK.

8. Atur konfigurasi firewall dan kebijakan keamanan (security policies). Masuk ke Policy > Policy > Policy dan pilih Create New untuk menambah Wi-Fi ke

security policy jaringan kantor yang akan mengijinkan pengguna WI-Fi mengakses jaringan kantor.

Source Interface/Zone appln

Source Address all

Destination Interface/Zone port1

Destination Address all

Schedule always

STIKOM


(58)

53

Service ANY

Action ACCEPT

Gambar 4.13 Firewall and security policies 1

9. Pilih Create New untuk menambahkan Wi-Fi ke internet security policies

yang akan mengijinkan pengguna Wi-Fi mengakses internet.

Source Interface/Zone appln

Source Address all

Destination Interface/Zone wan1

Destination Address all

Schedule always

Service ANY

Action ACCEPT

Gambar 4.14 Firewall and security policies 2

10. Pilih Enable NAT dan Use Destination Interface Address.

11. Pilih OK.

12. Atur konfigurasi interface FortiGate agar bisa terkoneksi dengan FortiAP. Masuk ke System > Network > Interface dan Edit interface port3:

Addressing Mode Manual

IP/Netmask 192.168.8.1/255.255.255.0

Gambar 4.15 Memberi alamat IP port3

13. Pilih Dedicate this interface to FortiAP connection. Reserve IP addresses for

FortiAP connection

192.168.8.2 – 192.168.8.9

Gambar 4.16 Reserve IP Address for FortiAP connection

STIKOM


(59)

14. Pada FortiGate web-based manager, masuk ke WiFi Controller > Managed Access_Points > Managed FortiAP. Pilih Refresh setiap 10 detik.

15. Ketika FortiAP muncul, klik FortiAP dan pilih Edit. Beri nama FortiAP pada kolom Name lalu pilih Authorize.

16. Pastikan Enabled WiFi Radio telah dipilih dan klik OK.

17. Konfigurasi telah selesai. Masuk ke WiFi Controller > Monitor > Client Monitor untuk melihat klien yang terhubung di jaringan Wi-Fi

Gambar 4.17 Client Monitor

18. Membuat profil webfiltering yang akan menolak akses situs yang diinginkan. Penulis akan memasukkan situs youtube di dalam daftar. Masuk ke UTM Profiles > Web Filter > URL Filter dan pilih Create New.

URL *youtube.com

Type Wildcard

Action Block

Enable Checked

Gambar 4.18 Menkonfigurasi Web Filter 19. Pilih OK.

20. Aktifkan daftar URL filter. Masuk ke UTM Profiles > Web Filter > Profile.

Lalu klik Advanced Filter dan aktifkan Web Filter URL dan pilih Block List.

21. Klik Apply. Setelah itu pilih UTM dan klik Enable Web Filter.

STIKOM


(60)

55

4.7 Mengkoneksikan Komputer Klien ke WLAN

Komputer klien baik laptop maupun personal computer (PC) yang sudah terpasang wireless LAN Card dapat terhubung ke dalam jaringan WLAN yang telah dibuat. Cara mengkoneksikannya cukup mudah. Penulis menggunakan laptop dengan system operasi Windows 7.

1. Pastikan bahwa Wi-Fi pada laptop dalam keadaan aktif.

2. Klik ikon wireless network connection pada taskbar, lalu expand.

Gambar 4.19 Wireless network connection

3. Kemudian tampil wireless network connection yang tersedia. Pilih jaringan WLAN dengan sinyal yang paling baik, lalu klik Connect. Setelah berhasil akan muncul jaringan telah terkoneksi dan laptop telah bisa digunakan untuk berselancar di internet.

STIKOM


(61)

56 5.1 Kesimpulan

Dari projek yang telah dikerjakan didapat beberapa kesimpulan, diantaranya adalah:

1. Implementasi Wi-Fi di area PT. PLN (Persero) Surabaya Distribusi Jawa Timur sebagai perluasan dari jaringan kabel yang sudah ada berhasil berjalan dengan baik.

2. Perangkat mobile dapat terkoneksi dengan Wi-Fi.

3. FortiAP-220B memiliki disain yang tipis dan 4 (empat) antenna internal yang membuat lebih unggul dari pendahulunya dalam mencakup area. 4. Access point Forti-AP 220-B memiliki 2 (dua) radio frequency yang dapat

bekerja pada frekuensi 2,4 GHz b/g/n atau 5GHz a/n

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan analisis yang dilakukan selama kerja praktek, penulis ingin memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Observasi lapangan dan mengumpulkan data-data yang ada jauh hari sebelum kerja praktek agar dapat mendesain jaringan dengan optimal.

2. Pengguna WLAN yang terhubung dalam satu access point dibatasi untuk performa yang maksimal dan mencegah terjadinya bottle neck.

3. Sebaiknya menggunakan produk access point dari vendor yang sama atau tipe yang sama dalam satu jaringan.

STIKOM


(62)

57

DAFTAR PUSTAKA

Hantoro, Gunadi Dwi. 2009. WIFI (Wireless LAN) Jaringan Komputer Tanpa Kabel. Bandung: Penerbit Informatika

Haykin, Simon. 2005. Modern Wireless Communication. London: Pearson Prentice-Hall

Lee, William C.Y. 2006. Wireless & Cellular Telecommunications, Third Edition.

Boston: Mcgraw-Hill

Towidjojo, Rendra. 2012. Konsep & Implementasi Routing Dengan Router Mikrotik : 100% Connected. Jakarta: Penerbit JASACOM

Situs Fortinet, Inc. 2012. Fortinet Products. [online]. Tersedia: http://www.fortinet.com/products/fortigate/1240B.html dan

http://www.fortinet.com/products/fortiap/220B.html [Akses: Oktober 2012 ] Situs Fortinet, Inc. 2012. Fortinet Technical Documentation. [online]. Tersedia:

http://docs.fortinet.com/fgt_qsg-high.html [Akses: Oktober 2012 ]

STIKOM


(1)

4. Membuat SSID. Pilih WiFi Controller > WiFi Network > SSID dan pilih Create New untuk membuat SSID baru yang mendefinisikan jaringan wireless. Lihat gambar 4.11.

Interface Name appln

IP/Netmask 10.5.6.9/255.255.255.0

SSID AP_PLN

Gambar 4.11 Membuat SSID

5. Enabling DHCP dengan IP address 10.10.10.10 sampai 10.10.10.19 dan netmask 255.255.255.0.

Address Range 10.5.6.31-10.5.6.50

Netmask 255.255.255.0

Default Gateway 10.5.6.6

DNS 10.5.1.20

Gambar 4.12 Menkonfigurasi DHCP

6. Setelah SSID dan DHCP dikonfigurasi seperti gambar di atas. Select OK.

7. Pilih OK.

8. Atur konfigurasi firewall dan kebijakan keamanan (security policies). Masuk ke Policy > Policy > Policy dan pilih Create New untuk menambah Wi-Fi ke security policy jaringan kantor yang akan mengijinkan pengguna WI-Fi mengakses jaringan kantor.

Source Interface/Zone appln

Source Address all

Destination Interface/Zone port1 Destination Address all

Schedule always

STIKOM


(2)

53

Service ANY

Action ACCEPT

Gambar 4.13 Firewall and security policies 1

9. Pilih Create New untuk menambahkan Wi-Fi ke internet security policies yang akan mengijinkan pengguna Wi-Fi mengakses internet.

Source Interface/Zone appln

Source Address all

Destination Interface/Zone wan1 Destination Address all

Schedule always

Service ANY

Action ACCEPT

Gambar 4.14 Firewall and security policies 2

10. Pilih Enable NAT dan Use Destination Interface Address. 11. Pilih OK.

12. Atur konfigurasi interface FortiGate agar bisa terkoneksi dengan FortiAP. Masuk ke System > Network > Interface dan Edit interface port3:

Addressing Mode Manual

IP/Netmask 192.168.8.1/255.255.255.0 Gambar 4.15 Memberi alamat IP port3

13. Pilih Dedicate this interface to FortiAP connection. Reserve IP addresses for

FortiAP connection

192.168.8.2 – 192.168.8.9

Gambar 4.16 Reserve IP Address for FortiAP connection

STIKOM


(3)

14. Pada FortiGate web-based manager, masuk ke WiFi Controller > Managed Access_Points > Managed FortiAP. Pilih Refresh setiap 10 detik.

15. Ketika FortiAP muncul, klik FortiAP dan pilih Edit. Beri nama FortiAP pada kolom Name lalu pilih Authorize.

16. Pastikan Enabled WiFi Radio telah dipilih dan klik OK.

17. Konfigurasi telah selesai. Masuk ke WiFi Controller > Monitor > Client Monitor untuk melihat klien yang terhubung di jaringan Wi-Fi

Gambar 4.17 Client Monitor

18. Membuat profil webfiltering yang akan menolak akses situs yang diinginkan. Penulis akan memasukkan situs youtube di dalam daftar. Masuk ke UTM Profiles > Web Filter > URL Filter dan pilih Create New.

URL *youtube.com

Type Wildcard

Action Block

Enable Checked

Gambar 4.18 Menkonfigurasi Web Filter

19. Pilih OK.

20. Aktifkan daftar URL filter. Masuk ke UTM Profiles > Web Filter > Profile. Lalu klik Advanced Filter dan aktifkan Web Filter URL dan pilih Block List. 21. Klik Apply. Setelah itu pilih UTM dan klik Enable Web Filter.

STIKOM


(4)

55

4.7 Mengkoneksikan Komputer Klien ke WLAN

Komputer klien baik laptop maupun personal computer (PC) yang sudah terpasang wireless LAN Card dapat terhubung ke dalam jaringan WLAN yang telah dibuat. Cara mengkoneksikannya cukup mudah. Penulis menggunakan laptop dengan system operasi Windows 7.

1. Pastikan bahwa Wi-Fi pada laptop dalam keadaan aktif.

2. Klik ikon wireless network connection pada taskbar, lalu expand.

Gambar 4.19 Wireless network connection

3. Kemudian tampil wireless network connection yang tersedia. Pilih jaringan WLAN dengan sinyal yang paling baik, lalu klik Connect. Setelah berhasil akan muncul jaringan telah terkoneksi dan laptop telah bisa digunakan untuk berselancar di internet.

STIKOM


(5)

56 5.1 Kesimpulan

Dari projek yang telah dikerjakan didapat beberapa kesimpulan, diantaranya adalah:

1. Implementasi Wi-Fi di area PT. PLN (Persero) Surabaya Distribusi Jawa Timur sebagai perluasan dari jaringan kabel yang sudah ada berhasil berjalan dengan baik.

2. Perangkat mobile dapat terkoneksi dengan Wi-Fi.

3. FortiAP-220B memiliki disain yang tipis dan 4 (empat) antenna internal yang membuat lebih unggul dari pendahulunya dalam mencakup area. 4. Access point Forti-AP 220-B memiliki 2 (dua) radio frequency yang dapat

bekerja pada frekuensi 2,4 GHz b/g/n atau 5GHz a/n

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan analisis yang dilakukan selama kerja praktek, penulis ingin memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Observasi lapangan dan mengumpulkan data-data yang ada jauh hari sebelum kerja praktek agar dapat mendesain jaringan dengan optimal.

2. Pengguna WLAN yang terhubung dalam satu access point dibatasi untuk performa yang maksimal dan mencegah terjadinya bottle neck.

3. Sebaiknya menggunakan produk access point dari vendor yang sama atau tipe yang sama dalam satu jaringan.

STIKOM


(6)

57

DAFTAR PUSTAKA

Hantoro, Gunadi Dwi. 2009. WIFI (Wireless LAN) Jaringan Komputer Tanpa Kabel. Bandung: Penerbit Informatika

Haykin, Simon. 2005. Modern Wireless Communication. London: Pearson Prentice-Hall

Lee, William C.Y. 2006. Wireless & Cellular Telecommunications, Third Edition. Boston: Mcgraw-Hill

Towidjojo, Rendra. 2012. Konsep & Implementasi Routing Dengan Router Mikrotik : 100% Connected. Jakarta: Penerbit JASACOM

Situs Fortinet, Inc. 2012. Fortinet Products. [online]. Tersedia: http://www.fortinet.com/products/fortigate/1240B.html dan

http://www.fortinet.com/products/fortiap/220B.html [Akses: Oktober 2012 ]

Situs Fortinet, Inc. 2012. Fortinet Technical Documentation. [online]. Tersedia:

http://docs.fortinet.com/fgt_qsg-high.html [Akses: Oktober 2012 ]

STIKOM