TINJAUAN KINERJA INLET JALAN UNTUK MENGURANGI GENANGAN AKIBAT LIMPASAN HUJAN ( Studi Kasus: Model Inlet Persegi Panjang di Bahu Jalan dengan Hambatan Rumput )

TUGAS AKHIR
TINJAUAN KINERJA INLET JALAN UNTUK MENGURANGI
GENANGAN AKIBAT LIMPASAN HUJAN
( Studi Kasus: Model Inlet Persegi Panjang di Bahu Jalan dengan Hambatan
Rumput )

Disusun Oleh :
MUHAMAD SUDIMAN
20120110161

JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i
Lembar Pengesahan ........................................................................................ ii
Persembahan ................................................................................................... iii
Motto ................................................................................................................ iv

Kata Pengantar ................................................................................................ v
Daftar Isi .......................................................................................................... vii
Daftar Gambar .................................................................................................. ix
Daftar Tabel .................................................................................................... x
Daftar Lampiran .............................................................................................. xi
Abstrak ............................................................................................................ xii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 2
D Manfaat Penelitian ........................................................................ 3
E. Batasan Penelitian ........................................................................ 3
F. Keaslian Penelitian........................................................................ 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Street Inlet ................................................................................. 5
B. Drainase Jalan ............................................................................ 6

C. Intensitas Hujan dan Evaluasi Kinerja Simulator Hujan ........... 7

BAB III LANDASAN TEORI
A. Pengertian Hidrologi ................................................................... 8
B. Intensitas Hujan ........................................................................... 9
C. Limpasan ..................................................................................... 11
D. Pengertian Koefisien Limpasan ................................................... 11
vii

E. Klasifikasi Jlan Raya .................................................................... 12
F. Pengertian Street Inlet ................................................................... 15
G. Pengertian Saluran Drainase ........................................................ 15
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Tahapan Penelitian ...................................................................... 18
B. Lokasi Penelitian ......................................................................... 19
C. Alat dan Bahan ............................................................................ 19
D. Desain Model Simulator Hujan ................................................... 25
E. Tahapan Pembuatan Alat Street Inlet .......................................... 27
F. Tahapan Pengujian Inlet .............................................................. 28
G. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 29


BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Intensitas Hujan ........................................................................... 31
B. Debit Limpasan ........................................................................... 35
C. Volume Genangan ...................................................................... 38
D. Hubungan Volume Genangan dan Debit Limpasan ..................... 41
E. Koefisien Limpasan .................................................................... 43

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 46
B. Saran ............................................................................................ 47

Daftar Pustaka ................................................................................................. xiii
Lampiran

viii

ABSTRAK
Kondisi curah hujan yang tinggi khususnya negara tropis sering
menyebabkan terjadinya banjir atau genangan di ruas-ruas jalan, terutama jalan

perkotaan. Terjadinya genangan air pada ruas jalan dikarenakan aliran air
terhambat untuk masuk kedalam drainase. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa desain inlet pada saluran drainase jalan raya yang tidak sesuai dengan
kondisi dilapangan. Seharusnya jarak antar inlet, dimensi, dan jenis inlet
disesuaikan dengan debit air hujan dan lebar jalan yang ada. Street Inlet ini
merupakan lubang di sisi-sisi jalan yang berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan yang berada di sepanjang jalan menuju ke
dalam saluran drainase. Sesuai dengan kondisi dan penempatan saluran serta
fungsi jalan yang ada, maka pada jenis penggunaan saluran terbuka, tidak
diperlukan street inlet, karena ambang saluran yang ada merupakan bukaan
bebas.
Penelitian dilakukan pada sebuah prototype yang menggambarkan
kondisi ruas jalan raya dengan modifikasi street inlet seperti kondisi di lapangan.
Metode analisis debit limpasan permukaan di gunaan metode rasional, analisis
dimensi inlet di gunakan kaidah hidrolika yang berlaku. Adapun data input yang
di gunakan ialah data curah hujan, jenis jalan, jenis inlet street, limpasan hujan
atau genangan, kondisi saluran drainase, regresi linier. Penelitian ini membahas
tentang kinerja inlet jalan untuk mengurangi genangan akibat limpasan hujan
(dengan model street inlet persegi panjang di bahu jalan). Pada penelitian yang
dilakukan jenis inlet yang akan di gunakan ialah gutter inlet yang mempunyai

bukaan horizontal.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa intensitas hujan rata rata yang di
hasilkan dari pengujian hujan alternatif 1 dengan variasi pertama yaitu 37,16
mm/jam, variasi kedua 35,98 mm/jam dan ketiga 37,51 mm/jam. Untuk pengujian
hujan alternatif 2 variasi pertama yaitu 34,49 mm/jam, variasi kedua 33,76
mm/jam dan variasi ketiga 34,26 mm/jam. Untuk volume genangan tertinggi
terjadi pada 1 lubang inlet dengan hujan alternatif 1 pada menit ke-24yaitu 2,46
liter dan alternatif hujan 2 pada menit ke-30 yaitu 1,32 liter . Nilai debit limpasan
puncak terbesar dengan hujan alternatif 1 berada pada 3 lubang inlet menit ke-30
yaitu 3,13 liter/menit sedangkan pada hujan alternatif 2 debit limpasan puncak
pada menit ke-30 yaitu 3,07 liter/menit. koefisien limpasan rata rata yang di
hasilkan dari pengujian hujan alternatif 1 dengan variasi pertama yaitu 0,73 ,
variasi kedua 0,79 dan ketiga 0,79. Untuk pengujian hujan alternatif 2 variasi
pertama yaitu 0,72, variasi kedua 0,79 dan variasi ketiga 0,83

Kata kunci : Street Inlet, Genangan, Limpasan, Intensitas Hujan

xii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis sehingga mempunyai dua musim yaitu
musim kemarau dan musim hujan. Hal ini menyebabkan Indonesia mempunyai
curah hujan yang tinggi, bisa dilihat dengan keberadaan lautan yang cukup luas
yang mengindikasikan adanya proses penguapan sehingga mempercepat
terjadinya hujan.
Kondisi curah hujan yang tinggi ini sering menyebabkan terjadinya banjir
atau genangan di ruas-ruas jalan, terutama jalan perkotaan. Adapun penyebab dari
genangan tersebut dapat bermacam – macam, diantaranya curah hujan yang
tinggi, peningkatan lapisan yang tidak tembus air, kapasitas saluran drainase yang
tidak memadai, desain inlet yang tidak sesuai (Suharyanto, 2006). Berdasarkan
pengamatan, terjadinya genangan air pada ruas jalan dikarenakan aliran air
terhambat untuk masuk ke badan saluran drainase. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa desain inlet pada saluran drainase jalan raya yang tidak sesuai
dengan kondisi di lapangan. Seharusnya jarak antar inlet, dimensi, dan jenis inlet
yang digunakan disesuaikan dengan debit air hujan dan lebar jalan yang ada.
Ada dua variabel desain yang perlu dilakukan yaitu jenis dan dimensi inlet
serta jumlah inlet (Nicklow dan Hellman dalam Suharyanto, 2004). Pada
umumnya saluran drainase jalan terletak disamping kiri dan atau kanan sepanjang

jalan. Air hujan yang turun di jalan raya akan masuk ke saluran drainase melalui
inlet atau yang dikenal dengan nama street inlet. Agar debit air hujan dapat masuk
kedalam saluran drainase dengan lancar, maka di perlukan bentuk dan letak inlet
yang tepat.
Street Inlet ini merupakan lubang di sisi-sisi jalan yang berfungsi untuk
menampung dan menyalurkan limpasan air hujan yang berada di sepanjang jalan
menuju ke dalam saluran drainase. Sesuai dengan kondisi dan penempatan saluran
serta fungsi jalan yang ada, maka pada jenis penggunaan saluran terbuka, tidak
diperlukan street inlet, karena ambang saluran yang ada merupakan bukaan bebas.
1

2

Perlengkapan street inlet mempunyai ketentuan – ketentuan diantaranya,
ditempatkan pada daerah yang rendah dimana limpasan air hujan menuju ke arah
tersebut. Air yang masuk melalui street inlet ini harus dapat secepatnya masuk ke
dalam saluran drainase serta jumlah inlet yang harus cukup agar dapat menangkap
limpasan air hujan pada jalan yang bersangkutan.
Penelitian dilakukan pada sebuah prototype yang menggambarkan kondisi
ruas jalan raya dengan modifikasi street inlet seperti kondisi di lapangan. Metode

analisis debit limpasan permukaan digunakan metode rasional. Adapun data input
yang digunakan ialah data curah hujan, jenis jalan, jenis inlet street, limpasan
hujan atau genangan. Dalam kasus ini, penelitian dilakukan untuk jalan kolektor
yang mana akan dikaji dalam bentuk prototype berdasarkan kondisi di lapangan
pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah tugas akhir
ini adalah sebagai berikut:
1. Berapakah besar Intensitas hujan yang dihasilkan dari alat simulator hujan ?
2. Berapakah besar debit yang masuk ke street inlet dari beberapa variasi uji
intensitas hujan?
3. Berapakah tinggi genangan air yang menggenang pada ruas jalan?
4. Berapakah nilai koefisien limpasan yang dihasilkan dari alat uji?
C. Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan di lakukanya penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan nilai intensitas hujan dari tinggi curah hujan pada ruas jalan.
2. Melakukan pengujian perbandingan nilai debit limpasan terhadap jumlah inlet
street yang sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.


3

3. Mengetahui pengaruh inlet street terhadap volume atau tinggi genangan pada
ruas jalan yang ada.
4. Menentukan nilai koefisien limpasan yang sesuai dengan tipe daerah aliran.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat di peroleh dari penelitian ini antara lain sebagai
berikut:
1.

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan masukan
dan solusi terhadap fenomena banjir pada ruas jalan yang ada dan
mendapatkan desain inlet yang sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.

2.

Dari hasil penelitian yang di lakukan dapat digunaakan sebagai bahan acuan
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan , dan dapat digunakan sebagai
bahan kajian untuk penelitian yang akan datang.
E. Batasan Masalah

Penelitian ini dipengaruhi oleh berbagai macam parameter. Oleh karena

itu, agar penelitian ini berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka dibuat
batasan-batasan masalah guna membatasi ruang lingkup penelitian, antara lain:
1. Penelitian ini dilakukan dengan membuat prototype yang sesuai seperti
kondisi di lapangan. Adapun ukurannya yaitu 200cm x 120cm dengan
ketinggian prototype tersebut setinggi 100 cm.
2. Sumber air hujan merupakan air hujan buatan yang berasal dari Laboratorium
Rekayasa Lingkungan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sumber air
ini menggunakan tekanan pompa air sehingga air dapat naik mencapai
ketinggian 5 meter yang kemudian air akan mengalir melalui nozzel yang telah
ditempatkan diatas yang siap menghujani prototype tersebut.
3. Dalam penelitian ini digunakan pemodelan inlet dengan hambatan rumput.

4

F. Keaslian Penelitian
Berdasarkan pengetahuan penulis, penelitian dengan judul “Tinjauan
kinerja inlet jalan untuk mengurangi genangan akibat limpasan hujan (dengan
model street inlet persegi panjang di bahu jalan)”, belum pernah dilakukan oleh

peneliti

sebelumnya. Akan tetapi terdapat penelitian yang relevan dengan

penelitian ”Desain Street Inlet Berdasarkan Geometri Jalan”, yang diteliti oleh
Agus Suharyanto, (Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya,
2006).

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Street Inlet
“Desain Street Inlet Berdasarkan Geometri Jalan Raya (studi kasus jalan
ruas Sukarno-Hatta, Malang, Jawa Timur)” oleh Suharyanto (2006). Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui jarak, dimensi, dan jenis inlet yang digunakan
yang sesuai dengan kondisi lebar jalan dan curah hujan yang ada. Data input yang
digunakan ialah data curah hujan, penggunaan lahan, lebar jalan, geometri jalan,
dan jenis lapisan atas jalan. Penelitian ini dilakukan pada sebuah ruas jalan
dengan panjang 3,8 km. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Dimensi inlet untuk drainase jalan raya tergantung pada alinyemen
vertikal jalan.
2. Untuk jenis grate inlet, dimensi tergantung dari kemiringan bahu jalan.
3. Jarak antar inlet ditentukan oleh dimensi jalan (lebar dan panjang
jalan) yang ditinjau.
4. Dari hasil perhitungan, diperoleh dimensi inlet untuk jenis curb
opening inlet 8 x 10 cm dengan kemiringan memanjang jalan 0,00175,
kemiringan bahu jalan 0,0211, jarak inlet 25 m, dan luas daerah 900
m2. Untuk kemiringan memanjang jalan 0.05179 (yang terbesar),
diperoleh dimensi inlet 70 x 35 cm.
5. Untuk jenis grate inlet, dengan kemiringan memanjang jalan 0,00175,
kemiringan bahu jalan 0,0211, jarak inlet 25 m, dan luas daerah 900
m.
B. Drainase Jalan
“Studi Permasalahan Drainase Jalan (Saluran Samping) Dilokasi Jalan
Demang Lebar Daun Sepanjang 3900 m (Lingkaran Sma Negeri 10 S.D Simpang
Polda)” oleh Syapawi (2013) melakukan penelitian tentang Studi Permasalahan
Drainase Jalan (Saluran Samping) Dilokasi Jalan Demang Lebar Daun Sepanjang
3900 m (Lingkaran Sma Negeri 10 S.D Simpang Polda).

5

6

Tujuan dari penelitian ini adalah mengindentifikasi permasalahan drainase
(saluran samping) sepanjang jalan Demang Lebar Daun. Maksud dari studi ini
adalah memberikan gambaran permasalahan drainase yang pada akhirnya
diperoleh suatu solusi perbaikan, dari hasil studi dapat dimanfaatkan oleh
Pemerintah khususnya Pemerintah Kota Palembang, dalam rangka perbaikan jalan
drainase. Hasil pengamatan dan hasil studi bahwa hampir semua drainase yang
sudah tersumbat akibat sampah dan sedimen. Drainase dibawah trotoar yang tidak
memiliki inlet sehingga air menggenang pada badan jalan. Penelitian tersebut
menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Drainase (saluran samping) jalan yang ada dijalan Demang Lebar
Daun merupakan drainase yang bermasalah lebih kurang 80% saluran
drainase tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Permasalahan yang ada pada lokasi jalan Demang Lebar Daun, adalah
:
a. Dimensi saluran yang tidak seragam, kontruksi bangunan tidak
jelas.
b. Kemiringan saluran drainas sudah tidak sesuai lagi karena terdapat
banyak sedimen.
c. Saluran drainase sebagian besar sudah tersumbat akibat sampah
dan sedimen.
d. Saluran drainase dibawah trotoaryang tidak memiliki inlet
sehingga air menggenang pada badan jalan.
e. Gorong-gorong yang sudah dipenuhi sampah dan sedimen.
f. Saluran drainase dibuat asal jadi.
g. Warga yang berjualan diatas saluran drainase membuang sampah
kedalam saluran drainase sehinga mengganggu aliran pada saluran.
h. Tanah longsor yang menutup saluran.
i. Tidak adanya koordinasi antar instansi terkait.
j. Kurangnya perhatian dari pemerintah dari pemerintah Kota
Palembang, khusus Dinas PU Bina Marga dalam hal pemeliharaan
bangunan drainase.

7

3. Sesuai dengan tujuan semoga studi kasus ini bermanfaat untuk
perbaikan sistem drainase dikota palembang khususnya dilokasi jalan
Demang Lebar Daun.

C. Intensitas Hujan dan Evaluasi Kinerja Simulator Hujan
“Pemodelan Hujan Skala Laboratorium Menggunakan Alat Simulator
Hujan Untuk Menentukan Intensitas Hujan” oleh Khakimurrahman (2016). Penelitian
ini menggunakan perbedaan jarak nozzle terhadap cawan yaitu jarak 4 m dan jarak

2,75 m (cawan pengujian diletakkan diatas box pengujian infiltrasi dan limpasan).
Setiap pengujian menggunakan jumlah nozzle yang berbeda yaitu 1, 3 dan 5 buah
nozzle dengan perbedaan variasi tekanan (10 Psi, 15 Psi dan 20 Psi) dan
perbedaan perilaku terhadap stopkran (buka penuh dan buka setengah), dengan
durasi hujan setiap pengujian yaitu 5 menit. Penelitian tersebut menghasilkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai variasi intensitas yang dihasilkan dari simulator hujan yaitu:
Pada jarak nozzle terhadap cawan 2,75 m nilai intensitasnya cenderung
lebih besar dari pada jarak nozzle terhadap cawan 4 m. Semakin besar
tekanan air nilai intensitasnya cenderung semakin kecil. Sedangkan
semakin banyak jumlah nozzle

yang digunakan nilai intensitasnya

juga bertambah besar (nilai intensitas 5 nozzle > 3 nozzle > 1 nozzle).
Dari intensitas hujan yang terjadi masuk kedalam kriteria hujan sangat
lebat.
2. Dari hasil intensitas hujan dilakukan evaluasi terhadap kinerja
simulator hujan menggunakan koefisien keseragaman (CU). Dari hasil
nilai CU semua pengujian didapat nilai CU tertinggi 79,79% (kondisi
jarak nozzle 4 m, 1 nozzle, 33,5 Psi), dengan kriteria cukup dan nilai
CU terendah 43,59% (kondisi jarak nozzle 2,75 m, 1 nozzle, 21,5 Psi),
dengan kriteria tidak layak.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Street Inlet
“Desain Street Inlet Berdasarkan Geometri Jalan Raya (studi kasus jalan
ruas Sukarno-Hatta, Malang, Jawa Timur)” oleh Suharyanto (2006). Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui jarak, dimensi, dan jenis inlet yang digunakan
yang sesuai dengan kondisi lebar jalan dan curah hujan yang ada. Data input yang
digunakan ialah data curah hujan, penggunaan lahan, lebar jalan, geometri jalan,
dan jenis lapisan atas jalan. Penelitian ini dilakukan pada sebuah ruas jalan
dengan panjang 3,8 km. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Dimensi inlet untuk drainase jalan raya tergantung pada alinyemen
vertikal jalan.
2. Untuk jenis grate inlet, dimensi tergantung dari kemiringan bahu jalan.
3. Jarak antar inlet ditentukan oleh dimensi jalan (lebar dan panjang
jalan) yang ditinjau.
4. Dari hasil perhitungan, diperoleh dimensi inlet untuk jenis curb
opening inlet 8 x 10 cm dengan kemiringan memanjang jalan 0,00175,
kemiringan bahu jalan 0,0211, jarak inlet 25 m, dan luas daerah 900
m2. Untuk kemiringan memanjang jalan 0.05179 (yang terbesar),
diperoleh dimensi inlet 70 x 35 cm.
5. Untuk jenis grate inlet, dengan kemiringan memanjang jalan 0,00175,
kemiringan bahu jalan 0,0211, jarak inlet 25 m, dan luas daerah 900
m.
B. Drainase Jalan
“Studi Permasalahan Drainase Jalan (Saluran Samping) Dilokasi Jalan
Demang Lebar Daun Sepanjang 3900 m (Lingkaran Sma Negeri 10 S.D Simpang
Polda)” oleh Syapawi (2013) melakukan penelitian tentang Studi Permasalahan
Drainase Jalan (Saluran Samping) Dilokasi Jalan Demang Lebar Daun Sepanjang
3900 m (Lingkaran Sma Negeri 10 S.D Simpang Polda).

5

6

Tujuan dari penelitian ini adalah mengindentifikasi permasalahan drainase
(saluran samping) sepanjang jalan Demang Lebar Daun. Maksud dari studi ini
adalah memberikan gambaran permasalahan drainase yang pada akhirnya
diperoleh suatu solusi perbaikan, dari hasil studi dapat dimanfaatkan oleh
Pemerintah khususnya Pemerintah Kota Palembang, dalam rangka perbaikan jalan
drainase. Hasil pengamatan dan hasil studi bahwa hampir semua drainase yang
sudah tersumbat akibat sampah dan sedimen. Drainase dibawah trotoar yang tidak
memiliki inlet sehingga air menggenang pada badan jalan. Penelitian tersebut
menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Drainase (saluran samping) jalan yang ada dijalan Demang Lebar
Daun merupakan drainase yang bermasalah lebih kurang 80% saluran
drainase tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Permasalahan yang ada pada lokasi jalan Demang Lebar Daun, adalah
:
a. Dimensi saluran yang tidak seragam, kontruksi bangunan tidak
jelas.
b. Kemiringan saluran drainas sudah tidak sesuai lagi karena terdapat
banyak sedimen.
c. Saluran drainase sebagian besar sudah tersumbat akibat sampah
dan sedimen.
d. Saluran drainase dibawah trotoaryang tidak memiliki inlet
sehingga air menggenang pada badan jalan.
e. Gorong-gorong yang sudah dipenuhi sampah dan sedimen.
f. Saluran drainase dibuat asal jadi.
g. Warga yang berjualan diatas saluran drainase membuang sampah
kedalam saluran drainase sehinga mengganggu aliran pada saluran.
h. Tanah longsor yang menutup saluran.
i. Tidak adanya koordinasi antar instansi terkait.
j. Kurangnya perhatian dari pemerintah dari pemerintah Kota
Palembang, khusus Dinas PU Bina Marga dalam hal pemeliharaan
bangunan drainase.

7

3. Sesuai dengan tujuan semoga studi kasus ini bermanfaat untuk
perbaikan sistem drainase dikota palembang khususnya dilokasi jalan
Demang Lebar Daun.

C. Intensitas Hujan dan Evaluasi Kinerja Simulator Hujan
“Pemodelan Hujan Skala Laboratorium Menggunakan Alat Simulator
Hujan Untuk Menentukan Intensitas Hujan” oleh Khakimurrahman (2016). Penelitian
ini menggunakan perbedaan jarak nozzle terhadap cawan yaitu jarak 4 m dan jarak

2,75 m (cawan pengujian diletakkan diatas box pengujian infiltrasi dan limpasan).
Setiap pengujian menggunakan jumlah nozzle yang berbeda yaitu 1, 3 dan 5 buah
nozzle dengan perbedaan variasi tekanan (10 Psi, 15 Psi dan 20 Psi) dan
perbedaan perilaku terhadap stopkran (buka penuh dan buka setengah), dengan
durasi hujan setiap pengujian yaitu 5 menit. Penelitian tersebut menghasilkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai variasi intensitas yang dihasilkan dari simulator hujan yaitu:
Pada jarak nozzle terhadap cawan 2,75 m nilai intensitasnya cenderung
lebih besar dari pada jarak nozzle terhadap cawan 4 m. Semakin besar
tekanan air nilai intensitasnya cenderung semakin kecil. Sedangkan
semakin banyak jumlah nozzle

yang digunakan nilai intensitasnya

juga bertambah besar (nilai intensitas 5 nozzle > 3 nozzle > 1 nozzle).
Dari intensitas hujan yang terjadi masuk kedalam kriteria hujan sangat
lebat.
2. Dari hasil intensitas hujan dilakukan evaluasi terhadap kinerja
simulator hujan menggunakan koefisien keseragaman (CU). Dari hasil
nilai CU semua pengujian didapat nilai CU tertinggi 79,79% (kondisi
jarak nozzle 4 m, 1 nozzle, 33,5 Psi), dengan kriteria cukup dan nilai
CU terendah 43,59% (kondisi jarak nozzle 2,75 m, 1 nozzle, 21,5 Psi),
dengan kriteria tidak layak.

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tahapan Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan
skema berikut:
Mulai

Rumusan masalah

Studi pustaka

Desain pengujian street inlet
Simulator
hujan
Survey alat dan bahan street inlet

Persiapan alat uji:
Pembuatan model street inlet

Percobaan alat uji

Pengujian alat uji

Rekapitulasi data

Analisis dan hitungan

Selesai
Gambar 4.1. Bagan alir tahapan penelitian.

18

19

B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Keairan dan Lingkungan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kasihan, Bantul.

C. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan:
a. Simulator hujan:
Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah seperangkat simulator
hujan. Tujuannya adalah untuk menggerakan hujan buatan dengan
skala laboratorium dan untuk melihat siklus hidrologi dalam skala
kecil. Komponen dari Peralatan ini adalah :
1) Nozzle, yang berfungsi mengatur jumlah besarnya butiran
hujan yang jatuh,, nozzle yang digunakan 5 buah
2) Kerangka besi, yang berfungsi sebagai penampang nozzle yang
berukuran 3 m x 3 m x 4 m.
3) Pompa air, berfungsi sebagai penggerak air, pompa yang
dipakai adalah merk New Shimizu PS 128 BT dengan
spesifikasi panjang pipa hisap 9 m, daya output motor 125 W,
daya dorong max. 33 m.
4) Pipa, sebagi tempat mengalirkan dan menyalurkan air.Pipa
yang digunakan pvc ½ inch.
5) Klep foot pompa, letaknya berada di ujung pipa 1 inch dan
harus terendam di dalam air dan berfungsi agar jalur rentang
pipa antara sumur dan pompa (jalur pipa hisap),tetap terisi air.
6) Box kontainer kapasitas 150 liter, sebagai tempat menampung
air yang akan digunakan.
7) Terpal, berfungsi untuk menutup kerangka nozzle dan
menghalangi

masuknya

angin

yang

dapat

menggangu

keluarnya air hujan dari nozzle pada saat pengujian Terpal
yang dipakai ukuran 4 m x 5 m.

20

Gambar 4.2. Rangkaian simulator hujan (Khakimurrahman, 2016).

Gambar 4.3. Rangkaian pompa air (Khakimurrahman, 2016).

21

Gambar 4.4. Rangkaian nozzle (Khakimurrahman, 2016).
b. Pada alat street inlet :
1) Kayu, digunakan sebagai rangka dari alat street inlet. Kayu
yang digunakan yaitu kayu kelapa.
2) Triplek, pada alat street inlet triplek digunakan sebagi jalan.
3) Akrilik, sebagai tempat menampung air yang masuk dari inlet
atau sebagai saluran drainase.
4) Cat, digunakan agar alat terlihat seperti asli.
5) Paku, di gunakan sebagai penyambung kayu yang akan di
pasang
c. Pada pengujian inlet :
1) Mistar, digunakan untuk mengukur tinggi dan lebar genangan
yang ada di bahu dan trotoar jalan

Gambar 4.5. Mistar

22

2) Cawan, berfungsi untuk mengetahui intensitas hujan pada saat
pengujian.

Gambar 4.6. Cawan
3) Box, berfungsi sebagai penampung air limpasan

Gambar 4.7. Box

23

4) Gelas ukur 1000 ml, digunakan untuk mengukur air yang
terdapat di cawan dan di box.

Gambar 4.8. Gelas ukur

5) Timbangan digital, digunakan untuk mengetahui air yang ada
di dalam cawan.

Gambar 4.9. Timbangan digital

24

6) Stopwatch, digunakan untuk menentukan waktu pengujian.

Gambar 4.10. Stopwatch
7) Plastisin, berfungsi sebagai menutup celah-celah yang ada di
sambungan trotoar dan bahu jalan.

Gambar 4.11. Plastisin

25

D. Desain Model Street Inlet
Model street inlet menggunakan ukuran 200 cm x 120 cm x 120 cm
dengan kemiringan pada jalan 3% dan bahu jalan 2%. Skala yang dipakai yaitu
1:5. Pada alat street inlet terdapat 3 lubang yaitu ditrotoar dan bahu jalan, jarak
antar inlet 55 cm. Bentuk inlet yang digunakan bentuk inlet kotak dan bulat, yang
nantinya akan digunakan di trotoar dan bahu jalan. Hambatan yang digunakan
adalah rumput. Pada pengujian ini memakai alat simulat or hujan, hujan yang
dipakai hujan lebat dan sedang. Model pengujian ini dibuat dengan denah yang
diberikan dalam Gambar 4.12 dan Gambar 4.13.

Gambar 4.12. Rangka alat uji

26

Gambar 4.13. Rangka jalan alat uji

Gambar 4.14. Alat street inlet

27

E. Tahapan Pembuatan Alat Street Inlet
Tahapan pembuatan alat street inlet digambarkan dengan skema berikut:

Mulai

Studi Pustaka

Persiapan Alat dan Bahan

Pembuatan Model Street Inlet

Pengujian Awal
Terhadap Model
Street Inlet

Tidak
Berfungsi

Berfungsi
Pelaksanaan pengujian

Selesai
Gambar 4.15. Bagan alir pembuatan alat

28

F. Tahapan Pengujian Inlet
Tahapan pengujian inlet digambarkan dengan skema sebagai berikut :

Mulai
Memasang bentuk inlet kotak atau bulat
Merapikan alat pengujian

Menempatkan cawan dan box yang akan
menampung air hujan
Mengatur nozzle, hujan yang akan dipakai
hujan lebat dan sedang

Hidupkan alat simulator hujan

Mengatur stopwatch, per 3 menit dari 30 menit

Mengukur tinggi dan lebar genangan yang ada di
bahu jalan

Pengambilan air hujan yang ada di cawan dan box
Mengukur dan menimbang air hujan yang ada di cawan dan box
Pengambilan Data

Selesai
Gambar 4.16. Bagan alir pengujian inlet

29

G. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 juni 2016 ,pengujian ini terbagi
atas dua yaitu hujan lebat dan sedang. Pengujian dilakukan selama 30 menit per 3
menitnya. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Sebelum pengujian dilaksanakan pastikan rangkaian pompa dan alat street
inlet telah terrangkai dan terpasang dengan benar dan air untuk pengujian
stabil.
2. Lakukan percobaan alat uji terlebih dahulu atu testing guna mengetahui
kondisi hujan yang sesuai dengan hujan yang kita tetapkan.
3. Setelah hujan sesuai dengan yang kita inginkan, matikan pompa airnya,
selanjutnya memasang bentuk inlet yang akan digunakan.
4. Pasang hambatan yang akan digunakan di bahu jalan dengan rumput .
5. Menempatkan cawan dan box yang menampung air hujan pada posisi nya.

Gambar 4.17. Posisi cawan
6. Mengatur Stopwatch dengan interval 3 menit dari total waktu 30 menit.
7. Setelah semuanya sudah siap, hidupkan kembali alat simulator hujan.
Pengujian pun dilakukan.
8. Tunggu sampai 3 menit, selanjutnya mengukur tinggi dan lebar genangan
yang ada di bahu jalan, catat semua hasilnya.

30

Gambar 4.18 cara mengukur lebar dan tinggi genangan
9. Selanjutnya ambil cawan dan box, dan langsung menggantikan cawan dan
box tersebut.
10. Sebelum melakukan penimbangan dan pengukuran keringkan sisi luar
cawan dengan cara dilap menggunakan kanebo.
11. Timbang cawan, kurangkan berat cawan terisi air dengan berat cawan
kosong untuk mengetahui berat air, catat semua hasil nya. Sedangkan, air
yang ada di box hanya diukur saja.
12. Pada saat waktu 30 menit matikan pompa. Ditunggu sampai air yang
menggenang di bahu jalan habis, dan biarkan waktu yang ada di stopwatch
trus berjalan.
13. Sesudah air yang menggenang di bahu jalan habis, stopkan stopwatch.
14. Lalu ambil box air yang menampung air genangan, catat hasilnya.
15. Selanjutnya lakukan tahapan yang sama pada pengujian berikutnya.

BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pengujian ini dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2016 dengan menggunakan
5 noozle sebagai hujan alternatif 1 sedangkan 3 noozle sebagai hujan alternatif 2.
Pada pengujian ini, dilakukan sebanyak 3 kali pengujian pada tiap jumlah lubang
inlet yang terpasang. Pada pengujian ini ada 3 macam variasi jumlah inlet, yang
pertama pengujian dengan menggunakan 1 inlet, yang kedua menggunakan 2 inlet
dan selanjutnya menggunakan 3 inlet pada alat street inlet.
A. Intensitas Hujan
Pengujian pada saat alternatif hujan 1 dan alternatif hujan 2, masingmasing dilakukan 3 kali pengujian. Pada interval waktu 3 menit dalam total waktu
30 menit untuk 1 tahapan pengujian.
1. Perhitungan Intensitas Hujan
Rumus yang digunakan untuk menghitung intensitas hujan sebagai
berikut:

I
d

d
t

……………………………….. (5.1)

V
A

……………………………….. (5.2)

Dengan:
I

= Intensitas hujan (mm/menit)

d

= Tinggi Hujan (mm)

t

= Waktu (menit)

V

= Volume hujan dalam penampang (mm³)

A

= Luas penampang hujan (mm²)

Untuk menentukan volume hujan dalam suatu penampang menggunakan
cara mencari massa air dalam penampang terlebih dahulu dengan rumus sebagai
berikut:
M. Air = Mt – Mc

………………………… (5.3)
31

32

Dengan:
M. Air = Massa Air (gr)
Mt

= Massa Cawan+Berat Air (gr)

Mc

= Massa Cawan (gr)

Rumus untuk menghitung volume hujan dalam penampang sebagai
berikut:
V = M.air / ρ

........................................ (5.4)

Dengan:
V

= Volume hujan dalam penampang (mm³)

M. air

= Massa air (gr)

ρ air bersih

= 1000 kg/m³ = 0,001 gr/mm³

Rumus untuk menghitung tinggi hujan sebagai berikut:
d=V/A

………………………… (5.5)

Dengan:
d

= Tinggi hujan (mm)

V

= Volume hujan dalam penampang (mm³)

A

= Luas penampang (mm²)
A = 1/4.Ԉ.D² = 9386,53 mm², dengan D = 109,3 mm.

Setelah tinggi hujan diketahui selanjutnya menghitung intensitas hujan
dengan durasi hujan t = 3 menit. Untuk hasil selengkapnya bisa dilihat pada
Lampiran 1.
2. Hasil Penelitian Intensitas Hujan
Penelitian intensitas hujan yang dilakukan di laboratorium telah
mendapatkan hasil sebagai berikut :


Hujan Alternatif 1
Hasil pengujian pertama intensitas hujan disajikan pada Tabel 5.1 dan
digambarkan pada Gambar 5.1.

33

Tabel 5.1. Hasil intensitas hujan alternatif 1 pada variasi 1 (1 inlet)
Intensitas Hujan
(mm/menit)

No
Pengujian

Cawan 1

Cawan 2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata-rata

1,70
1,74
1,74
1,86
2,11
1,83
1,93
1,90
1,99
2,02
1,88

1,83
2,01
2,01
1,91
1,74
1,75
1,81
1,74
1,78
1,75
1,83

Intensitas Hujan

Intensitas Hujan

Rata-rata
(mm/menit)
1,76
1,88
1,88
1,88
1,93
1,79
1,87
1,82
1,89
1,88
1,86

Rata-rata
(mm/jam)
35,30
37,54
37,54
37,68
38,53
35,87
37,39
36,44
37,71
37,64
37,16

2,50
2,25

Intensitas (mm/menit)

2,00
1,75
1,50
1,25
Cawan 1
1,00

Cawan 2

0,75
0,50
0,25
0,00
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Urutan Pengujian



Gambar 5.1. Grafik intensitas hujan alternatif 1 pada variasi 1 (1 inlet)
Hujan Alternatif 2
Hasil pengujian pertama intensitas hujan disajikan pada Tabel 5.2 dan
digambarkan pada Gambar 5.2.

34

Tabel 5.2. Hasil intensitas hujan alternatif 2 pada variasi 1 (1 inlet)
Intensitas Hujan
(mm/menit)

No
Pengujian

Cawan 1

Cawan 2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata-rata

1,67
1,75
1,74
1,77
1,82
1,74
1,79
1,83
1,87
1,79
1,78

1,56
1,63
1,66
1,68
1,69
1,70
1,70
1,70
1,71
1,68
1,67

Intensitas Hujan

Intensitas Hujan

Rata-rata
(mm/menit)
1,61
1,69
1,70
1,72
1,76
1,72
1,75
1,76
1,79
1,73
1,72

Rata-rata
(mm/jam)
32,28
33,81
33,98
34,48
35,12
34,45
34,98
35,26
35,87
34,70
34,49

2,50
2,25

Intensitas (mm/menit)

2,00
1,75
1,50
1,25
Cawan 1
1,00

Cawan 2

0,75
0,50
0,25
0,00
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Urutan Pengujian

Gambar 5.2. Grafik intensitas hujan alternatif 2 pada variasi 1 (1 inlet)

35

Dari Tabel 5.1 dan Tabel 5.2 hasil nilai intensitas hujan rata-rata untuk
variasi 1 (1 inlet) pada hujan alternatif 1 yaitu 35,30 mm/jam, dan hujan alternatif
2 yaitu 32,28 mm/jam. Dari hasil tersebut intensitas hujan yang terjadi masuk
kedalam kriteria hujan sangat lebat.
Dari Gambar 5.1 dan 5.2 dapat dilihat bahwa intensitas pada cawan 1 lebih
dominan dibandingkan dengan intensitas pada cawan 2. Hal ini disebabkan
banyak faktor antara lain perilaku nozzle, tekanan mesin pompa air, dan debit air
yang keluar dari tandon. Semakin banyak jumlah nozzel yang di gunakan nilai
intensitasnya juga bertambah besar besar (nilai intensitas 5 nozzle > 3 nozzle).
Untuk tabel hasil pengujian selengkapnya dapat di lihat pada lampiran 5.

B. Debit Limpasan
Pada pengujian ini dilakukakan pengujian sebanyak 3 kali untuk hujan
alternatif 1 dan hujan alternatif 2. Pada pengujian pertama telah dipasang lubang
inlet dengan jumlah 1 lubang, kemudian setelah itu dipasang 2 lubang, dan
selanjutnya dipasang dengan menggunakan 3 lubang. Dimana pada masing –
masing pengujian tersebut dihitung dalam interval waktu 3 menit selama kurun
waktu 30 menit. Rumus yang digunakan untuk menghitung debit limpasan
sebagai berikut:

Q

V
t

………………………… (5.6)

Dengan:
Q

= Debit Limpasan (liter/menit)

V

= Volume Limpasan (liter)

t

= Waktu (menit)

Hasil hubungan antara waktu dengan debit limpasan pada 1 lubang inlet, 2
lubang inlet dan 3 lubang inlet dengan bentuk persegi panjang adalah sebagai
berikut:

36



Hujan Alternatif 1
Tabel 5.3. Hasil analisis nilai debit limpasan pada hujan alternatif 1
Waktu
(menit)
0
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30
33
36

1 Inlet
0
2,47
2,67
2,70
2,70
2,77
2,73
2,77
2,80
2,83
2,83
0,81
0,13

Debit Limpasan (liter/menit)
2 Inlet
0
2,50
2,67
2,77
2,80
2,87
2,87
2,93
3,00
3,07
3,07
0,87
0,14

3 Inlet
0
2,63
2,87
2,93
2,93
2,97
3,00
3,07
3,10
3,10
3,13
1,07
0,19

4
3,5

Debit (liter/menit)

3
2,5
2

1 Inlet
2 Inlet

1,5

3 Inlet
1
0,5
0
0

3

6

9

12

15

18

21

24

27

30

33

36

waktu (menit)

Gambar 5.3. Grafik debit limpasan pada hujan alternatif 1

37



Hujan Alternatif 2
Tabel 5.4. Hasil analisis nilai debit limpasan pada hujan alternatif 2
Waktu
(menit)
0
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30
33
36

Debit Limpasan (liter/menit)
1 Inlet
2 Inlet
3 Inlet
0
0
0
2,27
2,33
2,33
2,40
2,47
2,77
2,43
2,53
2,80
2,40
2,60
2,90
2,47
2,67
2,83
2,50
2,80
2,87
2,57
2,83
2,97
2,60
2,83
3,00
2,63
2,87
3,03
2,63
2,83
3,07
0,60
0,73
0,90
0,12
0,16
0,17

3,5

3

Debit (liter/menit)

2,5

2
1 Inlet
1,5
2 Inlet
1

3 Inlet

0,5

0
0

3

6

9

12

15

18

21

24

27

30

33

36

Waktu (menit)

Gambar 5.4. Grafik debit limpasan pada hujan alternatif 2

38

Dari data Gambar 5.3 dan Gambar 5.4 mendapatkan hasil debit tertinggi
pada saat hujan alternatif 1 yaitu 3,13 liter/menit dan saat hujan alternatif 2 yaitu
3,07 liter/menit. Pada saat pengujian terlihat dari grafik hidrograf laju debit
limpasan tidak konstan, hal ini di sebabkan volume hujan yang di aliri dari nozzel
pada alat simulator hujan saat pengujian sering berubah – ubah dan
mengakibatkan hujan tidak merata . Untuk tabel hasil debit limpasan pada setiap
pengujian selengkapnya dapat di lihat pada lampiran 2.
C. Volume Genangan
Pada pengujian pertama telah dipasang street inlet dengan jumlah 1
lubang, kemudian setelah itu dipasang 2 lubang, dan selanjutnya dipasang dengan
menggunakan 3 lubang. Dimana pada masing – masing pengujian tersebut
dihitung dalam waktu 3 menit dalam kurun waktu 30 menit. Rumus yang
digunakan untuk menghitung volume genangan sebagai berikut:
Volume Genangan = Luas Genangan x Lebar Jalan

………… (5.7)

Setelah mendapatkan hasil tinggi dan lebar genangan dari hasil
pengukuran, rumus yang igunakan untuk mengukur luas genangan sebagai
berikut:
Luas Genangan = ½ x a x t

........................................5.8)

Dengan:
a

= lebar genangan (mm)

t

= tinggi genangan (mm)

Dari hasil penelitian didapat volume genangan pada hujan alternatif 1 dan
hujan alternatif 2 sebagai berikut:

39

Tabel 5.5. Rincian volume genangan 1 lubang inlet untuk hujan alternatif 1



Hujan Alternatif 1
Tabel 5.6. Hasil volume genangan pada hujan alternatif 1
Waktu
(menit)
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

Volume Genangan (liter)
1 Inlet
2 Inlet
3 Inlet
1,40
1,21
1,00
1,41
1,22
1,03
1,39
1,20
1,03
1,41
1,27
1,06
1,41
1,30
1,03
1,43
1,31
1,02
1,44
1,31
1,03
1,46
1,34
1,06
1,45
1,34
1,05
1,45
1,34
1,06

40

1,60
1,40

Volume (liter)

1,20
1,00
0,80

1 Inlet
2 Inlet

0,60

3 Inlet
0,40
0,20
0,00
3

6

9

12

15

18

21

24

27

30

Waktu (menit)

Gambar 5.5. Grafik volume genangan pada hujan alternatif 1


Hujan Alternatif 2
Tabel 5.7. Hasil volume genangan pada hujan alternatif 2
Waktu
(menit)
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

1 Inlet
1,22
1,24
1,26
1,27
1,29
1,29
1,30
1,31
1,31
1,32

Volume Genangan (liter)
2 Inlet
3 Inlet
1,09
0,88
1,08
0,92
1,10
0,92
1,10
0,93
1,11
0,91
1,10
0,92
1,08
0,93
1,08
0,92
1,07
0,91
1,11
0,94

41

1,40

1,20

Volume (liter)

1,00

0,80

1 Inlet

0,60

2 Inlet
0,40
3 Inlet
0,20

0,00
3

6

9

12

15

18

21

24

27

30

Waktu (menit)

Gambar 5.6. Grafik volume genangan pada hujan alternatif 2

Pada Gambar 5.5 dan Gambar 5.6 menunjukan bahwa volume genangan
tertingi pada hujan yang di hasilkan dari alat simulator hujan terjadai pada jumlah
1 lubang inlet. Untuk hujan alternatif 1 pada menit ke 24 yaitu 1,46 liter dan untuk
hujan alternatif 2 pada menit ke 30 yaitu 1,32 liter. Dapat diamati bahwa grafik
volume genangan pada kondisi hujan alternatif 1 dan hujan alternatif 2 yang di
hasilkan dari alat simulator hujan dengan 1 lubang inlet,2 lubang inlet, 3 lubang
inlet menunjukan perbedaan. Dimana volume genangan dengan jumlah lubang 1
lubang inlet > 2 lubang inlet > 3 lubang inlet. Untuk tabel hasil volume genangan
pada setiap pengujian selengkapnya dapat di lihat pada lampiran 3.
D. Hubungan Volume Genangan dan Debit Limpasan Pada Jumlah Inlet
Dari data pengujian yang didapat bisa diamati bahwa jumlah lubang inlet
mempengaruhi jumlah debit limpasan dan volume genangan. Dari hasil penelitian

42

didapat hubungan antara volume genangan terhadap debit untuk setiap lubang
inlet pada hujan alternatif 1 dan hujan alternatif 2 sebagai berikut:


Hujan Alternatif 1

Tabel 5.8. Hubungan volume genangan dan debit limpasan pada hujan
alternatif 1



Hujan Alternatif 2

Tabel 5.9. Hubungan volume genangan dan debit limpasan pada hujan
alternatif 2

43

Dari Tabel 5.8 dan Gambar 5.9 dapat kita ketahui bahwa semakin banyak
jumlah lubang inlet yang di pasang maka debit limpasan semakin banyak,
peristiwa tersebut sangat berbanding terbalik apabila kita hubungkan dengan
volume genangan dengan kata lain semakin banyak jumlah inlet yang di pasang
justru akan mengurangi volume genanagan. Dikarenakan semakin banyak jumlah
inlet yang di pasang maka akan mempermudah air untuk masuk ke lubang inlet.
E. Koefisien Limpasan
Dalam menentukan nilai koefisien limpasan dapat di hitung menggunakan
metode rasional didasarkan pada persamaan sebagai berikut:
Q = 0,278.C.I.A ....................................(5.8)
Dengan:
Q : Debit puncak (liter/menit)
I : Intensitas hujan (mm/menit)
A :Luas daerah tangkapan (mm)
A = 2 m² = 2.10⁶ mm²
C :Koefisien aliran

Pada pengujian variasi pertama (1 inlet), variasi kedua (2 inlet) dan variasi
ketiga (3inlet) dengan hujan alternatif 1 dan hujan alternatif 2 didapatkan hasil
koefisien aliran sebagai berikut:


Hujan Alternatif 1
Contoh perhitungan koefisien limpasan dengan metode rasional yaitu:
Q = C.I,A
C = Q/(I.A)
= 2,47.10⁶/(1,76 x 2.10⁶)
= 0,70

44

Tabel 5.10. Hasil koefisien limpasan pada hujan alternatif 1
No
Pengujian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata-rata

Koefisien Limpasan
Variasi pertama
Variasi kedua Variasi ketiga
0,70
0,70
0,72
0,71
0,73
0,74
0,72
0,78
0,79
0,72
0,82
0,81
0,72
0,79
0,82
0,76
0,80
0,80
0,74
0,83
0,81
0,77
0,80
0,80
0,75
0,84
0,82
0,75
0,84
0,82
0,73
0,79
0,79

1,00
0,90
Koefisien Limpasan

0,80
0,70
0,60
0,50
Variasi 1
Variasi 2
Variasi 3

0,40
0,30
0,20
0,10
0,00
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Urutan Pengujian

Gambar 5.7. Grafik koefisien limpasan pada hujan alternatif 1

45



Hujan Alternatif 2
Tabel 5.11. Hasil koefisien limpasan pada hujan alternatif 2
No
Pengujian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata-rata

Koefisien Limpasan
Variasi pertama
Variasi kedua
Variasi ketiga
0,70
0,73
0,70
0,71
0,75
0,79
0,72
0,76
0,81
0,70
0,74
0,85
0,70
0,76
0,82
0,73
0,84
0,84
0,73
0,84
0,87
0,74
0,83
0,88
0,73
0,83
0,89
0,76
0,84
0,89
0,72
0,79
0,83

1,00
0,90
Koefisien Limpasan

0,80
0,70
0,60
0,50
Variasi 1
Variasi 2
Variasi 3

0,40
0,30
0,20
0,10
0,00
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Urutan Pengujian

Gambar 5.8. Grafik koefisien limpasan pada hujan alternatif 2

Pada Tabel 5.10 dan 5.11 dapat kita ketahuai bahwa koefisien limpasan
rata rata yang di hasilkan dari pengujian hujan alternatif 1 dengan variasi pertama
yaitu 0,73 , variasi kedua 0,79 dan ketiga 0,79. Untuk pengujian hujan alternatif 2
variasi pertama yaitu 0,72, variasi kedua 0,79 dan variasi ketiga 0,83. Hasil
koefisien ini menunjukan bahwa nilai koefisien limpasan sesuai dengan ketetapan
yang ada pada tabel koefisien pengaliran.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.

Pada hasil pengujian yang dilaksanakan, intensitas hujan pada setiap cawan
mengalami perbedaan. Hasil rata-rata intensitas pada cawan 1 lebih besar
dibandingkan dengan intensitas pada cawan 2. Pengujian hujan alternatif 1
yang menggunakan 5 nozzle lebih besar intensitas nya dibandingkan hujan
alternatif 2 dengan menggunakan 3 nozzle.

2.

Hubungan antara waktu dengan debit limpasan pada hujan alternatif 1 dan
hujan alternatif 2 menunjukan bahwa debit limpasan untuk 1 lubang inlet ,2
lubang inlet dan 3 lubang inlet tidak konstan. Dari data hasil pengujian debit
puncak terjadi pada menit ke 30 untuk hujan alternatif 1 yaitu 3,13 liter/menit
dan untuk hujan alternatif 2 yaitu 3,07 liter/menit.

3.

Pada hasil pengujian volume genangan, menunjukan bahwa volume
genangan tertingi pada hujan alternatif 1 terjadi pada jumlah 1 lubang inlet
pada menit ke-24 yaitu 1,46 liter dan untuk hujan alternatif 2 pada menit ke
30 yaitu 1,32 liter. Jadi hasil pengujian dengan 1 lubang inlet ,2 lubang inlet
,3 lubang inlet menunjukan adanya perbedaan. Dimana volume genangan
dengan jumlah lubang inlet 1 terjadi genangan lebih tinggi dari 2 lubang inlet.
Sedangkan 3 lubang inlet terjadi genangan lebih rendah dari 1 lubang inlet
dan 2 lubang inlet.

4.

Hubungan antara debit limpasan terhadap intensitas hujan dan luas daerah
tangkapan, bisa di amati bahwa nilai koefisien limpasan rata rata yang di
hasilkan dari pengujian hujan alternatif 1 dengan variasi pertama yaitu 0,73 ,
variasi kedua 0,79 dan ketiga 0,79. Untuk pengujian hujan alternatif 2 variasi
pertama yaitu 0,72, variasi kedua 0,79 dan variasi ketiga 0,83. Hal ini
menunjukan bahwa nilai koefisien limpasan sudah sesuai dengan ketetapan
koefisien pengaliran.
46

47

B. Saran
Untuk menyempurnakan hasil penelitian dan untuk mengembangkan
penelitian lebih lanjut, peneliti dapat menyarankan sebagai berikut :
1.

Bagi penelitian selanjutnya sebelum melakukan penelitian menggunakan alat
simulator hujan di laboratorium sebaiknya dilakukan pengujian awal untuk
mengetahui kerusakan dan kelemahan yang terjadi pada alat uji, sehingga
kerusakan dan kelemahan dapat diantisipasi terlebih dahulu.

2.

Bagi penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan nozzle yang lebih baik
lagi supaya mendapatkan hujan yang merata.

3.

Bagi penelitian selanjutnya dapat melakukan pengujian pada interval waktu
yang lebih lebih lama supaya bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

4.

Dalam penelitian ini sebaiknya peneliti diharapkan lebih teliti lagi dalam
proses pengambilan data.

DAFTAR PUSTAKA
Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Khakimurrahman, Rijal. 2016. Pemodelan hujan sekala laboratorium
menggunakan alat simulator hujan untuk menentukan intensitas hujan.
Jurusan teknik sipil, universitas muhammadiyah yogyakarta.
Nicklow,J.W. and Hellman,A.P, 2004. Optimal design of strom weater inlet for
hydroinformatics. vol.6,No.4,PP:240-257
Soemarto. C.D. 1995. Hidrologi Teknik. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Soemarto, 1987. Siklus Hidrologi. Tersedia di: https://bebasbanjir2025.
wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/siklus-hidrologi/, diakses tanggal
11 maret 2016.
Sosrodarsono, Suyono. 1978. Hidrologi untuk pengairan. Pradnya paramita.
Jakarta.
Subarkah, Imam. 1980. Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air. Idea
Dharma. Bandung.
Suharyanto, A. 2014, desain street inlet berdasarkan geometri jalan. Jurusan
teknik sipil, fakultas teknik. Universitas brawijay, Malang.
Sukirman, silvia. 1999. Perkerasan lentur jalan raya. Nova, Bandung.
Suripin. 2004. Drainasi perkotaan yang berkelanjutan. Andi, yogyakarta.
Syapawi, A. 2013. Studi permasalahan drainase jalan (saluran samping) di lokasi
jalan demang lebar dan sepanjang 3900 m (lingkaran SMA Negri 10
simpang polda
Triadmodjo, Bambang. 2008. Hidrologi terapan. Betta offset, yogyakarta.

xiii

Seminar Tugas Akhir
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

TINJAUAN KINERJA INLET JALAN UNTUK MENGURANGI GENANGAN AKIBAT
LIMPASAN HUJAN
(Studi Kasus : Model inlet persegi panjang di bahu jalan dengan hambatan rumput)
Muhamad Sudiman 1, Burhan Barid 2, Nursetiawan 3
1
Mahasiswa (NIM 20120110161) 2Dosen Pembimbing Tugas Akhir

INTISARI
Kondisi curah hujan yang tinggi khususnya negara tropis sering menyebabkan terjadinya
banjir atau genangan di ruas-ruas jalan, terutama jalan perkotaan. Terjadinya genangan air
pada ruas jalan dikarenakan aliran air terhambat untuk masuk kedalam drainase. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa desain inlet pada saluran drainase jalan raya yang tidak
sesuai dengan kondisi dilapangan. Seharusnya jarak antar inlet, dimensi, dan jenis inlet
disesuaikan dengan debit air hujan dan lebar jalan yang ada. Street Inlet ini merupakan lubang
di sisi-sisi jalan yang berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan yang
berada di sepanjang jalan menuju ke dalam saluran drainase. Sesuai dengan kondisi dan
penempatan saluran serta fungsi jalan yang ada, maka pada jenis penggunaan saluran terbuka,
tidak diperlukan street inlet, karena ambang saluran yang ada merupakan bukaan bebas.
Penelitian dilakukan pada sebuah prototype yang menggambarkan kondisi ruas jalan
raya dengan modifikasi street inlet seperti kondisi di lapangan. Metode analisis debit limpasan
permukaan di gunaan metode rasional, analisis dimensi inlet di gunakan kaidah hidrolika yang
berlaku. Adapun data input yang di gunakan ialah data curah hujan, jenis jalan, jenis inlet
street, limpasan hujan atau genangan, kondisi saluran drainase, regresi linier. Penelitian ini
membahas tentang kinerja inlet jalan untuk mengurangi genangan akibat limpasan hujan
(dengan model street inlet persegi panjang di bahu jalan). Pada penelitian yang dilakukan jenis
inlet yang akan di gunakan ialah gutter inlet yang mempunyai bukaan horizontal.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa koefisien rata rata pada pengujian 1 lubang inlet
dengan hujan alternatif 1 yaitu 0,73 dan hujan alternatif 2 yaitu 0,72. Untuk volume genangan
tertinggi terjadi pada 1 lubang inlet dengan menggunakan 5 nozzle pada menit ke-24 yaitu 1,46
liter dan 3 nozzle pada menit ke-30 yaitu 1,32 liter . Nilai debit limpasan puncak terbesar
dengan menggunakan 5 nozzle berada pada 3 lubang inlet menit ke-30 yaitu 3,13 liter/menit
sedangkan pada 3 nozzle debit limpasan puncak pada menit ke-30 yaitu 3,07 liter/menit.
Kata Kunci : Street Inlet, Genangan, Limpasan, Intensitas Hujan
¹Disampaikan pada Seminar Tugas Akhir
²Mahasiswa Juarusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
NIM:20120110161.
³Dosen Pembimbing I
4

Dosen Pembimbing II

Seminar Tugas Akhir
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

1.

A. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Pada saat musim hujan, sering terjadi
banjir atau genangan di ruas-ruas jalan
perkotaan. Penyebab genangan bisa
bermacam-macam, diantaranya curah
hujan yang tinggi, peningkatan lapisan
yang tidak tembus air, kapasitas saluran
drainase

Dokumen yang terkait

Analisis Hujan, Debit Puncak Limpasan dan Volume Genangan di Sekitar Jalan Meranti–Tanjung, Kampus IPB Darmaga Bogor

0 6 49

TINJAUAN KINERJA INLET JALAN UNTUK MENGURANGI GENANGAN AKIBAT LIMPASAN HUJAN ( Studi Kasus: Model Inlet Bulat di Bahu Jalan Dengan Hambatan Rumput )

0 3 12

TINJAUAN KINERJA INLET JALAN UNTUK MENGURANGI GENANGAN AKIBAT LIMPASAN HUJAN ( Studi Kasus: Model Inlet Bulat di Bahu Jalan Dengan Hambatan Rumput )

5 25 59

Tinjauan Kinerja Inlet Jalan Untuk Mengurangi Genangan Akibat Limpasan Hujan (Studi Kasus : Model inlet bulat di bahu jalan)

1 5 70

TINJAUAN KINERJA INLET JALAN UNTUK MENGURANGI GENANGAN AKIBAT LIMPASAN HUJAN (Studi Kasus : Model inlet persegi panjang di bahu jalan)

1 12 66

TINJAUAN KINERJA INLET JALAN UNTUK MENGURANGI GENANGAN AKIBAT LIMPASAN HUJAN (Studi Kasus : Model inlet persegi panjang pada trotoar jalan)

0 5 74

TINJAUAN KINERJA INLET JALAN UNTUK MENGURANGI GENANGAN AKIBAT LIMPASAN HUJAN (Studi Kasus dengan Menggunakan Model Inlet Persegi pada Trotoar Jalan dengan Hambatan Batu Kerikil)

1 7 60

TINJAUAN KINERJA INLET JALAN UNTUK MENGURANGI GENANGAN AKIBAT LIMPASAN HUJAN (Studi Kasus dengan Menggunakan Model Inlet Persegi Panjang pada Bahu Jalan dengan Hambatan Batu Kerikil)

0 6 63

TINJAUAN KINERJA INLET JALAN UNTUK MENGURANGI GENANGAN AKIBAT LIMPASAN HUJAN (Studi Kasus dengan Menggunakan Model Inlet Persegi Panjang pada Trotoar Jalan dengan Hambatan Rumput)

0 4 70

PENGARUH PANJANG PIPA INLET TERHADAP KINERJA PADA POMPA HIDRAM Pengaruh Panjang Pipa Inlet Terhadap Kinerja Pada Pompa Hidram.

1 6 19