PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA DASAR TEORI METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN TINJAUAN PUSTAKA

4

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain : a. Mendapatkan hubungan kapasitas kondensat dengan bilangan Reynolds fluida dingin. b. Mendapatkan hubungan koefisien perpindahan kalor dengan bilangan Reynolds fluida dingin. c. Mendapatkan hubungan kapasitas kondensat dengan daya pompa. d. Mendapatkan hubungan kapasitas kondensat dengan temperatur masukan fluida dingin. e. Mendapatkan hubungan daya pompa dengan temperatur masukan fluida dingin. f. Dapat mengetahui seberapa besar keefektifan sirip kondensor concentric tube ganda dipasang secara horizontal.

1.5 Sistematika Penulisan

Tugas Akhir ini disusun dalam enam bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

bab ini berisi tentang latar belakang, perumasan masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, sistematika penulisan, metode pelaksanaan dan manfaat penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang penelitian-penelitian. 5

BAB III DASAR TEORI

Bab ini berisi tentang alat penukar kalor, jenis-jenis dari alat penukar kalor, klasifikasi alat penukar kalor, kondensasi uap tunggal, faktor pengotoran, mekanisme fisik perpindahan kalor, koefisien perpindahan kalor menyeluruh, bilangan Reynolds kesetimbangan energi dan daya pompa.

BAB IV METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang diagram alir penelitian, bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian, alat-alat yang digunakan dalam penelitian dan tahap-tahap penelitian.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang data hasil penelitian, analisa perhitungan perpindahan panas berdasarkan konsep kesetimbangan panas dan pembahasan.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi berisi kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

1.6 Metode Penelitian

Dalam melakukan perancangan dan pembuatan alat pada Tugas Akhir ini menggunakan metode pelaksanaan sebagai berikut: 6 a. Metode Studi Pustaka Yakni dengan cara mencari referensi buku-buku penunjang yang berkaitan dengan perancangan alat tersebut, untuk melengkapi dasar teori dan data-data yang diperlukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. b. Metode Survei Lapangan Dengan cara mencari, mengamati dan memahami prinsip kerja alat-alat yang berhubungan dan diperlukan dalam perancangan alat tersebut serta mencatat spesifikasi alat-alat yang diamati untuk bahan pembanding. c. Metode Perancangan dan Perakitan Melakukan pembuatan sketsa gambar, perencanaan komponen, pembuatan komponen yang dibutuhkan, dilanjutkan perakitan serta finishing .

1.7 Manfaat Penelitian

Atas penelitian yang dilakukan diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut: a. Dapat mengetahui sejauh mana kinerja dari alat penukar kalor dengan model pipa konsentrik b. Dapat membantu industri kecil dalam pembuatan alat penyuling minyak yang sesuai dengan teori yang ada. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Yunianto dan Muhammad 2004, memaparkan bahwasanya untuk meningkatkan laju perpindahan panas dengan tetap mempertahankan luas permukaan pemindah panas pada kondensor pipa ganda diperlukan adanya peningkatan koefisien kondensasi. Ada beberapa cara untuk meningkatkan koefisien kondensasi pada kondensor, salah satunya dengan menambahkan elemen sisipan yaitu berupa kawat lilitan dalam pipa kondensor. Kawat yang digunakan berdiameter 1,8 mm. Kawat dipasang dalam pipa annulus pada kondensor dengan memvariasikan jarak antar lilitan pitch, yaitu 2 mm, 25 mm, dan 500 mm. Dari hasil pengujian didapatkan peningkatan efektifitas kondensor pada pemakaian kawat lilitan dengan pitch longgar 25 mm dan 50 mm, sedangkan pada pitch 2 mm justru terjadi penurunan efektifitas. Hasil ini terjadi baik pipa kondensor dipasang secara vertikal maupun horizontal Sukirno 2004, dalam penelitian yang telah dilakukan dengan variasi panjang terhadap performa alat penukar kalor pipa konsentrik aliran searah dan berlawanan, yaitu 1m, 2m, 3m, untuk fluida panas menggunakan minyak oli SAE 20W-50 yang berada di luar tube dan fluida dingin menggunakan air yang berada di dalam tube. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa semakin panjang alat penukar kalor akan mengakibatkan rugi panas yang terjadi akan semakin besar, rugi panas yang terjadi dengan panjang 1m untuk aliran searah rugi panasnya lebih besar dibanding dengan aliran yang berlawanan, hal ini karena aliran 8 berlawanan diperoleh hasil dimensi alat penukar kalor lebih pendek dibanding dengan alat penukar kalor aliran searah, disamping itu semakin panjang alat penukar kalor maka efektivitas penukar kalor akan semakin meningkat, hal ini dikarenakan semakin bertambah panjang alat penukar kalor maka beda suhu yang dihasilkan akan semakin besar, hal tersebut menyebabkan laju pendinginan akan semakin besar. Rochani, dkk 2005, dalam penelitiannya mengatakan bahwa untuk meningkatkan kapasitas perpindahan panas dapat dilakukan dengan cara mengurangi tebal lapisan batas pada aliran, agar nantinya terjadi peningkatan percampuran fluida yang lebih acak. Pengurangan tebal lapisan batas dapat meningkatkan kecepatan aliran partikel dan turbulensi. Penelitian dilakukan dengan cara membuat bentuk alur spiral pada bagian dalam pipa. Tujuannya untuk mengetahui peningkatan kapasitas perpindahan panas dan penurunan tekanan yang terjadi pada pipa dengan diameter dalam 11 mm, beralur spiral dengan pitch 9 mm, 12 mm, 15 mm dan 18 mm yang dialiri air dengan bilangan Reynolds antara 298 – 1815. Sepanjang pipa uji dipanaskan dengan rubber heater dan data yang diamati adalah temperatur fluida masuk dan keluar, temperatur dinding pipa, penurunan tekanan dan debit aliran. Hasil penelitian kemudian diverifikasi dengan penelitian sebelumnya Sara Rainieri, et al., 1998 dan menunjukkan adanya peningkatan kapasitas perpindahan panas pada pipa dengan alur spiral dan penurunan tekanan menjadi lebih besar dengan mengecilnya ukuran pitch alur. Pipa beralur dengan pitch 9 mm mengalami peningkatan perpindahan panas mencapai 4,47 kali dibanding dengan pipa halus pada bilangan Reynolds 1814,12. 9 Tanti dan Gandidi 2007, dalam penelitiannya menjelaskan bahwa penukar kalor pipa konsetrik ini dikonstruksi dari dua buah pipa yang sesumbu dengan diameter 1 inchi untuk pipa bagian luar dan 12 inchi untuk pipa bagian dalam. Data-data yang didapat dengan memvariasikan aliran dalam pipa dan aliran dalam annulus. Plat sirip bergelombang dengan puncak yang tajam sharp ridge meningkatkan laju perpindahan panas yang mencapai 20.56 dan 7.57 dari sirip plat datar dan sirip gelombang dengan puncak yang halus. Koefisien perpindahan panas dan efektivitas penukar kalor sirip plat gelombang tajam mengalami kenaikan sebesar 18.38 dan 7.89 dari sirip plat datar dan gelombang dengan puncak yang halus. Efisiensi sirip gelombang tajam naik 24.60 dan 10.63 dari sirip datar dan gelombang halus. Koefisien perpindahan panas dan efisiensi plat sirip bergelombang dengan puncak yang halus masing- masing 12.10, 9.75 dan 7.89 dari yang bersirip plat datar. plat sirip bergelombang tajam dan halus juga terjadi kenaikan pressure drop yang disebabkan oleh hambatan bentuk yang besar dari geometri sirip. Kenaikan ini mencapai 24.60 dan 10.75 masing-masing untuk plat sirip bergelombang tajam dan halus dari sirip plat datar. Terakhir, hasil yang telah didapat menunjukan plat sirip bergelombang dapat digunakan untuk meningkatkan unjuk kerja termal penukar kalor pipa konsentrik dan sejenisnya seperti shell and tube heat exchanger dan lain-lain. Sementara itu penelitian terhadap pelat yang dipilin sebagai pemacu perpindahan kalor aliran fluida dalam pipa juga pernah dilakukan oleh Fernadez dan Poulter 1987 10

BAB III DASAR TEORI