Ahmad Nawawi,  2012 Penggunaan Media Audio
“Kotak Orientasi” Sebagai Alat Bantu Latihan Orientasi  Pada Tunanetra
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
proses pembelajaran atau pelatihan orientasi terhadap obyek atau benda di lingkungan sekitar.
Berdasarkan  permasalahan  tersebut  di  atas,  maka  penggunaan media  audio  “Kotak  Orientasi”  atau  alat  bantu  pembelajaran  atau
pelatihan  yang  bisa  didengar  atau  alat  bantu  yang  mengeluarkan  suara yang digunakan dalam proses pembelajaran atau pelatihan orientasi obyek
atau benda penggunaannya perlu diujicobakan terhadap tunanetra. Hal ini untuk  mengukur dan mengetahui  seberapa besar  alat bantu  tersebut  dapat
membantu memudahkan tunanetra dalam mengorientasi obyek atau benda sehingga  tunanetra  dapat  mengorientasi  dan  memahami  letak-letak  dan
posisi obyek atau benda yang ada di lingkungan sekitarnya dengan mudah, cepat, dan tepat.
Berdasarkan  studi  literatur  peneliti  belum  menemukan  bahwa masalah  ini  pernah  diteliti.  Mengingat  pentingnya  masalah  ini,  maka
peneliti sangat
tertarik untuk
melakukan penelitian
tentang “PENGGUNAAN  MEDIA  AUDIO  “KOTAK  ORIENTASI”  SEBAGAI
ALAT BANTU LATIHAN ORIENTASI PADA TUNANETRA ”.
B. Identifikasi Masalah
Penelitian  ini  bermaksud  memecahkan  masalah  dalam  pendidikan dan  layanan  bagi  tunanetra,  khususnya  dalam  mata  pelajaran  kekhususan
OM  dan  lebih  khusus  lagi  dalam  pembelajaran  atau  pelatihan  orientasi obyek  atau  benda  yang  berada  di  lingkungan  sekitar.  Berdasarkan  studi
Ahmad Nawawi,  2012 Penggunaan Media Audio
“Kotak Orientasi” Sebagai Alat Bantu Latihan Orientasi  Pada Tunanetra
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
literatur dan kondisi  aktual di  lapangan  dapat  terditeksi  berbagai  masalah yang muncul dalam pembelajaran atau pelatihan OM bagi tunanetra.
Adapun  masalah  yang  berkaitan  dengan  tema  utama  dalam penelitian ini, antara lain:
1. Adanya  keterbatasan  tunanetra  untuk  a  Mengetahui  di  mana  dia
berada  posisi  awal  dan  bagaimana  cara  berpindah  dari  satu  tempat ke  tempat  lain,  dan  dari satu  obyek  atau  benda  ke  obyek  atau  benda
lain;  b  Meniru  dan  berinteraksi  sosial;  c  Memahami  apa  yang menyebabkan sesuatu terjadi.
2. Kesulitan  tunanetra  dalam  pembelajaran  atau  pelatihan  yang
berkaitan  dengan  obyek  material  yang  bersifat  abstrak,  terlalu  kecil atau terlalu besar, dan obyek-obyek yang jauh dari jangkauan tangan.
3. Mengamati dan mengorientasi obyek atau benda di lingkungan sekitar
tanpa  penglihatan  akan  mengalami  kesulitan.  Hal  ini  terjadi  karena indera-indera selain penglihatan tidak bisa menggantikan sepenuhnya
fungsi indera penglihatan. 4.
Dampak  ketunanetraan  yang  berupa  kurangnya  informasi  dan berakibat  kepada  kemiskinan  konsep,  baik  konsep  diri  maupun
konsep  lingkungan  sekitar  termasuk  letak  dan  posisi  obyek  atau benda.
5. Kesulitan tunanetra dalam mengorientasi letak dan posisi obyek atau
benda di lingkungan yang baru. 6.
Kemampuan  mengorientasi  letak  dan  posisi  obyek  atau  benda  di lingkungan sekitar pada tunanetra.
Ahmad Nawawi,  2012 Penggunaan Media Audio
“Kotak Orientasi” Sebagai Alat Bantu Latihan Orientasi  Pada Tunanetra
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
7. Alat  bantu  pembelajaran  atau  pelatihan  yang  mudah  diakses  oleh
tunanetra,  sehingga  materi  pembelajaran  atau  pelatihan  lebih  mudah dipahami dan diserap.
C. Pembatasan Masalah