40 – 54 Kurang dari 40 0 – 39 LANDASAN TEORI

Gambar 2.1 Manajemen Risiko Bencana Sumber: Nurjanah, dkk, 2011 Kesiapsiagaan merupakan salah satu bagian dari proses manajemen bencana dan di dalam konsep pengelolaan bencana yang berkembang saat ini, peningkatan kesiapsiagaan merupakan salah satu elemen penting dari kegiatan pengurangan risiko bencana yang bersifat pro-aktif, sebelum terjadinya suatu bencana. Parameter adalah tolok ukur dalam menentukan tingkatan dari sebuah kondisi. Menurut Jan Sopaheluwakan 2006 parameter kesiapsiagaan terhadap bencana terdiri dari 5 parameter yang diantaranya; 1. Pengetahuan dan sikap, 2. Kebijakan, 3. Rencana keadaan darurat, 4. Peringatan dini, 5.Mobilitas sumber daya. Sedangkan untuk penelitian ini menggunakan 4 parameter yakni pengetahuan dan sikap, rencana keadaan darurat, system peringatan dini, dan mobilisasi sumber daya. Menurut Jan Sopaheluwakan 2006 tingkat kesiapsiagaan dapat dikategorikan menjadi lima diantaranya : Tabel Indeks Parameter Kesiapsiagaan Bencana No Nilai indeks Kategori 1. 80 – 100 Sangat siap 2. 65 – 79 Siap 3. 55 – 64 Hampir siap

4. 40 – 54

Kurang siap

5. Kurang dari 40 0 – 39

Belum siap Pencegahan dan Mitigasi Kesiapsiagaan Bencana Tanggap darurat Pemulihan Menurut Munadi 2008: 7 media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Fungsi media dalam pembelajaran diantaranya adalah untuk memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, mengatasi sikap pasif anak didik, dan untuk membantu guru mengatasi perbedaan karakteristik siswa Sadiman dkk, 2009: 17. Manfaat media menurut Arsyad dalam Sumanto 2012 yaitu; 1 memperjelas penyajian pesan dan informasi, 2 meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga menimbulkan motivasi belajar dan interaksi secara langsung, 3 mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu, 4 memberikan kesamaan pengalaman belajar pada siswa Akbar 2013: 119. Menurut Green Brown dalam Munir 2012: 111-112, ada lima elemen media interaktif, yaitu teks, grafik, audio, video, dan animasi. Media interaktif menggabungkan semua media yang terdiri dari teks, grafik, audio, dan video. Menurut Green Brown ada lima metode yang digunakan dalam menyajikan media interaktif, yaitu: 1 Berbasis kertas paper-based, contoh: buku, majalah, brosur; 2 Berbasis cahaya light-based, contoh: slide show, transparansi; 3 Berbasis suara audio-based, contoh: CD player, tape recorder, radio; 3 Berbasis gambar bergerak moving-image-based, contoh: televisi, VCR Video Cassette Recorder, dan film; 4 Bebasis digital digital- based , contoh: komputer; dan 5 Peneliti menggunakan media interktif dalam penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kesiapsiagaan terhadap bencana erupsi gunung berapi. Media interaktif yang digunakan dalam proses pembelajaran mempunyai karakteristik, yaitu: 1 Memiliki lebih dari satu media , misalnya menggabungkan unsur audio dan visual; 2 Bersifat interaktif, memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna; dan 3 Bersifat mandiri, memberikan kemudahan dan kelengkapan isi sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain.

C. METODE PENELITIAN