Gambar 2.1 Manajemen Risiko Bencana Sumber: Nurjanah, dkk, 2011
Kesiapsiagaan merupakan salah satu bagian dari proses manajemen bencana dan di dalam konsep pengelolaan bencana yang berkembang saat ini,
peningkatan kesiapsiagaan merupakan salah satu elemen penting dari kegiatan pengurangan risiko bencana yang bersifat pro-aktif, sebelum terjadinya suatu
bencana. Parameter adalah tolok ukur dalam menentukan tingkatan dari sebuah
kondisi. Menurut Jan Sopaheluwakan 2006 parameter kesiapsiagaan terhadap bencana terdiri dari 5 parameter yang diantaranya; 1. Pengetahuan dan sikap, 2.
Kebijakan, 3. Rencana keadaan darurat, 4. Peringatan dini, 5.Mobilitas sumber daya. Sedangkan untuk penelitian ini menggunakan 4 parameter yakni
pengetahuan dan sikap, rencana keadaan darurat, system peringatan dini, dan mobilisasi sumber daya.
Menurut Jan Sopaheluwakan 2006 tingkat kesiapsiagaan dapat dikategorikan menjadi lima diantaranya :
Tabel Indeks Parameter Kesiapsiagaan Bencana
No Nilai indeks
Kategori 1.
80 – 100 Sangat siap
2.
65 – 79 Siap
3.
55 – 64 Hampir siap
4. 40 – 54
Kurang siap
5. Kurang dari 40 0 – 39
Belum siap
Pencegahan dan Mitigasi
Kesiapsiagaan Bencana
Tanggap darurat Pemulihan
Menurut Munadi 2008: 7 media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara
terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Fungsi media dalam pembelajaran diantaranya adalah untuk memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, mengatasi sikap pasif anak didik, dan untuk membantu guru mengatasi perbedaan karakteristik siswa Sadiman
dkk, 2009: 17. Manfaat media menurut Arsyad dalam Sumanto 2012 yaitu; 1 memperjelas penyajian pesan dan informasi, 2 meningkatkan dan
mengarahkan perhatian anak sehingga menimbulkan motivasi belajar dan interaksi secara langsung, 3 mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu,
4 memberikan kesamaan pengalaman belajar pada siswa Akbar 2013: 119. Menurut Green Brown dalam Munir 2012: 111-112, ada lima
elemen media interaktif, yaitu teks, grafik, audio, video, dan animasi. Media interaktif menggabungkan semua media yang terdiri dari teks, grafik, audio,
dan video. Menurut Green Brown ada lima metode yang digunakan dalam menyajikan media interaktif, yaitu: 1 Berbasis kertas paper-based, contoh:
buku, majalah, brosur; 2 Berbasis cahaya light-based, contoh: slide show, transparansi; 3 Berbasis suara audio-based, contoh: CD player, tape
recorder, radio; 3 Berbasis gambar bergerak moving-image-based, contoh: televisi, VCR Video Cassette Recorder, dan film; 4 Bebasis digital digital-
based , contoh: komputer; dan 5 Peneliti menggunakan media interktif dalam
penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kesiapsiagaan terhadap bencana erupsi gunung berapi.
Media interaktif yang digunakan dalam proses pembelajaran
mempunyai karakteristik, yaitu: 1 Memiliki lebih dari satu media , misalnya menggabungkan unsur audio dan visual; 2 Bersifat interaktif, memiliki
kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna; dan 3 Bersifat mandiri,
memberikan kemudahan dan kelengkapan isi sehingga pengguna bisa
menggunakan tanpa bimbingan orang lain.
C. METODE PENELITIAN