Prosedur Penelitian Sistematika Metode Penelitian

akan mempermudah dalam membaca hasil penelitian. Sistematika penulisan hasil penelitian ini akan tersusun sebagai berikut. Bab I Pendahuluan. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab II Landasan Teori. Landasan teori terdiri dari sejumlah teori yang menjadi tumpuan analisis dalam penelitian ini. Landasan teori penelitian ini terdiri dari dua sub bagian, 1 tinjauan pustaka yang berisi referensi penelitian terdahulu yang menganalisis penelitian serupa sebagai tindak lanjut penelitian skripsi yang dipilih peneliti, 2 kerangka teori yang berupa pengertian klausa, sintaksis, kalimat majemuk, dan pengertian relasi makna. Bab III Metode Penelitian. Metode penelitian berupa serangkaian proses penelitian yang saling berhubungan. Metode penelitian meliputi data, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan prosedur penelitian. Bab IV Pembahasan. Pembahasan berisi penyajian hasil analisis data yang memaparkan data-data yang terkumpul kemudian dianalisis untuk menjawab permasalahan yang ada pada bab pendahuluan berupa bentuk relasi makna, kata hubung yang dipakai dalam terjemahan surat As-Sajdah, dan mengidentifikasi kandunagan makna terjemahan surat As-Sajdah. Bab V Penutup. Penutup berisi simpulan dan saran.

3. Hasil dan Pembahasan

Al-Qur’an adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa dan bangsa. Pengertian lain, Al-Qur’an adalah kitab suci yang berisi petunjuk dan menjadi pedoman dasar umat islam untuk menjalankan kehidupannya. Siapapun yang berpegang teguh pada ajaran Qur’an maka dijamin oleh Allah tidak akan tersesat suara Muhammadiyah, 2008. Surat As Sajdah adalah surat ke-32 dalam Al-Qur’an, kitab suci agama islam. Surat ini terdiri dari 30 ayat dan termasuk golongan surat Makkiyah serta diturunkan sesudah surat Al Mu’minuun. Dinamakan surat As Sajdah berhubung pada surat ini terdapat ayat sajdah sujud, yaitu ayat yang ke-15. a. Relasi Makna Relasi makna yang terdapat dalam terjemahan Surat As-Sajdah mencangkup dua hubungan, yaitu hubungan koordinatif dan hubungan subordinatif. Hubungan koordinatif mencakup tiga jenis hubungan, yakni hubungan penjumlahan atau penambahan, hubungan perlawanan, dan hubungan pemilihan. Pada Surat As-Sajdah yang hubungan koordinatif hanya menunjukkan dua makna relasi saja. 1 Hubungan penjumlahan atau penambahan, di antaranya ditandai dengan penggunaan konjungsi dan, serta. 2 Hubungan perlawanan dengan penanda tetapi, akan tetapi, sedangkan, dan sedang. Hubungan subordinatif pada Surat As-Sajdah terdiri atas 10 jenis makna, yakni 1 makna waktu dengan penanda setiap dan ketika, 2 makna sebab alasan dengan penanda sebab, 3 makna cara dengan penanda dengan. Selanjutnya 4 makna perbandingan dengan penanda daripada dan seperti, 5 makna syarat dengan penanda jika dan bila. Kemudian 6 makna akibat dengan penanda maka, 7 makna penegasan dengan penanda bahwasannya dan sesungguhnya, 8 makna harapan dengan penanda agar dan mudah-mudahan, 9 makna lebih dengan penanda bahkan, dan 10 makna penerang dengan penanda yang dan tentang. b. Kata Hubung yang dipakai Kata penghubung yang dipakai untuk mewujudkan relasi makna pada Surat As-Sajdah antara lain: Hubungan koordinatif dan, serta, tetapi, akan tetapi, sedangkan, dan sedang. Kemudian hubungan subordinatif yang, untuk, jika, dengan, daripada, seperti, agar, kemudian, lalu, bila, setiap, ketika, sebab, bahkan, maka, bahwasannya, dan sesungguhnya. c. Kandungan Makna Kandungan makna pada surat As-Sajdah dalam penelitian ini yang diambil dari tafsir Azbabun Nuzul. Kandungan makna dalam penelitian ini berisi mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan kebenaran Nabi Muhammad s.a.w sebagai Rasul Allah dan Al Qur’an yang diturunkan kepadanya merupakan petunjuk bagi manusia, menegaskan tentang ketauhidan dan kekuasaan Allah dengan mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan masa terciptanya alam, proses kejadian manusia dan kebangkitan di hari kiamat serta keajaiban yang terdapat pada alam semesta. Semuanya itu dikemukakan sebagai bantahan terhadap hujah-hujah

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAH AL-FURQON Hubungan Makna Antarklausa dalam Kalimat Majemuk pada Terjemahan Surah Al-Furqon.

0 3 12

HUBUNGAN MAKNA ANTAR KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAH AL-FURQON Hubungan Makna Antarklausa dalam Kalimat Majemuk pada Terjemahan Surah Al-Furqon.

0 2 14

HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA TERJEMAHAN SURAH ALBAQARAH Hubungan Makna Antarklausa Dalam Kalimat Majemuk Bertingkat Pada Terjemahan Surah Albaqarah.

0 2 19

HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA TERJEMAHAN SURAH ALBAQARAH Hubungan Makna Antarklausa Dalam Kalimat Majemuk Bertingkat Pada Terjemahan Surah Albaqarah.

0 2 13

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN Analisis Ragam Kalimat Dan Hubungan Makna Antarklausa Dalam Kalimat Majemuk Pada Terjemahan Alquran Surat Ar-Rum.

0 0 14

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN.

0 1 5

HUBUNGAN MAKNA ANTARA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAH AL-ANFAL Hubungan Makna Antara Klausa Dalam Kalimat Majemuk Pada Terjemahan Surah Al-Anfal.

0 2 11

PENDAHULUAN Hubungan Makna Antara Klausa Dalam Kalimat Majemuk Pada Terjemahan Surah Al-Anfal.

0 0 6

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT AS-SAJDAH Relasi Makna Klausa Dalam Kalimat Majemuk Pada Terjemahan Surat As-Sajdah.

0 2 15

PENDAHULUAN Relasi Makna Klausa Dalam Kalimat Majemuk Pada Terjemahan Surat As-Sajdah.

0 3 5