Pengawasan Kegiatan Bimbingan Manasik Haji Pada Kbih Nurul Hikmah
PENGAWASAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJI
PADA KBIH NURUL HIKMAH
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk
Memenuhi persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S.Kom.I)
Diajukan Oleh:
Ofik fikrurosyadi
(1110053100010)
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M/1435 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 27 Agustus 2014
Ofik fikrurosyadi
ABSTRAK
Ofik Fikrurosyadi (1110053100010)
Analisis Pengawasan Kegiatan Bimbingan Manasik Haji Pada KBIH Nurul
Hikmah
Pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha memberikan petunjuk
pada para pelaksana agar selalu bertindak sesuai dengan rencana. Diharapkan para
pelaksana membatasi tindakan-tindakanya mencapai tujuan sedemikian rupa
sehingga tidak begitu menyimpang dari yang diperbolehkan. Pengawasan pada
kegiatan bimbingan manasik haji perlu dilakukan agar tidak melenceng dari
rencana yang telah disusun sebelumnya.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah tentang tahap-tahap
pengawasan kegiatan bimbingan manasik haji yang dilakukan di KBIH Nurul
Hikmah, hal itu bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui apakah pengawasan
kegiatan pada KBIH Nurul Hikmah Hikmah sesuai apa yang telah direncanakan
sehingga secara praktis dan akademis dapat menjadi pengetahuan dan sebagai
bahan masukan dalam perbaikan pengawasan terhadap kegiatan bimbingan
manasik haji kedepanya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif,
yang menghasilkan data deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan
data berupa, wawancara,dokumentasi, dan observasi
Dari hasil penelitian dengan menganalisis kegitan bimbingan manasik haji
dengan mengimplementasiknya ke dalam tahapan-tahapan pengawasan seperti
Penatapan Standar, Penentuan Pengukuran Suatu Kegiatan dengan menggunakan
beberapa pertanyaan yang dapat digunakan seperti ( berapakali, dalam bentuk apa,
siapa), tahapan selanjutnya merupakan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan,
Perbandingan Pelaksanaan Dengan Standar dan Analisa Penyimpangan, dan
tahapan terakhir adalah Pengambilan Tindakan Koreksi Bila Diperlukan, dengan
menggunakan tahapan tadi pengawasan terhadap kegiatan bimbingan manasik haji
cukup baik walaupun kurang begitu optimal dan juga dijumpai penyimpangan
walaupun begitu, KBIH Nurul Hikmah bisa di jadikan contoh dari KBIH-KBIH
lainya, karena KBIH Nurul Hikmah sendiri setiap tahunya memberangkatkan
lebih banyak jamaah, bisa di bilang KBIH Nurul Hikmah menjadi KBIH yang
terbaik di Kota Tangerang
Kata Kunci : Pengawasan Bimbingan Manasik Haji
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari
sepenuhnya, skripsi ini bukan semata-mata hasil kerja keras peneliti sendiri tetapi
dukungan dari berbagai pihak. Khususnya para pembimbing yang telah
mendorong penulis untuk terus semangat menyelsaikan skripsi ini. Untuk itu
peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan
penghargaan setulus hati kepada berbagai pihak, khususnya:
1. Bapak Dr, Arief Subhan, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Cecep Sastrawijaya, MA., selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah yang selalu memberi dukungan dalam penyelsaian skripsi ini.
3. Bapak Drs. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM., selaku sekertaris Jurusan
Manajemen Dakwah yang selalu menasihati dan memberikan semangat
dalam penyelsaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. Study Rizal, LK, MA., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang
dengan besar hati dan sabar, meluangkan waktunya untuk mendengarkan
keluhan penulis dan selalu memberikan semangat, saran, bimbingan, dan
konsultasi terhadap skripsi ini sehingga akhirnya bisa sampai ke meja
Munaqasyah.
5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, khususnya Manajemen Haji dan Umrah yang telah
berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman berharga kepada penulis.
ii
Semua amal kebaikan Bapak dan Ibu dibalas dengan pahala yang tidak
terhingga.
6. Bapak H. Bakhri SE., selaku Pimpinan KBIH Nurul Hikmah yang telah
mengizinkan penulis meneliti, dan memberikan banyak bantuan.
7. H. Ahmad Damanhuri S,Pd selaku sekretaris pada KBIH Nurul Hikmah
yang selalu membantu dan memberikan pengarahan, izin, juga mengikut
sertakan penulis dalam kegiatan bimbingan manasik haji.
8. Dosen Penguji sidang Munaqasyah Bapak Drs. H. Ade Marpudin, MM
dan Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA yang telah banyak memberikan saran
dan kritik dalam penulisan skripsi ini, sehingga skripsi ini menjadi lebih
baik.
9. Keluarga yang selalu mendukung baik secara moral maupun materil.
Terutama doa Ibu yang tidak pernah putus Hj. Umi Muhibatun Nufus dan
Bapak H. Ison basuni serta kakak-kakak.
10. Saudari Wita Widyaningsih yang dari awal penulisan skripsi ini tidak
pernah berhenti dan tidak lelah-lelahnya mengingatkan, menyemangati
dan mengarahkan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. Insya Allah
dalam 2 tahun ini saya akan meminangnya, rahmati kami Ya Allah, Amin.
11. Sahabat Manajemen Haji dan Umrah angkatan 2010 dan khususnya
sahabat-sahabat saya yaitu Fauzi pahlevi, Aceng Ahmad, Ary Falwan,
Miftahul Ulum, M. Dinul Arsyi dan Whisnu Mardiansyah yang tidak
pernah lelah menyemangati penulis dalam keadaan sulit dan menjadi
iii
kawan yang selalu setia. Semangat Ranger, kita mungkin nanti akan jauh
namun kalian kawan yang terbaik bagi saya.
Tanpa dukungan mereka semua, skripsi ini hanyalah tulisan yang tidak
bermakna dan tidak akan terwujud. Semoga doa dan dukungan dari semuanya
akan dibalas oleh Allah SWT.
Akhir kata penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca
dalam memperkaya khasanah ilmu dibidang Manajemen Haji dan Umrah. Peneliti
juga mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Jakarta,
2014
Ofik Fikrurosyadi
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK..........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR......................................................................................
ii
DAFTAR ISI......................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................. ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah............................................................ 8
C. Tujuandan Manfaat Penelitian.................................................................... 8
D. Metodologi Penelitian................................................................................ 9
E. Tinjauan Pustaka....................................................................................... 12
F. Sistematika Penulisan............................................................................... 14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengawasan
1. Pengertian Pengawasan...................................................................... 15
2. Tahap-Tahap dalam Pengawasan....................................................... 17
3. Tujuan Pengawasan............................................................................ 20
4. Macam-Macam Pengawasan.............................................................. 21
v
5. Pentingnya Pengawasan..................................................................... 22
6. Ciri-ciri Pengawasan yang Efektif..................................................... 23
B. Program Bimbingan Manasik Haji
1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji................................................. 25
2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik Haji.................................... 30
a. Fungsi Bimbingan Manasik Haji.................................................... 31
b. Tujuan Bimbingan Manasik Haji................................................... 31
3. Bentuk dan metode Bimbingan Manasik Haji................................... 32
BAB III
GAMBARAN KBIH NURUL HIKMAH
A. Sejarah Berdirinya KBIH Nurul Hikmah.................................................. 41
B. Dasar dan Tujuan Penyelenggaraan......................................................... 43
1. Dasar hukum...................................................................................... 43
2. Tujuan ............................................................................................... 44
C. Visi dan Misi............................................................................................ 45
D. Sarana dan Prasarana................................................................................ 45
1. Sarana................................................................................................... 45
2.prasarana................................................................................................ 45
E. Struktur Kepengurusan dan Data Jumlah Jamaah.................................... 46
1. Struktur kepengurusan....................................................................... 46
2. Data jumlah jamaah............................................................................ 48
F. Pelayanan KBIH Nurul Hikmah.............................................................. 49
vi
BAB IV
ANALISIS
PENGAWASAN
KEGIATAN
BIMBINGAN
MANASIK HAJI PADA KBIH NURUL HIKMAH
A. Penetapan Standar.................................................................................... 50
B. Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan......................................... 57
C. Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan.......................................................... 67
D. Perbandingan Pelaksanaan Dengan Standar dan Analisa Penyimpangan 69
E. Pengambilan Tindakan Koreksi Bila Diperlukan..................................... 75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 77
B. Saran-saran............................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 81
LAMPIRAN........................................................................................................ 84
vii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 3.1 : Struktur Organisasi KBIH Nurul Hikmah........................... 46
viii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 : Data Jamaah KBIH Nurul Hikmah............................................... 48
2. Tabel 4.2 : Jadwal Manasik Haji KBIH Nurul Hikmah ................................. 58
3. Tabel 4.3 : Anggaran Bimbingan Manasik Haji............................................. 69
4. Tabel 4.4 : Anggaran Perlengkapan Manasik.................................................. 72
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengawasan dalam sebuah kegiatan bimbingan manasik haji harus ada dan
diperlukan agar sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya, Semua kegiatan
memerlukan pengawasan sebagai jaminan dalam setiap kegiatan, termasuk
juga dalam kegiatan manasik haji. Didalam banyak perusahaan atau organisasi
masalah dalam pencapaian tujuan di mana implementasi dari setiap rencana
tidak berjalan dengan semestinya, dengan demikian perlu adanya fungsi
manajemen yang di arahkan untuk memastikan rencana dan implementasinya
berjalan dengan lancar1. oleh karena itu tidak menutup kemungkinan dalam
kegiatan manasik haji juga akan terjadi, dan tidak sesuai yang telah di
rencanakan sebelumnya. Pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha
memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai
dengan rencana.
Dengan kasus yang diatas penulis memilih pengawasan di antara
manajemen lainya
di karenakan didalam manajemen perlu adanya fungsi
manajemen yang diarahkan untuk memastikan apakah rencana yang di
implementasikan berjalan sebagaimana mestinya dan mencapai tujuan yang
ditetapkan atau tidak. Seperti yang diketahui dalam proses pengorganisasian
keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat,
1
Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2005) h.316
1
2
dan dengan adanya pengawasan ini maka rencana yang telah dibuat tadi akan
mencapai tujuannya. Bukan berarti manajemen yang lain tidak penting namun
dari semua manajemen, pengawasan merupakan proses yang menentukan
tercapainya rencana atau tujuan.
Pengawasan merupakan suatu upaya yang sistematis untuk menetapkan
kinerja standar pada perencanaan, untuk merancang sistem umpan balik
informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah
ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan dan
mengukur signifikasi penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan
perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai
tujuan perusahaan2.
Titik tolak yang digunakan dalam membahas pengawasan sebagai salah
satu fungsi organik manajemen ialah definisi yang mengatakan bahwa
pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi
guna lebih menjamin bahwa semua kegiatan, pekerjaan yang sedang dilakukan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagai fungsi
organik, pengawasan merupakan salah satu tugas yang mutlak diselenggarakan
oleh semua orang yang menduduki jabatan manajerial, yang secara langsung
2
Kadarman dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta : PT. Prenhallindo,
2001) hal. 159
3
mengendalikan kegiatan-kegiatan teknis yang diselenggarakan oleh semua
tugas operasional3.
Membahas pengawasan sebagai fungsi organik manajerial sesungguhnya
berarti
berusaha
menemukan
jawaban
terhadap
pertanyaan
mengapa
pengawasan mutlak perlu dilaksanakan. Jawaban terhadap pertanyaan yang
sangat mendasar tersebut tidak selalu mudah atau sederhana untuk
menemukannya karena manajemen merupakan hal yang sangat kompleks 4.
Pengawasan pertama kali orang harus menentukan standar pengawasan
pada pusat-pusat yang strategis, karena orang tidak dapat mengecek segalanya.
Harus dibedakan hal apa yang dapat di awasi, hal apa yang tidak dapat di
awasi5.
Kata
pengawasan
sering
mempunyai
konotasi
yang
tidak
menyenangkan. Karena dianggap akan mengancam kebebasan dan otonomi
pribadi. Padahal oganisasi sangat memerlukan pengawasan untuk menjamin
tercapainya tujuan. Sehingga manajer adalah menemukan keseimbangan antara
pengawasan organisasi dan kebebasan pribadi atau mencari tingkat
pengawasan yang tepat. Pengawasan yang berlebihan akan menimbulkan
birokrasi, mematikan kreatifitas, dan sebagainya, yang akhirnya merugikan
organisasi sendiri, sebaliknya pengawasan yang tidak mencukupi dapat
menimbulkan pemborosan sumber daya dan membuat sulit pencapaian tujuan6.
3
Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, ( Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004)
h.125-126
4
Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, h.125-126
.Sukanto Reksohadiprodjo, Dasar-Dasar Manajemen, (yogyakarta: BPFE) h. 63
6
T. Hani Handoko,Manajemen, (Yogyakarta: BPFE) h. 367
5
4
Dengan demikian pengawasan terhadap kegiatan bimbingan manasik
haji diperlukan mengingat pentingnya menunaikan ibadah haji, yang memiliki
aturan-aturan atupun tata cara dalam pelaksanaanya.
Haji merupakan hijrah kepada ALLAH SWT, memenuhi panggilannya, merupakan musim yang terus bergulir, tempat kaum muslimin bertemu
setiap tahun dalam hubungan paling murni paling suci. Menjadi sarana setiap
jamaah untuk menikmati berbagai manfaat yang dapat di peroleh di tempat
yang telah di muliakan ALLAH SWT. Haji merupakan manifestasi praktis dari
persaudaraan seiman dan persatuan bagi umat islam, perbedaan ras, warna
kulit, bahasa, tanah air, dan tingkatan mencair dalam haji. Hakikat
penghambaan dan persaudaraan tercipta jelas di sana. Semuanya menggunakan
satu jenis pakaian, menghadap kepada satu kiblat, dan menyembah ALLAH
yang maha esa, tiada sekutu baginya7. Ibadah haji merupakan salah satu rukun
islam. Sebagaimana ibadah – ibadah lain seperti : shalat, puasa dan dzakat.
Haji merupakan ibadah mahdah yang tata cara pelaksanaannya sudah di
tentukan oleh syari’at melalui firman ALLAH SWT, dan sunnah Rasullah
SAW8. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali-Imran ayat 97
...
7
Sami Bin Abdullah Al-Maghlout. Atlas Al Hajj Wa Al-‘Umroh Mengenali Detail Mekah
dan Madinah Dari Sudut Pandang Fiqih dan Sejarah (Jakarta Timur : Almahira, 2010) h. 4
8
Usman Suparman. “Manasik Haji Dalam Pandangan Madzhab”. (Serang : Sehati
Grafika, 2008) h. 12
5
“….Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi)
orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah maha kaya(tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam (QS. Ali-Imran[3]: 97)
Sehubungan
dengan
uraian
tadi,
maka
mereka
yang
akan
melaksananakan atau menunaikan ibadah haji, harus terlebih dahulu benar –
benar memahami dan menguasai manasik haji terlebih dahulu, di samping
memerlukan biaya yang tidak sedikit, tetapi juga memerlukan kesiapan fisik
dan mental serta pengetahuan tentang manasik haji9. Bukan hanya perjalanan
suci namun bisa di katakan perjalanan kematian karena di dalam perjalanan
haji banyak sekali rintangan yang akan menghabiskan stamina dan faktor cuaca
yang tidak biasa.Adapun tata cara (kaffiyah) pelaksanaanya telah di atur dalam
fikih dan di jelaskan secara rinci dalam kitab manasik haji yang memuat
keterangan mengenai syarat sah dan rukun haji. Di samping itu juga di
lengkapi pula dengan do’a-do’a yang harus di baca selama perjalanan
melaksanakan ibadah haji10.
Alangkah nikmatnya jika perpaduan antara kesulitan dan kerinduan itu
di barengi dengan pengetahuan yang cukup tentang ibadah ini dengan semua
syarat, rukun, dan ketentuan- ketentuan lainya. Di sertai pengenalan tempattempat pelaksanaan haji, seperti arafah, mudzalifah, multazam, hajar aswad,
9
Kementrian Agama RI Direktorat Penyelenggaraan Haji Dan Umroh. Tuntunan Praktis
Manasik Haji Dan Umroh, 2011
10
Mulyadhi Kartanegara. Filosofi Haji Dinamikadan Frespektif Haji Indonesia. (Jakarta
:Cv Duta Veraga ,2010), h. 3
6
maqam Ibrahim, ka’bah, hijir, jamarat, mina, masya’ir muqaddas dan berbagai
simbol haji lainya11. Masih banyak kaum muslimin indonesia, khususnya para
calon jemaah haji belum dapat informasi dan penjelasan yang cukup untuk
memahami dan mengenali penjelasan tentang hal – hal tersebut seperti simbol,
rambu yang akan mereka temui di tanah suci.
Kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) merupakan lembaga sosial
keagamaan
islam.
bimbingan,pembinaan
Konsentrasi
dan
aktivitasnya
penyuluhan.
KBIH
bergerak
tidak
di
bidang
hanya
sekedar
membimbing calon jama’ah haji yang akan berangkat menunaikan rukun islam
yang ke lima, akan tetapi berperan sebagai wadah edukasi secara de jure. KBIH
yang berada dan tersebar di seluruh nusantara memiliki izin operasional dari
kementrian agama. Jumlah relatif banyak, lebih dari 1500 kelompok
bimbingan12. Di dalam KBIH pasti memiliki latar belakang yang berbeda-beda
ada yang pendidikan ada pula yang sosial agama.
Di dalam penulisan skripsi ini penulis menentukan pilihan kepada KBIH
Nurul Hikmah , KBIH (kelompok bimbingan ibadah haji) Nurul Hikmah
sendiri berdiri sejak tahun 1984, KBIH Nurul hikmah memiliki jamaah
terbanyak di
kota tangerang di antara KBIH lainya, jamaah tahun 2012
mencapai 274 jamaah, di tahun 2013 KBIH Nurul Hikmah memiliki total
jamaah haji mencapai 248 jamaah, dan di tahun 2014 jumlah jamaah haji
11
Sami bin Abdullah Al-Maghlout.Atlas Al Hajj Wa Al-‘Umroh Mengenali Detail Mekah
dan Madinah Dari Sudut Pandang Fiqih dan Sejarah, (Jakarta Timur : Almahira, 2010) h. vii
12
ShalehQasim. Peran Kelompok Bimbingan Haji Dalam Perspektif Haji Mandiri.
Dinamika dan frespektif haji indonesia. (Jakarta: Cv Duta Veraga,2010) h. 248
7
KBIH Nurul Hikmah mencapai 183 jamaah. KBIH Nurul Hikmah memiliki
jadwal bimbingan manasik haji mencapai 24 kali pertemuan belum termasuk
bimbingan tingkat kecamatan dan kabupaten.
Sebagai mana yang telah diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 13 tahun 2008 dalam pembinaan pasal 30 bahwa (1) dalam
rangka pembinaan ibadah haji, masyarakat dapat memberikan bimbingan
ibadah haji, baik dilakukan secara perseorangan maupun dengan membentuk
kelompok bimbingan. (2) ketententuan lebih lanjut mengenai bimbingan
ibadah haji oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan peraturan menteri. KBIH Nurul Hikmah Memiliki nomor izin
oprasional yaitu: SK. W.I/I/HJ.01/KPS/314/1999.KBIH Nurul Hikmah
merupakan Majlis Ta’lim yang bersifat sosial, sebagai mitra Departemen
Agama bertujuan memberikan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat
khusus bagi para calon tamu-tamu Allah
dengan menyelenggarakan
bimbingan manasik secara teori & praktek, baik di tanah air maupun di tanah
suci, dengan prinsip tolong menolong dalam rangka tercapainya haji mabrur.
Untuk mengetaui dan menganalisis lebih jauh terhadap pengawasan yang
dilakukan kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) Nurul Hikmah, maka
penulis akan menuangkan dalam sebuah penelitaian sebuah karya ilmiah
“skripsi” yang berjudul :
PENGAWASAN
KEGIATAN
PADA KBIH NURUL HIKMAH
BIMBINGAN
MANASIK
HAJI
8
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak melebar dan terarah, maka peneliti membatasi
masalah hanya menitik beratkan pada “ Pengawasan Kegiatan Bimbingan
Manasik Haji Pada KBIH Nurul Hikmah Tahun 2014”.
2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dijabarkan di atas maka
perumusan masalah dari penelitian ini tentang tahapan-tahapan dalam
pengawasan yang dilakukan pada kegiatan manasik haji oleh KBIH Nurul
hikmah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana tahapan-tahapan pengawasan kegiatan bimbingan manasik
haji yang dilakukan oleh KBIH Nurul Hikmah?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada tujuan yang ingin di
capai oleh peniliti yaitu :
a.
Mempelajari secara seksama tentang tahapan-tahapan dalam
pengawasan terhadap kegiatan bimbingan manasik haji pada KBIH
Nurul Hikmah
9
b. Mengatahui faktor pendorong dan penghambat pada kegiatan
bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah
2. Manfaat Penelitian
a. Akademik
Dapat
menjadi
tambahan
wawasan
khazanah
ilmu
pengetahuan, dan khususnya untuk jurusan manajemen haji dan
umroh,Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi sebagai
pencipta mahasiswa yang memiliki kompeten dalam bidang haji
dan umroh.
b. Praktis
Diharapkan menjadi masukan,tambahan, gagasan untuk
lembaga
penyelenggara ibadah haji seperti KBIH, travel dan
lembaga haji dan umroh, tentang peningnya pengawasan terhadap
setiap kegiatan.
D. Metodelogi Penelitian
1. Metode Penelitian
Pendekatan dalam penelitain ini menggunakan pendekatan
kualitatif yaitu melakukan penelitian yang mendapatkan data deskriftip yang
di dalamnya berupa kata-kata atau lisan yang tertulis dan perilaku yang di
amanati. Menggunakan pendeketaan ini karena di anggap paling cocok dan
10
praktis dalam penelitian ini, dengan pendekatan kualitatif ini data akan
bersifat faktual.
2. Subjek Dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah kelompok bimbingan ibadah haji
(KBIH) Nurul Hikmah sedangkan objek dalam penelitian ini adalah
pengawasan bimbingan manasik haji.
3. Tempat Penelitian
Jl. KH. Amsir kel. Kenanga Rt. 005/04 kec. Cipondoh Kota Tangerang,
Telp, (021) 5548970/ 081280817779 / 085693657045 / 94528327. Email :
[email protected]
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
yang diperoleh dari peneliti secara langsung (Data Primer) dengan cara:
a. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan dalam metode
survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek
peneliti.13Dalam pengumpulan data peneliti melakukan wawancara
kepada subjek yang berkaitan kepada pengelola KBIH Nurul
Hikmah, pembimbing, mantan jamaah dan para calon jamaah yang
mengikuti KBIH Nurul Hikmah, penulis memberikan pertanyaan
langsung dengan melakukan 2 cara : melalui tatap muka dan
melalui alat elektronik seperti telepon dan email.
13
Sangadji Etta Memang dan Sopiah, “Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Dalam
Penelitian” (Yogyakarta : C.V Andi Offset,2010) h.171
11
b. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan secara
langsung agar data yang di dapatkan lebih akurat dan
bebas
terhadap objek yaitu KBIH Nurul Hikmah tentang pengawasan
kegiatan bimbingan manasik haji. Observasi merupakan proses
pencatatan pola prilaku subyek (orang), obyek (benda), atau
kejadian yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi
atau komunikasi dengan individu-individu yang di teliti.14
c. Dokumentasi
Merupakan jenis data penelitian yang antara lain berupa :
jurnal, surat-surat atau data dalam bentuk laporan program.15 dalam
hal ini penulis melakukan pengumpulan data yang terdapat di
KBIH Nurul Hikmah sendiri.
5. Teknik Pengolaan Data
Setelah data sudah diperoleh dan terkumpul kemudian langkah
selanjutnya di lanjutkan dengan cara editing, yaitu melakukan dengan
cara mempelajari berkas yang sudah terkumpul dan dapat di simpulkan
bahwa berkas yang di terima bisa di gunakan dan juga dalam keadaan
baik.
14
Sangadji Etta Memang dan Sopiah, “Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Dalam
Penelitian”, h.171
15
Sangadji Etta Memang dan Sopiah,” metodelogi penelitian pendekatan praktis dalam
penelitian”hal. 176
12
6. Analisis Data
Dalam menganalisa data penulis menggunakan analisi deskriftif
yaitu
mengkaji
gambaran
secara
faktual,realitas
atau
apa
adanya.Setelah melakukan pengkajian data-data yang di peroleh
kemudian di gambarkan atau dijabarkan apa adanya dan didapatkan
kesimpulan.
7. Pedoman Penulisan
Adapun teknik penulisan dari penelitian skripsi ini adalah dengan
menggunakan “ Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis,
Disertasi)” yang telah diterbitkan CEQDA UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, cet 1 tahun 2007,
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan penelitian ini penulis banyak membaca skripsi yang telah
di buat sebelumnya, agar mendapat pengetahuan dan sebagai perbandingan. Di
dalam proses pencarian data penulis menemukan skripsi yang memiliki juduljudul hampir sama dengan yang di teliti. Judul tersebut ada di dalam karya :
1. Nama : Isti’anah, Nim : 0053019951Jurusan : Manajemen dakwah,
Fakultas : Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, 2004, Judul Skripsi :
Aplikasi Pengawasan Program Dakwah Yayasan Amal Muslim
Muhajirin Dan Anshor (AMMA) Dalam Meningkatkan Pemahaman
Amalan Muallaf, di dalam penelitianya tentang bagaimana yayasan
13
amma mengaflikasi fungsi pengawasan pada aktivitas programprogram dakwah.
Persamaan
Di dalam penelitian ini baik penulis dan saudari isti’anah menjelaskan
tentang, bagaimana pengawasan terhadap program-program yang telah
direncanakan agar kegiatan tersebut mempengaruhi dan menjadi lebih
baik kedepanya.
Perbedaan
Perbedaan yang ada di skripsi ini bisa di lihat dengan jelas antara
penulis dengan saudari Isti’anah perbedaan itu terdapat dari fokus
penelitian dan objeknya. Penulis memfokuskan penelitian terhadap
pengawasan kegiatan KBIH tentang bimbimbing manasik haji dan di
dalam skripsi isti’anah memfokuskan terhadapyayasan amma tentang
pengawasan program dakwah terhadap pemahaman tentang agama
muallaf.
2. Nama :Dedi Surahman , Nim : 106046101559 Jurusan : Perbankan
Syariah, Fakultas : Syariah Dan Hukum, 2013, Judul Skripsi : Strategi
Monitoring Pengolaan Dana Zakat Bazda Kota Tangerang. Skripsi ini
menjelaskan
tentang
bagaimana
strategi
pengelolaan dana zakat di kota tangerang.
Persamaan
monitoring
terhadap
14
Di
dalam
skripsi
ini
persamaan
penulis
dan
saudaraDedi
Surahmanadalah tentang bagaimana memonitoring dan pengawasan
terhadap kegiatan yang dilakukan.
Perbedaan
Skripsi yang telah di buat oleh saudaraDedi Surahmanmenjelaskan
tentang monitoring terhadap pengelolaan dana zakat bazda di kota
tagerangnamun penulis memfokuskan terhadap pengawasan program
bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah.
F. Sistematika Penulisan
Di dalam sistematiaka penulisan penulis menjadikanya terdiri dari lima
BAB, adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
BAB I
: PENDAHULUAN
Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORI
Pengertian pengawasan, tahap-tahap dalam pengawasan,
tujuan
pengawasan,
macam-macam
pengawasan,
pentingnya pengawasan, ciri-ciri pengawasan yang efektif,
pengertian bimbingan manasik haji, fungsi dan tujuan
15
bimbingan manasik haji, bentuk dan metode bimbingan
manasik haji.
BAB III
:TINJAUAN
UMUM
TENTANG
KBIH
NURUL
HIKMAH
Sejarah singkat, dasar dan tujuan berdiri, visi dan misi,
sarana dan prasarana,
struktur kepengurusan dan data
jumlah jemaah, pelayanan jamaah haji.
BAB IV
:PENGAWASAN
KEGIATAN
BIMBIMBING
MANASIK HAJI PADA KBIH NURUL HIKMAH
Tentang analisis penelitian yang sudah di kaji, dalam bab
ini berisikan hasil dari penelitian mengenai tahap-tahap
pengawasan terhadap kegiatan bimbingan manasik haji
pada KBIH Nurul Hikmah.
BAB V
: PENUTUP Kesimpulan dan saran-saran
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengawasan
1. Pengertian Pengawasan
Menurut kamus besar bahasa indonesia kata pengawasan secara
bahasa berasal dari kata awas yang artinya dapat melihat baik-baik, tajam
tilikanya, memperhatikan dengan baik, hati-hati. Kemudian mendapat
imbuhan peng- pada awal kata dan mendapat akhiran –an menjadi
pengawasan yang artinya penilikan (pemeriksaan) dan penjagaan, penilikan
dan pengarahan kebijakan jalanya perusahaan1.
Kemudian menurut istilah yang di kemukakan oleh Ibrahim
LubisPengawasan adalah kegiatan
yang mengusahakan agar pekerjaan-
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang betapapun baiknya akan
gagal sama sekali bilamana manajer tidak melakukan pengawasan, agar
pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan rencana atau maksud yang telah
ditetapkan maka ia harus melakukan kegiatan pengawasan2.
Pengawasan dapat di artikan sebagai proses untuk “ Menjamin”
bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Pengertian ini
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : PT
(Persero) Balai Pustaka, 2007) h. 79
Ibrahim Lubis, Pengendalian Dan Pengawasan Proyek Dalam Manajemen, ( Jakarta :
Ghalia Indonesia, 1985) h. 154
6
menunjukan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan
pengawasan3.
Setelah
Ibrahim
Lubis
memberikan
pandanganya
tentang
pengawasan,kemudian para ahli yang lain juga memberikan pandanganya
tentang pengawasan seperti Robert J. Mockler bahwa pengawasan adalah
“Suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan
tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan
kegiatan
ditetapkansebelumnya,
nyata
menentukan
dengan
dan
standar
mengukur
yang
telah
penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara
paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan”4.
pandangan Robert J. Mockler tentang pengawasan juga sama dengan
Schermorhorn bahwa menyatakan pengawasan merupakan “sebagai proses
dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat
mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang
telah ditetapkan tersebut5”. Kemudian Stoner mempersingkat definisi
pengawasan namun tidak merubah apa yang telah di sampaikan sebelumnya
3
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE) h. 367
Robert J. Mockler, The Management Control Process, Prentice-Hall Englewood Cliffs,
1972, halaman 2 ; dalam James A.F. Stoner, op. Cit, h. 592
5
Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2005) h. 317
4
oleh para ahli di atas dan hanya memperjelas dengan mendefinisikan bahwa
“pengawasan sesuai dengan apa yang telah direncanakan”6.
Kemudian menurut Harold koontz dan Cyril O’donnel mereka
berpandangan
lebih mengedepankan koreksi yang di lakukan ketika
pelaksan kegiatan dengan maksud untuk
mendapatkan keyakinan atau
menjamin bahwa tujuan-tujuan perusahaan dan rencana-rencana yang
digunakan untuk mencapainya dilaksanakan7.
Jika pengawasan menurut pandangan para ahli merupakan sebuah
proses, menjamin, perencanaan, koreksi, tepat, efektif dan efesien, serta di
perlukan koreksi maka dapat disimpulakan bahwa pengertian pengawasan
adalah proses untuk menjamin sebuah kegiatan yang telah di rencanakan
agar tepat efektif dan efisien yang dilakukan dengan cara melalui tahapantahapan yang dilakukan yaitu dengan cara penentuan standar yang telah
ditetapkansebelumnya,
menentukan
dan
mengukur
penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
2. Tahap-tahap dalam Pengawasan
Didalam
pengawasan
juga
adanya
tahapan-tahapan
untuk
memudahkan proses dalam pengawasan, menurut T. Hani Handoko tahaptahap dalam pengawasan terbagi menjadi 5 tahapan yaitu:
6
Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, “Pengantar Manajemen”, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2005) h. 317-318
7
Ibrahim Lubis, Pengendalian dan Pengawasan Proyek dalam Manajemen, ( Jakarta :
Ghalia Indonesia, 1985) h. 155-156
8
a. Tahap I : Penetapan Standar
Tahap pertama dalam pengawasan adalah penetapan standar
pelaksanaan. Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran
yang dapat digunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil.
Tujuan sasaran, kuota dan target pelaksanaan dapat digunakan sebagai
standar.
Tiga bentuk standar yang umum adalah :
1) Standar-standar
fisik,
meliputi
kuantitas
jasa,
jumlah
langganan.
2) Standar-standar moneter, yang ditunjukan dalam rupiah dan
mencakup biaya tenaga kerja dan sejenisnya
3) Standar-standar waktu meliputi kecepatan atau batas waktu
suatu pekerjaan harus diselesaikan8.
b. Tahap II: Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai berbagai cara
untuk mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap
kedua dalam pengawasan adalah menentukan pengukuran pelaksanaan
kegiatan secara tepat. Beberapa pertanyaan yang penting berikut ini
dapat digunakan: berapa kali (how often) pelaksanaan seharusnya
diukur setiap jam, harian, mingguan, bulanan ? dalam bentuk apa (what
from) pengukuran akan dilakukan laporan tertulis, inspeksi visual,
8
T. Hani handoko, “Manajemen”,(Yogyakarta: BPFE) h.363-365
melalui telephone ? siapa (who) yang akan terlibat? Pengukuran ini
sebaiknya mudah dilaksanakan dan tidak mahal, serta dapat diterangkan
para karyawan.
c. Tahap III: Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan,
pengukuran pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang
dan terus menerus. Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran
pelaksanaan, yaitu pengamatan (observasi), laporan-laporan, baik lisan
dan tertulis, metode-metode otomatis dan inpeksi, pengujian, atau
dengan pengambilan sample.
d. Tahap IV: Perbandingan Pelaksanaan Dengan Standar dan Analisa
Penyimpangan
Tahap kritis dari proses pengawasan adalah perbandingan
pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar
yang telah ditetapkan. Walaupun tahap ini paling mudah dilakukan,
tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterprestasikan adanya
penyimpangan (deviasi)
Penyimpangan-penyimpangan
harus
menentukan mengapa standar tidak dapat dicapai.
dianalisa
untuk
e. Tahap V: Pengambilan Tindakan KoreksiBila Diperlukan
Bila hasil analisa menunjukan perlunya tindakan koreksi,
tindakan ini harus diambil. Tindakan koreksi dapat diambil dalam
berbagai bentuk. Standar mungkin diubah, pelaksanaan diperbaiki, atau
keduanya dilakukan bersamaan.
1) Mengubah standar mula-mula (barangkali terlalu tinggi atau
terlalu rendah)
2) Mengubah pengukuran pelaksanaan ( inpeksi terlalu sering
frekuensinya atau kurang atau bahkan mengganti sistem
pengukuran itu sendiri).
3) Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan
penyimpangan-penyimpangan9.
3. Tujuan Pengawasan
Pengawasan juga memiliki tujuan menurut Griffin menjelasakan
bahwa terdapat empat tujuan dari fungsi pengawasan. Keempat tujuan
tersebut adalah adaptasi lingkungan, meminimalkan kegagalan,
meminimumkan
biaya,
dan
mengantisipasi
organisasi.
T. Hani handoko, “Manajemen”(Yogyakarta: BPFE), h. 365
kompleksitas
dari
a. Adaptasi Lingkungan
Tujuan pertama dari fungsi pengawasan adalah agar
perusahaan dapat terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi
di lingkungan perusahaan, baik linggkungan yang bersifat internal
maupun eksternal.
b. Meminimumkan Kegagalan
Tujuan kedua dari fungsi pengawasan adalah untuk
meminimumkan kegagalan.
c. Meminimumkan Biaya
Tujuan ketiga dari fungsi pengawasan adalah untuk
meminimumkan biaya, melalui penetapan standar-standarr tertentu
dalam meminimumkan kegagalan.
d. Antisipasi Kompleksitas Organisasi
Tujuan terakhir dari fungsi pengawasan adalah agar
perusahaan dapat mengantisipasi berbagai kegiatan organisasi yang
kompleks10.
4. Macam-Macam Pengawasan
Disamping memiliki tujuan pengawasan juga memiliki berbagai
macam-macam proses pengawasan, menurut Ibrahim lubis macammacam pengawasan dapat dibedakan dalam beberapa macam sesuai
dengan segi yang di jadikan pangkal bertolaknya yaitu:
10
Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2005) h. 318-120
a. Dilihat dari segi bidang kerja atau objek yang di awasi.
b. Pengawasan-pengawasan
di
bidang
penjualan
,
produksi,
pembiayaan, perbekalan, kualita, anggaran belanja, pemasaran, dan
sebagainya.
c. Dilihat dari segi subjek atau petugas pengawasan: pengawasan
intern, ekstern, formal, informal, dan sebagainya
d. Dilihat dari segi waktu pengawasan: pengawasan-pengawasan
preventif,
represif,
tengah
prosesnya
penyimpangan
dan
sebagainya.
e. Dilihat dari segi-segi lainya: pengawasan-pengawasan umum,
khusus langsung, tak langsung, mendadak, teratur, terus- menerus,
dan sebagainya11.
5. Pentingnya Pengawasan
Sebagai fungsi dari manajemen bahwa pengawasan memiliki
faktor penting dalam sebuah manajemen, ada berbagai faktor yang
membuat pengawasan semakin diperlukan oleh setiap organisasi,
faktor-faktor itu adalah :
a. Perubahan
lingkungan
organisasi.
Berbagai
perubahan
lingkungan organisasi terjadi terus menerus dan tak dapat
dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru,
11
Ibrahim Lubis, Pengendalian dan Pengawasan ProyekDalam Manajemen, ( Jakarta :
Ghalia Indonesia, 1985) h. 159
diketemukannya
bahan
baku
baru,
adanya
peraturan
pemerintah baru, dan sebagainya.
b. Peningkatan kompleksitas organisasi. Semakin besar organisasi
semakin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hatihati.
c. Kesalahan-kesalahan.
membuat
kesalahan,
Bila
para
manajer
bawahan
dapat
tidak
secara
pernah
sederhana
melakukan fungsi pengawasan.
d. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang. Bila
manajer
mendelegasikan
wewenang kepada
bawahanya,
tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satusatunya cara manajer dapat menentukan apakah bawahan telah
melakukan ttugas-tugas yang
telah dilimpahkan kepadanya
adalah dengan mengimplementasikan sistem pengawasan.
Tanpa sistem tersebut, manajer tidak dapat memeriksa
pelaksanaan tugas bawahan12.
6. Ciri- Ciri Pengawasan yang Efektif
Pelaksanaan Pengawasan yang efektif merupakan salah satu
refleksi dari efektivitas manajerial seorang pemimpin. Pengawasan
akan berlangsung dengan efektif apabila memiliki berbagai ciri yang
dibahas berikut ini.
Pertama, pengawasan harus merefleksikan sifat dari berbagai
kegiatan yang diselenggarakan. menemukan informasi tentang siapa
yang melakukan pengawasan dan kegiatan apa yang menjadi sasaran
pengawasan tersebut.
12
Robert J. Mockler, The Management Control Process, Prentice-Hall Englewood Cliffs,
1972, halaman 2 ; dalam James A.F. Stoner, op. Cit, h. 594-595
Kedua, harus mampu mendeteksi deviasi atau penyimpangan yang
mungkin terjadi sebelum penyimpangan itu menjadi kenyataaan.
Ketiga, pengawasan harus menunjukan pengecualian pada titiktitik strategis tertentu dan harus mampu menentukan kegiatan apa yang
perlu dilakukan dan kegiatan apa pula yang sebaiknya didelegasikan
ke orang lain.
Keempat, objektivitas dalam melakukan pengawasan. Harus ada
standar prestasi kerja yang diharapkan dipenuhi oleh para pelaksana
kegiatan oprasional.
Kelima, keluwesan pengawasan. diharapkan mempunyai
contingency plan yang digunakan sebagai pengganti rencana utama
yang telah ditetapkan apabila situasi menghendakinya. Dan jika terjadi
pengawasan harus harus bersifat fleksibel pula.
Keenam, pengawasan harus memperhitungkan pola dasar
organisasi. seperti pembagian tugas, pendelegasian wewenang, pola
pertanggung jawaban, jalur komunikasi dan jaringan informasi.
Kesemuanya ini harus diperhatikan dalam melakukan pengawasan.
Ketujuh, efisiensi pelaksanaan pengawasan. Pengawasan dilakukan
supaya keseluruhan organisasi bekerja dengan tingkat efesiensi yang
semakin tinggi. Oleh karena itu, pengawasan sendiri harus
diselenggarakan dengan tingkat efisiensi yang setinggi mungkin pula.
Kedelapan, pemahaman sistem pengawasan oleh semua pihak yang
terlibat. Dengan mengatasnamakan kecanggihan sistem pengawasan
dewasa ini banyak digunakan dan dikembangkan berbagai teknik
untuk memebantu para manajer melakukan pengawasan secara efektif
seperti berbagai rumus matematika, bagan-bagan yang rumit, analisis
yang terinci, dan data-data statistik. Di samping itu, tidak semua teknik
tersebut cocok digunakan untuk setiap bentuk pengawasan yang perlu
dilakukan.
Kesembilan, pengawasan mencari apa yang tidak beres. Yaitu
usaha mencari dan menemukan apa yang tidak beres alam organisasi
apalagi kalau terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya padahal tidak terjadi peristiwa-peristiwa yang
membenarkan penyimpangan tersebut.
Kesepuluh, pengawasan harus bersifat membimbing. maka harus
berani melakukan tindakan yang diapandang paling tepat sehingga
kesalahan yang telah diperbuat tidak terulang kembali13.
B. Bimbingan Manasik Haji
1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji
Bimbingan manasik haji terbagi menjadi 3 kata yaitu bimbingan,
manasik dan haji Untuk mengetahui pengertian bimbingan manasik haji
diperlukan penjelesan lebih terperinci, karena setiap kata memiliki arti
yang berbeda.Dengan demikian akan di dapatkan pengertian tentang
bimbingan manasik haji tersebut.
Jika ditelaah berbagai sumber pengertian-pengertian yang berbeda
mengenai bimbingan, tergantung dari jenis sumbernya dan yang
merumuskan pengertian tersebut14. Perbedaaan tersebut disebabkan
kelainan pandangan dan titik tolak, tetapi perbedaaan itu hanyalah
perbedaan tekanan atau dari sudut mana melihatnya. Bimbingan dalam
rangka menemukan pribadi dimaksudkan peserta didik mengenal kekuatan
dan kelemahan dirinya sendiri, serta menerimanya secara positif dan
dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam
rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik mengenal
secara objektif lingkungan, baik lingkungan sosial dan lingkungan fisik,
dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis
pula. Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan
Sondang P. Siagian, “Fungsi-Fungsi Manajerial”, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004),
h. 130-135
Prayitno dan Erman Amti, “Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling” (Jakarta: PT
Rineka Cipta,2008) cet ke-2 h. 93
6
kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu
tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga sanggup mengarahkan
dirinya dan bertindak secara wajar , sesuai dengan tuntutan dan keadaan.
Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara
optimal sebagai makhluk sosial15.
Pandangan Menurut para ahli mengenai bimbingan seperti Frank
Parson menyatakan bahwa “ Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan
kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku
suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya
itu16”.
Begitu juga menurut Smith hampir sama dengan Frank Parson
dengan menyatakan “bimbingan adalah proses layanan yang diberikan
kepada
individu-individu
guna
membantu
mereka
memperoleh
pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam
membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interprestasi-interprestasi
yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik17”.
Kemudian menurut Crow dan Crow menjelaskan dengan lebih
terperinci dengan menyatakan “ Bimbingan adalah bantuan yang diberikan
oleh seseorang laki-laki ataupun perempuan, yang memeiliki kepribadian
yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap
15
. Prayitno dan Erman Amti, “Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling” , h. 94
Prayitno dan Erman Amti, “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling” (Jakarta: Pt
Rineka Cipta,2008) cet ke-2 h. 94
17
Prayitno, dan Erman Amti, “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling”, h. 94
16
manusia untuk membantuanya mengatur kegiatan hidupnya sendiri,
mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri
dan menanggung bebanya sendiri18. Dan terakhir menurut Moh. Surya
menyatakan bahwa bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang
terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing
agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri,
pengarahan
diri
dan
perwujudan
diri
dalam
mencapai
tingkat
perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan19.
Jika pengertian bimbingan menurut pandangan para ahli yang telah
di kemukakan di atas maka bimbingan adalah sebagai proses, bantuan,
untuk memperoleh pengetahuan maka dapat disimpulkan bahwa
bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang atau
sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh guru
pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi
mandiri.
Setelah mendapatkan definisi tentang bimbingan maka selanjutnya
mengenai definisi manasik, menurut Harahap Sumuran menerangkan
bahwa manasik adalah tata cara pelaksanaan ibadah haji. Atau hal – hal
peribadatan yang berkaitan dengan ibadah haji : melaksanakan ihram dan
miqat yang telah ditentukan, thawaf, sa’i, wukuf di arafah, mabit di
18
Prayitno, dan Erman Amti, “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling”, h. 94
Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
19
1995) h.2
8
muzdalifah, melempar jumrah dan lain sebagainya20. Manasik merupakan
kewajiban bagi setiap jamaah
yang akan menunaikan ibadah haji,
sebagaimana firman Allah SWT surat An-nahl ayat 43
ð
“... Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika
kamu tidak mengetahui (QS.An-Nahl: 43)
Setelah mengetahui pengertian tentang bimbingan dan manasik
maka selanjutnya adalah haji.Menurut bahasa, haji berarti menyengaja.
Dalam bahasa arab, haji bisa dibaca dengan hajj atau hijj, meskipun pada
dasarnya kata haji sering dibaca hijj. Jika dibaca hajj, haji berarti
keterikatan atau kemampuan dengan gerakan-gerakan khusus. Jika dibaca
hijj, haji berarti gerakan-gerakan khusus. Jadi rajul mahjuj berarti laki-laki
menyengaja. Hanya saja kata hajj atau hijj kemudian biasa diartikan
sebagai sengaja pergi ke Makkah untuk melangsungkan manasik
haji.21Selanjutnya, kata hajj biasa digandengkan dengan kata lillah
(semata-mata untuk Allah) sehingga membentuk kalimat al-hajj lillah,
penambahan kata lillah ini didasari fakta bahwa haji sering disalahgunakan
untuk bersikap sombong dan pamer. Oleh karena itu, kata hajj digandeng
20
Harahap Sumuran., Kamus Istilah Haji Dan Umrah(Jakarta : Mitra Abadi Press ,2008)
h. 362
21
Al-Jawhari, Al-Shahhah, Jilid I, Hal. di kutip oleh ‘Ablah Muhammad Al-Kahlawi,
“Buku Induk Haji &Dan Umroh Untuk Wanita Segala Hal Yang Perlu Ddiketahui Perempuan
Tentang Menjadi Tamu Allah Di Tanah Suci”(Jakarta : Zaman , 2009) h.104-105
dengan kata lillah sebagai bukti bahwa haji itu semata-mata dikerjakan
hanya demi menggapai keridhaan Allah SWT, bukan demi status sosial.
Ibadah haji mengandung arti keikhlasan dan ketaatan penuh kepadanya
tanpa dibumbui maksud-maksud duniawi22.
Sedangkan Menurut istilah, haji bermakna menyengaja pergi
kebaitullah pada waktu-waktu tertentu untuk memuliakan dan
mengagungkanya. Ibadah haji mempunyai sej
PADA KBIH NURUL HIKMAH
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk
Memenuhi persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S.Kom.I)
Diajukan Oleh:
Ofik fikrurosyadi
(1110053100010)
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M/1435 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 27 Agustus 2014
Ofik fikrurosyadi
ABSTRAK
Ofik Fikrurosyadi (1110053100010)
Analisis Pengawasan Kegiatan Bimbingan Manasik Haji Pada KBIH Nurul
Hikmah
Pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha memberikan petunjuk
pada para pelaksana agar selalu bertindak sesuai dengan rencana. Diharapkan para
pelaksana membatasi tindakan-tindakanya mencapai tujuan sedemikian rupa
sehingga tidak begitu menyimpang dari yang diperbolehkan. Pengawasan pada
kegiatan bimbingan manasik haji perlu dilakukan agar tidak melenceng dari
rencana yang telah disusun sebelumnya.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah tentang tahap-tahap
pengawasan kegiatan bimbingan manasik haji yang dilakukan di KBIH Nurul
Hikmah, hal itu bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui apakah pengawasan
kegiatan pada KBIH Nurul Hikmah Hikmah sesuai apa yang telah direncanakan
sehingga secara praktis dan akademis dapat menjadi pengetahuan dan sebagai
bahan masukan dalam perbaikan pengawasan terhadap kegiatan bimbingan
manasik haji kedepanya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif,
yang menghasilkan data deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan
data berupa, wawancara,dokumentasi, dan observasi
Dari hasil penelitian dengan menganalisis kegitan bimbingan manasik haji
dengan mengimplementasiknya ke dalam tahapan-tahapan pengawasan seperti
Penatapan Standar, Penentuan Pengukuran Suatu Kegiatan dengan menggunakan
beberapa pertanyaan yang dapat digunakan seperti ( berapakali, dalam bentuk apa,
siapa), tahapan selanjutnya merupakan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan,
Perbandingan Pelaksanaan Dengan Standar dan Analisa Penyimpangan, dan
tahapan terakhir adalah Pengambilan Tindakan Koreksi Bila Diperlukan, dengan
menggunakan tahapan tadi pengawasan terhadap kegiatan bimbingan manasik haji
cukup baik walaupun kurang begitu optimal dan juga dijumpai penyimpangan
walaupun begitu, KBIH Nurul Hikmah bisa di jadikan contoh dari KBIH-KBIH
lainya, karena KBIH Nurul Hikmah sendiri setiap tahunya memberangkatkan
lebih banyak jamaah, bisa di bilang KBIH Nurul Hikmah menjadi KBIH yang
terbaik di Kota Tangerang
Kata Kunci : Pengawasan Bimbingan Manasik Haji
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari
sepenuhnya, skripsi ini bukan semata-mata hasil kerja keras peneliti sendiri tetapi
dukungan dari berbagai pihak. Khususnya para pembimbing yang telah
mendorong penulis untuk terus semangat menyelsaikan skripsi ini. Untuk itu
peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan
penghargaan setulus hati kepada berbagai pihak, khususnya:
1. Bapak Dr, Arief Subhan, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Cecep Sastrawijaya, MA., selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah yang selalu memberi dukungan dalam penyelsaian skripsi ini.
3. Bapak Drs. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM., selaku sekertaris Jurusan
Manajemen Dakwah yang selalu menasihati dan memberikan semangat
dalam penyelsaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. Study Rizal, LK, MA., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang
dengan besar hati dan sabar, meluangkan waktunya untuk mendengarkan
keluhan penulis dan selalu memberikan semangat, saran, bimbingan, dan
konsultasi terhadap skripsi ini sehingga akhirnya bisa sampai ke meja
Munaqasyah.
5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, khususnya Manajemen Haji dan Umrah yang telah
berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman berharga kepada penulis.
ii
Semua amal kebaikan Bapak dan Ibu dibalas dengan pahala yang tidak
terhingga.
6. Bapak H. Bakhri SE., selaku Pimpinan KBIH Nurul Hikmah yang telah
mengizinkan penulis meneliti, dan memberikan banyak bantuan.
7. H. Ahmad Damanhuri S,Pd selaku sekretaris pada KBIH Nurul Hikmah
yang selalu membantu dan memberikan pengarahan, izin, juga mengikut
sertakan penulis dalam kegiatan bimbingan manasik haji.
8. Dosen Penguji sidang Munaqasyah Bapak Drs. H. Ade Marpudin, MM
dan Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA yang telah banyak memberikan saran
dan kritik dalam penulisan skripsi ini, sehingga skripsi ini menjadi lebih
baik.
9. Keluarga yang selalu mendukung baik secara moral maupun materil.
Terutama doa Ibu yang tidak pernah putus Hj. Umi Muhibatun Nufus dan
Bapak H. Ison basuni serta kakak-kakak.
10. Saudari Wita Widyaningsih yang dari awal penulisan skripsi ini tidak
pernah berhenti dan tidak lelah-lelahnya mengingatkan, menyemangati
dan mengarahkan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. Insya Allah
dalam 2 tahun ini saya akan meminangnya, rahmati kami Ya Allah, Amin.
11. Sahabat Manajemen Haji dan Umrah angkatan 2010 dan khususnya
sahabat-sahabat saya yaitu Fauzi pahlevi, Aceng Ahmad, Ary Falwan,
Miftahul Ulum, M. Dinul Arsyi dan Whisnu Mardiansyah yang tidak
pernah lelah menyemangati penulis dalam keadaan sulit dan menjadi
iii
kawan yang selalu setia. Semangat Ranger, kita mungkin nanti akan jauh
namun kalian kawan yang terbaik bagi saya.
Tanpa dukungan mereka semua, skripsi ini hanyalah tulisan yang tidak
bermakna dan tidak akan terwujud. Semoga doa dan dukungan dari semuanya
akan dibalas oleh Allah SWT.
Akhir kata penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca
dalam memperkaya khasanah ilmu dibidang Manajemen Haji dan Umrah. Peneliti
juga mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Jakarta,
2014
Ofik Fikrurosyadi
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK..........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR......................................................................................
ii
DAFTAR ISI......................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................. ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah............................................................ 8
C. Tujuandan Manfaat Penelitian.................................................................... 8
D. Metodologi Penelitian................................................................................ 9
E. Tinjauan Pustaka....................................................................................... 12
F. Sistematika Penulisan............................................................................... 14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengawasan
1. Pengertian Pengawasan...................................................................... 15
2. Tahap-Tahap dalam Pengawasan....................................................... 17
3. Tujuan Pengawasan............................................................................ 20
4. Macam-Macam Pengawasan.............................................................. 21
v
5. Pentingnya Pengawasan..................................................................... 22
6. Ciri-ciri Pengawasan yang Efektif..................................................... 23
B. Program Bimbingan Manasik Haji
1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji................................................. 25
2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik Haji.................................... 30
a. Fungsi Bimbingan Manasik Haji.................................................... 31
b. Tujuan Bimbingan Manasik Haji................................................... 31
3. Bentuk dan metode Bimbingan Manasik Haji................................... 32
BAB III
GAMBARAN KBIH NURUL HIKMAH
A. Sejarah Berdirinya KBIH Nurul Hikmah.................................................. 41
B. Dasar dan Tujuan Penyelenggaraan......................................................... 43
1. Dasar hukum...................................................................................... 43
2. Tujuan ............................................................................................... 44
C. Visi dan Misi............................................................................................ 45
D. Sarana dan Prasarana................................................................................ 45
1. Sarana................................................................................................... 45
2.prasarana................................................................................................ 45
E. Struktur Kepengurusan dan Data Jumlah Jamaah.................................... 46
1. Struktur kepengurusan....................................................................... 46
2. Data jumlah jamaah............................................................................ 48
F. Pelayanan KBIH Nurul Hikmah.............................................................. 49
vi
BAB IV
ANALISIS
PENGAWASAN
KEGIATAN
BIMBINGAN
MANASIK HAJI PADA KBIH NURUL HIKMAH
A. Penetapan Standar.................................................................................... 50
B. Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan......................................... 57
C. Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan.......................................................... 67
D. Perbandingan Pelaksanaan Dengan Standar dan Analisa Penyimpangan 69
E. Pengambilan Tindakan Koreksi Bila Diperlukan..................................... 75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 77
B. Saran-saran............................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 81
LAMPIRAN........................................................................................................ 84
vii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 3.1 : Struktur Organisasi KBIH Nurul Hikmah........................... 46
viii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 : Data Jamaah KBIH Nurul Hikmah............................................... 48
2. Tabel 4.2 : Jadwal Manasik Haji KBIH Nurul Hikmah ................................. 58
3. Tabel 4.3 : Anggaran Bimbingan Manasik Haji............................................. 69
4. Tabel 4.4 : Anggaran Perlengkapan Manasik.................................................. 72
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengawasan dalam sebuah kegiatan bimbingan manasik haji harus ada dan
diperlukan agar sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya, Semua kegiatan
memerlukan pengawasan sebagai jaminan dalam setiap kegiatan, termasuk
juga dalam kegiatan manasik haji. Didalam banyak perusahaan atau organisasi
masalah dalam pencapaian tujuan di mana implementasi dari setiap rencana
tidak berjalan dengan semestinya, dengan demikian perlu adanya fungsi
manajemen yang di arahkan untuk memastikan rencana dan implementasinya
berjalan dengan lancar1. oleh karena itu tidak menutup kemungkinan dalam
kegiatan manasik haji juga akan terjadi, dan tidak sesuai yang telah di
rencanakan sebelumnya. Pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha
memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai
dengan rencana.
Dengan kasus yang diatas penulis memilih pengawasan di antara
manajemen lainya
di karenakan didalam manajemen perlu adanya fungsi
manajemen yang diarahkan untuk memastikan apakah rencana yang di
implementasikan berjalan sebagaimana mestinya dan mencapai tujuan yang
ditetapkan atau tidak. Seperti yang diketahui dalam proses pengorganisasian
keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat,
1
Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2005) h.316
1
2
dan dengan adanya pengawasan ini maka rencana yang telah dibuat tadi akan
mencapai tujuannya. Bukan berarti manajemen yang lain tidak penting namun
dari semua manajemen, pengawasan merupakan proses yang menentukan
tercapainya rencana atau tujuan.
Pengawasan merupakan suatu upaya yang sistematis untuk menetapkan
kinerja standar pada perencanaan, untuk merancang sistem umpan balik
informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah
ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan dan
mengukur signifikasi penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan
perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai
tujuan perusahaan2.
Titik tolak yang digunakan dalam membahas pengawasan sebagai salah
satu fungsi organik manajemen ialah definisi yang mengatakan bahwa
pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi
guna lebih menjamin bahwa semua kegiatan, pekerjaan yang sedang dilakukan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagai fungsi
organik, pengawasan merupakan salah satu tugas yang mutlak diselenggarakan
oleh semua orang yang menduduki jabatan manajerial, yang secara langsung
2
Kadarman dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta : PT. Prenhallindo,
2001) hal. 159
3
mengendalikan kegiatan-kegiatan teknis yang diselenggarakan oleh semua
tugas operasional3.
Membahas pengawasan sebagai fungsi organik manajerial sesungguhnya
berarti
berusaha
menemukan
jawaban
terhadap
pertanyaan
mengapa
pengawasan mutlak perlu dilaksanakan. Jawaban terhadap pertanyaan yang
sangat mendasar tersebut tidak selalu mudah atau sederhana untuk
menemukannya karena manajemen merupakan hal yang sangat kompleks 4.
Pengawasan pertama kali orang harus menentukan standar pengawasan
pada pusat-pusat yang strategis, karena orang tidak dapat mengecek segalanya.
Harus dibedakan hal apa yang dapat di awasi, hal apa yang tidak dapat di
awasi5.
Kata
pengawasan
sering
mempunyai
konotasi
yang
tidak
menyenangkan. Karena dianggap akan mengancam kebebasan dan otonomi
pribadi. Padahal oganisasi sangat memerlukan pengawasan untuk menjamin
tercapainya tujuan. Sehingga manajer adalah menemukan keseimbangan antara
pengawasan organisasi dan kebebasan pribadi atau mencari tingkat
pengawasan yang tepat. Pengawasan yang berlebihan akan menimbulkan
birokrasi, mematikan kreatifitas, dan sebagainya, yang akhirnya merugikan
organisasi sendiri, sebaliknya pengawasan yang tidak mencukupi dapat
menimbulkan pemborosan sumber daya dan membuat sulit pencapaian tujuan6.
3
Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, ( Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004)
h.125-126
4
Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, h.125-126
.Sukanto Reksohadiprodjo, Dasar-Dasar Manajemen, (yogyakarta: BPFE) h. 63
6
T. Hani Handoko,Manajemen, (Yogyakarta: BPFE) h. 367
5
4
Dengan demikian pengawasan terhadap kegiatan bimbingan manasik
haji diperlukan mengingat pentingnya menunaikan ibadah haji, yang memiliki
aturan-aturan atupun tata cara dalam pelaksanaanya.
Haji merupakan hijrah kepada ALLAH SWT, memenuhi panggilannya, merupakan musim yang terus bergulir, tempat kaum muslimin bertemu
setiap tahun dalam hubungan paling murni paling suci. Menjadi sarana setiap
jamaah untuk menikmati berbagai manfaat yang dapat di peroleh di tempat
yang telah di muliakan ALLAH SWT. Haji merupakan manifestasi praktis dari
persaudaraan seiman dan persatuan bagi umat islam, perbedaan ras, warna
kulit, bahasa, tanah air, dan tingkatan mencair dalam haji. Hakikat
penghambaan dan persaudaraan tercipta jelas di sana. Semuanya menggunakan
satu jenis pakaian, menghadap kepada satu kiblat, dan menyembah ALLAH
yang maha esa, tiada sekutu baginya7. Ibadah haji merupakan salah satu rukun
islam. Sebagaimana ibadah – ibadah lain seperti : shalat, puasa dan dzakat.
Haji merupakan ibadah mahdah yang tata cara pelaksanaannya sudah di
tentukan oleh syari’at melalui firman ALLAH SWT, dan sunnah Rasullah
SAW8. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali-Imran ayat 97
...
7
Sami Bin Abdullah Al-Maghlout. Atlas Al Hajj Wa Al-‘Umroh Mengenali Detail Mekah
dan Madinah Dari Sudut Pandang Fiqih dan Sejarah (Jakarta Timur : Almahira, 2010) h. 4
8
Usman Suparman. “Manasik Haji Dalam Pandangan Madzhab”. (Serang : Sehati
Grafika, 2008) h. 12
5
“….Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi)
orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah maha kaya(tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam (QS. Ali-Imran[3]: 97)
Sehubungan
dengan
uraian
tadi,
maka
mereka
yang
akan
melaksananakan atau menunaikan ibadah haji, harus terlebih dahulu benar –
benar memahami dan menguasai manasik haji terlebih dahulu, di samping
memerlukan biaya yang tidak sedikit, tetapi juga memerlukan kesiapan fisik
dan mental serta pengetahuan tentang manasik haji9. Bukan hanya perjalanan
suci namun bisa di katakan perjalanan kematian karena di dalam perjalanan
haji banyak sekali rintangan yang akan menghabiskan stamina dan faktor cuaca
yang tidak biasa.Adapun tata cara (kaffiyah) pelaksanaanya telah di atur dalam
fikih dan di jelaskan secara rinci dalam kitab manasik haji yang memuat
keterangan mengenai syarat sah dan rukun haji. Di samping itu juga di
lengkapi pula dengan do’a-do’a yang harus di baca selama perjalanan
melaksanakan ibadah haji10.
Alangkah nikmatnya jika perpaduan antara kesulitan dan kerinduan itu
di barengi dengan pengetahuan yang cukup tentang ibadah ini dengan semua
syarat, rukun, dan ketentuan- ketentuan lainya. Di sertai pengenalan tempattempat pelaksanaan haji, seperti arafah, mudzalifah, multazam, hajar aswad,
9
Kementrian Agama RI Direktorat Penyelenggaraan Haji Dan Umroh. Tuntunan Praktis
Manasik Haji Dan Umroh, 2011
10
Mulyadhi Kartanegara. Filosofi Haji Dinamikadan Frespektif Haji Indonesia. (Jakarta
:Cv Duta Veraga ,2010), h. 3
6
maqam Ibrahim, ka’bah, hijir, jamarat, mina, masya’ir muqaddas dan berbagai
simbol haji lainya11. Masih banyak kaum muslimin indonesia, khususnya para
calon jemaah haji belum dapat informasi dan penjelasan yang cukup untuk
memahami dan mengenali penjelasan tentang hal – hal tersebut seperti simbol,
rambu yang akan mereka temui di tanah suci.
Kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) merupakan lembaga sosial
keagamaan
islam.
bimbingan,pembinaan
Konsentrasi
dan
aktivitasnya
penyuluhan.
KBIH
bergerak
tidak
di
bidang
hanya
sekedar
membimbing calon jama’ah haji yang akan berangkat menunaikan rukun islam
yang ke lima, akan tetapi berperan sebagai wadah edukasi secara de jure. KBIH
yang berada dan tersebar di seluruh nusantara memiliki izin operasional dari
kementrian agama. Jumlah relatif banyak, lebih dari 1500 kelompok
bimbingan12. Di dalam KBIH pasti memiliki latar belakang yang berbeda-beda
ada yang pendidikan ada pula yang sosial agama.
Di dalam penulisan skripsi ini penulis menentukan pilihan kepada KBIH
Nurul Hikmah , KBIH (kelompok bimbingan ibadah haji) Nurul Hikmah
sendiri berdiri sejak tahun 1984, KBIH Nurul hikmah memiliki jamaah
terbanyak di
kota tangerang di antara KBIH lainya, jamaah tahun 2012
mencapai 274 jamaah, di tahun 2013 KBIH Nurul Hikmah memiliki total
jamaah haji mencapai 248 jamaah, dan di tahun 2014 jumlah jamaah haji
11
Sami bin Abdullah Al-Maghlout.Atlas Al Hajj Wa Al-‘Umroh Mengenali Detail Mekah
dan Madinah Dari Sudut Pandang Fiqih dan Sejarah, (Jakarta Timur : Almahira, 2010) h. vii
12
ShalehQasim. Peran Kelompok Bimbingan Haji Dalam Perspektif Haji Mandiri.
Dinamika dan frespektif haji indonesia. (Jakarta: Cv Duta Veraga,2010) h. 248
7
KBIH Nurul Hikmah mencapai 183 jamaah. KBIH Nurul Hikmah memiliki
jadwal bimbingan manasik haji mencapai 24 kali pertemuan belum termasuk
bimbingan tingkat kecamatan dan kabupaten.
Sebagai mana yang telah diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 13 tahun 2008 dalam pembinaan pasal 30 bahwa (1) dalam
rangka pembinaan ibadah haji, masyarakat dapat memberikan bimbingan
ibadah haji, baik dilakukan secara perseorangan maupun dengan membentuk
kelompok bimbingan. (2) ketententuan lebih lanjut mengenai bimbingan
ibadah haji oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan peraturan menteri. KBIH Nurul Hikmah Memiliki nomor izin
oprasional yaitu: SK. W.I/I/HJ.01/KPS/314/1999.KBIH Nurul Hikmah
merupakan Majlis Ta’lim yang bersifat sosial, sebagai mitra Departemen
Agama bertujuan memberikan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat
khusus bagi para calon tamu-tamu Allah
dengan menyelenggarakan
bimbingan manasik secara teori & praktek, baik di tanah air maupun di tanah
suci, dengan prinsip tolong menolong dalam rangka tercapainya haji mabrur.
Untuk mengetaui dan menganalisis lebih jauh terhadap pengawasan yang
dilakukan kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) Nurul Hikmah, maka
penulis akan menuangkan dalam sebuah penelitaian sebuah karya ilmiah
“skripsi” yang berjudul :
PENGAWASAN
KEGIATAN
PADA KBIH NURUL HIKMAH
BIMBINGAN
MANASIK
HAJI
8
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak melebar dan terarah, maka peneliti membatasi
masalah hanya menitik beratkan pada “ Pengawasan Kegiatan Bimbingan
Manasik Haji Pada KBIH Nurul Hikmah Tahun 2014”.
2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dijabarkan di atas maka
perumusan masalah dari penelitian ini tentang tahapan-tahapan dalam
pengawasan yang dilakukan pada kegiatan manasik haji oleh KBIH Nurul
hikmah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana tahapan-tahapan pengawasan kegiatan bimbingan manasik
haji yang dilakukan oleh KBIH Nurul Hikmah?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada tujuan yang ingin di
capai oleh peniliti yaitu :
a.
Mempelajari secara seksama tentang tahapan-tahapan dalam
pengawasan terhadap kegiatan bimbingan manasik haji pada KBIH
Nurul Hikmah
9
b. Mengatahui faktor pendorong dan penghambat pada kegiatan
bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah
2. Manfaat Penelitian
a. Akademik
Dapat
menjadi
tambahan
wawasan
khazanah
ilmu
pengetahuan, dan khususnya untuk jurusan manajemen haji dan
umroh,Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi sebagai
pencipta mahasiswa yang memiliki kompeten dalam bidang haji
dan umroh.
b. Praktis
Diharapkan menjadi masukan,tambahan, gagasan untuk
lembaga
penyelenggara ibadah haji seperti KBIH, travel dan
lembaga haji dan umroh, tentang peningnya pengawasan terhadap
setiap kegiatan.
D. Metodelogi Penelitian
1. Metode Penelitian
Pendekatan dalam penelitain ini menggunakan pendekatan
kualitatif yaitu melakukan penelitian yang mendapatkan data deskriftip yang
di dalamnya berupa kata-kata atau lisan yang tertulis dan perilaku yang di
amanati. Menggunakan pendeketaan ini karena di anggap paling cocok dan
10
praktis dalam penelitian ini, dengan pendekatan kualitatif ini data akan
bersifat faktual.
2. Subjek Dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah kelompok bimbingan ibadah haji
(KBIH) Nurul Hikmah sedangkan objek dalam penelitian ini adalah
pengawasan bimbingan manasik haji.
3. Tempat Penelitian
Jl. KH. Amsir kel. Kenanga Rt. 005/04 kec. Cipondoh Kota Tangerang,
Telp, (021) 5548970/ 081280817779 / 085693657045 / 94528327. Email :
[email protected]
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
yang diperoleh dari peneliti secara langsung (Data Primer) dengan cara:
a. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan dalam metode
survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek
peneliti.13Dalam pengumpulan data peneliti melakukan wawancara
kepada subjek yang berkaitan kepada pengelola KBIH Nurul
Hikmah, pembimbing, mantan jamaah dan para calon jamaah yang
mengikuti KBIH Nurul Hikmah, penulis memberikan pertanyaan
langsung dengan melakukan 2 cara : melalui tatap muka dan
melalui alat elektronik seperti telepon dan email.
13
Sangadji Etta Memang dan Sopiah, “Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Dalam
Penelitian” (Yogyakarta : C.V Andi Offset,2010) h.171
11
b. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan secara
langsung agar data yang di dapatkan lebih akurat dan
bebas
terhadap objek yaitu KBIH Nurul Hikmah tentang pengawasan
kegiatan bimbingan manasik haji. Observasi merupakan proses
pencatatan pola prilaku subyek (orang), obyek (benda), atau
kejadian yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi
atau komunikasi dengan individu-individu yang di teliti.14
c. Dokumentasi
Merupakan jenis data penelitian yang antara lain berupa :
jurnal, surat-surat atau data dalam bentuk laporan program.15 dalam
hal ini penulis melakukan pengumpulan data yang terdapat di
KBIH Nurul Hikmah sendiri.
5. Teknik Pengolaan Data
Setelah data sudah diperoleh dan terkumpul kemudian langkah
selanjutnya di lanjutkan dengan cara editing, yaitu melakukan dengan
cara mempelajari berkas yang sudah terkumpul dan dapat di simpulkan
bahwa berkas yang di terima bisa di gunakan dan juga dalam keadaan
baik.
14
Sangadji Etta Memang dan Sopiah, “Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Dalam
Penelitian”, h.171
15
Sangadji Etta Memang dan Sopiah,” metodelogi penelitian pendekatan praktis dalam
penelitian”hal. 176
12
6. Analisis Data
Dalam menganalisa data penulis menggunakan analisi deskriftif
yaitu
mengkaji
gambaran
secara
faktual,realitas
atau
apa
adanya.Setelah melakukan pengkajian data-data yang di peroleh
kemudian di gambarkan atau dijabarkan apa adanya dan didapatkan
kesimpulan.
7. Pedoman Penulisan
Adapun teknik penulisan dari penelitian skripsi ini adalah dengan
menggunakan “ Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis,
Disertasi)” yang telah diterbitkan CEQDA UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, cet 1 tahun 2007,
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan penelitian ini penulis banyak membaca skripsi yang telah
di buat sebelumnya, agar mendapat pengetahuan dan sebagai perbandingan. Di
dalam proses pencarian data penulis menemukan skripsi yang memiliki juduljudul hampir sama dengan yang di teliti. Judul tersebut ada di dalam karya :
1. Nama : Isti’anah, Nim : 0053019951Jurusan : Manajemen dakwah,
Fakultas : Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, 2004, Judul Skripsi :
Aplikasi Pengawasan Program Dakwah Yayasan Amal Muslim
Muhajirin Dan Anshor (AMMA) Dalam Meningkatkan Pemahaman
Amalan Muallaf, di dalam penelitianya tentang bagaimana yayasan
13
amma mengaflikasi fungsi pengawasan pada aktivitas programprogram dakwah.
Persamaan
Di dalam penelitian ini baik penulis dan saudari isti’anah menjelaskan
tentang, bagaimana pengawasan terhadap program-program yang telah
direncanakan agar kegiatan tersebut mempengaruhi dan menjadi lebih
baik kedepanya.
Perbedaan
Perbedaan yang ada di skripsi ini bisa di lihat dengan jelas antara
penulis dengan saudari Isti’anah perbedaan itu terdapat dari fokus
penelitian dan objeknya. Penulis memfokuskan penelitian terhadap
pengawasan kegiatan KBIH tentang bimbimbing manasik haji dan di
dalam skripsi isti’anah memfokuskan terhadapyayasan amma tentang
pengawasan program dakwah terhadap pemahaman tentang agama
muallaf.
2. Nama :Dedi Surahman , Nim : 106046101559 Jurusan : Perbankan
Syariah, Fakultas : Syariah Dan Hukum, 2013, Judul Skripsi : Strategi
Monitoring Pengolaan Dana Zakat Bazda Kota Tangerang. Skripsi ini
menjelaskan
tentang
bagaimana
strategi
pengelolaan dana zakat di kota tangerang.
Persamaan
monitoring
terhadap
14
Di
dalam
skripsi
ini
persamaan
penulis
dan
saudaraDedi
Surahmanadalah tentang bagaimana memonitoring dan pengawasan
terhadap kegiatan yang dilakukan.
Perbedaan
Skripsi yang telah di buat oleh saudaraDedi Surahmanmenjelaskan
tentang monitoring terhadap pengelolaan dana zakat bazda di kota
tagerangnamun penulis memfokuskan terhadap pengawasan program
bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah.
F. Sistematika Penulisan
Di dalam sistematiaka penulisan penulis menjadikanya terdiri dari lima
BAB, adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
BAB I
: PENDAHULUAN
Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORI
Pengertian pengawasan, tahap-tahap dalam pengawasan,
tujuan
pengawasan,
macam-macam
pengawasan,
pentingnya pengawasan, ciri-ciri pengawasan yang efektif,
pengertian bimbingan manasik haji, fungsi dan tujuan
15
bimbingan manasik haji, bentuk dan metode bimbingan
manasik haji.
BAB III
:TINJAUAN
UMUM
TENTANG
KBIH
NURUL
HIKMAH
Sejarah singkat, dasar dan tujuan berdiri, visi dan misi,
sarana dan prasarana,
struktur kepengurusan dan data
jumlah jemaah, pelayanan jamaah haji.
BAB IV
:PENGAWASAN
KEGIATAN
BIMBIMBING
MANASIK HAJI PADA KBIH NURUL HIKMAH
Tentang analisis penelitian yang sudah di kaji, dalam bab
ini berisikan hasil dari penelitian mengenai tahap-tahap
pengawasan terhadap kegiatan bimbingan manasik haji
pada KBIH Nurul Hikmah.
BAB V
: PENUTUP Kesimpulan dan saran-saran
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengawasan
1. Pengertian Pengawasan
Menurut kamus besar bahasa indonesia kata pengawasan secara
bahasa berasal dari kata awas yang artinya dapat melihat baik-baik, tajam
tilikanya, memperhatikan dengan baik, hati-hati. Kemudian mendapat
imbuhan peng- pada awal kata dan mendapat akhiran –an menjadi
pengawasan yang artinya penilikan (pemeriksaan) dan penjagaan, penilikan
dan pengarahan kebijakan jalanya perusahaan1.
Kemudian menurut istilah yang di kemukakan oleh Ibrahim
LubisPengawasan adalah kegiatan
yang mengusahakan agar pekerjaan-
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang betapapun baiknya akan
gagal sama sekali bilamana manajer tidak melakukan pengawasan, agar
pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan rencana atau maksud yang telah
ditetapkan maka ia harus melakukan kegiatan pengawasan2.
Pengawasan dapat di artikan sebagai proses untuk “ Menjamin”
bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Pengertian ini
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : PT
(Persero) Balai Pustaka, 2007) h. 79
Ibrahim Lubis, Pengendalian Dan Pengawasan Proyek Dalam Manajemen, ( Jakarta :
Ghalia Indonesia, 1985) h. 154
6
menunjukan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan
pengawasan3.
Setelah
Ibrahim
Lubis
memberikan
pandanganya
tentang
pengawasan,kemudian para ahli yang lain juga memberikan pandanganya
tentang pengawasan seperti Robert J. Mockler bahwa pengawasan adalah
“Suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan
tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan
kegiatan
ditetapkansebelumnya,
nyata
menentukan
dengan
dan
standar
mengukur
yang
telah
penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara
paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan”4.
pandangan Robert J. Mockler tentang pengawasan juga sama dengan
Schermorhorn bahwa menyatakan pengawasan merupakan “sebagai proses
dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat
mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang
telah ditetapkan tersebut5”. Kemudian Stoner mempersingkat definisi
pengawasan namun tidak merubah apa yang telah di sampaikan sebelumnya
3
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE) h. 367
Robert J. Mockler, The Management Control Process, Prentice-Hall Englewood Cliffs,
1972, halaman 2 ; dalam James A.F. Stoner, op. Cit, h. 592
5
Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2005) h. 317
4
oleh para ahli di atas dan hanya memperjelas dengan mendefinisikan bahwa
“pengawasan sesuai dengan apa yang telah direncanakan”6.
Kemudian menurut Harold koontz dan Cyril O’donnel mereka
berpandangan
lebih mengedepankan koreksi yang di lakukan ketika
pelaksan kegiatan dengan maksud untuk
mendapatkan keyakinan atau
menjamin bahwa tujuan-tujuan perusahaan dan rencana-rencana yang
digunakan untuk mencapainya dilaksanakan7.
Jika pengawasan menurut pandangan para ahli merupakan sebuah
proses, menjamin, perencanaan, koreksi, tepat, efektif dan efesien, serta di
perlukan koreksi maka dapat disimpulakan bahwa pengertian pengawasan
adalah proses untuk menjamin sebuah kegiatan yang telah di rencanakan
agar tepat efektif dan efisien yang dilakukan dengan cara melalui tahapantahapan yang dilakukan yaitu dengan cara penentuan standar yang telah
ditetapkansebelumnya,
menentukan
dan
mengukur
penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
2. Tahap-tahap dalam Pengawasan
Didalam
pengawasan
juga
adanya
tahapan-tahapan
untuk
memudahkan proses dalam pengawasan, menurut T. Hani Handoko tahaptahap dalam pengawasan terbagi menjadi 5 tahapan yaitu:
6
Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, “Pengantar Manajemen”, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2005) h. 317-318
7
Ibrahim Lubis, Pengendalian dan Pengawasan Proyek dalam Manajemen, ( Jakarta :
Ghalia Indonesia, 1985) h. 155-156
8
a. Tahap I : Penetapan Standar
Tahap pertama dalam pengawasan adalah penetapan standar
pelaksanaan. Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran
yang dapat digunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil.
Tujuan sasaran, kuota dan target pelaksanaan dapat digunakan sebagai
standar.
Tiga bentuk standar yang umum adalah :
1) Standar-standar
fisik,
meliputi
kuantitas
jasa,
jumlah
langganan.
2) Standar-standar moneter, yang ditunjukan dalam rupiah dan
mencakup biaya tenaga kerja dan sejenisnya
3) Standar-standar waktu meliputi kecepatan atau batas waktu
suatu pekerjaan harus diselesaikan8.
b. Tahap II: Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai berbagai cara
untuk mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap
kedua dalam pengawasan adalah menentukan pengukuran pelaksanaan
kegiatan secara tepat. Beberapa pertanyaan yang penting berikut ini
dapat digunakan: berapa kali (how often) pelaksanaan seharusnya
diukur setiap jam, harian, mingguan, bulanan ? dalam bentuk apa (what
from) pengukuran akan dilakukan laporan tertulis, inspeksi visual,
8
T. Hani handoko, “Manajemen”,(Yogyakarta: BPFE) h.363-365
melalui telephone ? siapa (who) yang akan terlibat? Pengukuran ini
sebaiknya mudah dilaksanakan dan tidak mahal, serta dapat diterangkan
para karyawan.
c. Tahap III: Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan,
pengukuran pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang
dan terus menerus. Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran
pelaksanaan, yaitu pengamatan (observasi), laporan-laporan, baik lisan
dan tertulis, metode-metode otomatis dan inpeksi, pengujian, atau
dengan pengambilan sample.
d. Tahap IV: Perbandingan Pelaksanaan Dengan Standar dan Analisa
Penyimpangan
Tahap kritis dari proses pengawasan adalah perbandingan
pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar
yang telah ditetapkan. Walaupun tahap ini paling mudah dilakukan,
tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterprestasikan adanya
penyimpangan (deviasi)
Penyimpangan-penyimpangan
harus
menentukan mengapa standar tidak dapat dicapai.
dianalisa
untuk
e. Tahap V: Pengambilan Tindakan KoreksiBila Diperlukan
Bila hasil analisa menunjukan perlunya tindakan koreksi,
tindakan ini harus diambil. Tindakan koreksi dapat diambil dalam
berbagai bentuk. Standar mungkin diubah, pelaksanaan diperbaiki, atau
keduanya dilakukan bersamaan.
1) Mengubah standar mula-mula (barangkali terlalu tinggi atau
terlalu rendah)
2) Mengubah pengukuran pelaksanaan ( inpeksi terlalu sering
frekuensinya atau kurang atau bahkan mengganti sistem
pengukuran itu sendiri).
3) Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan
penyimpangan-penyimpangan9.
3. Tujuan Pengawasan
Pengawasan juga memiliki tujuan menurut Griffin menjelasakan
bahwa terdapat empat tujuan dari fungsi pengawasan. Keempat tujuan
tersebut adalah adaptasi lingkungan, meminimalkan kegagalan,
meminimumkan
biaya,
dan
mengantisipasi
organisasi.
T. Hani handoko, “Manajemen”(Yogyakarta: BPFE), h. 365
kompleksitas
dari
a. Adaptasi Lingkungan
Tujuan pertama dari fungsi pengawasan adalah agar
perusahaan dapat terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi
di lingkungan perusahaan, baik linggkungan yang bersifat internal
maupun eksternal.
b. Meminimumkan Kegagalan
Tujuan kedua dari fungsi pengawasan adalah untuk
meminimumkan kegagalan.
c. Meminimumkan Biaya
Tujuan ketiga dari fungsi pengawasan adalah untuk
meminimumkan biaya, melalui penetapan standar-standarr tertentu
dalam meminimumkan kegagalan.
d. Antisipasi Kompleksitas Organisasi
Tujuan terakhir dari fungsi pengawasan adalah agar
perusahaan dapat mengantisipasi berbagai kegiatan organisasi yang
kompleks10.
4. Macam-Macam Pengawasan
Disamping memiliki tujuan pengawasan juga memiliki berbagai
macam-macam proses pengawasan, menurut Ibrahim lubis macammacam pengawasan dapat dibedakan dalam beberapa macam sesuai
dengan segi yang di jadikan pangkal bertolaknya yaitu:
10
Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2005) h. 318-120
a. Dilihat dari segi bidang kerja atau objek yang di awasi.
b. Pengawasan-pengawasan
di
bidang
penjualan
,
produksi,
pembiayaan, perbekalan, kualita, anggaran belanja, pemasaran, dan
sebagainya.
c. Dilihat dari segi subjek atau petugas pengawasan: pengawasan
intern, ekstern, formal, informal, dan sebagainya
d. Dilihat dari segi waktu pengawasan: pengawasan-pengawasan
preventif,
represif,
tengah
prosesnya
penyimpangan
dan
sebagainya.
e. Dilihat dari segi-segi lainya: pengawasan-pengawasan umum,
khusus langsung, tak langsung, mendadak, teratur, terus- menerus,
dan sebagainya11.
5. Pentingnya Pengawasan
Sebagai fungsi dari manajemen bahwa pengawasan memiliki
faktor penting dalam sebuah manajemen, ada berbagai faktor yang
membuat pengawasan semakin diperlukan oleh setiap organisasi,
faktor-faktor itu adalah :
a. Perubahan
lingkungan
organisasi.
Berbagai
perubahan
lingkungan organisasi terjadi terus menerus dan tak dapat
dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru,
11
Ibrahim Lubis, Pengendalian dan Pengawasan ProyekDalam Manajemen, ( Jakarta :
Ghalia Indonesia, 1985) h. 159
diketemukannya
bahan
baku
baru,
adanya
peraturan
pemerintah baru, dan sebagainya.
b. Peningkatan kompleksitas organisasi. Semakin besar organisasi
semakin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hatihati.
c. Kesalahan-kesalahan.
membuat
kesalahan,
Bila
para
manajer
bawahan
dapat
tidak
secara
pernah
sederhana
melakukan fungsi pengawasan.
d. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang. Bila
manajer
mendelegasikan
wewenang kepada
bawahanya,
tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satusatunya cara manajer dapat menentukan apakah bawahan telah
melakukan ttugas-tugas yang
telah dilimpahkan kepadanya
adalah dengan mengimplementasikan sistem pengawasan.
Tanpa sistem tersebut, manajer tidak dapat memeriksa
pelaksanaan tugas bawahan12.
6. Ciri- Ciri Pengawasan yang Efektif
Pelaksanaan Pengawasan yang efektif merupakan salah satu
refleksi dari efektivitas manajerial seorang pemimpin. Pengawasan
akan berlangsung dengan efektif apabila memiliki berbagai ciri yang
dibahas berikut ini.
Pertama, pengawasan harus merefleksikan sifat dari berbagai
kegiatan yang diselenggarakan. menemukan informasi tentang siapa
yang melakukan pengawasan dan kegiatan apa yang menjadi sasaran
pengawasan tersebut.
12
Robert J. Mockler, The Management Control Process, Prentice-Hall Englewood Cliffs,
1972, halaman 2 ; dalam James A.F. Stoner, op. Cit, h. 594-595
Kedua, harus mampu mendeteksi deviasi atau penyimpangan yang
mungkin terjadi sebelum penyimpangan itu menjadi kenyataaan.
Ketiga, pengawasan harus menunjukan pengecualian pada titiktitik strategis tertentu dan harus mampu menentukan kegiatan apa yang
perlu dilakukan dan kegiatan apa pula yang sebaiknya didelegasikan
ke orang lain.
Keempat, objektivitas dalam melakukan pengawasan. Harus ada
standar prestasi kerja yang diharapkan dipenuhi oleh para pelaksana
kegiatan oprasional.
Kelima, keluwesan pengawasan. diharapkan mempunyai
contingency plan yang digunakan sebagai pengganti rencana utama
yang telah ditetapkan apabila situasi menghendakinya. Dan jika terjadi
pengawasan harus harus bersifat fleksibel pula.
Keenam, pengawasan harus memperhitungkan pola dasar
organisasi. seperti pembagian tugas, pendelegasian wewenang, pola
pertanggung jawaban, jalur komunikasi dan jaringan informasi.
Kesemuanya ini harus diperhatikan dalam melakukan pengawasan.
Ketujuh, efisiensi pelaksanaan pengawasan. Pengawasan dilakukan
supaya keseluruhan organisasi bekerja dengan tingkat efesiensi yang
semakin tinggi. Oleh karena itu, pengawasan sendiri harus
diselenggarakan dengan tingkat efisiensi yang setinggi mungkin pula.
Kedelapan, pemahaman sistem pengawasan oleh semua pihak yang
terlibat. Dengan mengatasnamakan kecanggihan sistem pengawasan
dewasa ini banyak digunakan dan dikembangkan berbagai teknik
untuk memebantu para manajer melakukan pengawasan secara efektif
seperti berbagai rumus matematika, bagan-bagan yang rumit, analisis
yang terinci, dan data-data statistik. Di samping itu, tidak semua teknik
tersebut cocok digunakan untuk setiap bentuk pengawasan yang perlu
dilakukan.
Kesembilan, pengawasan mencari apa yang tidak beres. Yaitu
usaha mencari dan menemukan apa yang tidak beres alam organisasi
apalagi kalau terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya padahal tidak terjadi peristiwa-peristiwa yang
membenarkan penyimpangan tersebut.
Kesepuluh, pengawasan harus bersifat membimbing. maka harus
berani melakukan tindakan yang diapandang paling tepat sehingga
kesalahan yang telah diperbuat tidak terulang kembali13.
B. Bimbingan Manasik Haji
1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji
Bimbingan manasik haji terbagi menjadi 3 kata yaitu bimbingan,
manasik dan haji Untuk mengetahui pengertian bimbingan manasik haji
diperlukan penjelesan lebih terperinci, karena setiap kata memiliki arti
yang berbeda.Dengan demikian akan di dapatkan pengertian tentang
bimbingan manasik haji tersebut.
Jika ditelaah berbagai sumber pengertian-pengertian yang berbeda
mengenai bimbingan, tergantung dari jenis sumbernya dan yang
merumuskan pengertian tersebut14. Perbedaaan tersebut disebabkan
kelainan pandangan dan titik tolak, tetapi perbedaaan itu hanyalah
perbedaan tekanan atau dari sudut mana melihatnya. Bimbingan dalam
rangka menemukan pribadi dimaksudkan peserta didik mengenal kekuatan
dan kelemahan dirinya sendiri, serta menerimanya secara positif dan
dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam
rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik mengenal
secara objektif lingkungan, baik lingkungan sosial dan lingkungan fisik,
dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis
pula. Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan
Sondang P. Siagian, “Fungsi-Fungsi Manajerial”, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004),
h. 130-135
Prayitno dan Erman Amti, “Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling” (Jakarta: PT
Rineka Cipta,2008) cet ke-2 h. 93
6
kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu
tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga sanggup mengarahkan
dirinya dan bertindak secara wajar , sesuai dengan tuntutan dan keadaan.
Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara
optimal sebagai makhluk sosial15.
Pandangan Menurut para ahli mengenai bimbingan seperti Frank
Parson menyatakan bahwa “ Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan
kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku
suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya
itu16”.
Begitu juga menurut Smith hampir sama dengan Frank Parson
dengan menyatakan “bimbingan adalah proses layanan yang diberikan
kepada
individu-individu
guna
membantu
mereka
memperoleh
pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam
membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interprestasi-interprestasi
yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik17”.
Kemudian menurut Crow dan Crow menjelaskan dengan lebih
terperinci dengan menyatakan “ Bimbingan adalah bantuan yang diberikan
oleh seseorang laki-laki ataupun perempuan, yang memeiliki kepribadian
yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap
15
. Prayitno dan Erman Amti, “Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling” , h. 94
Prayitno dan Erman Amti, “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling” (Jakarta: Pt
Rineka Cipta,2008) cet ke-2 h. 94
17
Prayitno, dan Erman Amti, “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling”, h. 94
16
manusia untuk membantuanya mengatur kegiatan hidupnya sendiri,
mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri
dan menanggung bebanya sendiri18. Dan terakhir menurut Moh. Surya
menyatakan bahwa bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang
terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing
agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri,
pengarahan
diri
dan
perwujudan
diri
dalam
mencapai
tingkat
perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan19.
Jika pengertian bimbingan menurut pandangan para ahli yang telah
di kemukakan di atas maka bimbingan adalah sebagai proses, bantuan,
untuk memperoleh pengetahuan maka dapat disimpulkan bahwa
bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang atau
sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh guru
pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi
mandiri.
Setelah mendapatkan definisi tentang bimbingan maka selanjutnya
mengenai definisi manasik, menurut Harahap Sumuran menerangkan
bahwa manasik adalah tata cara pelaksanaan ibadah haji. Atau hal – hal
peribadatan yang berkaitan dengan ibadah haji : melaksanakan ihram dan
miqat yang telah ditentukan, thawaf, sa’i, wukuf di arafah, mabit di
18
Prayitno, dan Erman Amti, “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling”, h. 94
Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
19
1995) h.2
8
muzdalifah, melempar jumrah dan lain sebagainya20. Manasik merupakan
kewajiban bagi setiap jamaah
yang akan menunaikan ibadah haji,
sebagaimana firman Allah SWT surat An-nahl ayat 43
ð
“... Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika
kamu tidak mengetahui (QS.An-Nahl: 43)
Setelah mengetahui pengertian tentang bimbingan dan manasik
maka selanjutnya adalah haji.Menurut bahasa, haji berarti menyengaja.
Dalam bahasa arab, haji bisa dibaca dengan hajj atau hijj, meskipun pada
dasarnya kata haji sering dibaca hijj. Jika dibaca hajj, haji berarti
keterikatan atau kemampuan dengan gerakan-gerakan khusus. Jika dibaca
hijj, haji berarti gerakan-gerakan khusus. Jadi rajul mahjuj berarti laki-laki
menyengaja. Hanya saja kata hajj atau hijj kemudian biasa diartikan
sebagai sengaja pergi ke Makkah untuk melangsungkan manasik
haji.21Selanjutnya, kata hajj biasa digandengkan dengan kata lillah
(semata-mata untuk Allah) sehingga membentuk kalimat al-hajj lillah,
penambahan kata lillah ini didasari fakta bahwa haji sering disalahgunakan
untuk bersikap sombong dan pamer. Oleh karena itu, kata hajj digandeng
20
Harahap Sumuran., Kamus Istilah Haji Dan Umrah(Jakarta : Mitra Abadi Press ,2008)
h. 362
21
Al-Jawhari, Al-Shahhah, Jilid I, Hal. di kutip oleh ‘Ablah Muhammad Al-Kahlawi,
“Buku Induk Haji &Dan Umroh Untuk Wanita Segala Hal Yang Perlu Ddiketahui Perempuan
Tentang Menjadi Tamu Allah Di Tanah Suci”(Jakarta : Zaman , 2009) h.104-105
dengan kata lillah sebagai bukti bahwa haji itu semata-mata dikerjakan
hanya demi menggapai keridhaan Allah SWT, bukan demi status sosial.
Ibadah haji mengandung arti keikhlasan dan ketaatan penuh kepadanya
tanpa dibumbui maksud-maksud duniawi22.
Sedangkan Menurut istilah, haji bermakna menyengaja pergi
kebaitullah pada waktu-waktu tertentu untuk memuliakan dan
mengagungkanya. Ibadah haji mempunyai sej