1.5 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan hasil peramalan ini adalah: 1. Penelitian Kepustakaan
Yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, dengan membaca buku-buku, refrensi dan bahan-bahan yang
bersifat teoritis yang ada kaitannya dengan kependudukan di Kabupaten Humbang Hasundutan.
2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan datan untuk keperluan penelitian ini penulis lakukan dengan
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Medan.
Data yang dikumpulkan tersebut kemudian diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang sekumpulan data tersebut.
3. Teknik dan Analisis Data Untuk mengetahui jumlah penduduk ditahun mendatang digunakan rumus
pendekatan pada model matematis. Dan pada model yang sesuai adalah “Model Eksponensial”
dengan rumus sebagai berikut:
=
dengan:
= Jumlah penduduk pada n tahun
= Jumlah penduduk r
= Tingkat pertumbuhan penduduk t
= Periode waktu dalam tahun e
= jumlah konstanta yang besarnya 2,71828183
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, ruang lingkup, maksud dan tujuan, mamfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang sumber – sumber data kependudukan yang berhubungan dengan kependudukan. Dalam bab ini juga dijelaskan
tentang model yang digunakan untuk proyeksi serta atribut yang mendukung perhitungan dalam kependudukan.
BAB 3 : SEJARAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
Bab ini meguraikan tentang sejarah berdirinya Kabupaten Humbang Hasundutan.
BAB 4 : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan perhitungan yang dilakukan untuk memproyeksikan jumlah penduduk ditahun 2014, persentase pertumbuhan penduduk.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang pengaktifan jendela excel, pengisian data dan cara pembuatan grafik.
BAB 6 : PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan sebelumnya.
Rasio jenis kelamin sex ratio adalah perbandingan jumlah antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Hal ini biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-
laki per jumlah penduduk perempuan dikali 100 . Secara umum dapat ditulis:
SR=
x 100
BAB 3
SEJARAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
3.1 Sejarah Singkat Kabupaten Humbang Hasundutan
Tapanuli Utara sebagai kabupaten induk dari Humbang Hasundutan terbentuk
berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonomi kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Propinsi Sumatera Utara. Pada masa
pemerintahan penjajahan Belanda, salah satu afdeling di wilayah Keresidenan Tapanuli adalah Afdeling Bataklanden dengan ibukota Tarutung terdiri atas lima onder afdeling.
Setelah kemerdekaan tepatnya tahun 1947 Kabupaten Tanah Batak menjadi 4 empat kabupaten yaitu :
1. Kabupaten Silindung ibukotanya Tarutung. 2. Kabupaten Humbang ibukotanya Dolok Sanggul.
3. Kabupaten Toba Samosir ibukotanya Balige. 4. Kabupaten Dairi ibukotanya Sidikalang.
Pada Tahun 1950 keempat kabupaten ini dilebur menjadi Kabupaten Tapanuli
Utara, seiring dengan terbentuknya Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Nias. Keadaan ini bertahan hingga tahun 1964, karena pada saat itu Tapanuli
Utara dimekarkan dengan terpisahnya Dairi menjadi kabupaten berdasarkan Undang-
undang Nomor 15 Tahun 1964,dan selanjutnya berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1998 terbentuknya Kabupaten Toba Samosir. Kenyataan menunjukan bahwa
kedua daerah tersebut mengalami perkembangan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Berdasarkan faktor sejarah dan keinginan untuk semakin cepat pembangunan
dengan pelayanan yang semakin dekat kepada masyarakat maka harapan yang terkandung selama ini mengkristal menjadi usul pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan
melalui terbentuknya Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Terbitnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang dilengkapi
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah, menjadi peluang
munculnya wacana perlunya usul pemekaran melalui pembentukan Kabupaten. Berbekal keinginan untuk mendambakan peningkatan kesejahteraan masyarakat,
peluang tersebut dimanfaatkan secara tepat oleh masyarakat di wilayah Humbang Hasundutan melalui Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Ternyata
sejalan dengan tuntutan kemajuan jaman mampu menumbuhkan aspirasi masyarakat untuk mengusulkan Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara, melalui usul pembentukan
Kabupaten Humbang Hasundutan. Aspirasi murni masyarakat tersebut disambut dan difasilitasi oleh pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, serta dukungan DPRD Kabupaten
Tapanuli Utara, yang kemudian memperoleh dukungan Gubernur Sumatera Utara dan DPRD Provinsi Sumatera Utara.
Berikut ini beberapa langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, dalam menyikapi aspirasi tersebut di atas adalah :
1. Mengikuti perkembangan Deklarasi Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan tanggal 23 April yang dilaksanakan di Dolok Sanggul.
2. Tanggal 25 Mei 2002 menerima audensi Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan sekaligus menerima berkas pengusulan.
3. Tanggal 26 Mei 2002 Bupati Tapanuli Utara menerbitkan SK Tim Peneliti sekaligus memberi petunjuk dalam memfasilitasi aspirasi masyarakat.
4. Tanggal 27 Mei 2002 berkonsultasi dengan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara perihal aspirasi masyarakat tentang usulan pemekaran.
5. Tanggal 3 sd 5 Juni 2002 menugaskan Tim Peneliti mendampingi DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, turun ke Kecamatan guna mendengar aspirasi dan
meneliti usulan dimaksud. 6. Tanggal 5 Juni 2002 menerima berkas pengajuanpenyempurnaan usul pemekaran
melalui pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. 7. Tanggal 5 Juni 2002 melapor ke Bapak Gubernur Sumatera Utara.
8. Tanggal 6 dan 7 Juni 2002 secara langsung turun ke Kecamatan- kecamatan untuk mendengar dan memfasilitasi usul pemekaran Kabupaten, sekaligus mengingatkan
masyarakat agar usul pemekaran tidak menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat termasuk para perantau.
9. Tanggal 8 Juni 2002 menghadiri Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dengan hasil penerbitan Surat Keputusan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara
Nomor : 16 Tahun 2002 tentang Persetujuan Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara.
Beberapa upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, untuk mempercepat proses pemekaran Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu :
1. Melaksanakan pertemuan dengan segenap komponen masyarakat Tapanuli Utara
guna memantapkan pemahaman dan Melaporkan perkembangan terakhir usul pemekaran kepada Gubernur Sumatera Utara dan Bapak Ketua DPRD Sumatera
Utara. 2. Melaksanakan pertemuan dengan segenap komponen masyarakat Tapanuli Utara
guna memantapkan pemahaman dan dukungan bagi terwujudnya pemekaran. 3. Meyampaikan laporan tertulis dan pendapat kepada Bapak Gubernur
SumateraUtara, Bapak Menteri Dalam Negeri dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah.
4. Mengundang Komisi II DPR-RI untuk memantau, mengevaluasi dan berkunjung langsung ke wilayah yang mengusulkan pemekaran.
5. Konsultasi dengan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dalam rangka dukungan APBD dan pengajuan usul dukungan DPRD Provinsi Sumatera Utara.
6. Melakukan akurasi data pendukung Pembentukan Kabupaten sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 129 Tahun 2000.
7. Melakukan Pengkajian dan uji kelayakan pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara yakni Kabupaten Humbang Hasundutan dengan memohon kesediaan Bapak
Mendagri Cq. Dirjen Otonomi Daerah dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah.
8. Perencanaan persiapan saranaprasarana dan Aparat guna mendukung pemekaran kabupaten.
9. Menyurati para anak rantau di luar Kabupaten Tapanuli Utara untuk mendukung Usul Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara sesuai fungsi dan tugas masing-
masing. Pemerintah Pusat sangat responsif terhadap aspirasi ini karena dalam waktu relatif
singkat Tim Terpadu Depdagri, DPOD dan Komisi II DPRRI melakukan kunjungan dan pertemuan dengan masyarakat se-wilayah Humbang Hasundutan tanggal 5 September
2002 sebagai lanjutan kunjugan Komisi II DPR-RI tanggal 29 Juli 2002. Sebagai tindak lanjutnya maka usul pemekaran ini mendapat pembahasan pada Sidang Paripurna DPR-
RI yang pada puncaknya melahirkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang
Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara. Pada hari Senin tanggal 28 Juli 2003 Kabupaten Humbang Hasundutan
diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI sekaligus melantik Penjabat Bupati Drs. Manatap Simanungkalit di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan. Mengawali tugas
sebagai Bupati Humbang Hasundutan telah membuat pertemuan dengan para Tokoh Masyarakat, adat dan Tokoh Pendidikan serta Tokoh Agama di Daearah ini antara lain
guna membicarakan pembuatan Logo Kabupaten Humbang Hasundutan yang disyahkan oleh DPRD.
3.2 Visi Dan Misi Kabupaten Humbang Hasundutan