13 11 Pembahasan tanggapan dan masukan atas Draf Publikasian dari
dengar pendapat 12 Permintaan pertimbangan kepada Badan Pemeriksa Keuangan
13 Pembahasan tanggapan Badan Pemeriksa Keuangan 14 Finalisasi standar
15 Pemberlakuan standar 16 Sosialisasi awal standar
c. Kandungan Standar Akuntansi Pemerintahan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan terdiri dari:
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan PSAP 01: Penyajian Laporan Keuangan
PSAP 02: Laporan Realisasi Anggaran PSAP 03: Laporan Arus Kas
PSAP 04: Catatan atas Laporan Keuangan PSAP 05: Akuntansi Persediaan
PSAP 06: Akuntansi Investasi PSAP 07: Akuntansi Aset Tetap
PSAP 08: Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan PSAP 09: Akuntansi Kewajiban
PSAP 10: Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa
PSAP 11: Laporan Keuangan Konsolidasian
14
d. Struktur dan Isi
1 Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi,
dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusatdaerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran
dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari
pendapatan, belanja, transfer, surplusdefisit, pembiayaan, dan sisa lebihkurang pembiayaan anggaran.
2 Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan
mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan
ekuitas dana. 3 Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasional, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan
transaksi nonanggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusatdaerah selama
periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas.
15 4 Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan
oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi
Pemerintah serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
a Informasi tentang kebijakan fiskalkeuangan, ekonomi makro, pencapaian target Undang-undang APBNPerda APBD, berikut
kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target b Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan
c Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya d Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan
16 e Pengungkapan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas
f Informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah a. Definisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD adalah rencana
keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.
APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. Anggaran sebagai instrumen kebijakan ekonomi dapat diinterpretasikan sebagai:
1 Arah program ekonomi dalam eksplorasi sumber daya. 2 Menciptakan keseimbangan makro ekonomi.
3 Distribusi sumber daya secara merata. 4 Anggaran harus diorganisir sehingga dapat terukur dampaknya
terhadap ekonomi secara keseluruhan.
b. Prinsip Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
1 Partisipasi Masyarakat 2 Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran
17 3 Disiplin Anggaran
4 Keadilan Anggaran 5 Efisiensi dan Efektivitas Anggaran
6 Taat Azas
c. Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
1 Fungsi otorisasi yaitu anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
2 Fungsi perencanaan yaitu anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan. 3 Fungsi pengawasan yaitu anggaran daerah menjadi pedoman untuk
menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
4 Fungsi alokasi yaitu anggaran daerah harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja atau mengurangi pengangguran dan
pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
5 Fungsi distribusi
yaitu kebijakan
anggaran daerah
harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
6 Fungsi stabilisasi yaitu anggaran pemerintah daerah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian daerah.
18
d. Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
1 Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang pada rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas dana, merupakan hak
daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali. 2 Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum
daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali. 3 Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk
menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus.
e. Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah