27
Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita. Dari air mani, apabila dipancarkan An-Najm:
45-46 Menurut Harun Yahya 2007: 103-104 ayat di atas menunjukkan
bahwa jenis kelamin laki- laki atau perempuan diciptakan “dari air mani
apabila diciptakan”. Ilmu genetika modern telah membenarkan secara ilmiah mengenai informai yang disampaikan Al-
Qur’an ini. Sehingga, kini diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari
tubuh pria. Sedangkan wanita tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini.
Unsur utama dalam penentuan kelamin adalah kromosom. Dari 46 kromosom yang diidentifkasi menentukan struktur seorang manusia,
dua diantarnya merupakan kromosom kelamin. Dua kromsom ini yaitu XY pada pria dan XX pada wanita. Kromosom Y mengkode gen-gen
yang bersifat kelelakian, sedangkan kromosom X mengkode gen-gen yang bersifat kewanitaan Yahya, 104-105.
Selama peristiwa ovulasi atau pembuahan masing-masing sel kelamin pria dan wanita terbelah menjadi dua. Sel kelamin pria yang
membelah masing-masing membawa kromosom X dan Y, sedangkan pada wanita keduanya membawa kromosom X. Jika sel telur wanita
yang berkromosom X bergabung dengan sperma pria yang membawa Y, maka bayi yang akan dilahirkan berjenis kelamin laki-laki.
Kemudian, apabila sel telur yang berkromosom X bergabung dengan
28
sperma yang membawa kromosom X, maka bayi yang akan dilahirkan berjenis kelamin perempuan Yahya, 2007: 104 -105.
Demikianlah penjelasan ilmiah mengenai sel-sel sperma pada pria yang menentukan jenis kelamin pada bayi. Pengetahuan ini merupakan
pengetahuan yang baru ditemukan di abad 20. Sungguh luar biasa, karena jauh sebelum itu yakni sekitar 14 abad yang lau Al-
Qur’an telah menginformasikannya.
b. Gumpalan Daging yang Melekat pada Rahim
Ketika sel sperma pria dan sel telur wanita bergabung, maka terbentuklah intisari bayi yang disebut zigot. Zigot akan berkembang
biak dengan membelah diri hingga membentuk segumpal daging. Ia melekat pada dinding rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi.
Sehingga, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. Zigot yang menempel pada rahim ibu ini,
telah disebutkan dalam Al- Qur’an Yahya, 2007: 106,
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dan Tuhanmulah yang Maha pemurah Al- „Alaq: 1-3.
Dalam bukunya, Yahya 2004: 113 menyebutkan bahwa, The meaning of the word “alaq” in Arabic is “a thing that clings
to some place”. The word is literally used to describe leeches that cling to a body to suck bloo
d”. Certainly, the use of such an appropriate word for the embryo developing in the mother’s
womb.
29
Dari pendapat tersebut diketahui bahwa arti kata alaq menujukkan
sesuatu yang menempel pada suatu tempat. Kata ini biasanya digunakan untuk mendeskripsikan lintah yang menempel pada tubuh untuk
menghisap darah. Hal ini, sesuai dengan sifat zigot yang menempel pada rahim ibu untuk menyerap zat-zat yang berguna untuk
perkembangannya.
c. Otot yang Membungkus Tulang
Telah disebutkan dalam Al- Qur’an mengenai tahap-tahap
pembentukan manusia dalam rahim ibu Yahya, 2007:107,
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia
makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik Al-
Mu’minun: 14 Dalam ayat di atas disebutkan bahwa dalam rahim ibu, tulang-
tulang terbentuk lebih dahulu, kemudian terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini. Namun, banyak orang yang menyatakan
bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan para embriologi berpendapat bahwa tulang dan otot pada
embrio terbentuk secara bersamaan Yahya, 2007: 107.