Persemaian Usaha Tani Padi Organik

b. Pengolahan lahan

Selama persemaian petani biasanya sambil melakukan pengolahan lahan yang tidak jauh dari lokasi persemaian. Pengolahan lahan dilakukan untuk mempersiapkan benih yang akan ditanam dilahan pertanian agar mengasilkan produksi yang baik. Pada pengolahan lahan dilakukan perbaikan pematang sawah dengan meninggikan dan menutup lubang-lubang serta membersihkannya dari gulma menggunakan cangkul. Masukkan air kelahan kurang lebih selama satu minggu dengan maksud agar tanah menjadi lunak dan setelah itu baru dapat dilakukan pembajakan. Pembajakan yang pertama dilakukan untuk membalikkan tanah dan memberantas gulma yang ada dilahan. Setelah itu lakukan penggenangan air yang kedua kali selama satu minggu agar proses pelunakan tanah berjalan sempurna. Pada pembajakan yang kedua pemberian pupuk dasar dapat dilakukan dengan komposisi 5 ton Ha untuk pupuk kandang yang matang bila menggunakan pupuk kompos sebanyak 2 ton Ha. Pemberian pupuk disebar secara merata. Setelah pupuk dasar disebar, maka dilakukan pembajakan agar pupuk dan tanah menyatu dengan sempurna. Selanjutnya petani melakukan penggenangan air selama 4 hari, lalu lakukan pemerataan lanjutan menggunakan garu agar tanah menjadi rata sempurna dan rerumputan yang tertinggal terbenam dalam tanah. Dan tahap terakhir biarkan tanah tergenang selama 4 hari, tujuannya agar tanah menjadi lumpur halus dan proses penanaman dapat dilakukan.

c. Penanaman

Pada tahap penanaman, petani memalir terlebih dahulu lahan yang akan digunakan dengan membuat selokan mengelilingi lahan menggunakan cangkul. Bibit ditanam dengan pola yang sudah dibuat dibambu dengan sistem jajar legowo dengan ukuran 25 x 25 cm. Penanaman bibit hannya sekedar dimasukan ketanah dengan tidak terlalu dalam kira-kira 1 cm. Hal tersebut dilakukan petani setempat agar tanaman memiliki anakan yang banyak. Bibit yang ditanam menggunakan kurang lebih 2 bibit per lubang. Petani lebih menggunakan bibit yang lebih muda yaitu sekitar umur 15 hari dari pembenihan. Penyulaman akan dilakukan pada pengamatan kurang lebih 10-15 hari setelah tanam.

d. Pemeliharaan

Pemeliharaan terdiri dari proses pengairan pengeringan, pemupukan dan pemberantasan hama. Penyiangan dilakukan petani minimal 2 kali yaitu pada umur 15 hari setelah tanam dan pada umur antara 25-30 hari setelah tanam. Penyiangan diperlukan untuk pengamatan gulma yang hadir dilahan pertanian. Setelah penyiangan dilakukan pemupukan susulan dengan menggunakan pupuk cair. Pengamatan tanaman dilakukan setiap hari pada pagi hari. Petani menggunakan pestisida alami yang dibuat digapoktan untuk membasmi hama yang ada seperti wereng. Pemberian air untuk pertanaman dilakukan dengan cara menggenangkan sesuai dengan jumlah air yang tersedia. Pengairan dilakukan secara terus menerus yaitu pada saat awal pertumbuhan, pembentukan anakan, masa bunting, dan masa pembungaan. Namun lahan perlu dikeringkan pada saat menjelang bunting dan