6.2. Analisis Perbandingan Nilai RPN dalam FMEA dengan
Fuzzy RPN dalam
Fuzzy FMEA
FMEA merupakan suatu metode yang sistematik dalam mengidentifikasi dan mencegah masalah yang terjadi pada produk dan proses. Tujuan dari penerapan
FMEA adalah mencegah masalah terjadi pada proses dan produk. Logika fuzzy pada FMEA merupakan suatu cara yang tepat untuk menentukan
suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Input dalam pendekatan logika fuzzy ini diperoleh atas nilai efek kegagalan severity, peluang kegagalan occurance dan
deteksi kegagalan detection dari tahap FMEA.
Perbandingan nilai antara nilai RPN dalam FMEA dengan nilai fuzzy RPN pada fuzzy FMEA dapat dilihat pada tabel 6.1. berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.1. Perbandingan Kategori Nilai RPN dan Fuzzy RPN
Mode Kegagalan
Efek Kegagalan Penyebab
Kegagalan Metode Deteksi RPN Kategori
FRPN Kategori
Keras Produk tidak dapat diolah,
sehingga mengganggu fungsi produk secara keseluruhan, produk
tidak diterima oleh konsumen dan produk keras dapat diproduksi
ulang rework Suhu mesin
dryer tinggi Memeriksa mesin
saat dilakukannya proses produksi
140 Low
488 Moderate-
high Operator
tidak memeriksa
mesin dryer secara
berkala Operator
memperhatikan suhu mesin
75 Very low
364 Moderate
Mata ikan Tampilan produk tidak menarik,
produk pasti dikembalikan oleh konsumen dan produk terdapat
mata ikan 100 dapat diproduksi ulang rework
Operator menekan
pecahan latex saat
dimasukkan kedalam box
Memperhatikan pecahan latex
saat dimasukkan kedalam box
245 Low-
moderate 627,17
High-Very high
Mesin tidak bekerja
optimal Periksa apakah
mesin dalam kondisi yang baik
atau tidak 90
Low 372,81
Moderate
Universitas Sumatera Utara
Untuk nilai RPN dalam FMEA berada dalam kategori menengah hingga kategori yang rendah. Sementara untuk nilai fuzzy RPN dalam fuzzy FMEA berada
dalam kategori menengah hingga kategori tinggi. Sehingga dalam tindakan perbaikannya tidak sama karena diakibatkan perbedaan nilai kategori yang besar.
Namun karena nilai RPN dan fuzzy RPN memiliki perbandingan yang sama, sehingga kedua metode tersebut menghasilkan urutan prioritas yang sama mulai dari
nilai yang tertinggi hingga nilai yang terendah. Pada tabel 6.1. dapat dilihat nilai fuzzy RPN yang paling besar adalah 627
untuk penyebab kecacatan operator menekan pecahan latex saat dimasukkan kedalam box, termasuk kategori high-very high kategori tinggi hingga sangat tinggi, artinya
memiliki nilai resiko terbesar untuk terjadi di lantai produksi. Tindakan perbaikan yang dilakukan untuk jenis kegagalan ini yaitu dengan dilakukannya pengawasan
terhadap operator secara berkala selama proses produksi berlangsung. Untuk nilai fuzzy RPN 488 untuk penyebab kecacatan suhu mesin dryer tinggi, merupakan
kategori moderate-high atau menengah-tinggi, jenis kegagalan ini memiliki tingkat prioritas menengah untuk dilakukan perbaikan. Artinya untuk kegagalan jenis ini
tidak diperlukan tindakan perbaikan segeramendesak, sehingga kegagalan ini tidak berdampak terlalu besar bagi perusahaan. Tindakan perbaikan yang dilakukan untuk
jenis kegagalan ini yaitu dengan melakukan maintenance yang rutin terhadap mesin, dan memeriksa mesin sebelum dioperasikan.
Universitas Sumatera Utara
6.3. Analisis Perbandingan Tindakan Aktual dan Usulan