PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN KOMITMEN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DENGAN SENJANGAN ANGGARAN (Studi Kasus pada Program Studi Salah Satu Universitas Swasta di Yogyakarta)

(1)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN KOMITMEN TERHADAP

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DENGAN SENJANGAN ANGGARAN

(Studi Kasus pada Program Studi Salah Satu Universitas Swasta di Yogyakarta)

THE INFLUENCE OF ORGANIZATIONAL CULTURE, LEADERSHIP STYLE, UNCERTAINTY OF THE ENVIRONMENT AND

COMMITMENT ON RELATIONSHIP BETWEEN BUDGETARY PARTICIPATION AND BUDGETARY SLACK

(Study in Department One of Private University in Yogyakarta)

Disusun Oleh:

ZUKHOIRUM MIN ALFITRI 20130420313

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN KOMITMEN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DENGAN SENJANGAN

ANGGARAN

(Studi Kasus pada Program Studi Salah Satu Universitas Swasta di Yogyakarta) THE INFLUENCE OF ORGANIZATIONAL CULTURE, LEADERSHIP STYLE,

UNCERTAINTY OF THE ENVIRONMENT AND COMMITMENT ON RELATIONSHIP BETWEEN BUDGETARY PARTICIPATION AND

BUDGETARY SLACK

(Study in Department One of Private University in Yogyakarta) SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

ZUKHOIRUM MIN ALFITRI 20130420313

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 201


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Zukhoirum Min Alfitri

Nomer Mahasiswa : 20130420313

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul: “PENGARUH BUDAYA

ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN KOMITMEN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DENGAN SENJANGAN ANGGARAN (Studi Kasus pada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 30 November 2016


(4)

Motto

Go and make interesting mistake, make amazing mistakes, make glorious and fantastic mistakes. Break rules. Leave the world more interesting for being here.

-Neil Gaiman-

If you can see it then it’s a good thing. If you can’t see it then it’s too bad. Don’t

feel the pressured. You’re a better person than you think.

-B.I-

I’m not the best, but i’m living with my best

-Gary-

Hardwork will never betray you -Gary-


(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

INTISARI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Teori Keagenan ... 9

2. Pendekatan Kontijensi ... 10

3. Anggaran ... 11

4. Senjangan Anggaran ... 12

5. Partisipasi Anggaran ... 12

6. Budaya Organisasi ... 13

7. Komitmen ... 14

8. Ketidakpastian Lingkungan ... 15

9. Gaya Kepemimpinan ... 15

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 17

C. Hipotesis ... 19

D. Model Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Subjek Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 27


(6)

D. Teknik Pengambilan Sampel ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

F. Skala Pengukuran Variabel ... 29

G. Definisi Operasional Variabel ... 30

H. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 34

I. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 38

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 45

C. Hasil Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 52

D. Pembahasan ... 60

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 65

A. Simpulan ... 65

B. Implikasi ... 66

C. Keterbatasan ... 67

D. Saran ... 28 DAFTAR PUSTAKA


(7)

(8)

(9)

vii INTISARI

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi, gaya kepemimpinan, ketidakpastian lingkungan dan komitmen terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran di salah satu universitas swasta di Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah partisipan anggaran di universitas tersebut, khususnya Kepala Program Studi dan Sekretaris Program Studi. Dalam penelitian in sampel berjumlah 46 responden

yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Alat analisis yang

digunakan dalam peneitian ini adalah regresi sederhana dan Moderator

Regression Analysis (MRA).

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran. Selain itu ketidakpastian lingkungan merupakan variabel yang memengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.

Kata kunci: Partisipasi Anggaran, Senjangan Anggaran, Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Ketidakpastian lingkungan, Komitmen.


(10)

vii ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of organizational culture, leadership style, uncertainty of the environment and commitment on relationship between budgetary participation and budgetary slack in one of private university in Yogyakarta. The subject in this study was budgetary’s participant in that university, especially department’s head and secretary. In this study, sample of 46 respondents were selected using purposive sampling. Analysis tool used in this study is simple regression and Moderator Regression Analysis (MRA).

Based on analysis that have been made, the result are budgetary participation significanly influence on budgetary slack. Beside of that, uncertainty of the environment is significantly moderated on the relationship between budgetary participation and budgetary slack.

Keyword: Budgetary Participation, Budgetary Slack, Organizational Culture, Leadership Style, Uncertainty of the Environment, Commitment.


(11)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Masih banyak perguruan tinggi swasta (selanjutnya disebut PTS) di Indonesia yang masih belum memiliki prestasi ataupun performa yang baik dan menonjol. Sebagian dari PTS yang memiliki prestasi kurang baik dan menjadi

sorotan adalah PTS Islam. Prof. Mansur Ma’shum, anggota majelis Badan

Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT) dalam salah satu pidatonya menyatakan bahwa PTS Islam masih lemah, dan kelemahan ini diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu lemahnya pengelolaan yang dilaksanakan, lemahnya SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki dan lemahnya pembiayaan (Afrani Susanti, Penyebab Kampus Swasta Islam Masih Lemah, http://m.okezone.com, diunduh pada Senin 4 April 2016 jam 21.30 WIB).

Selain permasalahan di atas, PTS juga masih dianggap sebagai pilihan alternatif bagi masyarakat yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. PTS dan Perguruan Tinggi Negeri (selanjutnya disebut PTN), sebenarnya memiliki tugas dan fungsi yang sama, namun masyarakat masih cenderung berpihak kepada PTN dan menganggap PTS belum sebaik PTN. Kurangnya kepercayaan terhadap PTS yang akhirnya membuat masyarakat memilih PTN akan membuat keadaan PTS semakin buruk. Apabila masyarakat berbondong-bondong mendaftar ke PTN, maka peminat PTS semakin sedikit , yang dapat berakibat pada berkurangnya sumber dana yang akan digunakan


(12)

2

PTS. Kekurangan sumber dana ini akan berakibat buruk bagi pertumbuhan PTS tersebut.

Uraian dari beberapa masalah yang telah dibahas oleh peneliti di atas menunjukkan bahwa pada kenyataanya regulator serta masyarakat sendiri masih kurang percaya dengan kinerja serta performa yang dimiliki dan ditunjukkan oleh PTS selama ini, sehingga pada akhirnya, dengan hasil dan kualitas yang sama, PTS dituntut untuk bekerja lebih keras dalam proses maupun peningkatan mutu manajemenya. Peningkatan mutu yang dapat dilakukan oleh PTS untuk menanggulangi masalah ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti memperbaiki pengelolaan, SDM dan sistem anggaran. Peneliti dalam penelitian ini akan lebih berfokus pada sistem anggaran, karena peneliti berpendapat bahwa SDM dalam PTS maupun PTN sama-sama menggunakan SDM yang baik dan melakukan pengelolaan yang baik terhadap organisasi.

Dalam meningkatkan mutu manajemenya sebuah organisasi harus menyusun perencanaan bisnis dan melakukan pengendalian yang menyeluruh agar kinerja organisasi dapat meningkat. Salah satu alat perencanaan dan pengendalian yang baik adalah dengan adanya sistem anggaran (Riswandari, 2012). Anggaran merupakan sebuah gambaran atau rencana keuangan untuk masa depan. Perencanaan dan pengendalian merupakan hal yang saling berhubungan (Hansen dan Mowen, 2009). Perencanaan merupakan pandangan mengenai masa depan untuk memutuskan atau membuat tindakan apa yang harus dilakukan agar tujuan tercapai. Pengendalian merupakan kebalikan dari


(13)

3

perencanaan, di mana dalam melakukanya, organisasi harus melihat ke belakang, dan membandingkan apakah yang telah terjadi sesuai dengan yang sudah direncanakan. Pengertian dari perencanaan dan pengendalian tersebut telah menegaskan bahwa anggaran merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan dan pengendalian sebuah organisasi.

Sujana (2010) menyatakan bahwa anggaran merupakan salah satu alat perencanaan dan pengendalian, di mana sebuah anggaran dapat digunakan untuk merencanakan setiap kegiatan agar pelaksanaanya sesuai dengan yang direncanakan dan juga menjadi alat pengendalian apabila penyusunan anggaran melibatkan berbagai pihak. Dengan adanya anggaran, kegiatan yang dilakukan akan disesuaikan dengan perencanaan yang telah dibuat, sehingga seluruh kegiatan yang dilakukan akan memberikan hasil sesuai dengan yang diinginkan. Fungsi pengendalian pun dapat dirasakan apabila proses penyusunan anggaran dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak atau menggunakan partisipasi dari berbagai pihak.

Anggaran yang disusun dengan mempertimbangkan dan

menggunakan keterlibatan serta pengaruh dari berbagai pihak disebut dengan anggaran partisiatif (Sutapa dan Soni, 2010). Anggaran yang berbasis partisipatif akan secara terbuka menggunakan keterlibatan maupun pendapat dari berbagai pihak. Penyusunan anggaran tidak hanya berdasarkan pendapat dari atasan saja, namun juga mempertimbangkan pendapat maupun anggaran yang telah diajukan oleh bawahan.


(14)

4

Partisipasi anggaran adalah faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap terjadinya praktik senjangan anggaran (Mukaromah dan Suryandari, 2015). Selain itu, Susanto (2009) berpendapat bahwa senjangan anggaran akan mucul dalam proses penyusunan anggaran apabila terdapat keterlibatan manajer tingkat bawah yang dianggap akan memberikan perkiraan mengenai anggaran secara bias kepada atasan. Bawahan biasanya memberikan perkiraan yang bias apabila bawahan mendapat kesempatan saat ikut serta dalam meyusun anggaran, sehingga bawahan akan menciptakan senjangan anggaran.

Senjangan anggaran merupakan penyimpangan yang sering terjadi, di mana pendapatan diestimasikan terlalu rendah dan biaya diestimasikan terlalu tinggi (Sujana, 2010). Senjangan anggaran biasanya terjadi apabila bawahan merasa mengalami resiko atau merasa keberatan dalam mencapai anggaran. Risiko atau rasa keberatan inilah yang akan memotivasi bawahan untuk menciptakan anggaran. Seperti halnya yang disampaikan oleh Mukaromah dan Suryandari (2015), yang menyatakan bahwa senjangan anggaran akan terjadi apabila bawahan meloggarkan anggaran agar mudah dicapai.

Beberapa penilitian telah dilakukan untuk menjelaskan hubungan antara partisipasi anggaran dengan kaitanya terhadap senjangan anggaran. Penelitian penelitian yang telah dilakukan sebelumnya masih menunjukkan hasil yang berbeda-beda dan relatif tidak konsisten. Irfan, Santoso, Effendi (2015) serta Mukaromah, Asriningati (2006) menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap senjangan anggaran. Sedangkan Rahmiati dan Supanto (2010) menyatakan bahwa partisipasi anggaran


(15)

5

berpengaruh negatif terhadap senjangan anggaran. Berbeda halnya dengan Asak dan Sujana (2010) yang berpendapat bahwa partisipasi anggaran tidak berhubungan dengan senjangan anggaran. Perbedaan hasil penelitian tersebut dapat terjadi karena terdapat beberapa variabel yang dapat memengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran yang masih kurang diperhatikan. Perbedaan pendapat ini dapat diselesaikan denggan menggunakan pendekatan kontijensi yang menyatakan bahwa akuntansi manajemen selalu dapat diterapkan secara tepat pada seluruh kegiatan organisasi dan dalam setiap keadaan yang dihadapi oleh organisasi tersebut (Supanto, 2010). Pendekatan kontijensi ini memungkinkan peneliti meneliti faktor-faktor yang memmengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran (Usman dkk, 2012).

Perbedaan hasil penelitian yang telah disebutkan oleh peneliti di atas, memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara senjangan anggaran dengan partisipasi anggaran menggunakan beberapa faktor sebagai pemoderasi. Peneliti menggunakan budaya organisasi, gaya kepemimpinan, ketidakpastian lingkungan dan komitmen sebagai variabel yang akan memperkuat dan menjelaskan hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran.

Selain itu peneliti melakukan penelitian menganai faktor-faktor yang memengaruhi senjangan anggaran yang mungkin terjadi di PTS khusunya PTS Islam, mengingat anggaran merupakan salah satu hal yang penting diperbaiki


(16)

6

dalam meningkatkan kinerja dan perbaikan mutu dalam PTS Islam yang dinilai

memiliki kinerja yang kurang dibanding PTN.

Dari beberapa alasan di atas, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian ulang mengenai hubungan anggaran dengan senjangan anggaran

dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan,

Ketidakpastian Lingkungan Dan Komitmen Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dengan Senjangan Anggaran”. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian I Ketut Sujana (2010) yang meneliti pengaruh partisipasi anggaran, penekanan anggaran, komitmen organisasi, asimetri informasi dan ketidakpastian lingkungan terhadap senjangan anggara pada hotel-hotel berbintang di Kota Denpasar, sedangkan penelitian ini menjadikan dan komitmen organisasi, ketidakpastian lingkungan dan menambah budaya organisasi dan gaya kepemimpinan sebagai variabel pemoderasi serta melakukan penelitian pada program studi salah satu universitas swasta di Yogyakarta

B.Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti adalah dengan digunakanya satu variabel dependen yaitu senjangan anggaran, variabel independen yaitu partisipasi anggaran dan pendekatan kontijensi sehingga peneliti menggunakan budaya organisasi, gaya kepemimpinan, ketidakpastian lingkungan dan komitmen organisasi sebagai variabel yang


(17)

7

diduga dapat memengaruhi hubungan antara senjangan anggaran dan partisipasi anggaran (variabel pemoderasi).

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan, maka rumusan masalah yang dapat disusun adalah:

1. Apakah partisipasi anggaran dalam penyusunan anggaran berpengaruh

terhadap senjangan anggaran?

2. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap hubungan antara

partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran?

3. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap hubungan antara

partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran?

4. Apakah ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap hubungan antara

partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran?

5. Apakah komitmen berpengaruh terhadap hubungan atara partisipasi

anggaran dengan senjangan anggaran?

D.Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah diajukan peneliti, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah partisipasi anggaran dalam penyusunan


(18)

8

2. Untuk mengetahui apakah budaya organisasi memengaruhi hubungan

antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran

3. Untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap

hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran

4. Untuk mengetahui apakah ketidakpastian lingkungan berpengaruh

terhadap hubungan antara partisipasi anggarain dengan senjangan anggaran

5. Untuk mengetahui apakah komitmen bepengaruh terhadap hubungan

antara partisipasi angaran dengan senjangan anggaran.

E.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar penelitian ini mampu meberikan kontribusi dan keguanaan dalam berbagai bidang sebagai

berikut:

1. Bidang Teoritis

Peneliti berharap penelitian ini mampu menambah literatur review

mengenai hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran menggunakan beberapa variabel moderate, sehingga penelitian

ini mampu mengurangi gap literature yang ada. Selain itu, penelitian ini

diharapkan mampu memberikan pengetahuan baru mengenai faktor-faktor apa saja yang memengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran dalam organisasi swasta, terutama PTS.


(19)

9

2. Bidang Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam praktik penganggaran sebagai pemberi informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan risiko terjadinya senjangan anggaran. Dengan informasi tersebut, peneliti berharap, para partisipan dalam penyusunan anggaran dapat menghindari terjadinya senjangan anggaran sehingga proses penyusunan anggaran dapat berlangsung dengan lebih baik dan akurat.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.Landasan Teori

1. Teori keagenan (Agency Theory)

Agency Theory atau yang sering disebut dengan teori keagenan,

merupakan teori yang menjelaskan mengenai hubungan antara principal dan

agent, di mana pihak principal memberikan tugas kepada agent untuk

melakukan seluruh kegiatan sesuai dengan keinginan principal (Sinkey,

1992: 78 dalam Supanto, 2010).

Menurut Usman, dkk (2012) konflik kepentingan akan muncul

melalui prespektif agency theory, sehingga menimbulkan senjangan

anggaran. Selain itu, Mukaromah dan Suryandari (2015) berpendapat bahwa

agency theory mampu memberikan dampak positif dalam penerapanya, yaitu berupa efisiensi, namun teori ini lebih banyak memberikan dampak

negatif yang berupa perilaku disfungsional berupa munculnya senjangan

anggaran. Hubungan antara senjangan anggaran dan agency theory dapat

dilihat melalui kemungkinan munculnya konflik kepentingan antara kedua

belah pihak (principal dan agent) yang sama-sama ingin mencapai tujuan

dan kemakmuranya masing-masing sehingga senjangan anggaran dalam proses penganggaran mungkin saja terjadi.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil studi kasus pada salah satu PTS di Yogyakarta. Principal dalam penelitian ini adalah rektor


(21)

sedangkan agen dalam penelitian ini adalah ketua dan sekretaris program studi yang mengikuti proses penyusunan anggaran di universitas tersebut.

2. Pendekatan kontijensi (Contigency Theory)

Munculnya Contigency Theory atau pendekatan kontijensi terjadi

akibat dari pandangan bahwa akuntansi manajemen selalu dapat diterapkan secara tepat pada seluruh kegiatan organisasi dan dalam setiap keadaan yang dihadapi oleh organisasi tersebut (Supanto, 2010). Kesesuaian yang terjadi dalam penerapan akuntansi manajemen ini tidak terjadi tanpa alasan, namun ada beberapa faktor-faktor situasional dalam organisasi yang dapat memengaruhi kesesuaian tersebut.

Faktor-faktor situasional yang memengaruhi kesesuaian penerapan akuntansi manajemen dalam sebuah organisasi dapat diteliti sebagai variabel variabel dalam penelitian. Pendekatan kontijensi ini memungkinkan faktor-faktor ini diteliti dan menjadi variabel moderating yang memengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran denggan senjangan anggaran (Usman dkk, 2012). Dalam penelitian ini, peneliti memilih 4 variabel moderasi, yaitu budaya organisasi, gaya kepemimpinan, ketidakpastian lingkungan serta komitmen dalam memperjelas hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.


(22)

3. Anggaran

Anggaran merupakan hasil pemetaan dari rencana masa depan sebuah organisasi yang nantinya akan digunakan untuk mengidentifikasi tujuan dari organisasi tersebut, sehingga organisasi dapat mengetahui langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuannya (Hansen, 2008). Selain itu menurut Purwantini dan Suratno (2007) anggaran merupakan alat perencanaan yang digunakan oleh perusahaan laba maupun non laba. Dengan disusunya anggaran, sebuah organisasi mampu membuat atau membayangkan kegiatan kegiatan apa saja yang akan dilakukan. Selain itu anggaran dapat dijadikan sebuah komitmen untuk organisasi agar seluruh program program yang direncanakan dapat dilaksanakan.

Sebuah anggaran dapat menjadi alat koordinasi yang penting bagi organisasi. Anggaran disusun tidak hanya untuk sebuah unit kerja, namun tersusun dari beberapa unit kerja yang salaing bekerjasama, sehingga anggaran dapat dijadikan sebagai alat koordinasi dalam sebuah organisasi. Selain itu, anggaran juga digunakan sebagai alat penilaian kinerja. Ketercapaian anggaran biasanya diidentikkan dengan penilaian kinerja, dimana apabila anggaran terserap dan tercapai dengan baik maka kinerja dari organisasi tersebut dinilai baik, oleh karena itu anggaran merupakan hal yang penting dalam sebuah organisasi. Mukaromah dan Suryandari (2015), menyatakan bahwa anggaran merupakan bagian


(23)

terpenting dalam setiap organisasi, termasuk PTS yang merupakan organisasi swasta.

4. Senjangan Anggaran

Senjangan anggaran merupakan penyimpangan yang dilakukan dengan mengestimasi biaya terlalu tinggi dan mengestimasi pendapatan terlalu rendah (Sujana, 2010). Susanto (2009) berpendapat bahwa senjangan anggaran akan terjadi apabila manajer tingkat bawah memberikan perkiraan yang tidak sesuai atau bias kepada atasanya mengenai anggaran yang akan dilaksanakan. Senjangan anggaran biasanya dilakukan oleh para bawahan dengan tujuan agar anggaran mudah dicapai sehingga kinerja dari para bawahan dianggap baik.

5. Partisipasi Anggaran

Sutapa dan Soni (2010) menyatakan bahwa partisipasi anggaran merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa pihak dalam penyusunan anggaran. Dalam proses penyusunan anggaran partisipatif, manajer tingkat bawah akan dimintai pendapat mengenai penyusunan anggaran yang dilakukan oleh sebuah organisasi, sehingga berbagai pihak merasa bahwa pencapaian atas anggaran yang telah mereka susun merupakan tanggung jawab bersama.

Rasa tanggung jawab atas tercapainya anggaran yang telah mereka susun bersama-sama, akan mampu membuat bawahan bekerja


(24)

lebih keras maupun meningkatkan kinerjanya agar anggaran benar benar tercapai. Menurut Nouri dan Parker (1996) dalam Arifin (2012) Partisipasi anggaran nantinya tidak hanya berpengaruh terhadap sasaran anggaran namun terhadap tujuan organisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dinyatakan oleh Sutapa dan Soni (2010) bahwa dengan menggunakan anggaran partisipatif, efektifitas dari organisasi tersebut akan meningkat, karena hal ini akan membuat kinerja individu maupun kinerja manajerial meningkat.

6. Budaya Organisasi

Budaya dapat diciptakan dan tumbuh karena perilaku dari setiap individu yang ada dalam organisasi tersebut, sehingga peilaku tersebut diakui dan diterapkan secara turun menurun dalam organisasi tersebut. Terdapat beberapa pengertian yang berkaitan dengan budaya menurut Schein dalam Supanto (2010):

1. Keteraturan perilaku yang dapat diamati ketika orang-orang

berinteraksi, misalnya bahasa yang digunakan dalam berinteraksi sehari hari.

2. Norma yang berkembang dalam kelompok kerja

3. Nilai dominan yang didukung oleh sebuah organisasi

4. Falsafah yang merupakan kebiijakan organisasi


(25)

6. Iklim yang disampaikan dalam sebuah organisasi oleh tata letak fisik dan cara interaksi para warga organisasi dengan para pelanggan atau orang luar yang lain.

Selain itu, Usman, dkk (2012) menjelaskan organisasi kedalam dua golongan, yaitu budaya organisasi yang berorientasi terhadap karyawan serta budaya organisasi yang berorientasi terhadap pekerjaan. Adapun beberapa faktor dominan yang mengidentifikasikan kedua golongan tersebut sebagai berikut :

Tabel 2.1

Karakteristik budaya organisasi orientasi pada karyawan dan orientasi pada pekerjaan

Orientasi pada karyawan Orientasi pada pekerjaan

Keputusan keputusan penting

sering dibuat secara berkelompok

Keputusan penting sering dibuat secara individu

Lebih tertarik pada orang yang

mengerjakan daripada hasil

pekerjaan

Lebih tertarik pada hasil pekerjaan daripada orang yang mengerjakan Memberikan petunjuk kerja yang

jelas kepada karyawan baru

Kurang memberikan petunjuk

kerja yang jelas kepada karyawan baru

Peduli terhadap masalah pribadi karyawan

Kurang peduli terhadap masalah pribadi karyawan

Sumber: Sulaksono 2005

7. Komitmen

Komitmen organisasi menunjukkan seberapa besar atau sejauh mana individu memberikan dukungan kepada sebuah organisasi sehingga sebisa mungkin berusaha mencapai tujuan organisasi tersebut


(26)

(Mukaromah dan Suryandari, 2015). Komitmen seseorang akan dikatakan tinggi apabila orang tersebut memiliki keyakinan bahwa tujuan organisasi sejalan dan sesuai dengan tujuan individu tersebut.

Kesesuaian tujuan antara individu dan organisasi akan memotivasi individu tersebut dalam berjuang untuk mewujudkan tujuan organisasi. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sutapa dan Soni (2010), karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap perusahaan akan semakin mementingkan kepentingan perusahaan sehingga individu tersebut akan berjuang untuk mewujudkan tujuan dari organisasi tersebut.

8. Ketidakpastian Lingkungan

Ketidakpastian lingkungan yang dirasakan dalam organisasi dapat dirasakan akibat dari kurangnya informasi yang nantinya akan digunakan untuk memprediksi masa depan organisasi tersebut (Sujana, 2010). Dengan adanya kebutuhan organisasi dalam memprediksi masa depan maka organisasi akan menggunakan atau mengumpulkan seluruh

informasi mengenai organisasi dan lingkunganya, sehingga

ketidakpastian dapat dikurangi. Ketidakpastian ini sering kali menyebabkan organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi dengan lingkungan.


(27)

9. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan berhubungan dengan ukuran mengenai hubungan antara individu dengan rekan kerjanya. Sutopo dan Soni (2010) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan menunjukkan derajat hubungan antar rekan kerja, rekan kerja mana yang paling disukai dan rekan kerja mana yang paling tidak disukai. Individu akan menilai mengenai hubungan antara dirinya dengan atasanya. Hubungan yang baik akan membuat individu bekerja dengan lebih baik, sedangkan hubungan yang kurang baik akan memberikan hasil yang kurang baik pula.

B.Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti. Berikut adalah beberapa hasil penelitian yang terkait dengan partisipasi anggaran:

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti/

Tahun Judul Hasil

1. Aliati Mukaromah,

Dhini Suryandari

(2015)

Pengaruh Partisipasi

Anggaran, Asimetri

Informasi, Komitmen

Organisasi, Ambiguitas

Peran terhadap

Budgetary Slack.

Partisipasi anggaran

berpengaruh positif

terhadap senjangan

anggaran

Komitmen tidak

berpengaruh terhadap senjangan anggaran

2. I Ketut Sujana

(2010)

Pengaruh Partisipasi

Penganggaran, 

Partisipasi anggaran


(28)

No Nama Peneliti/

Tahun Judul Hasil

Penekanan Anggaran,

Komitmen Organisasi, Asimetri Informasi, dan Ketidakpastian

Lingkungan terhadap

Budgetary Slack pada Hotel Hotel Berbintang di Kota Denpasar.

terhadap senjangan

anggaran

Komitmen organisasi

tidak berpengaruh

terhadap senjangan

anggaran

Ketidakpastian

lingkungan tidak

berpengaruh terhadap senjangan anggaran.

3. Amelia Veronica,

Komang Ayu

Krisnadewi

Pengaruh Partisipasi

Penganggaran,

Penekanan Anggaran,

Komitmen Organisasi, dan Kompleksi Tugas

terhadap Slack

Anggaran pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Badung

Partisipasi

berpengaruh terhadap senjangan anggaran

Komitmen organisasi

berpengaruh terhadap senjangan anggaran

4. Muh. Irfan, Budi

Santoso, Lukman

Efendi (2016)

Pengaruh Partisipasi

Anggaran terhadap

Senjangan Anggaran

dengan Asimetri

Informasi, Penekanan

Anggaran dan

Komitmen

Organisasional sebagai Variabel Pemoderasi.

Pertisipasi anggaran

berpengaruh positif

terhadap senjangan

anggaran

Komimen organisasi

berpengaruh terhadap

positif senjangan

anggaran

5. Dewi Anggraeni

Listyaningsih (2012)

Pengaruh Partisipasi

Anggaran, Gaya

Kepemimpinan, dan

Komitmen Organisasi

terhadap Kesenjangan Anggaran

Partisipasi anggaran

berpengaruh negatif

terhadap senjangan

anggaran

Gaya kepemimpinan

berpengaruh negatif

terhadap kesenjangan anggaran.

6. A.A.Sg.Shinta Dewi

Pradnyandari,

Komang Ayu

Pengaruh Partisipasi

Anggaran pada

Senjangan Anggaran

Partisipasi anggaran

berpengaruh positif


(29)

No Nama Peneliti/

Tahun Judul Hasil

Krisnadewi (2014) dengan Gaya

Kepemimpinan dan

Karakter Personal

sebagai Pemoderasi

anggaran

Gaya kepemimpinan

memperlemah

hubungan antara

partisipasi anggaran

dengan senjangan

anggaran

C.Hipotesis

1. Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran

Partisipasi anggaran merupakan salah satu metode penganggaran yang paling banyak dipilih oleh organisasi karena memiliki banyak keunggulan, salah satunya adalah dengan adanya partisipasi, semua pihak dapat membantu proses penganggaran sehingga penganggaran lebih adil. Dengan adanya partisipasi anggaran, penentuan target anggaran melibatkan bawahan maupun atasan (Usman dkk, 2012). Hal ini dilakukan karena bawahan biasanya memiliki informasi yang lebih banyak mengenai kondisi organisasi dibandingkan dengan pimpinan organisasi.

Partisipan anggaran berasal dari beberapa tingkatan kepengurusan sebuah organisasi. Partisipan dengan tingkatan yang lebih rendah atau

partisipan yang secara langsung melakukan kegiatan organisasi (agent)

akan memiliki informasi khusus mengenai kondisi lokal, sedangkan

partisipan dengan tingkatan yang lebih tinggi (principal) hanya akan


(30)

Terdapat beberapa penelitian yang masih menunjukkan hasil yang kurang konsisten. Partisipasi anggaran memberikan peluang bagi manajer tingkat bawah untuk melonggarkan anggaran agar anggran mudah tercapai (Mukaromah dan Suryandari, 2015). Sedangkan penelitian Supanto (2010), menunjukkan hasil bahwa partisipasi anggaran berpengaruh negatif terhadap senjangan anggaran.

Peneliti sendiri berpendapat bahwa principal sering kali

memberikan wewenang kepada para agent dengan harapan agar agent

melakukan usaha yang terbaik untuk organisasi. Keinginan principal

terkadang tidak sesuai dengan keinginan agent, sehingga hal ini akan

menimbulkan konflik. Agent akan cenderung melakukan manipulasi atau

membiaskan informasi agar mendapat penghargaan dari para principal. Permasalahan di atas sering juga terjadi dalam konteks penyusunan anggaran. Pihak yang melaksanakan kegiatan organisasi secara langsung akan cenderung melakukan senjangan anggaran agar anggaran mudah dicapai sehingga mendapat penghargaan atas pencapaian tersebut. Hipotesis yang disusun peneliti adalah sebagai berikut:

H1: Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap senjangan


(31)

2. Pengaruh Interaksi Budaya Organisasi dengan Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran

Budaya merupakan perilaku setiap individu yang telah diakui dan diterapkan secara turun menurun dalam organisasi tersebut. Karakteristik budaya organisasi yang berorientasi kepada karyawan maupun pekerjaan memiliki pengaruh terhadap perilaku serta komitmen para individu yang berada pada organisasi tersebut. Budaya organisasi akan memengaruhi anggaran partisipatif, yang berarti mengurangi senjangan anggaran (Supomo dan Indriantoro, 1998).

Telah tedapat beberapa penelitian yang mengkaji mengenai hubungan antara budaya organisasi dengan senjangan anggaran. Supanto (2010) berpendapat bahwa budaya organisasi tidak memengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Hal ini bertentangan dengan pendapat Usman, dkk (2012) bahwa organisasi

berpengaruh negatif terhadap senjangan anggaran.

Peneliti berpendapat bahwa dengan budaya organisasi yang berorientasi kepada karyawan, individu akan merasa diperhatikan dan didukung oleh organisasi, sehingga dukungan yang diberikan oleh individu tersebut terhadap pencapaian tujuan organisasi akan meningkat. Keinginan tinggi individu dalam mewujudkan tujuan organisasi akan membuat individu mengutamakan tujuan organisasi daripada tujuannya sendiri, sehingga individu akan memberikan informasi yang sesuai dan membuat anggaran yang tidak mengandung senjangan agar organisasi dapat


(32)

mencapai tujuannya semaksimal mungkin. Hipotesis yang disusun peneliti adalah sebagai berikut:

H2: Budaya organisasi yang berorientasi terhadap karyawan

memengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran

3. Pengaruh Interaksi Gaya Kepemimpinan dengan Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran

Gaya kepemimpin menunjukkan derajat hubungan antar rekan kerja, rekan kerja mana yang paling disukai dan rekan kerja mana yang paling tidak disukai (Sutopo dan Soni, 2010). Dalam proses penganggaran, gaya kepemimpinan lebih berfokus terhadap hubungan antara pemimpin dan bawahan yang ikut serta dalam proses penyusunan anggaran.

Terdapat beberapa penelitian menganai hubungan antara gaya kepemimpinan dengan senjangan anggaran. Penelitian Listyaningsih (2012) menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan tidak memengaruhi senjangan anggaran. Sedangkan Sutopo dan Soni (2010) menunjukkan hasil yang berbeda, bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap pastisipasi anggaran.

Peneliti berpendapat bahwa gaya kepemimpinan mampu memengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Gaya kepemimpinan berhubungan dengan hubungan antara pemimpin dan bawahan sebagai pihak yang meyusun anggaran. Apabila


(33)

hubungan antara kedua belah pihak terjalin dengan baik maka pekerjaan yang dihasilkan akan baik, karena kedua belah pihak merasa nyaman untuk bekerja sama dan tidak memiliki alasan untuk melakukan pekerjaan secara buruk. Dari alasan di atas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H3: Gaya kepemimpinan memengaruhi hubungan antara partisipasi

anggaran dengan senjangan anggaran

4. Pengaruh Interaksi Ketidakpastian Lingkungan dengan Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran

Ketidakpastian lingkungan yang terjadi dalam organisasi dapat diakibatkan dari kurangnya informasi yang nantinya akan digunakan untuk memprediksi masa depan organisasi tersebut (Sujana, 2010). Pemimpin atau atasan akan memiliki informasi yang kurang dibandingkan dengan bawahan yang secara langsung terjun dalam lingkungan organisasi.

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang telah mengkaji hubungan antara ketidakpastian lingkungan dengan senjangan anggaran. Sujana (2010) menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan yang relatif rendah akan meningkatkan kemungkinan terjadinya senjangan anggaran

karena adanya keterbatasan yang dialami oleh salah satu pihak. Sedangkan

Ikhsan dan Ane (2007) berpendapat bahwa ketidakpastian lingkungan


(34)

Peneliti berpendapat bahwa atasan akan menemui kesulitan dalam memahami informasi yang masuk, terlebih pada informasi yang menyangkut bidang yang kondisi teknisnya hanya dipahami oleh bawahan yang berfokus dalam bidang tersebut. Kesulitan dalam hal pemahaman ini akan memotivasi atasan untuk meminta bantuan dari bawahan dalam pengambilan keputusan. Kondisi inilah yang dapat dimanfaatkan oleh bawahan untuk melakukan tindakan negatif seperti senjangan anggaran. Dari pendapat peneliti di atas, dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

H4: Ketidakpastian lingkungan memengaruhi hubungan antara

partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran

5. Pengaruh Interaksi Komitmen Organisasi dengan Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran

Komitmen organisasi menunjukkan seberapa besar atau sejauh mana individu memberikan dukungan kepada sebuah organisasi sehingga sebisa mungkin berusaha mencapai tujuan organisasi tersebut (Mukaromah dan Suryandari, 2015). Bawahan yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasi akan sebaik mungkin mencapai tujuan dari organisasi tersebut, sedangkan bawahan yang memiliki komitmen yang rendah akan cenderung tidak peduli terhadap pencapaian dari tujuan organisasi tersebut.

Beberapa penelitian mengenai hubungan antara komitmen dengan senjangan anggaran telah banyak dilakukan. Sutopo dan Soni (2010) berpendapat bahwa komitmen tidak memiliki pengaruh terhadap senjangan


(35)

anggaran. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Ikhsan dan Ane (2007), yang meyatakan bahwa komitmen berpengaruh dengan senjangan anggaran.

Peneliti sependapat dengan Darlis dalam Supanto (2010), yang mengemukakan naik-turunnya senjangan anggaran akan dipengaruhi oleh keinginan dari para individu yang menjadi partisipan anggaran. Individu yang yakin dan memberikan dukungan yang tinggi terhadap pencapaian tujuan organisasi, dalam melakukan partisipasi anggaran akan cenderung tidak melakukan senjangan anggaran. Sebaliknya, individu yang mengutamakan kepentingan pribadinya, hanya memikirkan penghargaan atas pencapaian yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan tidak memiliki komitmen yang tinggi atas tujuan organisasi akan cenderung melakukan senjangan anggaran. Berdasarkan alasan peneliti di atas, hipotesis yang disusun adalah:

H5: Komitmen organisasi memengaruhi hubungan antara partisipasi

anggaran dengan senjangan anggaran.


(36)

Gambar 2.1

E. Senjangan

Anggaran Partisipasi

Anggaran

Komitmen Organisasi Ketidakpastian

Lingkungan

Gaya Kepemimpinan Budaya


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Objek/ Subjek Penelitian

Objek yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini adalah salah satu universitas swasta yang berada di Yogyakarta. Subjek dari penelitian ini adalah pihak-pihak yang memahami jalur penganggaran dalam universitas tersebut, yaitu terdiri dari ketua dan sekretaris program studi dari seluruh program studi.

B.Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pejabat universitas yang memiliki wewenang atau keterlibatan dalam proses penyusunan anggaran. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah ketua dan sekretaris program studi dari 37 program studi, dengan daftar sebagai berikut:

Tabel 3.1

Daftar Program Studi Salah Satu Universitas Swasta di Yogyakarta No. Program Studi No. Program Studi

1. Teknik Elektro Medik (D3) 19. Ilmu Komunikasi (S1)

2. Teknik Mesin (D3) 20. Ilmu Hukum (S1)

3. Akuntansi (D3) 21. Pend. Agama Islam (S1)

4. Teknik Sipil (S1) 22. Kom. Penyiaran Agama (S1)

5. Teknik Elektro (S1) 23. Ek. Perbankan Islam (S1)

6. Teknik Mesin (S1) 24. Pend. Bahasa Arab (S1)

7. Teknologi Informasi (S1) 25. Pend. Bahasa Inggris (S1)

8. Agribisnis (S1) 26. Pend. Bahasa Jepang (S1)

9. Agroteknologi (S1) 27. Magister Manajemen (S2)


(38)

No. Program Studi No. Program Studi

11. Ilmu Keperawatan (S1) 29. Magister Ilmu Pemerintah (S2)

12. Pend. Dokter Gigi (S1) 30. Magister Manajemen Rumah

Sakit (S2)

13. Farmasi (S1) 31. Magister Ilmu Hubungan

Internasional (S2)

14. Manajemen (S1) 32. Magister Keperawatan (S2)

15. Akuntansi (S1) 33. Magister Ilmu Hukum (S2)

16. Ilmu Ekonomi (S1) 34. Psikologi Pendidikan (S3)

17. I. Hub. Internasional (S1) 35 Politik Islam (S3)

18. Ilmu Pemerintah (S1)

C.Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data primer, di mana seluruh data dan informasi diperoleh dari responden yang sebelumnya telah mengisi kuesioner yang diberikan secara langsung kepada seluruh responden dari masing masing program studi oleh peneliti.

D.Teknik Pengambilan Sampel

Tidak seluruh populasi digunakan oleh peneliti, melainkan hanya ketua dan sekretaris program studi yang dipilih menggunakan purposive sampling, di mana kriteria yang ditentukan adalah para ketua dan sekretaris

program studi yang merupakan agent dalam proses penyusunan anggaran.

Selain itu pemilihan ketua dan sekretaris program studi dilakukan oleh penetili dengan maksud bahwa pihak pihak tersebut diasumsikan telah bekerja dalam jangka waktu yang lama dan memiliki pengalaman dalam proses penyusunan anggaran.


(39)

E.Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan teknik survei yaitu teknik pengumpulan data primer dalam penelitian ini, di mana peneliti akan memberikan pernyataan dalam bentuk kuesioner kepada seluruh responden yang telah dipilih oleh peneliti.

F. Skala Pengukuran Variabel

Peneliti menggunakan skala likert sebagai pengukur/ skala pemberian nilai dalam kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti. Responden akan diminta untuk memberikan nilai dari 1 hingga 5 dalam setiap pernyataan yang diberikan oleh peneliti. Adapun arti atau penilaian dalam setiap angka dalam skala likert yang ditentukan oleh peneliti sebagai berikut:

Tabel 3.2

Penilaian Skala Likert

No. Keterangan Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Netral (RR) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

G.Devinisi Operasional Variabel

Terdapat 6 variabel yang digunakan dan dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini, yaitu partisipasi anggaran (variabel independen), senjangan anggaran (variabel dependen), budaya organisasi, komitmen, ketidakpastian lingkungan, dan gaya kepemimpinan (variabel pemoderasi) yang akan diukur


(40)

menggunakan instrumen instrumen yang telah dikembangkan oleh para peneliti sebelumnya.

1. Partisipasi Anggaran

Partisipasi memiliki makna bahwa dalam proses penyusunan anggaran, terdapat beberapa pihak yang terlibat atau berpartisipasi. Untuk mengukur keterlibatan dan pengaruh partisipasn terhadap proses penyusunan anggaran, digunakan instrumen yang dikembangkan oleh Milani (1975). Terdiri dari 5 butir pertanyaan. Jawaban responden atas daftar pertanyaan tersebut didesain menggunakan skala Likert dengan alternatif jawaban dari 1 sampai dengan 5. Alternatif jawaban 1 berarti

partisipasi rendah sedangkan alternatif jawaban 5 berartipartisipasi tinggi.

2. Senjangan Anggaran

Senjangan anggaran merupakan perbedaan antara anggaran yang dilaporkan dengan anggaran yang sesuai dengan estimasi yang sesungguhnya dengan tujuan agar target dapat lebih mudah dicapai oleh

bawahan. Item-item yang digunakan dalam mengukur senjangan anggaran

mengacu pada daftar pertanyaan yang telah digunakan oleh Onsi (1973) yang terdiri dari 5 item pertanyaan dengan skala interval 1 sampai 5. Skala yang digunakan adalah 1 untuk jawaban sangat tidak setuju sampai 5 untuk sangat setuju.

Selain untuk tujuan analisis menggunakan software SPSS, peneliti juga mengkategorikan senjangan anggaran menjadi relatif tinggi dan rendah.


(41)

Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat senjangan anggaran yang terjadi berdasarkan demografi responden agar pembaca memiliki gambaran responden yang mana yag lebuh banyak melakukan senjangan anggaran.

3. Komitmen

Komitmen menunjukkan sebuah keyakinan dan dukungan yang kuat yang ditunjukkan oleh individu terhadap nilai dan tujuan yang ingin dicapai organisasi. Untuk mengukur komitmen organisasi digunakan 6 item pertanyaan yang telah digunakan oleh Mowday (1979). Skala yang digunakan adalah 1 untuk menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dan 5

berarti sangat setuju.

4. Ketidakpastian Lingkungan

Ketidakpastian lingkungan yang dirasakan dalam organisasi dapat dirasakan akibat dari kurangnya informasi yang nantinya akan digunakan untuk memprediksi masa depan organisasi tersebut (Sujana, 2010). Untuk mengukur presepsi para partisipan anggaran atas ketidakpastian lingkungan yang dirasakan, digunakan 10 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Duncan (1972). Skala yang digunakan adalah 1 untuk jawaban sangat tidak setuju sampai 5 untuk jawaban sangat setuju.


(42)

5. Budaya Organisasi

Budaya organisasi muncul akibat perilaku, interaksi, sikap yang dilakukan oleh individu dalam sebuah lingkungan organisasi dan diterima sebagai nilai nilai yang harus diterapkan, dipertahankan serta dilestarikan. Pengukuran variabel budaya organisasi dengan instrumen kuisioner yang dikembangkan Supomo (1998). Budaya Organisasi diukur dengan menggunakan skala Likert 5 poin dari angka 1 sampai 5 yang terdiri dari 5 pertanyaan.

6. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin dalam memengaruhi orang lain/bawahan dengan cara apapun sehingga bawahan melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan keinginan pemimpin, walaupun pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang tidak disukai oleh pegawai. Gaya kepemimpinan diukur menggunakan istrumen kuesioner yang digunakan oleh Ika Puspa Dewi (2009). Gaya kepemimpinan diukur dengan menggunakan skala Likert 5 point dari angka 1 sampai 5 yang terdiri dari 5 pertanyaan.

Tabel 3.3

Definisi Operasional Variabel

Variabel Konsep Indikator

PARTISIPASI ANGGARAN

Tingkat keikutsertaan

dalam proses penyusunan anggaran dan pengaruh dalam penentuan besarnya

1.Keterlibatan dalam

penyusunan anggaran

2.Permintaan pendapat


(43)

Variabel Konsep Indikator

anggaran 3.Pengaruh dalam

anggaran

4.Kontribusi dalam

penyusunan anggaran SENJANGAN

ANGGARAN

Perbedaan antara

anggaran yang dilaporkan dengan anggaran yang sesuai dengan estimasi terbaik

1.Peningkatan

produktivitas

2.Pencapaian anggaran

3.Efisiensi anggaran

4.Kemudahan dalam

pencapaian BUDAYA

ORGANISASI

Perilaku dalam menjalin

hubungan antara

karyawan dengan

pimpinan dan sesama

karyawan mengakibatkan

kenyamanan dalam

lingkungan kerja

1. Kepercayaan dari

pemimpin

2. Komunikasi antar

pegawai dan

pimpinan

3. Dukungan moril

4. Penyelesaian masalah

GAYA KEPEMIMPINAN

Hubungan antara

pimpinan dan karyawan

sebagai penyusun

anggaran

1. Kejelasan dalam

penugasan

2. Penentuan bonus

3. Menciptakan

hubungan yang

menyenangkan KETIDAKPASTIAN

LINGKUNGAN

Keadaan dimana para

partisipan tidak

mengetahui apa yang

sebenarnya terjadi dalam proses bisnis organisasi

1. Permasalahan dalam

pengambilan keputusan

2. Penentuan metode

yang baik

3. Penyesuaian

4. Bekerja sesuai dengan

informasi

5. Intensitas menghadapi

masalah baru


(44)

Variabel Konsep Indikator

ORGANISASI individu untuk berbuata

sesuatu agar dapat

menunjang keberhasilan

organisasi dan lebih

mengutamakan organisasi

2.Loyalitas

3.Persamaan sistem

nilai

H.Uji Kualitas Instrumen dan Data

1. Uji Validitas

Uji ini digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya kuesioner yang digunakan oleh peneliti. Uji validitas dapat mengukur dan menilai apakah pernyataan pernyataan yang digunakan dalam kuesioner dapat mewakili variabel-varibel tersebut. Untuk mengukur validitas dapat menggunakan pengujian pearson corellation yang menunjukkan korelasi antara skor masing masing butir pertanyaan dengan skor total. Pernyataan dikatakan valid apabila r-hitung > r-tabel dan memiliki nilai signifikan positif maksimum 0,05 (Ghozali, 2011)

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas memperlihatkan seberapa besar sebuah pengukur dapat mengukur secara stabil dan konsisten, sehingga uji ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat konsisten dari pernyataan yang digunakan peneliti dalam kuesioner. Sebuah kuesioner yang reliabel harus memiliki nilai cronbach alpha 0,50-0,70 (Nazaruddin dan Basuki, 2015)


(45)

3. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk melakukan uji dalam model regresi, di mana variabel pengganggu akan dilihat distribusinya, apakah memiliki distribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov. Regresi dikatakan berdistribusi normal apabila nilai asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 (Ghozali, 2011)

4. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolenieritas digunakan untuk menunjukkan hubungan linear antara variabel-variabel bebas dalam regresi. Pengujian ini dilakukan untuk menguji ada tidaknya korelasi dalam model regresi antar setiap variabel independen. Uji multikolinearitas dapat dilakukan menggunakan nilai VIF tidak kurang dari 0,1 dan tidak lebih dari 10 (Ghozali, 2011)

5. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat ada tidaknya penyimpangan syarat-syarat asumsi klasik dalam model regresi di mana Model regresi seharusnya tidak mengalami heteroskedastisitas (Nazaruddin, 2015).


(46)

I. Uji Hipotesis dan Analisis Data

1. Regresi Linier Sederhana

Penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana dalam melakukan analisis mengenai pengaruh atau hubungan antara variabel dependen dan independen yang digunakan dalam penelitian, yaitu partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

SA =

α

+ β1PA + e

2. Regresi Linier Berganda

Selain menggunakan analisis regresi linier sederhana, peneliti juga menggunakan regresi linier berganda sebagai salah satu alat analisis yang menunjukkan hubungan antara variabel independen dengan variabel moderasi. Berikut adalah persamaanya:

SA = α + β1PA + β2KO + β3KL + β4BO + β5GK+β6[{PA* KO}] +

β7[{PA*KL}]+ β8[{PA* BO}]+ β9[{PA* GK}] + e

Keterangan:

SA = Senjangan Anggaran

Α = Nilai Y pada perpotongan antara garis linear dengan

sumbu vertikal Y

PA = Partisipasi Anggaran

KO = Komitmen Organisasi


(47)

BO = Budaya Organisasi

GK = Gaya Kepemimpinan

β 1 = Koefisien dari partisipasi anggaran

β2 = Koefisien dari komitmen organisasi

β3 = Koefisien dari ketidakpastian lingkungan

β4 = Koefisien dari budaya organisasi

β5 = Koefisien dari gaya kepemimpinan

β6 = Koefisien dari partisipasi anggaran dan komitmen organisasi

β7 = Koefisien dari partisipasi anggaran dan KL


(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Deskripsi penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai analisis data dari hasil penelitian yang telah dilakukan , yaitu pengaruh partisipasi anggaran pada senjangan anggaran dengan budaya organisasi, gaya kepemimpinan, ketidakpastian lingkungan dan komitmen sebagai variabel pemoderasi. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, dimana data diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner pada seluruh ketua dan sekretaris program studi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 70, yang terdiri dari 35 ketua program studi dan 35 sekretaris program studi.

Hasil penyebaran kuesioner yang telah dilakukan peneliti akan disajikan dalam tabel 4.1. Tabel tersebut akan memberikan informasi yang ringkas mengenai jumlah sampel, tingkat pengembalian kuesioner dan total kuesioner yang dapat diolah oleh peneliti.


(49)

Tabel 4.1

Sampel dan Tingkat Penyebaran Kuesioner

Keterangan Jumlah Presentase

Total penyebaran kuesioner 70 100%

Jumlah kuesioner yang tidak kembali 20 28,57%

Jumlah kuesioner yang kembali 50 71,43%

Jumlah kuesioner yang tidak diisi

lengkap (cacat) 0 0%

Jumlah responden yang masuk kriteria 46 65,71%

Total kuesioner yang diolah 46 65,71%

Response Rate (tingkat pengembalian) 65,71%

Sumber: data kuesioner penelitian

Dari Tabel 4.1 dapat diketahui dari 70 kuesioner yang disebarkan oleh peneliti kepada responden, jumlah yang kembali adalah 50 eksemplar. Artinya penelitian ini memiliki response rate sebesar 71,43% karena dari seluuh kuesioner yang disebar sebanyak 71,43% telah diisi oleh responden dan dikembalikan kepada peneliti. Dari jumlah kuesioner yang kembali tidak satupun kuesioner yang cacat ataupun tidak diisi namun terdapat 6 kuesioner yang tidak memenuhi kriteria responden sehingga keenam kuesioner tersebut tidak dapat dikatakan valid. Terdapat 46 kuesioner yang siap diolah dan memenuhi kriteria.

2. Demografi Responden

Penelitian ini membagi responden dalam beberapa karakteristik yang digunakan untuk menggambarkan subjek penelitian. Karakteristik dari seluruh responden penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, jabatan dan lama


(50)

bekerja, tingkat pendidikan, bidang ilmu, umur program studi dan akreditasi.

Selain untuk tujuan mendemografikan responden, peneliti juga mengelompokkan tingkat kesenjangan anggaran pada setiap karakteristik responden. Dalam hal ini peneliti mengelompokkan tingkat senjangan anggaran kedalam 2 kategori. Apabila jumlah nilai dari kuesioner melebihi nilai rata-rata penilaian senjangan anggaran, maka dianggap memiliki senjangan yang tinggi. Artinya, bila responden memiliki nilai lebih dari 15 poin (total poin tertinggi 25 dan terendah 5) maka dianggap memiliki tingkat senjangan yang tinggi.

a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam Tabel 4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.2

Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Senjangan

Tinggi Persentase

Laki-Laki 23 18 78,26%

Perempuan 23 22 95,65%

Total 46 40 86,96%

Sumber: data kuesioner penelitian

Table 4.2 menunjukkan responden dari penelitian ini terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan jumlah yang sama, yaitu laki-laki sebanyak 23 orang dan perempuan sebanyak 23 orang. Selain itu dapat dilihat dari tabel 4.2, dapat diketahui bahwa dari seluruh responden,


(51)

terdapat 40 orang yang terdiri dari 18 reponden laki-laki dan 22 responden perempuan yang dianggap memiliki senjangan anggaran yang tinggi. Dapat dilihat dari persentase antara jumlah responden dengan jumlah responden yang melakukan senjangan anggaran bahwa hampir seluruh responden, baik laki-laki maupun perempuan memiliki tingkat senjangan anggaran yang tinggi atau diatas 15.

.

b. Karakteristik responden berdasarkan jenis jabatan

Karakteristik responden berdasarkan jenis jabatan disajikan dalam Tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3

Karakteristik Berdasarkan Jenis Jabatan

Jenis Jabatan Jumlah Senjangan

Tinggi Persentase

Kaprodi 19 17 89,47%

Sekprodi 27 23 85,18%

Total 46 40 86,96%

Sumber: data kuesioner penelitian

Penelitian ini hanya mengambil dua jenis jabatan dalam pemilihan samplenya. Peneliti menentukan karakteristik ini dengan mempertimbangakan jabatan jabatan apa saja yang secara langsung ikut serta dalam proses penyusunan anggaran. Penelitian ini hanya ditujukan untuk dua jenis jabatan dalam universitas swasta ini, yaitu ketua prodi dan sekretaris prodi. Berdasarkan tabel 4.3, dari seluruh responden yang mengisi kuesioner penelitian ini, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki jabatan sebagai ketua prodi berjumlah 19 orang dengan


(52)

presentase sebesar 41,30%, sedangkan sisanya sebanyak 27 orang atau sebesar 58,70% memegang jabatan sebagai sekretaris prodi. Selain itu peneliti menyimpulkan dari tabel 4.3 bahwa sebanyak 17 responden dari 19 yang memiliki jabatan sebagai kaprodi dan 23 responden 27 yang merupakan sekprodi memperlihatkan senjangan anggaran yang tinggi.

c. Karakteristik responden berdasarkan jenjang program studi

Karakteristik responden berdasarkan jenjang program studi disajikan dalam Tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.4

Karakteristik Berdasarkan Jenjang Program Studi Jenjang

Program Studi Jumlah

Senjangan

Tinggi Persentase

D3 5 3 60%

S1 30 27 90%

S2 8 7 87,5%

Doktor 3 3 100%

Total 46 40 86,96%

Sumber:data kuesioner penelitian

Dari tabel 4.4, dapat diketahui bahwa responden terdiri dari sekprodi/kaprodi dari berbagai jenjang program studi. Responden da;am penelitian ini mayoritas berasal dari program studi S1, yaitu sebanyak 30 responden dari total 46, dengan presentase sebanyak 65,22%. Sedangkan sisanya terdiri dari program D3, S2 dan Doktor seperti yang telah dicantumkan di tabel. Selain itu, tabel 4.4 juga


(53)

memperlihatkan jumlah responden yang memiliki senjangan anggaran yang tinggi berdasarkan jenjang program studinya.

d. Karakteristik berdasarkan bidang ilmu

Karakteristik responden berdasarkan bidang ilmu disajikan dalam Tabel 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.5

Karakteristik Berdasarkan Bidang Ilmu

Bidang Ilmu Jumlah Senjangan

Tinggi Persentase

Eksakta 22 19 86,36%

Noneksakta 24 21 87,5%

Total 46 40 86,96%

Sumber:data kuesioner penelitian

Berdasarkan bidang ilmunya, peneliti membagi responden dalam 3 kategori, yaitu eksakta, sosial dan bahasa. responden dari bidang ilmu eksakta dan sosial hampir memiliki jumlah yang sama, sedangkan responden dari bidang ilmu bahasa memiliki jumlah yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan lainya, yaitu sebanyak 3 responden. Hal ini dapat terjadi karena program studi dalam fakultas bahasa memang masih terbatas. Selain itu, tabel 4.5 menunjukkan bahwa senjangan anggaran hampir dilakukan oleh setiap responden dari kategori bidang ilmu, bahkan seluruh responden dari bahasa menunjukkan senjangan anggaran yang tinggi.


(54)

e. Karakteristik berdasarkan akreditasi

Karakteristik responden berdasarkan akreditasi program studi disajikan dalam Tabel 4.6 sebagai berikut.

Tabel 4.6

Karakteristik Berdasarkan Akreditasi Program Studi Jenjang

Program Studi

Jumlah Senjangan

Tinggi Persentase

A 12 10 83,33%

B 22 20 90,90%

C 12 10 83,33%

Total 46 40 86,96%

Sumber: data kuesioner penelitian

Program Studi di universitas ini memiliki 3 macam akreditasi, yaitu A, B, dan C. Dari ketiga kategori tersebut. Responden yang mendominasi berasal dari program studi yang memiliki akreditas B dengan jumlah 22 responden. Sedangkan untuk persentase senjangan anggaran, hampir seluruh responden dari berbagai jenjang program studi memperlihatkan senjangan anggaran yang tinggi.

f. Karakteristik berdasarkan umur prodi

Karakteristik responden berdasarkan umur program studi disajikan dalam Tabel 4.7 sebagai berikut.


(55)

Tabel 4.7

Karakteristik Berdasarkan Umur Program Studi Jenjang

Program Studi

Jumlah Senjangan

Tinggi Persentase

< 5 Tahun 9 7 77,78%

> 5 Tahun 37 33 89,19%

Total 46 40 86,96%

Sumber: data kuesioner penelitian

Dari kedua kategori tersebut. Responden yang mendominasi berasal dari program studi yang berumur lebuh dari 5 tahun dengan jumlah 37 responden. Sedangkan untuk persentase senjangan anggaran, hampir seluruh responden dari berbagai jenjang program studi memperlihatkan senjangan anggaran yang tinggi.

B.Uji Kualitas Instrument dan Data 1. Uji kualitas data

a. Uji validitas

Uji ini digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya kuesioner yang digunakan oleh peneliti. Uji validitas dapat mengukur dan menilai apakah pernyataan pernyataan yang digunakan dalam kuesioner dapat mewakili variabel-varibel tersebut. Untuk mengukur validitas dapat menggunakan pengujian pearson corellation yang menunjukkan korelasi antara skor masing masing butir pertanyaan dengan skor total. Pernyataan dikatakan valid apabila r-hitung > r-tabel. Hasil dari uji validitas telah disajikan dalam Tabel 4.8 sebagai berikut


(56)

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas

Variabel Item

Pertanyaan R-Hitung R-Tabel Keterangan

Partisipasi Anggaran

PA1 0,699 0,291 Valid

PA2 0,592 0,291 Valid

PA3 0,746 0,291 Valid

PA4 0,781 0,291 Valid

PA5 0,495 0,291 Valid

Senjangan Anggaran

SA1 0,679 0,291 Valid

SA2 0,733 0,291 Valid

SA3 0,429 0,291 Valid

SA4 0,877 0,291 Valid

SA5 0,753 0,291 Valid

Budaya Organisasi

BO1 0,789 0,291 Valid

BO2 0,865 0,291 Valid

BO3 0,893 0,291 Valid

BO4 0,823 0,291 Valid

BO5 0,704 0,291 Valid

Gaya Kepemimpinan

GK1 0,839 0,291 Valid

GK2 0,891 0,291 Valid

GK3 0,706 0,291 Valid

GK4 0,835 0,291 Valid

GK5 0,788 0,291 Valid

Ketidakpastian Lingkungan

KL1 0,447 0,291 Valid

KL2 0,627 0,291 Valid

KL3 0,755 0,291 Valid

KL4 0,565 0,291 Valid

KL5 0,564 0,291 Valid


(57)

Variabel Item

Pertanyaan R-Hitung R-Tabel Keterangan

KL7 0,629 0,291 Valid

KL8 0,644 0,291 Valid

KL9 0,667 0,291 Valid

KL10 0,627 0,291 Valid

Komitmen Organisasi

KO1 0,745 0,291 Valid

KO2 0,635 0,291 Valid

KO3 0,659 0,291 Valid

KO4 0,764 0,291 Valid

KO5 0,841 0,291 Valid

KO6 0,786 0,291 Valid

Sumber: lampiran 3

Tabel 4.8 merupakan tabel yang menunjukkan hasil pengujian dari uji validitas seluruh item pertanyaan dalam kuesioner yang digunakan oleh peneliti. Tabel tersebut berisi tentang pebandingan antara r-tabel dengan r-hitung dari kuesioner yang telah dihitung oleh peneliti menggunakan program spss. Dari hasil pengujian dapat dilihat, seluruh item pertanyaan yang mewakili variabel partisipasi anggaran,

senjangan anggaran, budaya organisasi, gaya kepemimpinan,

ketidakpastian lingkungan dan komitmen organisasi merupakan pertanyaan yang dapat dipercaya untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan serta dapat digunakan untuk mengukur variabel variabel dalam penelitian ini.


(58)

b. Uji reliabilitas

Untuk menilai tingkat konsistensi dari instrumen penelitian, peneliti melakukan uji relibilitas dengan menggunakan spss. Agar memenuhi syarat reliabel, sebuah instrumen harus memiliki nilai

Cronbach alpha diatas standar reliabelnya, yaitu sebesar 0,60. Berikut adalah tabel yang menyajikan hasil uji reliabilitas dari data penelitian.

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variable Cronbach’s

Alpha

Standar

Reliabel Keterangan

PA 0,678 0,60 Reliabel

SA 0,724 0,60 Reliabel

BO 0,872 0,60 Reliabel

GK 0,862 0,60 Reliabel

KL 0,820 0,60 Reliabel

KO 0,828 0,60 Reliabel

Sumber: lampiran 4

Tabel 4.9 menunjukkan hasil dari uji reliabilitas yang telah dilakukan peneliti. Dari tabel tesebut dapat diketahui bahwa seluruh

variabel memiliki nilai Cronbach alpha diatas standar reliabelnya, yaitu

o,6. Sehingga dapat disimpulkan seluruh instrumen pertanyaan dalam kuesioner dapat menghasilkan data yang konsisten.


(59)

2. Uji asumsi klasik a. Uji normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilakukan untuk melihat persebaran dari data yang telah dikumpulkan, atau dengan kata lain, apakah data dalam penelitian ini memiliki distribusi normal. Untuk

melakukan uji normalitas, peneliti melihat nilai asymp. Sig (2-talide)

dalam one sample kolmogorov smirnov test. Berikut adalah hasil uji

normalitas dari data penelitian ini.

Sumber: lampiran 5

Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa data dari penelitian ini memiliki distribusi normal. Hal ini dapat diketahui

melalui nilai asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,905 > dari 0,05.

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 46

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.79585362

Most Extreme Differences Absolute .084

Positive .044

Negative -.084

Kolmogorov-Smirnov Z .567


(60)

b. Uji multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan masalah model regresi dalam pengolahan data. Model regresi yang baik seharusnya tidak mengalami korelasi antara variabel bebas. Untuk mengetahui apakah model regresi mengalami multikolinearitas atau tidak peneiti melakukan uji multikolinearitas menggunakan spss. Apabila model

regresi memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai variance

inflation factor (VIF) kurang dari 10 maka bebas dari

multikolinearitas.

Tabel 4.11

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Nilai Tolerance VIF Keterangan

PA 0,544 1,838 Non Multikolinearitas

BO 0,544 1,839 Non Multikolinearitas

GK 0,450 2,223 Non Multikolinearitas

KL 0,410 2,436 Non Multikolinearitas

KO 0,644 1,553 Non Multikolinearitas

Sumber: lampiran 6

Hasil uji multikolinearitas ditunjukkan dalam tabel 4.11. Pada tabel 4.11, dapat disimpulkan bahwa model regresi dari seluruh variabel tidak mengalami multikolinearitas karena telah memenuhi syarat-syarat bebasnya sebuah model regresi dari multikolinearitas.


(61)

c. Uji heteroskedastisitas

Selain tidak mengalami multikolinearitas, model regresi juga harus terhindar dari heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas merupakan munculnya ketidaksamaan varian dari residual dalam model regresi. Model regresi yang tidak mengalami heteroskedastisitas adalah model regresi yang memiliki nilai signifikan diatas 0,05 pada pengujian glejser. Berikut adalah hasil uji heteroskedastisitas yang telah dilakukan peneliti.

Tabel 4.12

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Sig Keterangan

PA 0,114 Bebas Heteroskedastisitas

BO 0,275 Bebas Heteroskedastisitas

GK 0,276 Bebas Heteroskedastisitas

KL 0,613 Bebas Heterokedastisitas

KO 0,392 Bebas Heteroskedastisitas

Sumber: lampiran 7

Dari tabel 4.12 dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak mengalami heteroskedastisitas, dimana nilai sig pada masing-masing variabel berada diatas tingkat kepercayaan 5%


(62)

C.Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis penelitian dalam melakukan pengujian hipotesis. Untuk melakukan pengujian terhadap hubungan langsung antara senjangan anggaran dengan partisipasi anggaran, peneliti menggunakan pengujian regresi sederhana. Sedangkan untuk melakukan pengujian pengaruh variabel pemoderasi terhadap hubungan antara variabel dependen dan independen, peneliti menggunakan regresi berganda atau

multiple regression analysis (MRA). Berikut adalah hasil regresi sederhana dan berganda yag telah dilakukan oleh peneliti.

1. Hasil pengujian regresi sederhana

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti menggunakan regresi sederhana untuk mengetahui hubungan langsung dan individu antara variabel independen, yang dalam penelitian ini adalah partisipasi anggaran terhadap variabel dependenya yaitu senjangan anggara. Hasil dari analisis regresi sederhana dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 4.13

Tabel 4.13

Hasil Analisis Regresi Sederhana Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.622 2.538 1.821 .075

PA .690 .127 .635 5.454 .000


(63)

Dari hasil pengujian regresi sederhana tabel 4.13 dapat dibuat persamaan regresi seperti dibawah ini:

SA = 4,622 + 0,690PA + e

a. Nilai konstanta (Constant) dalam penelitian ini sebesar 4,622 yang

artinya apabila konstanta bernilai 0 (nol) maka senjangan anggaran akan meningkat sebesar 4,622.

b. Pesamaan tersebut juga menjelaskan bahwa apabila partisipasi

anggaran meningkat 1 satuan maka senjangan anggaran akan meningkat 0,690. Hal ini dapat dilihat dari koefisien regresi partisipasi anggaran dalam persamaan.

2. Hasil pengujian regresi berganda

Untuk mengetahui pengaruh variabel pemoderasi budaya

organisasi, gaya kepemimpinan, ketidakpastian lingkungan dan

komitemen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran peneliti menggunakan analisis regresi berganda, dengan adanya pertimbangan tidak ditemukanya penyimpangan dalam asumsi klasik. Hasil pengujian analisis regresi berganda dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 4.14 sebagai berikut.


(64)

Tabel 4.14

Hasil Moderated Regression Analysis Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -40.992 19.132 -2.143 .039

PA 2.158 .992 1.985 2.177 .036

KO -.645 .902 -.714 -.715 .479

KL 1.675 .620 2.340 2.700 .010

BO .209 1.008 .198 .208 .837

GK .182 .694 .188 .263 .794

PA.KO .041 .047 1.434 .864 .393

PA.KL .067 .032 -3.687 -2.071 .046

PA.BO -.006 .050 -.195 -.122 .903

PA.GK -.016 .036 -.492 -.448 .657

Sumber: lampiran 9

Keterangan:

PA.KO : Partisipasi anggaran * Komitmen Organisasi

PA.KL : Partisipasi anggaran * Ketidakpastian Lingkugan

PA.BO : Partisipasi anggaran * Budaya Organisasi

PA.GK : Partisipasi anggaran * Gaya Kepemimpinan

Dari hasil pengujian regresi sederhana tabel 4.14 dapat dibuat persamaan regresi seperti dibawah ini:

SA = - 40,99 + 2,158PA – 0,645KO + 1,675KL + 0,209BO + 0,182GK + 0,041PAKO + 0,067PAKL – 0,006PABO – 0,016PAGK


(1)

b. Hasil pengujian H2

Tabel 5 menunjukkan bahwa koefisien regresi antara partisipasi anggaran dan budaya organisasi dengan partisipasi anggaran adalah -0,006. Dengan tingkat signifikan α = 5%, maka koefisien regresi dalam penelitian ini tidak signifikan, karena nilai sig 0,903 > 0,05. Dengan kata lain, data dari penelitian ini memiliki hasil yang tidak signifikan dan bertanda negatif, sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi bukan merupakan variabel yang memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran. Maka H2 ditolak. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian dari Sugianto (2012). Namun penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Supanto (2010) yang menyatakan bahwa budaya organisasi tidak mengakibatkan senjangan anggaran. Hal ini dapat terjadi apabila para anggota penyusun anggaran memiliki profesionalisme yang tinggi. Dimana para partisipan akan bekerja sebaik mungkin dan bersikap jujur sehingga hubungan antar sesama rekan kerja ataupun dengan atasan tidak akan memengaruhi sikap profesionalisme karyawan.

c. Hasil pengujian H3

Tabel 5 menunjukkan bahwa koefisien regresi antara partisipasi anggaran dan gaya kepemimpinan dengan partisipasi anggaran adalah -0,016. Dengan tingkat signifikan α = 5%, maka koefisien regresi dalam penelitian ini tidak signifikan, karena nilai sig 0,657 > 0,05. Dengan kata lain, data dari penelitian ini memiliki hasil yang tidak signifikan dan bertanda negatif, sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan bukan merupakan variabel yang memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran. Maka H3 ditolak. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Listyaningsih


(2)

(2012), namun sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutopo dan Soni (2010) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan tidak memiliki pengaruh terhadap kesenjangan anggaran. Hal ini bisa saja terjadi karena para pegawai beranggapan bahwa integritas dalam bekerja harus dijunjung tinggi sehingga gaya kepemimpinan tidak akan mempengaruhi kualitas dari pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawai.

d. Hasil pengujian H4

Tabel 5 menunjukkan bahwa koefisien regresi antara partisipasi anggaran dan ketidakpastian lingkungan dengan partisipasi anggaran adalah 0,067. Dengan tingkat signifikan α = 5%, maka koefisien regresi dalam penelitian ini signifikan, karena nilai sig 0,046 < 0,05. Dengan kata lain, data dari penelitian ini memiliki hasil yang signifikan dan bertanda positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa ketidakpastian lingkungan merupakan variabel yang memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran. Maka H4 diterima. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Asriningati (2006), namun sejalan dengan Ane dan Ikhsan (2007) yang menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan merupakan variabel yang dapat memengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran. Hal ini mungkin saja terjadi karena dengan adanya ketidakpastian lingkungan, atasan maupun bawahan kurang menguasai mengenai lingkungan yang terjadi organisasi, sehingga sulit untuk partisipan dalam memprediksi apa yang akan terjadi pada organisasi, sehingga kemungkinan menyusun anggaran yang sesuai dan tepat akan berkurang.


(3)

e. Hasil pengujian H5

Tabel 5 menunjukkan bahwa koefisien regresi antara partisipasi anggaran dan ketidakpastian lingkungan dengan partisipasi anggaran adalah 0,041. Dengan tingkat signifikan α = 5%, maka koefisien regresi dalam penelitian ini tidak signifikan, karena nilai sig 0,393 > 0,05. Dengan kata lain, data dari penelitian ini memiliki hasil yang tidak signifikan dan bertanda positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi bukan merupakan variabel yang memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran. Maka H5 ditolak. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ane dan Ikhsan (2007), namun sejalan dengan penelitian Sujana (2010) serta Sutopo dan Soni (2010) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Hal ini terjadi karena komitmen yang tertanam pada pekerja hanya sebatas memenuhi kewajiban yang diberikan saja, sehingga individu hanya berfokus untuk bertanggung jawab atas pekerjaanya saja dan tidak memedulikan hal yang berada diluar tanggung jawabnya.

G. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap senjangan anggaran salah satu universitas swasta di Yogyakarta


(4)

2. Budaya organisasi tidak memengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran pada salah satu universitas swasta di Yogyakarta

3. Gaya kepemimpinan tidak memengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran pada salah satu universitas swasta di Yogyakarta

4. Ketidakpastian lingkungan memengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran pada salah satu universitas swasta di Yogyakarta

5. Komitmen tidak memengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran pada salah satu universitas swasta di Yogyakarta

Saran

Untuk penelitian selanjutnya lebih baik mempertimbangkan untuk memasukkan responden yang memiliki jenis jabatan yang lebih banyak, sehingga penelitian dapat digeneralisasi secara lebih luas. Selain itu ntuk menambah bukti serta mengetahui praktik nyata mengenai partisipasi anggaran yang terjadi, sebaiknya peneliti selanjutnya melakukan wawancara secara langsung. Selanjutnya, melakukan analisis tidak dengan SPSS saja, melainkan menggunakan aplikasi yang lebih cocok dan lengkap. Contohnya saja menggunakan PLS, karena PLS cocok untuk menganalisis data yang berjumlah sedang.


(5)

Daftar Pustaka

Afriani Susanti. Penyebab Kampus Swasta Islam Masih Lemah.

http://m.okezone.com. Diakses tanggal 4 April 2016 pk 21.30 WIB.

Ane, L., dan Ikhsan, A. 2007. “Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Menggunakan Lima Variabel Pemoderasi”. Simposium Nasional Akuntansi X. Universitas Negeri Medan.

Arifin, B. 2012. “ Pengaruh Partisipasi Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi dan Sistem Pelaporan terhadap Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah Daerah dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Akuntansi dan Investasi. Vol.13. No.1.

Asak., dan Adnyani, P. R. 2014. “Kemampuan Asimetri Informasi,

Ketidakpastian Lingkungan, Budget Emphasis, dan Kapasitas Individu Sebagai Variabel Moderasi terhadap Partisipasi Anggaran Pada Budgetary Slack”. Universitas Udayana.

Asriningati. 2006. “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian

Lingkungan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran”. Skripsi Universias Islam Indonesia.

Effendi, L., Irfan, M.,, dan Sontoso, B. 2015. “Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Asimetri Informasi, Penekanan Anggaran dan Komitmen Organisasional sebagai Variabel Pemoderasi”.

Jurnal Akuntansi dan Investasi. Vol.17. No.2.

Ghozali, I. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit”. Universitas Diponegoro.

Hanson dan Mowen. 2008. Akuntansi Manajemen. Edisi 8. Jilid 1. Penerbit Salemba Empat.

Listyaningsih, D. A. 2012. “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan,

dan Komitmen Organisasi terhadap Kesenjangan Anggaran”. Skripsi

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Mukaromah, A., dan Suryandari, D. 2015. “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Asimetri Informasi, Komitmen Organisasi, Ambiguitas Peran terhadap

Budgetary Slack”. Accounting Analysis Journal. Universitas Negeri Semarang.


(6)

Nazaruddin dan Basuki. 2016. “Analisis Statistik dengan SPSS”. Edisi I. Cetakan ke-II. Penerbit: Danisa Media. Yogyakarta.

Paranoan, S., Sugianto., dan Usman, E. 2012. “ Analisis Budaya Organisasi Dan

Asimetri Informasi Dalam Senjangan Anggaran”. Jurnal Akuntansi

Multiparadigma. Vol.3 No.3.

Purwantini, C., dan Suratno, I. B. 2007. “ Perbedan Partisipasi Anggaran Ditinjau dari Jenis Jabatan, Tingkat Pendidikan, Jenis Kelamin, dan Pengalaman Kerja”. Jurnal Akuntansi dan Investasi. Vol.13. No.1.

Rahmiati, E. 2008. “Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan

Anggaran dengan Asimetri Informasi dan Komitmen Organisasi Sebagai Pemoderasi”.Skripsi Universitas Negeri Padang.

Riswandari, E. 2012. “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Persepsi Keadilan, Job Relevan Information dan Tekanan Anggaran terhadap Asimetri Informasi di Universitas Bunda Mulia. Skripsi Universitas Bunda Mulia.

Sujana, I. K. 2010. “Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Penekanan Anggaran,

Komitmen Organisasi, Asimetri Informasi, dan Ketidakpastian

Lingkungan terhadap Budgetary Slack pada Hotel-hotel Berbintang di Kota Denpasar”.Skripsi Universitas Udayana.

Supanto. 2010. “Analisis Pengaruh Partisipasi Penganggaran terhadap Budgetary Slack dengan Informasi Asimetri, Motivasi, Budaya Organisasi sebagai Pemoderasi”. Tesis S2. Universitas Diponegoro.

Supomo, B. 1998. “Pengaruh Struktur dan Kultur Organisasional terhadap Efektivitas Anggaran Partisipatif dalam Peningkatan Kinerja Manajerial: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”. Tesis S2. Universitas Gadjah Mada.

Sutopo dan Soni. 2010. “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya

Kepemimpinan terhadap Hubungan Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manaejrial”.Jurnal Dinamika Akuntansi. Vol.2, No.2.

Susanto, Y. K. 2009. “Intensitas Kompetisi Pasar dan Budget Emphasis Pada Hubungan antara Partisipasi dan Senjangan Anggaran”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol.6. No.2.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dengan Senjangan Anggaran

0 19 1

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dengan Senjangan Anggaran Pada Perguruan Tinggi Swasta Di Kota Medan

0 37 116

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, INFORMASI ASIMETRI, KOMITMEN ORGANISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN (Studi Kasus pada SKPD Kota Semarang)

5 29 141

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTSISIPASI ANGGARAN DENGAN SENJANGAN ANGGARAN.

0 4 18

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN , KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

0 4 91

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 3 13

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP Pengaruh Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kesenjangan Anggaran (Studi Kasus Pada Pdam Kota Salatiga).

0 1 19

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris

0 0 16

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGANANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Dan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Ruma

0 0 17

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DENGAN SENJANGAN ANGGARAN.

0 0 6