EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISIS PENGARUH EARLY PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) BLOK 5 (FARMASI DASAR IV) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISIS PENGARUH EARLY

PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) BLOK 5 (FARMASI DASAR IV)

TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

Disusun oleh:

AYUTYA BASTIAN FRIZA 20120350063

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

KARYA TULIS ILMIAH

EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISIS PENGARUH EARLY

PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) BLOK 5 (FARMASI DASAR IV)

TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

Disusun oleh:

AYUTYA BASTIAN FRIZA 20120350063

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

i

HALAMAN PENGESAHAN

EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISA PENGARUH EARLY

PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN MAHASISWA BLOK 5 (FARMASI DASAR IV) PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA Disusun oleh:

AYUTYA BASTIAN FRIZA 20120350063

Telah disetujui dan diseminarkan pada 12 Oktober 2016 Dosen Pembimbing

Ingenida Hadning, M.Sc, Apt NIK : 19850304201004 173 122

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

Pinasti Utami, M.Sc., Apt. Dra. Salmah Orbayinah, M. Kes., Apt. NIK: 19850318201004173123 NIK: 196802291994099409173008

Mengetahui

Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sabtanti Harimurti, Ph.D., Apt. NIK: 19730223201310173127


(4)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ayutya Bastian Friza

NIM : 20120350063

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia meneriama sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 12 Oktober 2016

Ayutya Bastian Friza NIM: 20120350063


(5)

iii MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada

kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan

ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai

(dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras

(untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap.”


(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Berkat rahmat, hidayah dan ridho-Mu Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Teruntuk kedua orangtuaku tercinta yang telah membina dan memberikan dorongan moral, material dan spiritual serta telah rela mengorbankan segalanya demi masa depanku.

Adikku tercinta M. Zaky Murtadho yang telah berada di surga. Terima kasih dukungan dan cintanya semasa hidupmu. Rindu akan kehadiranmu semakin terasa.

Teruntuk sahabat-sahabatku (lupita, kiki, dwin, renita, heger, rian, nia, ocik, aida dan fani) yang selalu mendengar keluh dari saya, tanpa kalian bosan memberikan semangat, dorongan dan doa. Terima kasih.


(7)

v

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan anugrah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan dan

Analisa Pengaruh Early Pharmaceutical Exposure (EPE) Terhadap Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Blok 5 (Farmasi Dasar IV) Program Studi Farmasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta” tepat pada waktunya.

Terselesaikannya proposal KTI ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT atas limpahan berkat, rahmat, dan hidayah-Nya.

2. dr. H. Andi Pramono, Sp.An, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Sabtanti Harimurti, Ph.D., Apt selaku Kepala Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Ingenida Hadning, M.Sc, Apt selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Pinasti Utami, M.Sc., Apt selaku dosen penguji 1 dan Ibu Dra. Salmah Orbayinah, M.Kes., Apt selaku dosen penguji 2 yang telah memberikan kritik dan saran dalam perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 7. Teman-teman farmasi 2012.

Dengan keterbatasan waktu dan kemampuan yang ada, peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan proposal KTI ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 12 Oktober 2016


(8)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... ii

MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

INTISARI ... xii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Keaslian Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II ... 8

TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Kompetensi ... 8

1. Batasan dan Elemen Kompetensi ... 8

2. Standar Kompetensi ... 8

3. Standar Kompetensi Apoteker Indonesia ... 9

B. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ... 11

C. Problem Based Learning (PBL) ... 12

D. Early Pharmaceutical Exposure (EPE)... 13

E. Pengetahuan ... 15

1. Pengertian Pengetahuan ... 15

2. Tingkat Pengetahuan ... 15


(9)

vii

F. Kerangka Konsep ... 19

G. Hipotesis ... 20

BAB III ... 20

METODE PENELITIAN ... 20

A. Desain Penelitian ... 20

B. Tempat dan Waktu ... 21

C. Populasi dan Sampel ... 21

1. Populasi ... 21

2. Sampel ... 21

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 22

1. Kriteria inklusi: ... 22

2. Kriteria eksklusi : ... 22

E. Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 22

1. Variabel Penelitian ... 22

2. Definisi Operasional ... 22

F. Instrumen Penelitian... 24

G. Cara Kerja ... 26

1. Persiapan ... 26

2. Uji Validitas dan Reliabilias Instrumen Penelitian ... 26

3. Pelaksanaan ... 28

4. Pelaporan ... 29

H. Skema Langkah Kerja ... 30

I. Analisis Data ... 31

1. Analisis Univariat ... 31

2. Analisis Bivariat ... 32

BAB IV ... 34

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Uji Validitas dan Realibilitas ... 34

1. Uji Validitas ... 34


(10)

viii

B. Penelitian Evaluasi Pelaksanaan dan Pengaruh EPE terhadap Tingkat

Pengetahuan Mahasiswa ... 40

1. Karakteristik Responden ... 40

2. Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 41

3. Tingkat Pengetahuan ... 47

BAB V ... 52

KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52

C. Keterbatasan Penelitian ... 52


(11)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 25

Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 25

Tabel 3. Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 35

Tabel 4. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 36

Tabel 5. Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 41

Tabel 6. Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 45

Tabel 7. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 47


(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Diagram Distribusi Evaluasi pelaksanaan EPE (Aspek Mahasiswa) . 42

Gambar 2. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Kegiatan EPE) ... 43

Gambar 3. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Keterampilan) ... 43

Gambar 4. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Pembimbing) ... 43

Gambar 5. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Diskusi)... 44

Gambar 6. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Motivasi Belajar) ... 45

Gambar 7. Diagram Distribusi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Sebelum EPE terhadap Kisi-kisi petanyaan ... 49

Gambar 8. Diagram Distribusi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Setelah EPE terhadap Kisi-kisi petanyaan ... 49


(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Uji Validitas dan Reliabilitas Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 56

Lampiran 2. Hasil Uji Validitas Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 58

Lampiran 3. Hasil Uji Validitas Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 59

Lampiran 4. Hasil Uji Reliabilitas Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 62

Lampiran 5. Data Uji Validitas dan Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 63

Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa... 65

Lampiran 7. Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa... 66

Lampiran 8. Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 69

Lampiran 9. Tabel Frekuensi Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 70

Lampiran 10. Tabel Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 70

Lampiran 11. Hasil Uji Pre Dan Post Tes Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 71

Lampiran 12. Tabel Frekuensi Pre Test Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Menurut Aspek Pertanyaan ... 72

Lampiran 13. Tabel Frekuensi Post Test Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Menurut Aspek Pertanyaan ... 73

Lampiran 14. Tabel Frekeunsi Evaluasi Pelaksanaan EPE Menurut Aspek Pertanyaan ... 74

Lampiran 15. Surat Permohonan Menjadi Responden ... 80

Lampiran 16. Surat Pernyataan Menjadi Responden ... 81

Lampiran 17. Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 82

Lampiran 18. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 84

Lampiran 19. Distribusi Frekuensi Responden Evalausi Pelaksanaan EPE ... 86

Lampiran 20. Distribusi Frekuensi Responden dengan Jawaban Benar ... 89


(14)

xii INTISARI

Early Pharmaceutical Exposure (EPE) adalah kegiatan kunjungan oleh mahasiswa Program Studi Farmasi UMY terkait dengan materi blok, sebagai bentuk early exposure sehingga membantu mahasiswa mempelajari keterampilan klinik dan landasan ilmiah serta meningkatkan motivasi untuk memahami hal tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 5 dari perspektif mahasiswa dan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa blok 5 Program Studi Farmasi UMY.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sample secara purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Farmasi UMY angkatan 2015 yang telah mengikuti EPE di blok 5. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 30 responden, yang diberikan kuesioner evaluasi pelaksanaan dan tingkat pengetahuan mahasiswa blok 5 Program Studi Farmasi UMY. Data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), kemudian diuji menggunakan uji Wilcoxon. Intepretasi hasil uji statistik, apabila P value > α (0,05) maka tidak ada perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa. P value ≤ α (0,05) maka terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa.

Hasil penelitian menunjukkan, evaluasi pelaksanaan EPE blok 5 dari perspektif mahasiswa adalah 73,34% EPE telah berlangsung baik dan 27% cukup. Tingkat pengetahuan mahasiswa sebelum melaksanakan EPE 50% baik, 14% cukup dan 3,34% kurang baik, setelah dilaksanakan EPE tingkat pengetahuan mahasiswa meningkat yaitu 90% baik dan 10% cukup dengan p value = 0,000 artinya terdapat pengaruh EPE terhadap peningkatan pengetahuan mahasiswa setelah mengikuti EPE.

Kata kunci: Early Pharmaceutical Exposure, evaluasi pelaksanaan, tingkat pengetahuan


(15)

xiii ABSTRACT

Early Pharmaceutical Exposure is the activity of a visit by students of Pharmacy Muhammadiyah University of Yogyakarta relating to the material block, as a form of early exposure to help students learn clinical skills and scientific foundation and increase the motivation to understand it. Research aims to find out the results of the evaluation of Early Pharmaceutical Exposure blocks 5 from the perspective of students and to determine the influence implementation of Early Pharmaceutical Exposure to the knowledge level of students block 5 of Pharmacy Muhammadiyah University of Yogyakarta.

This research was observational descriptive analytic with cross sectional approach. The sampling technique used was the non-probability sampling through purposive sampling. The samples in this study are pharmacy students year 2015 in Muhammadiyah University of Yogyakarta who have followed Early Pharmaceutical Exposure in block 5. The number of samples in this study were 30 respondents, were given a questionnaire evaluating the implementation and the level of knowledge of students of block 5 of Pharmacy Muhammadiyah University of Yogyakarta. The data obtained were processed using SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), were then tested using the Wilcoxon test. Interpretation the results of statistical tests, if the P value > α (0,05) then there is no significant difference in scores on the level of student knowledge. P

value ≤ α (0,05) then there is a significant difference in scores on the level of student knowledge.

The research result showed evaluation of the implementation of Early Pharmaceutical Exposure block 5 from the perspective of the students is 73.34% EPE has lasted well and 27% sufficient. The level of student knowledge before implementing Early Pharmaceutical Expsoure 50% good, 14% sufficient and 3.34% less, after implemented Early Pharmaceutical Exposure knowledge level of students increased, that is 90% good and 10% sufficient, with p value = 0,000 means that there is an influence Early Pharmaceutical Exposure to increased student knowledge after attending a Early Pharmaceutical Exposure.

Keywords: Early Pharmaceutical Exposure, the implementation evaluation of knowledge level


(16)

i

HALAMAN PENGESAHAN

EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISA PENGARUH EARLY

PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN MAHASISWA BLOK 5 (FARMASI DASAR IV) PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA Disusun oleh:

AYUTYA BASTIAN FRIZA 20120350063

Telah disetujui dan diseminarkan pada 12 Oktober 2016 Dosen Pembimbing

Ingenida Hadning, M.Sc, Apt NIK : 19850304201004 173 122

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

Pinasti Utami, M.Sc., Apt. Dra. Salmah Orbayinah, M. Kes., Apt. NIK: 19850318201004173123 NIK: 196802291994099409173008

Mengetahui

Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sabtanti Harimurti, Ph.D., Apt. NIK: 19730223201310173127


(17)

xii INTISARI

Early Pharmaceutical Exposure (EPE) adalah kegiatan kunjungan oleh mahasiswa Program Studi Farmasi UMY terkait dengan materi blok, sebagai bentuk early exposure sehingga membantu mahasiswa mempelajari keterampilan klinik dan landasan ilmiah serta meningkatkan motivasi untuk memahami hal tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 5 dari perspektif mahasiswa dan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa blok 5 Program Studi Farmasi UMY.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sample secara purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Farmasi UMY angkatan 2015 yang telah mengikuti EPE di blok 5. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 30 responden, yang diberikan kuesioner evaluasi pelaksanaan dan tingkat pengetahuan mahasiswa blok 5 Program Studi Farmasi UMY. Data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), kemudian diuji menggunakan uji Wilcoxon. Intepretasi hasil uji statistik, apabila P value > α (0,05) maka tidak ada perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa. P value ≤ α (0,05) maka terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa.

Hasil penelitian menunjukkan, evaluasi pelaksanaan EPE blok 5 dari perspektif mahasiswa adalah 73,34% EPE telah berlangsung baik dan 27% cukup. Tingkat pengetahuan mahasiswa sebelum melaksanakan EPE 50% baik, 14% cukup dan 3,34% kurang baik, setelah dilaksanakan EPE tingkat pengetahuan mahasiswa meningkat yaitu 90% baik dan 10% cukup dengan p value = 0,000 artinya terdapat pengaruh EPE terhadap peningkatan pengetahuan mahasiswa setelah mengikuti EPE.

Kata kunci: Early Pharmaceutical Exposure, evaluasi pelaksanaan, tingkat pengetahuan


(18)

xiii ABSTRACT

Early Pharmaceutical Exposure is the activity of a visit by students of Pharmacy Muhammadiyah University of Yogyakarta relating to the material block, as a form of early exposure to help students learn clinical skills and scientific foundation and increase the motivation to understand it. Research aims to find out the results of the evaluation of Early Pharmaceutical Exposure blocks 5 from the perspective of students and to determine the influence implementation of Early Pharmaceutical Exposure to the knowledge level of students block 5 of Pharmacy Muhammadiyah University of Yogyakarta.

This research was observational descriptive analytic with cross sectional approach. The sampling technique used was the non-probability sampling through purposive sampling. The samples in this study are pharmacy students year 2015 in Muhammadiyah University of Yogyakarta who have followed Early Pharmaceutical Exposure in block 5. The number of samples in this study were 30 respondents, were given a questionnaire evaluating the implementation and the level of knowledge of students of block 5 of Pharmacy Muhammadiyah University of Yogyakarta. The data obtained were processed using SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), were then tested using the Wilcoxon test. Interpretation the results of statistical tests, if the P value > α (0,05) then there is no significant difference in scores on the level of student knowledge. P

value ≤ α (0,05) then there is a significant difference in scores on the level of student knowledge.

The research result showed evaluation of the implementation of Early Pharmaceutical Exposure block 5 from the perspective of the students is 73.34% EPE has lasted well and 27% sufficient. The level of student knowledge before implementing Early Pharmaceutical Expsoure 50% good, 14% sufficient and 3.34% less, after implemented Early Pharmaceutical Exposure knowledge level of students increased, that is 90% good and 10% sufficient, with p value = 0,000 means that there is an influence Early Pharmaceutical Exposure to increased student knowledge after attending a Early Pharmaceutical Exposure.

Keywords: Early Pharmaceutical Exposure, the implementation evaluation of knowledge level


(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu (PP RI, 2009). Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Pasal 36 disebutkan bahwa apoteker merupakan pendidikan profesi setelah sarjana farmasi.

Apoteker yang kompeten didukung oleh pendidikan yang baik. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi. Belajar adalah cara yang digunakan untuk berjuang menyeru kepada Allah SWT dan menegakkan Agama Islam, sebagaimana yang terkandung dalam QS At-Taubah ayat 122:


(20)

Artinya: “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapaorang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (QS. 09: 122).

Ayat ini menerangkan kelengkapan dari hukum-hukum yang menyangkut perjuangan, yaitu hukum mencari ilmu, mendalami agama dan mengamalkannya. Tujuan utama dari orang-orang yang mendalami agama itu karena ingin membimbing kaumnya, mengajari mereka dan memberi peringatan kepada mereka dengan harapan supaya mereka takut kepada Allah SWT.

Apoteker yang kompeten diperlukan untuk mendukung praktik kefarmasian sehingga dapat memberikan gambaran implementasi ilmu kefarmasian untuk meluluskan apoteker yang sesuai dengan Standar Kompetensi Apoteker Indonesia. Untuk memenuhi lulusan apoteker yang kompeten dan sesuai dengan Standar Kompetensi Apoteker Indonesia diperlukan sistem pembelajaran yang mendukung, salah satunya adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan merupakan salah satu metode student learning yang diambil dari teori belajar atau Social Learning Theory.

Metode pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL) yaitu suatu metode instruksional untuk memberi kemampuan kepada peserta didik melalui penyelesaian masalah


(21)

(Nursalam, 2008). Tujuan utama PBL adalah memberi keterampilan dan informasi kepada peserta didik yang akan diterapkannya nanti dalam pekerjaan, baik selama belajar maupun saat menjalankan profesinya (Nursalam, 2008). Metode pembelajaran berbasis masalah ini, pada Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) diimplementasikan pada kegiatan kuliah pakar, tutorial, praktikum, plenary discussion, Interprofessional Education (IPE) dan Early Pharmaceutical Exposure (EPE).

Early Pharmaceutical Exposure (EPE) adalah kegiatan kunjungan oleh mahasiswa Program Studi Farmasi UMY terkait dengan materi blok, sebagai bentuk early exposure sehingga membantu mahasiswa mempelajari keterampilan klinik dan landasan ilmiah serta meningkatkan motivasi untuk memahami hal tersebut. UMY menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang menerapkan metode pembelajaran EPE.

Metode pembelajaran EPE ini belum pernah dilakukan evaluasi, sehingga peneliti ingin mengevaluasi pelaksanaan EPE dan ingin mengetahui pengaruh EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa Program Studi Farmasi UMY. Peneliti melakukan fokus penelitian pada pelaksanaan EPE di blok 5 (Farmasi Dasar IV). Di luar negeri sudah banyak yang telah melakukan evaluasi program Early Exposure pada Program Studi Kedokteran. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Below, et al (2008) dengan judul Medical students' and facilitators'


(22)

experiences of an Early Professional Contact course: Active and motivated students, strained facilitators, metode yang digunakkan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan kuesioner yang terinspirasi dari Swedish adaptation of the Course Experience Questionnaire, an Early Professional Contact Questionnaire was constructed pada tahun 2003. Kuesioner tersebut digunakkan sebagai landasan membuat kuesioner evaluasi pelaksanaan EPE di blok 5.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 5 Program Studi Farmasi UMY dari perspektif mahasiswa?

2. Bagaimanakah pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa blok 5 Program Studi Farmasi UMY?

C. Keaslian Penelitian

Di Indonesia belum pernah ada yang meneliti program EPE. Maka dari itu peneliti ingin mengevaluasi pelaksanaan EPE dan mengetahui pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa Program Studi Farmasi UMY. Namun di negara lain, terdapat penelitian tentang Early Clinical Experience pada Program Studi Kedokteran.

Penelitian sebelumnya tentang Early Clinical Experience dilakukan oleh:


(23)

1. Ebrahimil S, Kojuri J, Ashkani-Esfahani S (2012) dalam penelitian yang berjudul Early Clinical Experience: a way for preparing students for clinical setting. Metode yang digunakkan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan kuesioner (30 pertanyaan) sebelum dan sesudah workshop. Total dari 207 siswa yang berpartisipasi dalam penelitian ini, 89,6% mahasiswa memilih kategori program konten dan manajemen sesuai untuk mereka dan 94% siswa sangat antusias terhadap program dan pengalaman berharga. Disimpulkan bahwa Early Clinical Experience dengan program teoritis dapat memberikan kerangka yang menguntungkan dan sukses mengintegrasi pengajaran dan pelajaran ilmu-ilmu dasar mahasiswa kedokteran.

2. Esfehani, et al. (2012) dalam penelitian yang berjudul the effect of Early Clinical Exposure on learning motivation of medical students. Metode yang digunakkan adalah cross sectional dengan menggunakan kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan SPSS. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran di semester 2 dan 4 sebanyak 45 responden. Di antara 45 siswa, 25 siswa (55,6%) berada di semester 2 sementara 20 siswa (44,4%) sedang belajar di semester 4. 25 siswa (55,6%) percaya bahwa ECE merupakan pengalaman klinis yang baik bagi mereka. Keyakinan lain tentang Early Clinical Experience yaitu, Early Clinical Experience menghasilkan sikap yang lebih baik terhadap


(24)

praktek klinis di masa depan, meningkatan kepercayaan diri, dan mengurangi stres. Menurut analisis kuesioner, hasil menunjukkan bahwa Early Clinical Experience dapat menjadi faktor penting dan efisien dalam meningkatkan motivasi dan dapat membantu dalam mengingat pengetahuan mahasiswa kedokteran.

3. Below, et al. (2008) dalam penelitian yang berjudul Medical students' and facilitators' experiences of an Early Professional Contact course: Active and motivated students, strained facilitators. Metode yang digunakan terinspirasi dari Swedish adaptation of the Course Experience Questionnaire, an Early Professional Contact Questionnaire was constructed pada tahun 2003, kemudian data dianalisis menggunakan Mann-whitney dan Chi-square. Responden pada penelitian ini adalah 86 mahasiswa dan 26 fasilitator. 60 mahasiswa dan 15 fasilitator mengisi kuesioner dengan lengkap,

keduanya puas dengan perkuliahan. Kegiatan ini

menginspirasi siswa dalam peningkatan motivasi dalam studi biomedis dan meningkatkan kepercayaan diri saat betemu dengan pasien. Fasilitator mengalami beban kerja yang lebih besar, tuntutan yang kurang wajar dan dukungan yang kurang dari siswa.


(25)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 5 Program Studi Farmasi UMY dari perspektif mahasiswa.

2. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa blok 5 Program Studi Farmasi UMY.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti Lain

a. Menambah ilmu pengetahuan, guna menunjang penelitian selanjutnya di bidang pendidikan.

b. Memperoleh gambaran tentang evaluasi pelaksanaan dan pengaruh metode pembelajaran EPE tehadap tingkat pengetahuan mahasiswa Farmasi UMY.

2. Bagi Program Studi Farmasi UMY

a. Mengetahui evaluasi pelaksanaan EPE di Program Studi Farmasi UMY

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan pengembangan kurikulum khususnya EPE di Program Studi Farmasi UMY.

3. Bagi Institusi Pendidikan Lain

a. Sebagai acuan kurikulum baru bagi universitas yang ada di Indonesia


(26)

masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan,

keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan,

mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan (pasal 26 ayat 4). Standar kompetensi lulusan pendidikan tinggi ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi (pasal 27 ayat 2).

Menurut peraturan presiden Republik Indonesia nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pendidikan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI. Lulusan Diploma 4 atau Sarjana Terapan dan Sarjana paling rendah setara dengan jenjang 6. Sedangkan untuk lulusan pendidikan profesi setara dg jenjang 7 atau 8 (pasal 5). 3. Standar Kompetensi Apoteker Indonesia

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker (PP RI, 2009). Menurut Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Nomor : 058/SK/PP.IAI/IV/2011 Tentang Standar Kompetensi Apoteker Indonesia adalah :

a. Mampu Melakukan Praktik Kefarmasian Secara Profesional dan Etik

b. Mampu Menyelesaikan Masalah Terkait dengan Penggunaan Sediaan Farmasi


(27)

c. Mampu Melakukan Dispensing Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

d. Mampu Memformulasi dan Memproduksi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Sesuai Standar Yang Berlaku

e. Mempunyai Keterampilan dalam Pemberian Informasi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

f. Mampu Berkontribusi dalam Upaya Preventif dan Promotif Kesehatan Masyarakat

g. Mampu Mengelola Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Sesuai dengan Standar Yang Berlaku

h. Mempunyai Keterampilan Organisasi dan Mampu Membangun Hubungan Interpersonal dalam Melakukan Praktik Kefarmasian

i. Mampu Mengikuti Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi Yang Berhubungan dengan Kefarmasian.

Apoteker sebagai pelaku utama pelayanan kefarmasian yang bertugas sebagai pelaksana atau pemberi pelayanan kesehatan diberi wewenang sesuai dengan kompetensi pendidikan yang diperolehnya, sehingga terkait erat dengan hak dan kewajibannya. Kompetensi dan kewenangan apoteker tersebut menunjukkan kemampuan profesional yang baku dan merupakan standar profesi untuk tenaga kesehatan


(28)

tersebut. Apoteker kesehatan yang melaksanakan tugas sesuai standar profesinya akan mendapatkan perlindungan hukum.

Apoteker sebagai pendukung upaya kesehatan dalam menjalankan tugasnya harus diarahkan dan dibina sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembinaan dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi dan kemampuannya, sehingga selalu tanggap terhadap permasalahan kesehatan yang menjadi tanggung jawabnya. Sedangkan pengawasan dilakukan terhadap kegiatannya agar tenaga kesehatan tersebut dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan kebijaksanaan peraturan perundang-undangan dan sistem yang telah ditetapkan.

B. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (SK Mendiknas nomor 045/U/2002). Dengan pengertian tersebut maka kurikulum berbasis kompetensi dapat diartikan sebagai model atau desain kurikulum yang dirancang secara khusus untuk menyiapkan peserta didik kompeten dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan salah satu metode student learning yang diambil dari teori belajar atau Social Learning Theory. Bandura menyatakan bahwa tingkah laku manusia tidak


(29)

hanya didorong oleh kekuatan dari dalam dirinya melainkan sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain (Bandura,1977). Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menerapkan KBK dengan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

C. Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. PBL pertama dikembangkan untuk pertama kali oleh Prof. Howard Barrow sekitar tahun 1970-an dalam pembelajaran ilmu medis di McMaster University Canada (Amir, 2009). Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang nyata bagi siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.

Menurut Glazer (2001), mengemukakan PBL merupakan suatu strategi pengajaran dimana siswa secara aktif dihadapkan pada masalah kompleks dalam situasi yang nyata. Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa PBL merupakan pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata (real world) untuk memulai pembelajaran dan merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif pada siswa. PBL adalah pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang


(30)

masalah-masalah yang menuntut siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau tantangan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari (Amir, 2009). Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam PBL di Program Studi Farmasi UMY yaitu, kuliah pakar, tutorial, praktikum keterampilan farmasi, praktikum ilmu farmasi, plenary discussion, Interprofessional Education (IPE) dan Early Pharmaceutical Exposure (EPE).

D. Early Pharmaceutical Exposure (EPE)

Di beberapa negara Early Exposure dikenal dengan Early Clinical Exposure yaitu merupakan pemaparan awal mahasiswa pada dunia klinik kdalam bentuk praktik klinik. Praktik klinik merupakan bagian integral dari pendidikan sarjana yang diberikan untuk mempersiapkan mahasiswa agar dapat melakukan dan mengetahui prinsip-prinsip dalam praktik klinik dan merangsang mahasiswa untuk menggunakan keterampilan berpikir kritis mereka untuk memecahkan masalah (Ebrahimil, Kojuri, dkk, 2012)

Pada Program Studi Farmasi UMY, Early Exposure dikenal dengan istilah Early Pharmaceutical Exposure (EPE). EPE adalah kegiatan kunjungan oleh mahasiswa Program Studi Farmasi UMY terkait dengan materi blok sebagai bentuk early exposure, sehingga membantu mahasiswa mempelajari keterampilan klinik dan landasan ilmiah serta


(31)

meningkatkan motivasi untuk memahami hal tersebut. EPE dapat meningkatkan sosialisasi dan memperkuat pembelajaran afektif dan kognitif mahasiswa untuk memperkenalkan isu-isu penting dalam pengobatan secara lebih awal. Program EPE bisa berpengaruh pada sikap mahasiswa farmasi dalam meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan mereka untuk berhasil dalam praktik medis, sosial, emosional dan kepuasan profesi.

Pada Program Studi Farmasi UMY, EPE dilaksanakan sebanyak 6 kali yaitu di Puskesmas (blok 5), Industri (blok 8) dan Rumah Sakit (blok 14, blok 16, blok 22 dan blok 24). Peneliti fokus mengevaluasi pelaksanaan dan pengaruh tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap EPE di blok 5. Target kompetensi yang diharapkan di blok 5 dibagi menjadi 5, yaitu:

1. Kelengkapan administrasi terkait pelayanan kefarmasian di Puskesmas.

2. Pengelolaan obat berdasarkan regulasi. 3. Pelayanan resep.

4. Pengarsipan resep. 5. Good dispensing practice E. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi


(32)

pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan proses dari usaha manusia untuk tahu (Bakhtiar, 2012).

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan menurut Notoadmodjo (2007) mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah menginat kembali (recall) tehadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah untuk mengukur bahwa seseorang tahu tentang apa yang dipelajari.

b. Memahami (comprehension)

Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yng diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.


(33)

Aplikasi (aplication) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian.

d. Analisis (analysis)

Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek ke dlam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata

kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. e. Sintesis (synthesis)

Sintesis (synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.


(34)

Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

1. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal (Notoadmodjo, 2003). Faktor internal meliputi:

a. Usia

Usia mempengaruhi terhadao daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembng pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

b. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok dan masyarakat. beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada umumnya pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu. c. Pengalaman

Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui, dirasakan), juga merupakan kesadaran akan suatu hal yang tertangkap oleh


(35)

indera manusia. Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman berdasarkan kenyataan yang pasti dan pengalaman yang berulang-ulang dapat menyebabkan terbentuknya pengetahuan. Pengalaman masa lalu dan aspirasinya untuk masa yang akan datang menentukan perilaku masa kini.

Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan antara lain: d. Sosial Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoadmodjo, 2007).

e. Informasi/ Media

Informasidiperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediet

impact) sehingga menghasilkan perubahan aau

peningkatanpengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan


(36)

yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan ladasan kognitif baru bagi terbentuknya terhadap hal tersebut (Notoadmodjo, 2007).

F. Kerangka Konsep

Keterangan: : berpengaruh

Problem Based Learning (PBL)

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Standar Kompetensi Apoteker Indonesia

Early Pharmaceutical Exposure (EPE)

Tingkat Pengetahuan

Evaluasi Pelaksanaan


(37)

G. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Evaluasi pelaksanaan EPE blok 5 Program Studi Farmasi UMY baik.


(38)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasi deksriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengevaluasi pelaksanaan dan mengetahui pengaruh pelaksanaan EPE di blok 5 terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa Program Studi Farmasi UMY.

B. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Program Studi Farmasi UMY mengingat bahwa Program Studi Farmasi UMY telah menerapkan pembelajaran EPE sejak 2010. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Mei 2016. C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Farmasi UMY angkatan 2015 yang telah mengikuti blok 5 berjumlah 87 orang.

2. Sampel

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability sample secara purposive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Farmasi UMY angkatan 2015 yang telah mengikuti Early Pharmaceutical


(39)

Exposure di blok 5 berjumlah 87 orang, sebanyak 30 orang digunakan untuk uji validasi dan reliabilitas kuesioner, sebanyak 30 orang digunakan untuk sampel penelitian, dan sebanyak 27 orang masuk dalam kriteria eksklusi.

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1. Kriteria inklusi:

a. Mahasiswa angkatan 2015 yang telah mengikuti EPE di blok 5.

b. Mahasiswa perwakilan no urut 2 dari tiap sesi. 2. Kriteria eksklusi :

a. Mahasiswa tidak lengkap mengisi kuesioner. b. Mahasiswa perwakilan no urut 3 dari tiap sesi. E. Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel bebas (independent) dan tergantung (dependent) pada penelitian ini yaitu:

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaksanaan EPE.

b. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah evaluasi pelaksanaan EPE dan tingkat pengetahuan mahasiswa.


(40)

2. Definisi Operasional

Definisi operasioanal pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Early Pharmaceutical Exposure (EPE)

EPE merupakan suatu kegiatan pembelajaran mahasiswa blok 5 Program Studi Farmasi UMY untuk melakukan praktik klinis di Puskesmas sehingga mahasiswa mengetahui prinsip-prinsip dalam praktik klinis dan merangsang mahasiswa untuk menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk memecahkan masalah.

b. Evaluasi Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan program EPE di blok 5.

c. Tingkat Pengetahuan

Pengalaman dan informasi yang diperoleh mahasiswa selama EPE terkait pengaruhnya terhadap tingkat pengetahuan di blok 5. Sesuai dengan learning objectives di blok 5 yaitu: 1) Kelengkapan administrasi terkait pelayanan kefarmasian di

Puskesmas

2) Pengelolaan obat berdasarkan regulasi 3) Pelayanan resep

4) Pengarsipan resep 5) Good dispensing practice


(41)

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan intrument berupa kuesioner. Kuesioner dirancang oleh peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep, buku panduan Early Pharmaceutical Exposure blok 5, dan kuesioner yang diadopsi dari Medical students' and facilitators' experiences of an Early Professional Contact course: Active and motivated students, strained facilitator tahun 2008 untuk memperoleh informasi tentang evaluasi pelaksanaan dan pengaruh EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa di blok 5 Program Studi Farmasi UMY.

Kuesioner yang disusun terdiri dari dua kuesioner yaitu kuesioner evaluasi pelaksanaan EPE blok 5 mahasiswa Program Studi Farmasi UMY dan kuesioner tingkat pengetahuan mahasiswa Program Studi Farmasi UMY. Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan Early Pharmaceutical Exposure (EPE)

Kuesioner ini terdiri dari 28 pertanyaan yang kemudian diukur menggunakan skala Likert, yaitu terdapat jawaban bergradasi dari (SS) sangat setuju, (S) setuju, (N) netral, (TS) tidak setuju, (STS) sangat tidak setuju. Masing-masing item jawaban terdapat skor yaitu (STS) sangat tidak setuju = 1, (TS) tidak setuju = 2, (N) netral = 3, (S) setuju = 4, (SS) sangat setuju = 5. Jumlah pertanyaan sebelum divalidasi dapat dilihat pada tabel 1.


(42)

Tabel 1. Evaluasi Pelaksanaan EPE

No Evaluasi Pelaksanaan EPE ∑

Pertanyaan 1

2 3 4 5 6

Mahasiswa Kegiatan EPE

Keterampilan Mahasiswa Pembimbing

Kinerja Kelompok Persiapan

10 4 5 5 2 2

Jumlah 28

2. Kuesioner Tingkat Pengetahuan

Kuesioner ini terdiri dari 31 pertanyaan yang kemudian diukur menggunakan skala Guttman, yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban tegas pada pertanyaan. Bentuk pertanyaan dari kuesioner tersebut berupa pertanyaan ya atau tidak. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan setiap jawaban yang salah diberi nilai 0 (Hidayat,2007). Jumlah pertanyaan sebelum divalidasi untuk setiap jenis pengetahuan dapat dilihat pada tabel 2.


(43)

Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa

No Pengetahuan ∑ Pertanyaan

1 2 3 4 5

Kelengkapan administrasi terkait

pelayanan kefarmasian di Puskesmas Pengelolaan obat berdasarkan regulasi Pelayanan resep

Pengarsipan resep Good dispensing practice

10 5 3 4 7

Jumlah 31

G. Cara Kerja 1. Persiapan

Tahap persiapan yaitu tahap penyiapan proposal penelitian dan melakukan studi pendahuluan untuk memperoleh data yang diperlukan dan studi dokumentasi serta literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian.

2. Uji Validitas dan Reliabilias Instrumen Penelitian

Dengan mengunakan instrumen yang valid dan realibel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan tetap menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2003).


(44)

a. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang

menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan atau keasahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki nilai validitas yang tinggi (Arikunto, 2006). Instrumen harus benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Menguji instrumen ini digunakan untuk mengetahui tingkat validitas empiris instrumen. Uji validitas tersebut dilakukan pada sasaran yang sama dengan responden penelitian (Arikunto, 2006).

Dalam penentuan valid atau tidak suatu item itu digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05 (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian), artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05 kriteria pengujian adalah sebagai berikut (Martono, 2010):

1) Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan


(45)

berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

2) Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

b. Uji Realibilitas

Realibilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas harus didahului dengan validitas (Sumantri, 2011). Suatu koesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Wikandari, 2008). Pengukuran realibilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengukuran sekali melalui pengukuran korelasi antara pertanyaan yang dilakukan dengan menghitung nilai koefisien alpha cronbach (a) jika nilainya lebih besar dari 0,60 alat ukur dinyatakan reliabel, sebaliknya apabila nilai alpha cronbach (a) dibawah 0,60 maka alat ukur dinyatakan tidak reliabel (Sugiyono, 2007).


(46)

3. Pelaksanaan

Cara kerja pada penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data menggunakan kuesioner yang dibagikan langsung oleh peneliti kepada responden, yang sebelumnya dijelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan dari penelitian oleh peneliti. Setelah diberikan penjelasan, responden menandatangani surat persetujuan menjadi responden. Jawaban diberikan dengan cara memberikan tanda check(√) pada jawaban yang sesuai.

4. Pelaporan

Setelah kuesioner yang dibagikan kepada responden dikumpulkan kembali oleh peneliti, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan dan analisis data. Sebelum data dianalisis, data diolah terlebih dahulu dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editting adalah kegiatan koreksi data untuk melihat kelengkapan kuesioner dan jawaban responden. Hal ini dilakukan ditempat pengumpulan data sehingga bila ada kekurangan segera dapat dilengkapi.

b. Codding adalah kegiatan pemberian kode angka terhadap data yang diperoleh. Data yang diedit kemudian diubah dalam bentuk angka yaitu dengan cara memberikan kode 1 bila jawaban benar dan kode 0 bila jawaban salah pada kuesioner pengetahuan. Kode 5 pada jawaban (SS) sangat setuju, kode 4


(47)

pada jawaban (S) setuju, kode 3 pada jawaban (N) netral, kode 2 pada jawaban (TS) tidak setuju, dan kode 1 pada jawaban (STS) sangat tidak setuju pada kuesioner evaluasi pelaksanaan EPE.

c. Entry Data adalah kegiatan memasukkan data ke dalam databasecomputer.

d. Cleaning adalah kegiatan mengecek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya.


(48)

H. Skema Langkah Kerja

PELAKSANAAN

ANALISIS DATA

Penyebaran kuesioner yang dinyatakan valid dan reliabel

Menganalisis dan menggunakan program

SPSS

Mencari Jurnal, referensi, dan teori pendukung pustaka

PERSIAPAN

Hasil dan Pembahasan

Pembuatan dan Presentasi Proposal

Menyusun kuesioner

Kesimpulan


(49)

I. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menjabarkan secara deskriptif mengenai distribusi frekuensi variabel yang diteliti.

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karekteristik setiap variabel penelitian (Sumantri, 2011). Data disajikan dalam bentuk persentase dengan rumus:

Keterangan:

P: Persentase

X: Jumlah skor jawaban

N: Jumlah seluruh pertanyaan

Evaluasi pelaksanaan dan pengaruh EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa blok 5 Program Studi Farmasi UMY dikategorikan dalam tiga kategori, yaitu:

a. Baik, apabila subyek mampu menjawab dengan benar 76%-100% dari seluruh pertanyaan.

b. Cukup, apabila subyek mampu menjawab dengan benar 56%-75% dari seluruh pertanyaan.


(50)

c. Kurang, apabila subyek mampu menjaab dengan benar

≤ 55% dari seluruh pertanyaan.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui keterkaitan dua variabel (Notoatmodjo, 2003). Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara sebelum dilakukan EPE dan setelah dilakukan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa Program Studi Farmasi UMY. Dalam pengujian data dilakukan uji Wilcoxon karena pengujian ini dilakukan untuk membandingkan antara dua kelompok data yang saling berhubungan. Hipotesis:

H0: Tidak terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat

pengetahuan mahasiswa sebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.

H1: Terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat

pengetahuan mahasiswa sebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.

Intepretasi hasil uji statistik, apabila:

a. P value > α (0,05), maka H0 diterima atau H1 ditolak. Yang

berarti terdapat pengaruh skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa sebelum dan setelah mengikuti EPE.


(51)

b. P value ≤ α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Yang

berarti terdapat pengaruh skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa sebelum dan setelah mengikuti EPE.


(52)

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Realibilitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan dalam kuesioner dapat dimengerti oleh responden, serta menghindari kesalahan intepretasi. Instrumen diuji pada 30 responden, kemudian dilakukan uji instrumen dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu uji yang mempunyai arti sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu instrumen (kuesioner) dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2009). Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Korelasi yang digunakan adalah pearson correlation. Dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi, item yang mempunyai nilai r hitung > r tabel dinyatakan valid dan jika nilai r hitung < r tabel dinyatakan tidak valid. Syarat minimum dianggap valid adalah jika koefisien korelasi 0,361 dengan taraf kesalahan 5%. Jadi jika koefisien korelasi < 0,361 dinyatakan tidak valid.


(53)

Terdapat 28 item pertanyaan untuk kuesioner evaluasi pelaksanaan EPE dan 31 pertanyaan untuk kuesioner tingkat pengetahuan mahasiswa yang diujikan kepada sejumlah 30 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi. Pemilihan responden dengan melihat pengelompokkan mahasiswa disetiap Puskesmas dan setiap sesi kemudian diambil masing-masing perwakilan berdasarkan no urut absen 1. Hasil analisis validasi kuesioner evaluasi pelaksanaan EPE dan tingkat pengetahuan mahasiswa Progam Studi Farmasi UMY dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4.

Tabel 3. Evaluasi Pelaksanaan EPE

No Pertanyaan Koefisien Ket

Korelasi 1 EPE telah merangsang dan memberikan

pengetahuan berharga. 0,525 Valid

2 Setelah mengikuti EPE, kepercayaan diri

saya saat bertemu pasien meningkat. 0,838 Valid

3 EPE menjadikan beban bagi saya. 0,652 Valid

4

Apoteker pembimbing di RS menstimulasi saya untuk berkontribusi dengan

pengalaman dan pengetahuan saya sendiri.

0,726 Valid

5 Tuntutan pada saya selama mengikuti EPE

masuk akal. -0,285

Tidak valid 6

Saya sering kesulitan menemukan apa yang saya harapkan untuk saya pelajari selama mengikuti EPE.

0,81 Valid

7 Diskusi kelompok meningkatkan

pemahaman saya selama mengikuti EPE. 0,498 Valid

8 Sistem pelaksanaan EPE sudah baik. 0,658 Valid

9 Tugas yang didapat selama EPE penting

untuk pembelajaran saya. 0,792 Valid

10 Saya mempraktekkan bagaimana mengamati


(54)

11

EPE telah memberi saya pemahaman yang berharga tentang profesi apoteker dan pekerjaan kefarmasian.

0,72 Valid

12

Sebagai mahasiswa, saya memiliki kesempatan untuk mempengaruhi muatan/materi EPE.

-0,274 Tidak

valid

13

Selama pelaksanaan EPE, apoteker pembimbing di RS memberikan feedback (umpan balik) yang bermanfaat untuk saya.

0,783 Valid

14

EPE meningkatkan motivasi belajar saya terkait materi blok farmakoterapi renal dan kardiovaskuler, serta peran apoteker di RS.

0,847 Valid

15 Saya dilatih untuk mengetahui pekerjaan

kefarmasian di RS. 0,751 Valid

16

Apoteker pembimbing di RS mendengarkan saya, membimbing dengan serius, dan responsif.

0,837 Valid

17 Koordinator EPE memberikan informasi

yang cukup memadai untuk saya. 0,772 Valid

18 EPE menginspirasi saya untuk menjadi

apoteker yang baik. 0,81 Valid

19 Buku kerja EPE bermanfaat untuk proses

belajar saya selama EPE. 0,786 Valid

20 Apoteker pembimbing di RS bekerja keras

untuk membuat EPE menjadi menarik. 0,858 Valid

21 Saya menikmati pelaksanaan EPE. 0,815 Valid

22 Diskusi selama EPE bermanfaat. 0,807 Valid

23

Apoteker pembimbing di RS telah mendorong saya dengan beberapa cara untuk belajar lebih giat.

0,83 Valid

24 EPE adalah kegiatan yang menarik dan

berharga. 0,833 Valid

25 EPE telah melatih pemahaman saya tentang

pekerjaan kefarmasian di RS. 0,909 Valid

26 Kelompok EPE saya bekerjasama dengan

baik. 0,803 Valid

27 Tujuan atau learning outcome kegiatan EPE

telah terpenuhi. 0,847 Valid

28 Secara umum, saya puas dengan kualitas


(55)

Tabel 4. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa

No Pertanyaan Koefisien Ket

Korelasi

1 Puskesmas memperoleh obat dari PBF 0,464 Valid

2 Apoteker Puskesmas membuat

perencanaan permintaan obat di Puskesmas 0,734 Valid

3

LPPO (Lembar Pemakaian dan Permintaan Obat) adalah lembar yang digunakan untuk mengajukan permintaan obat ke gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten

0,713 Valid

4

Perencanaan permintaan obat di

Puskesmas berdasarkan jenis penyakit yang ditemukan pada tahun sebelumnya

0,521 Valid

5

Puskesmas melakukan permintaan obat khusus diluar jadwal reguler saat terjadi kekosongan obat karena kejadian luar biasa

0,464 Valid

6 Pelaporan pemakaian obat di Puskesmas

dilakukan oleh Apoteker 0,455 Valid

7 Puskesmas mengajukan permintaan ke

gudang Farmasi setiap 2 bulan sekali 0,734 Valid

8

Stok opname diadakan pada akhir bulan untuk mengetahui kesesuaian stok pada kartu stok dengan kondisi riil

0,536 Valid

9

Setiap 1 bulan sekali dilakukan pelaporan rutin untuk obat golongan narkotik dan psikotropik

0,6 Valid

10 Setiap akhir tahun Puskesmas membuat

perencanaan permintaan obat 0,487 Valid

11 Penyusunan rak/ lemari obat berdasarkan

sistem FIFO (First In First Out) 0,464 Valid

12 Puskesmas menerapkan sistem alphabetis

dalam penyusunan penyimpanan obat 0,438 Valid

13

Pendingin ruangan digunakan untuk

mengatur gudang tempat penyimpanan obat tetap sejuk

0,219 Tidak

valid 14

Obat golongan antibiotik disimpan dalam ruang tertutup rapat, kering dan terlindung dari cahaya

0,521 Valid

15

Obat golongan narkotik dan psikotropik disimpan dalam lemari yang terbuat dari kayu yang tertutup rapat dan terkunci


(56)

16

Lemari penyimpanan golongan narkotik dan psikotropik menggunakan 2 kunci ganda

0,459 Valid

17 Suppositoria disimpan dalam lemari es 0,134 Tidak

valid

18

Alur pelayanan resep adalah sebagai berikut:

Resep diterima oleh Apoteker  Resep diperiksa keabsahan atau kelengkapannya  Obat diambil dan dicocokkan dengan resep  Obat diberi etiket  Obat diserahkan oleh Apoteker kepada pasien

0,438

Valid

19 Resep di Puskesmas mencantumkan nama

dokter dan SIP 0,697 Valid

20 Apoteker memberikan KIE di Puskesmas 0,44 Valid

21 Penyimpanan resep menggunakan lemari

penyimpanan khusus 0,559 Valid

22 Pengarsipan resep dilakukan setiap 1 bulan

sekali 0,464 Valid

23 Pengarsipan resep dilakukan dengan

komputer setiap hari 0,255

Tidak valid 24 Resep disimpan selama 3 tahun sebelum

dimusnahkan 0,644 Valid

25

Asisten apoteker melakukan pengambilan, peracikan obat dan pemberian etiket di Puskesmas

0,521 Valid

26

Apabila dalam peresepan ada obat yang

dirasa kurang tepat, apoteker

merundingkannya dengan dokter

0,569 Valid

27 Alat yang digunakan untuk peracikan obat

jenis pulveres adalah mortir dan stamper 0,56 Valid

28 Sudip digunakan untuk pengambilan obat

dari mortir untuk obat jenis pulveres 0,256

Tidak valid 29

Mortir dan stamper setelah digunakan, dibersihkan dengan cara dibasahi dengan alkohol

0,734 Valid

30 Obat jenis oral menggunakan etiket

berwarna putih 0,465 Valid

31 Obat jenis sediaan luar menggunakan


(57)

Dari hasil validitas didapatkan 2 soal tidak valid untuk kuesioner evaluasi pelaksanaan EPE dan 4 soal yang tidak valid untuk kuesioner tingkat pengetahuan mahasiswa, sehingga pertanyaan untuk evaluasi pelaksanaan EPE 26 soal dan tingkat pengetahuan mahasiswa 27 soal. Adanya pertanyaan yang tidak valid ini dikarenakan soal yang dibuat terlalu mudah atau terlalu sulit, sehingga responden mempunyai jawaban yang memusat atau tidak berdistribusi normal.

2. Uji Realibilitas

Uji realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama (Notoatmodjo, 2012). Dalam suatu kelompok item-item pertanyaan dinyatakan reliabel apabila angka koefisien alpha cronbach (α) ≥ 0,6 (Arikunto, 2010).

Uji realibilitas dilakukan kepada 30 responden dengan jumlah pertanyaan sebanyak 28 item pertanyaan untuk kuesioner evaluasi pelaksanaan EPE dan 31 pertanyaan untuk kuesioner tingkat pengetahuan mahasiswa. Berikut adalah hasil uji realibilitas 30 responden.

Reliabi lity Statisti cs

.909 31 Cronbach's

Alpha N of Items

Reliabi lity Statisti cs

.951 28 Cronbach's


(58)

Dari hasil analisis diperoleh nilai alpha cronbach sebesar 0,951 untuk kuesioner evaluasi pelaksanaan EPE dan 0,909 untuk kuesioner tingkat pengetahuan mahasiswa sehingga dinyatakan sangat reliabel.

Berdasarkan hasil analisis uji validitas dan realibilitas kuesioner dapat disimpulkan bahwa dari 28 pertanyaan kuesioner yang diajukan 26 pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel untuk kuesioner evaluasi pelaksanaan EPE dan dari 31 pertanyaan yang diajukan 27 pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel untuk kuesioner tingkat pengetahuan mahasiswa, sehingga dapat digunakan untuk mengukur evaluasi pelaksanaan dan pengaruh EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa Program Studi Farmasi UMY.

B. Penelitian Evaluasi Pelaksanaan dan Pengaruh EPE terhadap Tingkat Pengetahuan Mahasiswa

1. Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini yaitu mahasiswa Program Studi Farmasi UMY angkatan 2015 yang mengikuti EPE di blok 5. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan 26 butir pertanyaan untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan EPE dan 27 butir pertanyaan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa. Kuesioner ini diberikan kepada 30 responden, dengan melihat pengelompokkan mahasiswa disetiap Puskesmas dan setiap sesi


(59)

kemudian diambil masing-masing perwakilan, uji validitas dan reliabilitas perwakilan berdasarkan no urut absen 1 dan untuk penelitian perwakilan berdasarkan no urut absen 2.

2. Evaluasi Pelaksanaan EPE

Evaluasi pelaksanaan EPE mahasiswa blok 5 Program Studi Farmasi UMY dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu, baik, cukup dan kurang baik. Baik jika skor jawaban 76%-100%, cukup jika skor jawaban 56%-75% dan kurang baik jika skor jawaban <56%. Distribusi jawaban responden terhadap evaluasi pelaksanaan EPE dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Evaluasi Pelaksanaan EPE

No Evaluasi Pelaksanaan EPE Jumlah Persentase (%)

1 Baik 22 73,34

2 Cukup 8 27

3 Kurang Baik 0 0

Jumlah 30 100

Keseluruhan sampel pada penelitian ini adalah 30 responden. Berdasarkan data dari tabel diatas, evaluasi pelaksanaan EPE 73,34% baik dan 27% cukup. Hasil tersebut didapat setelah mahasiswa program studi Farmasi UMY melaksanakan progam EPE di blok 5 (Farmasi Dasar IV).


(60)

Evaluasi pelaksanaan EPE mahasiswa blok 5 Program Studi Farmasi UMY diukur melalui 6 aspek pertanyaan, yaitu: mahasiswa, kegiatan EPE, keterampilan mahasiswa, pembimbing, kinerja kelompok dan persiapan. Distribusi evaluasi pelaksanaan EPE mahasiswa blok 5 Program Studi Farmasi UMY berdasarkan 6 aspek pertanyaan dapat dilihat pada gambar 1, gambar 2, gambar 3, gambar 4, gambar 5 dan gambar 6.

Gambar 1.Diagram Distribusi Evaluasi pelaksanaan EPE (Aspek Mahasiswa

0 10 20 30 40 50 60

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

P

er

se

n

ta

se

Aspek Mahasiswa

Evaluasi Pelaksanaan EPE


(61)

Gambar 2. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Kegiatan EPE)

Gambar 3. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Keterampilan Mahasiswa)

0 10 20 30 40 50 60 70

P9 P10 P11 P12

P

er

sen

tase

Aspek Kegiatan EPE

Evaluasi Pelaksanaan EPE

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

0 10 20 30 40 50 60 70

P13 P14 P15 P16 P17

P

er

sen

tase

Aspek Keterampilan Mahasiswa

Evaluasi Pelaksanaan EPE


(62)

Gambar 4. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Pembimbing)

Gambar 5. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Kinerja Kelompok)

0 10 20 30 40 50 60

P23 P24

P

er

sen

tase

Aspek Kinerja Kelompok

Evaluasi Pelaksanaan EPE

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 0

10 20 30 40 50 60 70

P18 P19 P20 P21 P22

P

er

sen

tase

Aspek Pembimbing

Evaluasi Pelaksanaan EPE


(63)

Gambar 6. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Persiapan)

Uraian hasil berdasarkan item pertanyaan dapat dilihat pada lampiran 19.

Berdasarkan diagram distribusi pada gambar diatas, terdapat beberapa item evaluasi dengan jawaban netral ≥ 20%. Evalausi jawaban responden dapat dilihat pada tabel 6.

0 10 20 30 40 50 60 70

P25 P26

P

er

sen

tas

e

Aspek Persiapan

Evaluasi Pelaksanaan EPE


(64)

47 Tabel 6. Evaluasi Pelaksanaan EPE

Aspek Pertanyaan Analisa Penyebab Saran/solusi

Mahasiswa

EPE menjadikan beban bagi saya.

1. Merupakan EPE pertama sehingga tidak ada gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan EPE.

2. Antusias mahasiswa masih kurang.

1. Sosialisasi mengenai EPE lebih memberikan gambaran mengenai pelaksanaan EPE.

2. Dalam sosialisasi EPE lebih memotivasi mahasiswa.

Saya sering kesulitan menemukan apa yang saya harapkan untuk saya pelajari selama mengikuti EPE.

1. Banyak mahasiswa masih bingung mengenai pelaksanaan EPE.

2. Seringkali apa yang didapatkan mahasiswa di perkuliahan dengan apa yang mereka lihat langsung

berbeda sehingga mahasiswa

terkadang merasa bingung.

1. Dosen dalam memberikan

sosialisasi mengenai EPE lebih memperhatikan apakah mahasiswa sudah benar-benar paham atau belum dan dalam memberikan

sosialisasi lebih membrikan

gambaran dengan apa yang terjadi di lapangan.

Kegiatan EPE

Sistem pelaksanaan

EPE sudah baik.

1. Terkadang dalam sistem

pelaksanaan EPE, apoteker

pembimbing kurang

memperhatikan step-step

pelaksanaan EPE sehingga

terkadang seperti diskusi tidak dilakukan sehingga menyebabkan pelaksanaan EPE kurang baik.

1. Memberikan sosialisasi kepada apoteker di Puskesmas yang akan dijadikan tempat EPE.

Keterampilan Mahasiswa

Saya mempraktekkan

bagaimana mengamati

dan memahami

1. Karena yang ditempuh masih dalam

program sarjana sehingga

mahasiswa jarang sekali bertemu

1. Meskipun jarang bertemu

langsung dengan pasien, saat ada kesempatan untuk bertemu pasien


(65)

48

perasaan pasien. dengan pasien secara langsung,

menjadikan mahasiswa kesulitan dalam mengamati dan memahami perasaan pasien.

secara langsung dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengamati dan memahami apa yang pasien rasakan.

Persiapan

Koordinator EPE

memberikan informasi yang cukup memadai untuk saya.

1. Kurangnya informasi yang

didapatkan oleh koordinator

sehingga terkadang kurang mengerti dan mahasiswapun tidak mendap at informasi yang seharusnya mereka dapatkan.

1. Sebaiknya dilakukan evaluasi kepada koordinator

Pembimbing

Apoteker pembimbing di Puskesmas bekerja keras untuk membuat EPE menjadi menarik.

1. Apoteker pembimbing terkadang

membiarkan mahasiswa dalam

pelaksanaan EPE, apoteker

pembimbing hanya memberikan

informasi kepada mahasiswa

seperlunya saja sehingga

pelaksanaannya dirasa kurang

efektif dan menarik.

1. Dilakukan sosialisasi kepada apoteker pembimbing.

2. Perwakilan dari pengajar

mendampingi mahasiswa selama pelaksanaan EPE berlangsung.


(66)

3. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan (Notoatmodjo, 2003). Untuk melihat pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa, data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Wilcoxon.

Berdasarkan uji Wilcoxon pengetahuan pre dan post, dengan tingkat kemaknaan p < 0,05 seperti yang tertera dibawah ini.

Tabel 7. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa

Pengetahuan Pre Test Post Test

N % N %

Baik 15 50 27 90

Cukup 14 46,67 3 10

Kurang Baik 1 3,34 0

Total 30 100 30 100

p value 0,000

Tabel diatas menujukkan sebanyak 15 responden (50 %) memiliki pengetahuan yang baik, sebanyak 14 responden (46,67%) yang memiliki pengetahuan yang cukup dan 1 responden (3,34%)


(67)

yang memiliki pengetahuan kurang sebelum melakukan EPE. Setelah melakukan EPE, responden yang masih memiliki pengetahuan cukup sebanyak 3 responden (10%) dan sebanyak 27 responden (90%) yang memiliki pengetahuan yang baik. Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji wilcoxon menunjukkan p value = 0,000 yang berarti lebih kecil dari nilai α (0,005) berarti ho ditolak dan hα diterima. Artinya terdapat pengaruh skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa sebelum dan setelah mengikuti EPE.

Pengetahuan mahasiswa Program Studi Farmasi UMY sebelum dan setelah mengikuti EPE diukur melalui 5 kisi pertanyaan, yaitu: kelengkapan administrasi terkait pelayanan kafarmasian di Puskesmas, pengelolaan obat berdasarkan regulasi, pelayanan resep, pengarsipan resep, dan good dispensing practice. Distribusi tingkat pengetahuan mahasiswa berdasarkan 5 kisi pertanyaan dapat dilihat pada gambar 7 dan gambar 8.


(68)

Gambar 7. Diagram Distribusi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Sebelum EPE terhadap Kisi-kisi petanyaan

Gambar 8. Diagram Distribusi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Setelah EPE terhadap Kisi-kisi petanyaan

0 10 20 30 40 50 60 70 80 Kelengkapan administrasi terkait pelayanan kefarmasian di Puskesmas Pengelolaan obat berdasarkan regulasi Pelayanan resep Pengarsipan resep Good dispensing practice P erse ntase

Sebelum Early Pharmaceutical Exposure

Baik Cukup Kurang

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Kelengkapan administrasi terkait pelayanan kefarmasian di Puskesmas Pengelolaan obat berdasarkan regulasi Pelayanan resep Pengarsipan resep Good dispensing practice P erse ntase

Setelah Early Pharmaceutical Exposure


(69)

Uraian hasil berdasarkan item pertanyaan dapat dilihat pada lampiran 20.

Evaluasi jawaban responden berdasarkan diagram distribusi pada gambar 8 yaitu tingkat pengetahuan mahasiswa setelah mengikuti EPE. Setelah dilakukan perhitungan secara matematis, pada beberapa item pertanyaan didapatkan hasil peningkatan yang kurang signifikan. Uraian tersebut dapat dilihat pada tabel 8.


(70)

53 Tabel 8. Evaluasi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa

Aspek Pertanyaan Analisa Penyebab Saran/solusi

Kelengkapan administrasi terkait pelayanan

kefarmasian di Puskesmas

Puskesmas memperoleh

obat dari PBF.

1. Apoteker pembimbing di

Puskesmas banyak yang tidak menjelaskan kepada mahasiswa

tentang bagaimana obat

diperoleh untuk Puskesmas.

2. Materi perkuliahan belum

membahas secara detail tentang sistem pengelolan obat.

1. Diadakan sosialisasi kepada

apoteker pembimbing di Puskesmas.

2. Mahasiswa sebaiknya mencari

banyak literatur dari jurnal atau buku.

3. Mahasiswa diharapkan aktif

bertanya pada saat EPE

berlangsung.

Puskesmas mengajukan

permintaan ke gudang

farmasi setiap 2 bulan sekali

1. Sebagian Puskesmas mengajukan permintaan ke gudang setiap 1 bulan sekali.

2. Belum mendapatkan materi

perkuliahan tentang pelayanan kefarmasian di Puskesmas.

1. Mahasiswa banyak bertanya kepada apoteker pembimbing.

2. Lebih banyak diskusi yang dilakukan antara mahasiswa dengan apoteker pembimbing dan antara mahasiswa dengan mahasiswa.

Pengelolaan obat berdasarkan

regulasi

Lemari penyimpanan

golongan narkotik dan psikotropik menggunakan 2 kunci ganda.

1. Mahasiswa kurang paham

dengan pertanyaan tersebut.

1. Pemilihan kata dan kalimat yang lebih bisa dimengerti dan dipahami.

Good dispensing practice

Mortir dan stamper setelah digunakan, dibersihkan

dengan cara dibasahi

dengan alkohol.

1. Banyak Puskesmas yang sudah

menggunakan blander untuk

peracikan obat jenis pulveres, sehingga mahasiswa ada yang

tidak menemukan kondisi

tersebut secara nyata.

1. Mengamati dengan seksama keadaan nyata di lapangan.

2. Bertanya kepada apoteker

pembimbing mengenai alat-alat yang digunakan dalam peracikan sediaan obat.


(71)

54 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 5 Program Studi Farmasi UMY adalah baik (73,34%).

2. EPE memberikan pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan mahasiswa Program Studi Farmasi UMY (p value = 0,000 yaitu <

α (0,05) artinya terdapat pengaruh EPE terhadap peningkatan

pengetahuan mahasiswa setelah mengikuti EPE ).

B. Saran

1. Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pada responden yang lebih banyak.

2. Program Studi Farmasi UMY

Bagi Program Studi Farmasi UMY diharapkan dapat memperbaiki sistem pelaksanaan EPE.


(72)

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kesediaan responden untuk ikut dalam penelitian, sehingga terbatasnya jumlah sampel dalam penelitian.


(1)

Apoteker pembimbing di

Puskesmas telah mendorong saya dengan beberapa car untuk belajar lebih giat.

26,7 56,7 16,7

Kinerja Kelompok

Diskusi kelompok meningkatkan pemahaman saya selama

mengikuti EPE.

30 56,7 13,3

Kelompok EPE saya bekerjasama

dengan baik. 33,3 50 13,3 3,3

Persiapan

Koordinator EPE memberikan informasi yang cukup memadai untuk saya.

56,7 26,7

Buku kerja EPE bermanfaat untuk proses belajar saya selama EPE.


(2)

Lampiran 20. Distribusi Frekuensi Responden dengan Jawaban Benar

Kisi Item Pertanyaan

% Responden yang menjawab benar Sebelum EPE Setelah EPE

Kelengkapan administrasi

terkait pelayanan kefarmasian di Puskesmas

Puskesmas

memperoleh obat dari PBF

26,67 36,67

Apoteker Puskesmas membuat perencanaan permintaan obat di Puskesmas

86,67 100

LPPO (Lembar

Pemakaian dan Permintaan Obat) adalah lembar yang digunakan untuk mengajukan

permintaan obat ke gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten

90 100

Perencanaan

permintaan obat di Puskesmas

berdasarkan jenis penyakit yang ditemukan pada tahun sebelumnya

80 93,33

Puskesmas melakukan permintaan obat khusus diluar jadwal reguler saat terjadi kekosongan obat karena kejadian luar biasa


(3)

Pelaporan pemakaian obat di Puskesmas dilakukan oleh Apoteker

83,33 96,67

Puskesmas mengajukan

permintaan ke gudang Farmasi setiap 2 bulan sekali

46,67 50

Stok opname diadakan pada akhir bulan untuk mengetahui kesesuaian stok pada kartu stok dengan kondisi riil

70 80

Setiap 1 bulan sekali dilakukan pelaporan rutin untuk obat golongan narkotik dan psikotropik

86,67 90

Setiap akhir tahun Puskesmas membuat perencanaan

permintaan obat

93,33 96,67

Pengelolaan obat berdasarkan

regulasi

Penyusunan rak/

lemari obat

berdasarkan sistem FIFO (First In First Out)

83,33 90

Puskesmas

menerapkan sistem alphabetis dalam penyusunan

penyimpanan obat

93,33 93,33

Obat golongan antibiotik disimpan


(4)

dalam ruang tertutup rapat, kering dan terlindung dari cahaya Obat golongan

narkotik dan

psikotropik disimpan dalam lemari yang terbuat dari kayu yang tertutup rapat dan terkunci

73,33 86,67

Lemari penyimpanan golongan narkotik dan psikotropik

menggunakan 2 kunci ganda

70 66,67

Pelayanan resep

Alur pelayanan resep adalah sebagai berikut: Resep diterima oleh Apoteker  Resep diperiksa keabsahan atau kelengkapannya  Obat diambil dan dicocokkan dengan resep  Obat diberi etiket  Obat diserahkan oleh Apoteker kepada pasien

96,67 96,67

Resep di Puskesmas mencantumkan nama dokter dan SIP

73,33 83,33

Apoteker memberikan KIE di Puskesmas

83,33 86,67

Pengarsipan Penyimpanan resep menggunakan lemari


(5)

resep penyimpanan khusus Pengarsipan resep dilakukan setiap 1 bulan sekali

56,67 83,33

Resep disimpan selama 3 tahun sebelum dimusnahkan

70 96,67

Good dispensing

practice

Asisten apoteker melakukan

pengambilan,

peracikan obat dan pemberian etiket di Puskesmas

80 96,67

Apabila dalam peresepan ada obat yang dirasa kurang tepat, apoteker merundingkannya dengan dokter

83,33 96,67

Alat yang digunakan untuk peracikan obat jenis pulveres adalah mortir dan stamper

90 90

Mortir dan stamper setelah digunakan, dibersihkan dengan cara dibasahi dengan alkohol

73,33 76,67

Obat jenis oral menggunakan etiket berwarna putih

96,67 96,67

Obat jenis sediaan luar menggunakan etiket berwarna biru


(6)

Dokumen yang terkait

EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISIS PENGARUH EARLY PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) BLOK 5 (FARMASI DASAR IV) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

0 3 16

EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISIS PENGARUH EARLY PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) BLOK 16 TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

0 9 155

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MAHASISWA FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PADA PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN FARMASI (SKILLS LAB)

1 10 88

PENDAHULUAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINDAKAN SWAMEDIKASI PENYAKIT MAAG PADA MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

3 26 21

PENGARUH PENDIDIKAN MENTORING AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN TERHADAP TINGKAT KEBERAGAMAAN Pengaruh Pendidikan Mentoring Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Terhadap Tingkat Keberagamaan Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakart

0 0 15

EVALUASI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Evaluasi Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Terhadap Tindakan Swamedikasi Acne Vulgaris.

0 0 12

BAB 1 PENDAHULUAN Evaluasi Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Terhadap Tindakan Swamedikasi Acne Vulgaris.

0 3 11

EVALUASI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Evaluasi Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Terhadap Tindakan Swamedikasi Acne Vulgaris.

0 1 16

Farmasi

2 8 88

PENGARUH PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS TERHADAP PENGETAHUAN DAN MOTIVASI MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO UNTUK MELAKUKAN PRAKTEK PROFESI DI APOTEK - repository perpustakaan

0 2 16