Gambaran Umum Kondisi Daerah

8 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan. Sementara itu capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan.

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1. Aspek Geografis Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang termasuk wilayah Provinsi Jawa Timur, berada pada posisi 7°40’ sd 8°10’ Lintang Selatan dan 111°50’ sd 113°30’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 1.696,16 km², termasuk didalamnya kawasan Pulau Giliketapang dengan luas wilayah 0,6 km². Kabupaten Probolinggo terletak di lereng gunung-gunung yang membujur dari Barat ke Timur, yakni Pegunungan Tengger, Gunung Lamongan dan Gunung Argopuro. Wilayah kabupaten Probolinggo terletak pada ketinggian 0 - 2500 m diatas permukaan laut, tanahnya berupa tanah vulkanis yang banyak mengandung mineral yang berasal dari ledakan gunung berapi berupa pasir dan batu, lumpur bercampur dengan tanah liat yang berwarna kelabu kekuning-kuningan. Pada ketinggian 750 - 2500 m diatas permukaan laut, cocok untuk jenis tanaman sayur-sayuran dan pada ketinggian 150 - 750 m diatas permukaan laut, yang membujur dari Barat ke Timur di bagian Selatan yang berada di kaki gunung Argopuro, sangat cocok untuk tanaman kopi, buah-buahan seperti, durian, alpukat dan buah lainnya, contoh di kecamatan Tiris dan Kecamatan Krucil. 2.1.1.1. Luas Wilayah dan Letak Geografis Daerah Luas wilayah kabupaten probolinggo lebih kurang 1.696,16 km², terdiri atas : a. Pemukiman : 147,74 km² b. Persawahan : 373,13 km² 9 c. Tegal : 513,80 km² d. Perkebunan : 32,81 km² e. Hutan : 426,46 km² f. TambakKolam : 13,99 km² g. Lain-lain : 188,23 km² Sementara Luas wilayah kabupaten probolinggo ditinjau dari luas 24 kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.1. sebagai berikut : Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Probolinggo Per Kecamatan No. Kecamatan Luas Ha Prosentase 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. Sukapura Sumber Kuripan Bantaran Leces Tegalsiwalan Banyuanyar Tiris Krucil Gading Pakuniran Kota Anyar Paiton Besuk Krasakan Krejengan Pajarakan Maron Gending Dringu Wonomerto Lumbang Tongas Sumber Asih 10.208,53 14.188,13 6.674,76 4.212,83 3.680,97 4.173,56 4.569,63 16.566,69 20.252,66 14.684,64 11.385,00 4.258,00 5.327,94 3.503,63 3.779,75 3.442,84 2.134,35 5.139,27 3,.61,48 3.113,54 4.566,84 9.271,00 7.795,20 3.025,41 6,02 8,36 3,94 2,48 2,17 2,46 2,69 9,77 11,94 8,66 6,71 2,51 3,14 2,06 2,23 2,03 1,26 3,03 2,16 1,84 2,69 5,46 4,61 1,78 Jumlah 169.616.65 100 Sumber : Probolinggo Dalam Angka, 2011 Letak geografis daerah berbatasan dengan : - Utara : Selat Madura - Timur : Kabupaten Situbondo 10 - Barat : Kabupaten Pasuruan - Selatan : Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember Sedangkan di sebelah Utara bagian tengah terdapat Daerah Otonom yaitu Kota Probolinggo. 2.1.1.2. Topografi Secara topografis, Kabupaten Probolinggo mempunyai ciri fisik yang menggambarkan kondisi geografis, yaitu terdiri dari dataran rendah pada bagian utara, lereng-lereng gunung pada bagian tengah dan dataran tinggi pada bagian selatan, dengan tingkat kesuburan dan pola penggunaan tanah yang berbeda. Sedangkan bentuk permukaan daratan di Kabupaten Probolinggo di klasifikasikan atas 3 tiga jenis, yaitu : a Dataran rendah dan tanah pesisir dengan ketinggian 0 – 100 m diatas permukaan laut. Daerah ini membentang di sepanjang pantai utara mulai dari Barat ke Timur kemudian membujur ke Selatan b Daerah perbukitan dengan ketinggian 100 – 1.000 m diatas permukaan laut. Daerah ini terletak di wilayah bagian Tengah sepanjang Pegunungan Tengger serta pada bagian selatan sisi Timur sekitar Gunung Lamongan c Daerah pegunungan dengan ketinggian diatas 1.000 m dari permukaan laut. Daerah ini terletak di sebelah Barat Daya yaitu sekitar Pegunungan Tengger dan sebelah Tenggara yaitu di sekitar Gunung Argopuro. 2.1.1.3. Hidrologi Terdapat 25 sungai yang mengalir dan mengairi wilayah Kabupaten Probolinggo. Sungai terpanjang adalah Rondoningo dengan panjang 95,2 km, sedangkan sungai terpendek adalah Afour Bujel dengan panjang hanya 2 km saja. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Probolinggo tersebut sangat dipengaruhi oleh iklim yang berlangsung tiap tahun. Pada saat musim kemarau, sebagian besar sungai yang mengalir mengalami kekeringan kecuali sungai-sungai besar yaitu sungai-sungai utama yang masih tergenang terus sepanjang tahun. 11 Tabel 2.2 Sungai di Kabupaten Probolinggo No. Nama Sungai Panjang Lebar Debit Air Baku Lahan Lokasi Cabang Dinas Pengairan Km M Minimum Ha 1 K. Rondoningo 95,20 26,00 ± 200 3.36 Cabdin. Kraksaan 2 K. Pandan Laras 43,50 26,00 ± 1.300 2.85 Cabdin. Kraksaan 3 K. Kertosono 39,70 25,00 ± 100 570.00 Cabdin. Kraksaan 4 K. Kandang Jati 8,00 8,00 ± 100 507.00 Cabdin. Kraksaan 5 K. Besuk 13,20 8,00 ± 100-200 173.00 Cabdin. Kraksaan 6 K. Jabung 20,50 8,00 ± 300 465.00 Cabdin. Kraksaan 7 K. Pancarlagas 85,70 50,00 ± 200 3.30 Cabdin. Kraksaan 8 K. Legundi 12,50 6,00 - - Cabdin. Probolinggo 9 K. Paiton 18,00 20,00 ± 100 454.00 Cabdin. Kraksaan 10 K. Kresek 24,50 25,00 ± 100 786.00 Cabdin. Kraksaan 11 K. Taman 24,10 12,00 ± 5-10 240.00 Cabdin. Kraksaan 12 K. Curah Manjangan 5,00 9,00 ± 50 34.00 Cabdin. Probolinggo 13 K. Klumprit 12,50 12,00 ± 50 53.00 Cabdin. Probolinggo 14 K. LumbangBayeman 17,50 13,00 ± 75 125.00 Cabdin. Probolinggo 15 K. Blibis 20,00 15,00 - - Cabdin. Probolinggo 16 K. Blabo 10,00 10,00 ± 50 213.00 Cabdin. Probolinggo 17 K. Besi 15,50 15,00 ± 5-10 183.00 Cabdin. Probolinggo 18 K. Patalan 22,50 18,00 ± 50 72.00 Cabdin. Probolinggo 19 K. Kedung Galeng 38,00 35,00 ± 100 564.00 Cabdin. Probolinggo 20 K. Banyubiru 11,00 18,00 ± 300 697.00 Cabdin. Probolinggo 21 K. Gending 20,00 20,00 ± 300 - Cabdin. Probolinggo 22 K. Klaseman 11,00 15,00 ± 100-200 - Cabdin. Probolinggo 23 K. Pekalen 35,10 35,00 ± 3.300 6.98 Cabdin. Probolinggo 24 Afour Bujel 2,00 5,00 - - Cabdin. Probolinggo 25 K. Lawean 16,70 25,00 ± 200 369.00 Cabdin. Probolinggo Sumber : Kabupaten Probolinggo Dalam Angka, 2011 Laporan Akhir Master Plan Air Bersih 2007 Keterangan : - Tidak ada data Selain sungai di Kabupaten Probolinggo juga terdapat danauranu yaitu Ranu Segaran, Ranu Agung, Ranu Segaran Duwas dan Ranu Gedong yang belum didayagunakan sebagaimana mestinya. Lokasi semua danau tersebut berada di Kecamatan Tiris, sedang lokasi desanya dapat dilihat pada Tabel. 2.3., berikut : Tabel. 2.3 Danau atau Ranu di Kabupaten Probolinggo No Nama Danau Luas Ha Lokasi 1. Ranu Segaran 30.000 Desa Segaran, Kecamatan Tiris 2. Ranu Agung Segaran Agung 20.813 Desa Ranuagung, Kecamatan Tiris 12 3. Ranu Segaran Duwas 23.000 Desa Tlogoargo, Kecamatan Tiris 4. Ranu Merah 18.000 Desa Andungsari 5. Ranu Gedang 10.000 Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris Ranu Citakan - Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris Ranu Kembar - Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris Ranu Bintaro - Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris 6. Danau Ronggojalu 2.5 Kecamatan Tegalsiwalan Sumber : Kabupaten Probolinggo Dalam Angka, 2011 Lembar Koreksi FGD Kec. Tiris 2009 Selain itu tercatat pula sumur yang umumnya berupa sumur gali dan beberapa sumur bor. Kedalaman dari sumur-sumur gali berkisar 3 - 30 m. Kedalaman ini berarti air tanah dangkal sampai sedang dan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, sedangkan kedalaman sumur bor yang merupakan air tanah dalam berkisar 40-200 m. Sumur bor yang sudah ada mempunyai debit yang cukup besar, sebagian untuk kebutuhan air minum dan sebagian besar lainnya diperuntukkan irigasi, hal ini mengingat pada saat musim kemarau sebagian besar daerah mengalami kekeringan. Ditinjau dari sisi kedalaman air tanah, 62,56 dari luas wilayah Kabupaten Probolinggo memiliki kedalaman 90 m; seluas 11,17 kedalaman air tanahnya antara 60 – 90 m; dan selebihnya 26,27 mempunyai kedalaman air tanah 60 m. 2.1.1.3. Klimatologi Seperti juga daerah tropis lainnya, iklim yang ada berupa iklim tropis dengan 2 musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada umumnya musim kemarau jatuh pada bulan April hingga bulan Oktober, sedangkan musim hujan terjadi antara bulan Oktober hingga bulan April. Curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember sampai dengan Maret. Curah hujan selama tahun 2011 berkisar antara 800 –1.500 mm untuk dataran rendah, dan berkisar 1.500 –2.850 mm untuk dataran tinggi dengan rata-rata intensitas hujan sebesar 22,226 mmhari. Jumlah curah hujan rata-rata dalam setahun di Kabupaten Probolinggo sebesar 1.713 mmtahun dengan hari hujan rata- rata 75.41 hari. Suhu udara beragam rata-rata antara 27 C hingga 32C pada bagian Utara, sedangkan di wilayah pegunungan Argopuro dan Tengger, yaitu di Kecamatan Tiris, Krucil, Sumber dan Sukapura suhu udaranya berkisar antara 5 C hingga 15 C. 13 2.1.1.4. Jenis Tanah Jenis tanah penting untuk diketahui terutama usaha pengembangan budidaya pertanian. Dilihat dari tekstur tanahnya, maka jenis tanah yang mendominasi adalah tanah latosol yang berasal dari tanaman perkebunan, sawah dan hutan tropika. Jenis tanah lainnya adalah alluvial, regosol, andosol, mediteran dan gromossol. 2.1.1.5. Luas dan Sebaran Kawasan Budidaya Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan sebagai fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Klasifikasi kawasan budidaya meliputi kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan, dengan berbagai jenis peruntukan dapat dilihat pada tabel 2.4. Tabel 2.4 Luas Peruntukan Kawasan Budidaya Ha No Peruntukan Luas Prosen 1. Hutan 55.796,68 32,89 2. Tegal 52.801,95 31,13 3. Sawah 38.509,00 22,70 4. PerkampunganPermukiman 12.904,04 7,60 5. Perkebunan SwastaRakyat 2.009,30 1,18 6. Tanah RusakPadang Rumput 2.413,96 1,42 7. Tambak 1.320,06 0,77 8. Kebun Campur 1.186,57 0,69 9. Industri 866,56 0,51 10. Hutan Rakyat 625,32 0,37 11. DanauRawa 138,00 0,08 12. Lain-lain 1.045,36 0,66 Jumlah 169.616,80 100 Sumber :Kabupaten Probolinggo Dalam Angka 2011 Dari tabel 2.4 terlihat bahwa peruntukan lahan di Kabupaten Probolinggo didominasi oleh hutan 32,89 , tegalan 31,13 , serta persawahan 22,70 . Sedangkan lahan permukiman yang merupakan kawasan terbangunnya hanya meliputi 7,60 dari seluruh luas lahan. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilyah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010-2019, rencana peruntukan kawasan budidaya yang ditetapkan dapat dilihat pada tabel 2.5 14 Tabel 2.5 Luas Kawasan Budidaya Ha No Kawasan Budidaya Luas Kawasan Prosen 1. Kawasan Hutan Produksi 28.829,10 17,00 2. Kawasan Pertanian Peternakan 40.081,07 23,63 3. Kawasan Perkebunan 38.649,00 22,79 4. Kawasan Perikanan 3.227,00 1,90 5. Kawasan Pariwisata 1.700,00 1,00 6. Kawasan Permukiman 18.248,00 10,76 7. Kawasan Perindustrian 3.272,00 1,93 8. Kawasan Pertambangan 10,00 0,01 9. Kawasan Khusus 1.550,00 0,91 10 Luas Kawasan Budidaya 135.566,17 79,93 11 Luas Kabupaten Probolinggo 169.616,80 100 Sumber :Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo 2.1.1.6. Kawasan Lindung Yang dimaksud dengan kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Salah satu kawasan lindung yang perlu terus menerus dimantapkan adalah kawasan suaka alam. Kawasan ini di Kabupaten Probolinggo telah ditetapkan sesuai dengan arahan RTRW Propinsi Jawa Timur. Pada dasarnya pemantapan kawasan ini bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan melindungi biota, ekosistem, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Perlindungan kawasan suaka alam terdiri dari cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata, daerah perlindungan plasma nutfah dan daerah pengungsian satwa. Kawasan suaka alam selain untuk mempertahankan kelestarian alam itu sendiri, juga berperan dalam pengembangan dunia ilmu pengetahuan dan kegiatan wisata. Pemanfaatan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kegiatan wisata tetap harus berdasarkan pada konsepsi menjaga kawasan suaka alam itu sendiri, termasuk dalam kawasan suaka alam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Jenis kawasan lindung di Kabupaten Probolinggo yang akan dikembangkan dalam 5 tahun kedepan antara lain kawasan suaka alam, hutan lindung, sempadan sungai, dan sempadan pantai. Luas rencana kawasan lindung di Kabupaten Probolinggo sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 2.6. 15 Tabel 2.6 Kawasan Lindung No Jenis Kawasan Lindung Luas Kawasan Prosen 1. Kawasan Suaka Alam 5.859,50 16,25 2. Hutan Lindung 25.998,53 72,08 3. Sempadan Sungai 3.585,00 9,94 4. Sempadan Pantai 625,00 1,73 Jumlah 36.068,03 100 Sumber : RTRW Kabupaten Probolinggo 2.1.1.7. Kawasan Rawan Bencana Penetapan kawasan ini bertujuan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia meliputi kawasan gerakan tanah, rawan letusan gunung berapi, rawan gempa bumi, dan rawan angin topan. Wilayah rawan bencana alam dan wilayah kritis merupakan wilayah yang sering dan atau mempunyai potensi bencana alam, seperti letusan gunung berapi, Angin Gending, banjir dan kebakaran yang disebabkan oleh alam. Beberapa wilayah rawan berancana di Kabupaten Probolinggo dapat diidentifikasi diantaranya, sebagai berikut: a a . . L L e e t t u u s s a a n n G G u u n n u u n n g g B B e e r r a a p p i i Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif mempunyai potensi disamping sebagai obyek wisata, juga dapat menimbulkan bencana letusan gunung berapi. Wilayah-wilayah yang masih berada dalam jangkauan letusan gunung berapi seperti Kecamatan Sukapura dan Kecamatan Sumber perlu mewaspadai aktifitas yang terjadi di kawah Gunung Bromo. Kabupaten Probolinggo memiliki 2 buah gunung berapi yang berpotensi menimbulkan bencana yaitu Gunung Bromo dan Gunung Lamongan. Gunung Bromo merupakan gunung api yang sering meletus lemah, berupa letusan freatik atau magmatik tipe Stromboli. Material yang diletuskan berupa batu pijar dan hembusan gas beracun hanya terbatas disekeliling kawah atau dasar kaldera Lautan Pasir. Ancaman hujan abu lebat tidak lebih dari jarak 6 Km dari kawah Gunung Bromo. 16 b b . . G G e e r r a a k k a a n n T T a a n n a a h h L L o o n n g g s s o o r r Kawasan rawan bencana di Kabupaten Probolinggo berupa tanah longsor yang terdapat di berbagai kecamatan. Wilayah yang peka terhadap bahaya ini adalah wilayah yang memiliki tingkat erosi tinggi, kawasan pantai dan tanah- tanah gundul di kawasan hutan lindung, serta kawasan yang mempunyai kelerengan tanah lebih dari 40 . Berdasarkan Studi identifikasi kawasan rawan bencana Kab. Probolinggo tahun 2007, kawasan dengan tipologi gerakan tanah tertinggi adalah Kecamatan Gading, Krucil, Lumbang, Pakuniran, Sukapura, Sumber, Kota Anyar dan Tiris. c c . . B B a a n n j j i i r r Kawasan-kawasan yang berada di sepanjang daerah aliran sungai perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir. Demikian pula perluasan kawasan permukiman di perkotaan akan mengurangi luas wilayah resapan air, sehingga tanpa sistem drainase yang baik akan dapat menimbulkan banjir. Wilayah yang potensial terhadap bahaya banjir adalah Perkotaan Gending, Dringu, Kraksaan, Tongas, Sumberasih, Krejengan dan Kotaanyar. d d . . D D a a e e r r a a h h R R a a w w a a n n A A b b r r a a s s i i P P a a n n t t a a i i Kabupaten Probolinggo memimiliki panjang kawasan pesisir sekitar 71,893 Km dan seperti kabupaten lain di Indonesia juga memiliki masalah dengan ekosistem pantainya terutama dengan masalah abrasi pantai. Ada banyak faktor yang mengakibatkan sebuah pantai mengalami abrasi, dari sekian faktor yang mempengaruhi ada satu faktor yang sangat domininan yaitu ketahanan pantai itu sendiri dalam menghadapi gelombang air laut. Ketahanan pantai akan tercipta dengan sendirinya jika ekosistem di kawasan tersebut masih terjaga, salah satu ekosistem pantai yang berperan penting dalam menciptakan ketahan pantai adalah keberadaaan dari hutan mangrove atau rawa di wilayah pantai tersebut. Dari beberapa hal di atas maka, deliniasi kawasan rawan abrasi pantai dicari dengan menganalisa kawasan pantai yang tidak mempunyai vegetasi rawa atau mangrove di pesisirnya. Dari hasil analisa spasial pada peta tata guna lahan didapat distribusi kawasan rawan abrasi pantai meliputi Kecamatan-kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Kraksaan, Gending, Pajarakan dan Paiton. 17 Tabel 2.7 Luas Daerah Berdasarkan Kemiringan Tanah No. Kemiringan Luas Kawasan Ha Prosen 1 0 - 2 48.070,55 28,34 2 2 – 15 41.721,36 24,59 3 15 – 40 20.968,52 12,36 4 40 58.856,22 34,69 Jumlah 169.616,65 100 Sumber : Kabupaten Probolinggo Dalam Angka Tahun 2011 Diolah Dari tabel 2.7 terlihat bahwa daerah yang memiliki tingkat kemiringan tanah lebih dari 40 cukup tinggi, yaitu seluas 58.856,22 Ha 34,69 dari seluruh luas daerah Kabupaten Probolinggo. Diantara luas daerah yang memiliki kemiringan tanah 40 tersebut, yang terluas adalah di Kecamatan Sumber yaitu seluas 11.979,66 Ha 20,35 dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha 20,20 . 2.1.1.8. Potensi pengembangan wilayah Sesuai dengan RTRW Kabupaten Probolinggo penetapan kawasan strategis Kabupaten Probolinggo dan skenario pengembangan wilayah, maka ditetapkan rencana pengembangan kawasan strategis prioritas, yaitu: a. Prioritas I : Pengembangan Kawasan Strategis Agropolitan, Ecowisata, Industri guna mendukung pengembangan wilayah barat. Wilayah Kabupaten Probolinggo bagian barat mempunyai potensi yang besar karena terdapat beberapa kawasan strategis Kabupaten Probolinggo antara lain:  Kawasan agropolitan bagian barat yang terdiri dari Kecamatan Tongas, Lumbang, Sukapura, Sumber.  Jalur Pariwisata Nasional-Internasional Tanaman Nasional Bromo Tengger Semeru,  Pengembangan kawasan industry di Kecamatan Tongas. Sesuai dengan tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan perwujudan ruang Kabupaten Probolinggo, maka kawasan strategis yang terletak di Kabupaten Probolinggo bagian barat merupakan prioritas I pengembangan. Pengembangan kawasan strategis bagian barat ini diarah pada pengembangan kawasan agropolitan, ecowisata dan industri. 18 b. Prioritas II : Pengembangan Kawasan Strategis pada Sistem Perkotaan Pendukung Sistem perkotaan pendukung merupakan kawasan Perkotaan Kraksaan dan kawasan pusat-pusat pelayanan. Pengembangan kawasan ini meruakan prioritas pengembangan karena kawasan system perkotaan pendukung ini fungsinya sebagai sentra-sentra pengembangan, simpul distribusi pelayanan dan simpul penarik keterkaitan antar antar wilayah. Pengembangan kawasan ini diarahkan sesuai dengan fungsi dan perannya seperti telah dirumuskan rencana struktur ruang Kabupaten Probolinggo. c. Prioritas III: Pengembangan Kawasan Strategis Agropolitan, Ekowisata, Industry guna mendukung pengembangan wilayah timur. Wilayah Kabupaten Probolinggo bagian timur mempunyai potensi pengembangan kawasan strategis Kabupaten Probolinggo antara lain:  Kawasan agropolitan bagian timur yang terdiri dari Kecamatan Tiris, Krucil, Gading.  Kawasan wisata Pegunungan ArgopuroDataran Tinggi Hyang, arung jeram Sungai Pekalen,  Pengembangan kawasan industri di Kecamatan Paiton. Sesuai dengan tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan perwujudan ruang Kabupaten Probolinggo, maka kawasan strategis yang terletak di Kabupaten Probolinggo bagian timur merupakan prioritas III pengembangan. Sama halnya dengan kawasan bagian timur, pengembangan kawasan strategis bagian timur ini diarah pada pengembangan kawasan agropolitan, ecowisata dan industri. d. Prioritas IV: Pengembangan Kawasan Strategis Minapolitan Selain potensi pertanian, industri dan pariwisata, Kabupaten Probolinggo mempunyai potensi yang besar di sektor perikanan. Potensi perikanan meliputi perikanan laut disekitar laut Pantai Utara dan perikanan darat berupa budidaya tambak. potensi perikanan tersebut juga telah didukung oleh sentra-sentra pengolahan. Tetapi potensi perikanan kurang diperhatikan terutama untuk perikanan laut. Sehingga kawasan perikanan laut dan kawasan tambak disekitar Pantai Utara banyak yang mengalami alih fungsi ke industri, permukiman dan perdagangan. Sehingga pengembangan kawasan strategis minapolitan berupa 19 pengembangan sentra-sentra perikanan sangat diperlukan dan menjadi prioritas pengembangan. Pengembangan kawasan strategis minapolitan meliputi:  Pengembangan kawasan tambak disekitar Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Panjarakan, Kraksaan dan Paiton.  Pengembangan kawasan budidaya laut tersebar di Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Panjarakan, Kraksaan dan Paiton. 2.1.2 Aspek Demografi Menurut hasil registrasi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Probolinggo Tahun 2010 tercatat 1.141.856 Jiwa, yang tersebar di 24 kecamatan. Dengan rincian jumlah Laki-laki sebanyak 561.789 Jiwa dan Perempuan 580.067 Jiwa. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu Kecamatan Kotaanyar sebanyak 72.721 jiwa, sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Sukapura yaitu sebanyak 20.714 jiwa. Tabel 2.8. Tabel. 2.8 Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Probolinggo berdasarkan hasil registrasi Tahun 2010 KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH Sukapura 10,190 10,524 20,714 Sumber 12,887 13,549 26,436 Kuripan 15,063 15,930 30,993 Bantaran 20,570 22,155 42,725 Leces 26,598 27,719 54,317 Tegalsiwalan 26,912 28,207 55,119 Banyuanyar 35,035 34,734 69,769 Tiris 26,339 26,195 52,534 Krucil 24,279 24,943 49,222 Gading 23,218 23,814 47,032 Pakuniran 16,422 17,273 33,695 Kotaanyar 35,872 36,849 72,721 Paiton 22,115 23,035 45,150 Besuk 35,299 36,254 71,553 Kraksaan 20,393 21,065 41,458 Krejengan 16,342 16,769 33,111 Pajarakan 32,465 33,548 66,013 Maron 20,883 21,412 42,295 Gending 24,430 24,772 49,202 Dringu 17,113 18,674 35,787 Wonomerto 30,780 31,283 62,063 20 Lumbang 20,638 21,448 42,086 Tongas 32,323 33,682 66,005 Sumberasih 15,623 16,233 31,856 JUMLAH 561,789 580,067 1,141,856 Sumber : Kabupaten Probolinggo dalam Angka, 2011 2.1.3. Aspek Sumber Daya Manusia Kondisi sumber daya manusia di Kabupaten Probolinggo bisa dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia IPM dan sebaran Rumah Tangga Miskin RTM di Kabupaten Probolinggo. Mengenai IPM di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 2.9 Besarnya Nilai IPM dan Komponennya Indeks 2010 2011 IPM 62.79 63.67 Indeks Harapan Hidup Tahun 60,22 60.60 Indeks Pendidikan Persen 64.98 65.97 IndekPengeluaran Per Kapita Persen 63.78 64.3 Sumber : BPS Propinsi Jatim Sedangkan mengenai sebaran rumah tangga miskin di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.10 Sebaran Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Probolinggo Hasil PPLS 2008 KECAMATAN KRITERIA RTM JUMLAH SM M HM Sukapura 201 506 814 1.521 Sumber 527 1.018 821 2.366 Kuripan 787 1.479 1.356 3.622 Bantaran 1.153 1.721 621 3.495 Leces 1.397 1.936 758 4.091 Tegalsiwalan 490 1.372 700 2.562 Banyuanyar 1.681 3.091 1.183 5.955 Tiris 1.327 3.354 2.527 7.208 Krucil 1.216 2.742 3.653 7.611 Gading 672 2.279 3.291 6.242 Pakuniran 246 1.401 4.336 5.983 Kotaanyar 112 1.068 3.441 4.621 Paiton 573 3.239 4.312 8.124 21 KECAMATAN KRITERIA RTM JUMLAH SM M HM Besuk 921 3.972 2.570 7.463 Kraksaan 1.543 2.386 764 4.693 Krejengan 591 2.322 1.828 4.741 Pajarakan 808 1.835 1.261 3.904 Maron 1.651 4.272 2.798 8.721 Gending 960 2.220 967 4.147 Dringu 919 1.617 478 3.014 Wonomerto 379 951 807 2.137 Lumbang 223 672 956 1.851 Tongas 1.332 2.388 918 4.638 Sumberasih 951 2.164 1.130 4.245 Jumlah Total 20.660 50.005 42.290 112.955 Sumber : PPLS tahun 2008 2.1.4 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 4 tahun terakhir ditinjau dari aspek kesejahteraan masyarakat, terdiri dari kondisi makro ekonomi daerah dan kesejahteraan sosial. A. PDRB Dalam rentang waktu 5 lima tahun terakhir peningkatan PDRB Kabupaten Probolinggo baik berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya nilai tambah barang dan jasa yang diindikasikan dengan pesatnya peningkatan nilai PDRB atas dasar harga berlaku dari sebesar Rp. 10,262 Milyar,- pada tahun 2007 menjadi sebesar Rp. 11,834.2 Milyar pada tahun 2008, pada tahun 2009 sebesar Rp. 13,196.2 Milyar, pada tahun 2010 sebesar Rp. 14,896.3 Milyar dan pada tahun 2011 sebesar Rp. 17,331.08 Milyar. Kenaikan PDRB ini mengindikasikan bahwa kegiatan ekonomi Kabupaten Probolinggo secara makro khususnya produksi barang dan jasa mengalami peningkatan. pencapaian PDRB Kabupten Probolinggo dapat dikatakan cukup berhasil seiring dengan usaha penguatan ekonomi rakyat melalui pembinaan terhadap usaha kecilwirausaha baru dan penguatan ekonomi melalui sektor yang lain. 22 B. Pertumbuhan Ekonomi Secara umum laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo dalam tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan, artinya kondisi perekonomian di Kabupaten Probolinggo tetap dapat memberikan pertumbuhan yang positif. Mulai tahun 2008 sampai dengan 2011 tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan, yakni 4,74 tahun 2008, naik menjadi sebesar 5,72 tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2010 terjadi kenaikan yang cukup signifikan mencapai 6,19. Adapaun pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo Tahun 2011 sebesar 6,23. Kondisi ini tentunya cukup menggembirakan dan menandakan bahwa perkembangan perekonomian di wilayah Kabupaten Probolinggo sudah mulai kembali pada jalur yang sesuai dengan harapan. Namun demikian masih diperlukan upaya-upaya yang lebih baik di dalam upaya percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Probolinggo. Selanjutnya kecenderungan laju pertumbuhan ekonomi sejak 2007-2011 adalah sebagaimana pada grafik di bawah ini : Gambar 2.1 Sumber data: Buku PDRB Kabupaten Probolinggo Tahun 2006 - 2010 Catatan : Tahun 2011 data sangat sementara 4.21 4.03 4.45 4.73 5.69 7.02 4,74 5.72 6.19 6.23 7.94 8.68 8.06 12.70 9.99 5.97 10.10 5.48 6.30 5.96 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI INFLASI KAB. PROBOLINGGO Pertumbuhan Ekonomi Inflasi 23 C. PDRB Per Kapita Salah satu indikator ekonomi yang cukup penting penting untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan daerah dalam hubungannya dengan kemajuan sektor ekonomi adalah PDRB per kapita yang biasanya dipakai sebagai indikator perkembangan kesejahteraan rakyat. Pada umumnya PDRB per kapita disajikan berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku, karena PDRB Perkapita selain dipengaruhi faktor produksi juga dipengaruhi oleh harga barangjasa. Namun demikian gambaran tersebut tidak dapat langsung dijadikan sebagai ukuran peningkatan ekonomi maupun penyebaran di setiap strata ekonomi karena pengaruh inflasi sangat dominan baik dalam pembentukan PDRB maupun pendapatan regional. Adapun PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku pada Tahun 2008 sebesar Rp. 9.966.152,90 Tahun 2009 adalah sebesar Rp. 11.022.140,09,- Tahun 2010 sebesar Rp. 12.350.009,89,- sedangkan pada Tahun 2011 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku sebesar Rp. 15.721.005,99,-. D. Laju Inflasi Kabupaten Probolinggo cukup berhasil dalam menekan laju inflasi. Pada tahun 2008 angka Inflasi sebesar 9,02, Tahun 2009 menurun menjadi 5,48, Tahun 2010 kembali meningkat sebesar 6,03 antara lain diakibatkan oleh kondisi iklim ekstrim dan tidak menentu atau anomali cuaca, kenaikan harga bahan makanan yang disebabkan banyaknya kegagalan panen menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas serta kenaikan tarif dasar listrik TDL pada awal tahun 2010. Sedangkan pada Tahun 2011 berdasarkan angka sementara inflasi di Kabupaten Probolinggo tercatat sebesar 5,96. 24 Tabel 2.11 Inflasi PDRB Kabupaten Probolinggo 2006 – 2010 Prosen Indeks 2006 2007 2008 2009 2010 PERTANIAN 11,09 3,96 10,24 6,74 6,43 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 5,63 5,06 4,55 3,45 3,47 INDUSTRI PENGOLAHAN 7,05 8,12 9,43 6,34 8,41 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 5,79 2,53 2,11 1,06 2,54 BANGUNAN 10,48 6,49 10,80 5,14 7,61 PERDAG, HOTEL, RESTORAN 11,68 9,17 8,30 4,05 5,11 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 6,16 7,54 1,77 2,96 2,91 KEU. PERSEWAAN DAN JASA PERUSH 8,56 5,79 8,48 4,25 5,05 JASA-JASA 8,57 7,12 10,27 6,20 4,97 INFLASI KAB. PROBOLINGGO 9,99 7,02 9,02 5,48 6,30 Sumber data: Buku Produk Domestik Regional Bruto Kab. Probolinggo 2006-2010 E. Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk: 1. Mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan; 2. Membandingkan kemiskinan antar waktu, antar daerah; 3. Menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki posisi mereka. Angka Kemiskinan di Kabupaten Probolinggo secara resmi menggunakan data rumah tangga miskin data RTM yang merupakan hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial PPLS Tahun 2008 oleh BPS Kabupaten Probolinggo. Angka RT Sangat Miskin sejumlah 20.660 KK, RT Miskin sejumlah 50.005 KK dan RT Hampir Miskin sejumlah 42.290 KK, sehingga jumlah RTM di Kabupaten Probolinggo adalah 25 112.955 KK. Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010 yang disusun oleh Bappeda Kabbupaten probolinggo merekomendasikan hal-hal sebagai berikut: Tahap pertama 2010-2012 diprioritaskan pada sector yang mampu menjadi landasan dalam memerangi kemiskinan, peningkatan kesempatan kerja, pengembangan layanan dan kualitas pendidikan, pemenuhan kebutuhan dasar dan kualitas kesehatan. Tahap kedua 2012-2014 diprioritaskan pada kegiatan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, peningkatan investasi, peningkatan kesempatan kerja, pemberdayaan masyarakat pada arus mikro, pengembangan layanan dan kualitas pendidikan, serta percepatan pengembangan wilayah. Tahap ketiga 2014-2015 menitik beratkan pada kegiatan yang bersifat monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan tahun-than sebelumnya . Tabel 2.12 Tabel Prosentase Penduduk Miskin Kabupaten Probolinggo Hasil Sensus Tahun 2009 - 2010 No. Uraian 2009 2010 1 Jumlah Penduduk Miskin 000 280.10 276.60 2 Jumlah Penduduk Miskin 27.69 25.22 3 Garis Kemiskinan RpKapBln 225,151.00 255,757.00 Data : BPS Jawa Timur Tabel 2.13 TPT Kabupaten Probolinggo No. Uraian 2009 2010 1 Pengangguran 12,190 18,218 2 Angka Kerja 603,228 569,592 3 TPT 2,02 3,20 Data : BPS Jatim 26 F. Angka Kriminalitas Keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas merupakan salah satu prioritas dalam mewujudkan stabilitas penyelenggaraan pemerintahan terutama di daerah. Pemerintahan daerah dapat terselenggara dengan baik apabila pemerintah dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam pergaulan masyarakat, serta menanggulangi kriminalitas sehingga kuantitas dan kualitas kriminalitas dapat diminimalisir. Angka kriminalitas yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh aparat penegak hukum kepolisian. Data mengenai perkembangan angka kriminalitas pada tahun 2007-2010 dapat dilihat pada table 2.11, sebagai berikut: Tabel 2.14 Jumlah Angka Kriminalitas di Kabupaten Probolinggo Tahun 2007 - 2010 NO U R A I A N satuan 2007 2008 2009 2010 A Jumlah kriminalitas 1. Uang palsu Kasus 2 2 2 - 2. Pembunuhan Kasus 9 3 4 9 3. Perkosaan Kasus 8 8 8 10 4. Curas Kasus 26 30 55 42 5. Penganiayaan berat Kasus 6. Curanmor Kasus 99 115 97 110 7. Narkotika Kasus 19 11 31 39 8. Curat Kasus 85 130 80 111 9. Curhewan Kasus 157 98 74 45 10. Pengrusakan tempat ibadah Kasus - 11. Penimbunan BBM Kasus 5 4 - 12. Unjuk rasa Kasus 7 8 - 13. Curwatpon Kasus 49 33 19 24 Jumlah A Kasus 461 443 374 390 Sumber : Polres Probolinggo 27 Matrik mengenai gambaran umum kondisi daerah terhadap capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 4 tahun terakhir ditinjau dari aspek kesejahteraan masyarakat lainnya secara rinci dapat diliihat pada tabel 2.15 berikut ini: Tabel 2.15 Matrik Gambaran Umum Kondisi Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2006 – 2010 Aspek Kesejahteraan Masyarakat No AspekFokusBidang Urusan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Capaian kinerja SKPD Penanggung Jawab 2007 2008 2009 2010 2011 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi keuangan daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1.1 ADHB 10,262 M 11,834,2 M 13,196,2M 14.896,2 M 17.331,08 M BPS 1.2 Laju inflasi 7,02 9,02 5,48 6,30 - BPS 1.3 PDRB per kapita 9.585 .000 9.966.152,90 11.022.140,09 12.350.009,89 25.721.005,99 BPS Fokus Kesejahteraan Sosial 1 Pendidikan 1.1 Angka melek huruf 78.85 78.24 77.97 77.63 79.13 Dinas Pendidikan 1.2 Angka rata-rata lama sekolah SD sd SMA 12.18 12.16 12,15 12.11 12.09 Dinas Pendidikan 1.3 Angka partisipasi kasar 1.3.1 Angka Partisipasi Kasar APK SDMIPaket A 119.02 119.26 119.50 119.74 119.98 Dinas Pendidikan 1.3.2 Angka Partisipasi Kasar APK SMPMTsPaket B 92.67 92.86 93.05 93.23 93.42 Dinas Pendidikan 1.3.3 Angka Partisipasi Kasar APK SMASMKMAPaket C 60.08 60.20 60.31 60.44 60.56 Dinas Pendidikan 1.4 Angka pendidikan yang ditamatkan - - - - - Dinas Pendidikan 1.5 Angka Partisipasi Murni 1.5.1 Angka Partisipasi Murni APM SDMIPaket A 98.47 98.67 98.86 99.47 99.47 Dinas Pendidikan 1.5.2 Angka Partisipasi Murni APM SMPMTsPaket B 71.73 71.87 72.08 72.35 72.35 Dinas Pendidikan 1.5.3 Angka Partisipasi Murni APM SMASMKMAPaket C 39.04 39.12 39.19 39.35 39.35 Dinas Pendidikan 28 2 Kesehatan 2.1 Angka kelangsungan hidup bayi - 7.02 6.48 - Dinas Kesehatan 2.2 Angka usia harapan hidup tahun 61.14 60,8 61,06 - Dinas Kesehatan 2.3 Persentase balita gizi buruk - - 2,36 3,3 2,3 Dinas Kesehatan 3 Ketenagakerjaan 3.1 Rasio penduduk yang bekerja 1:1.00 1:1.10 1:1.10 1:1.11 - Disnakertrans Fokus Seni Budaya dan Olahraga 1 Kebudayaan 1.1 Jumlah Grup Kesenian 5510.000 6010.000 6210.000 7310.000 8010.000 Disbudpar 1.2 Jumlah Gedung 910.000 1010.000 1210.000 1410.000 1610.000 Disbudpar 2 Olah raga 2.1 Jumlah klub olahraga 64 82 88 98 117 Kanpora 2.2. Jumlah gedung olahraga 1 1 1 1 1 Kanpora 2.1.5 Aspek Pelayanan Umum Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 4 tahun terakhir ditinjau dari aspek pelayanan umum, terdiri dari fokus urusan layanan kewenangan wajib dan kewenangan pilihan pemerintah daerah, sesuai dengan SKPD yang mempunyai tupoksi kewenangan masing-masing. Data dari matrik gambaran pelayanan umum dapat dilihat pada tabel 2.16 berikut ini: 29 Tabel 2.16 Data Gambaran Umum Kondisi Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2007 – 2011 Aspek Pelayanan Umum No AspekFokusBidang Urusan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Capaian kinerja SKPD Penanggungja wab Satuan 2007 2008 2009 2010 2011 ASPEK PELAYANAN UMUM Fokus Pelayanan Urusan Wajib 1 Pendidikan 1.1 Pendidikan dasar 1.1.1 Angka partisipasi sekolah SD sd SMA 87.21 87.38 87.56 87.73 87.84 Diknas 1.1.2 Rasio ketersediaan sekolah penduduk usia sekolah 118.89 119.16 119.45 119.20 119.18 Diknas 1.1.3 Rasio Guru terhadap murid 1:… 1:13 1:17 1:19 1:20 1:21 Diknas 1.1.4 Rasio gurumurid per kelas rata rata 1:…. 27 28 28 30 27 Diknas 1.3 Fasilitas Pendidikan: 1.3.1 Sekolah pendidikan SDMI kondisi bangunan baik 86.13 86.30 86.47 85.79 85.95 Diknas 1.3.2 Sekolah pendidikan SMPMTs dan SMASMKMA kondisi bangunan baik 87.17 86.99 86.82 86.65 86.80 Diknas 1.4 Pendidikan Anak Usia Dini 1.4.1 Rasio Jumlah Siswa PaudJulah Anak usia 2- 4 Tahun 47.71 43.38 39.44 35.85 44.92 Diknas 1.5 Angka Putus Sekolah 1.5.1 Angka Putus Sekolah APS SDMI 0.85 0.65 0.51 0.90 0.02 Diknas 1.5.2 Angka Putus Sekolah APS SMPMTs 2.51 2.37 2.24 2.11 0.023 Diknas 1.5.3 Angka Putus Sekolah APS SMASMKMA 1.13 1.07 1.02 0.97 0.03 Diknas 1.6 Angka Kelulusan 1.6.1 Angka Kelulusan AL SDMI 93.46 94.21 94.97 95.74 100 Diknas 30 1.6.2 Angka Kelulusan AL SMPMTs 96.37 96.85 97.34 97.83 100 Diknas 1.6.3 Angka Kelulusan AL SMASMKMA 97.38 97.77 98.17 98.56 100 Diknas 1.6.4 Angka Melanjutkan AM dari SDMI ke SMPMTs 78.57 79.28 80.21 80.73 91.85 Diknas 1.6.5 Angka Melanjutkan AM dari SMPMTs ke SMASMKMA 69.24 69.50 69.80 70.08 70.98 Diknas 1.6.6 Guru yang memenuhi kualifikasi S1D-IV 48.36 54.58 56.17 57.64 67.89 Diknas 2 Kesehatan 2.1 Rasio posyandu per satuan balita - - - 1,44 1,44 DinkesBappe mas 2.2 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk 100.000 11,21 100.000 11,03 100.000 10,95 100.000 1,81 1,81 Dinkes 2.3 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 100.000 0,37 100.000 0,46 100.000 0,46 100.000 0,45 0,45 Dinkes 2.4 Rasio dokter per satuan penduduk 100.000 2,78 100.000 3,03 100.000 3,74 100.000 6,28 7,55 Dinkes 2.5 Rasio perawat per satuan penduduk 100.000 56,84 100.000 56,72 100.000 45,28 100.000 35,93 38,94 Dinkes 2.6 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani - 86,47 60,59 60,59 80,61 Dinkes 2.7 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 92,97 94,70 97,50 97,50 97,37 Dinkes 2.8 Cakupan Desakelurahan Universal Child Immunization UCI 91,82 90,91 92,42 95,45 92,73 Dinkes 2.9 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100 100 100 100,00 100,00 Dinkes 2.10 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA 81,91 81,59 78,40 73,37 84,93 Dinkes 2.11 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 100 100 100 100,00 100,00 Dinkes 2.12 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100 100 100 41,22 50,20 Dinkes 2.13 Cakupan kunjungan bayi 100,32 89,40 93,81 100,20 97,73 Dinkes 31 3 Pekerjaan Umum 3.1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik 80.11 80.11 68.20 68,26 74,62 DPU Bina Marga 3.2 Rasio Jaringan Irigasi 22,50 22,50 22,50 - DPU Pengairan 3.3 Jumlah tempat ibadah 9,927 9,927 9,579 9,925 Bagian Kesra 3.4 Persentase rumah tinggal bersanitasi 44 45 45 46 DPU Ciptakarya 3.6 Rasio tempat pembuangan sampah TPS per satuan penduduk - - 0,86 m 3 th - BLH 3.7 Rasio rumah layak huni - - - - DPU Ciptakarya 3.8 Rasio permukiman layak huni 38 38 38 38 DPU Ciptakarya 3.9 Panjang jalan dilalui Roda 4 785,819 785,819 785,819 785,819 785,819 DPU Binamarga 3.10 Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk mimal dilalui roda 4 15,211 17,835 86,972 12,836 91,230 DPU Binamarga 3.11 Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik 40 KMJam 604,548 629,530 647,850 536,392 586,385 DPU Binamarga 3.12 Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainasesaluran pembuangan air minimal 1,5 m 120,562 150,231 175,821 200,690 235,746 DPU Binamarga 3.13 Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar 3,621 4,791 5,312 6,342 7,858 DPU Binamarga 3.14 Sempadan sungai yang dipakai bangunan liar - - 0,01 - - DPU Pengairan 3.15 Drainase dalam kondisi baik pembuangan aliran air tidak tersumbat 11,220 12,124 15,233 18,671 23,575 DPU Binamarga 3.17 Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik 67,00 68,00 68,00 68,00 68,00 DPU Pengairan 4 Perumahan 4.1 Rumah tangga pengguna air bersih PDAM 10,680 11,222 11,819 - DPU Ciptakarya 4.2 Rumah tangga pengguna listrik 135,460 119,285 126,931 - DPU Ciptakarya 4.3 Rumah tangga ber-Sanitasi 44 45 45 36 DPU Ciptakarya 32 4.4 Lingkungan pemukiman kumuh - - - - DPU Ciptakarya 4.5 Rumah layak huni 65 65 65 65 DPU Ciptakarya 5 Penataan Ruang 5.1 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPLHGB DPU Ciptakarya 5.2 Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan 0.16 0.15 0.16 0.14 DPU Ciptakarya 5.3 Ruang publik yang berubah peruntukannya Bid Fisrana Bappeda 6 Perencanaan Pembangunan 6.1 Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA ADA ADA ADA ADA ADA Bappeda 6.2 Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDAPERKADA ADA ADA ADA ADA ADA Bappeda 6.3 Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA ADA ADA ADA ADA ADA Bappeda 6.4 Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD TIDAK ADA ADA ADA ADA Bappeda 7 Perhubungan 7.1 Rasio ijin trayek 450jml pnduduk 445jml pnduduk 747jml pnduduk 404jml pnduduk 250jml pnduduk Dinas Perhubungan 7.2 Jumlah uji kir angkutan umum 1039 1128 1195 1287 1392 Dinas Perhubungan 7.3 Jumlah Pelabuhan LautUdaraTerminal Bis 3 3 3 3 3 Dinas Perhubungan 7.4 Angkutan darat 4691 5050 5368 5547 5756 Dinas Perhubungan 7.5 Kepemilikan KIR angkutan umum 1039 1128 1195 1287 1392 Dinas Perhubungan 7.6 Lama pengujian kelayakan angkutan umum KIR 15 menit 15 menit 15 menit 10 menit 10 menit Dinas Perhubungan 7.7 Biaya pengujian kelayakan angkutan umum 41.000 41.000 41.000 41.000 41.000 Dinas Perhubungan 7.8 Pemasangan Rambu-rambu 100 100 100 100 100 Dinas Perhubungan 8 Lingkungan Hidup 8.1 Persentase penanganan sampah 1.2 1.2 1.3 1.4 BLH 33 8.2 Persentase Penduduk berakses airminum 10,680 11,222 11,819 - BLH 8.3 Pencemaran status mutu air 20 30 40 50 BLH 8.4 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal. 100 100 100 100 BLH 8.5 Tempat pembuangan sampah TPS per satuan penduduk 0.6 0.60 0,77 0.8 BLH 8.6 Penegakan hukum lingkungan 75 75 80 100 BLH 9 Pertanahan 9.1 Penyelesaian izin lokasi 80 100 100 100 4 Kantor Perijinan 10 Kependudukan dan Catatan Sipil 10.1 Rasio bayi penerbitan berakte kelahiran 19,951 26,439 47,207 19,700 11,901 Dinas kependudukan dan Capil 10.2 Kepemilikan penerbitan KTP 13,868 24,879 20,788 13,185 12,624 Dinas kependudukan dan Capil 10.3 Ketersediaan database kependudukan skala kabupaten ada ada ada ada Ada Dinas kependudukan dan Capil 11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 11.1 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 3.621 4.064 3.939 3,939 3,939 BPP KB 11.2 Partisipasi perempuan di lembaga swasta 22,7 25 29,6 97,4 97,4 BPP KB 11.3 Rasio KDRT 0,58 0,99 0,81 0,81 1,11 BPP KB 11.4 Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur - - 3.040 3,071 3,071 BPP KB 11.5 Partisipasi angkatan kerja perempuan 24 25 27 19,61 16,65 BPP KB 11.6 Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan 45 50 65 77 96 BPP KB 12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 12.1 Rata-rata jumlah anak per keluarga 63,97 63,42 79,68 110,78 105,82 BPP KB 12.2 Rasio akseptor KB 13,117 14,35 14,76 14,76 17,20 BPP KB 12.3 Cakupan peserta KB aktif 72,26 73,11 72,94 72,95 75,64 BPP KB 34 12.4 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I 59,42 59,11 54,64 54,64 59,27 BPP KB 13 Sosial 13.1 Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi 89 96 107 133 55 Dinsos 13.2 Total PMKS yg memperoleh bantuan sosial 125.703 114.866 113.998 113.219 113,02 Dinsos 13.3 Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial 868 779 691 Dinsos 14 Ketenagakerjaan 14.1 Angka angkatan kerja 571,603 578,766 585,711 592,765 608,125 Disnakertrans 14.2 Tingkat partisipasi angkatan kerja 73.81 74.57 75.32 76.07 - Disnakertrans 14.3 Pencari kerja yang terdaftar 4,670 7,138 3,657 3,445 3,025 Disnakertrans 14.4 Tingkat pengangguran terbuka 20,863 20,304 3,657 2,06 - Disnakertrans 14.5 Keselamatan dan Perlindungan 80 100 159 159 - Disnakertrans 15 Koperasi Usaha Kecil dan Menengah 15.1 Persentase koperasi aktif 35 36 37 50 64,70 Diskop dan UKM 15.3 Usaha Mikro dan Kecil 2,115 2,425 2,704 3,004 13,416 Diskop dan UKM 16 Penanaman Modal 16.1 Jumlah investor berskala nasional PMDNPMA 22 22 22 21 22 Kantor Perijinan dan Penanaman Modal 16.2 Jumlah nilai investasi berskala nasional PMDNPMA 295,887M 317,150M 533,109M - 52,357 T Kantor Perijinan dan Penanaman Modal 16.3 Kenaikan penurunan Nilai Realisasi PMDN milyar rupiah - Rp. 21,26M Rp. 215,96M - Rp.0,014 T Kantor Perijinan dan Penanaman Modal 17 Kebudayaan 17.1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya Kali - 14 8 12 17 Disbudpar 17.2 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan Buah 100 100 100 100 100 Disbudpar 18 Kepemudaan dan Olahraga 18.1 Jumlah organisasi pemuda 762 762 1057 1081 1096 Kanpora 35 18.2 Jumlah organisasi olahraga kabkecamatan 60 63 63 63 63 Kanpora 18.3 Jumlah kegiatan kepemudaan 23 23 56 36 43 Kanpora 18.6 Lapangan olahraga 64 64 64 65 65 Kanpora 19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 19.1 Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP jumlah orsospol 146 208 251 227 259 Badan Kesbanglinma s 19.2 Kegiatan Pembinaan Politik Daerah 14 14 13 13 13 Badan Kesbanglinma s 20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 20.1 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk 1.70 1.72 1.83 2.03 Kantor Satpol PP 20.2 Jumlah Linmas 13,615 15,869 15,439 Kantor Satpol PP 20.3 Rasio Pos Siskamling per jumlah desakelurahan 5,86932 5 5,273325 4,623325 Kantor Satpol PP 20.4 Pertumbuhan ekonomi 5.97 5.78 5.72 5.99 Bid. Ekonomi Bappeda 20.5 Kemiskinan RTM 112,095 112.095 112.095 112.095 Bid. Ekonomi Bappeda 20.6 Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah ada ada ada ada ada Kantor Perijinan dan Penanaman Modal 20.7 Penegakan PERDA 75 81 114 95 Kantor Satpol PP 20.8 Cakupan patroli petugas Satpol PP jml SatpolJumlah Pdduk 1.70 1.72 1.83 2.03 Kantor Satpol PP 20.09 Petugas Perlindungan Masyarakat Linmas di Kabupaten 13,615 15,869 15,439 Kantor Satpol PP 20.10 Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten 3 7 5 8 Kantor Satpol PP 20.11 Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik 92.30 92.30 97.23 97.23 Bagian Pemerintahan 20.12 Sistim Informasi Manajemen Pemda Ada Ada Ada Ada Ada Bagian Kominfo 36 21 Ketahanan Pangan 2007 2008 2009 2010 2011 21.1 Ketersediaan pangan utama 854,912 529,626 177.067,21 217.986,79 BKP PPP 22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 22.1 LPM Berprestasi 3 3 3 3 3 Bapemas 22. Kelompok LPM 330 330 330 330 330 Bapemas 22.2 PKK aktif - 100 100 100 100 Bapemas 22.3 Posyandu aktif - 100 100 100 100 Bapemas 22.4 Kader Posyandu Aktif - 88 88 88 93,13 Bapemas 22.5 Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat - 10,44 10,26 10,49 10,53 Bapemas 23 Statistik 23.1 Buku ”kabupaten dalam angka” ADA ADA ADA ADA ADA Bid. Dalap Bappeda 23.2 Buku ”PDRB kabupaten” ADA ADA ADA ADA ADA Bid. Dalap Bappeda 24 Kearsipan 24.1 Pengelolaan arsip secara baku Laporan data Kearsipan SKPD SKPD 63 117 117 117 117 Kantor Arsip daerah 24.2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan SKPD orang 63 117 117 117 117 Kantor Arsip daerah 25 Komunikasi dan Informatika 25.1 Jumlah surat kabar nasionallokal 6 8 10 10 10 Bagian Kominfo 25.2 Jumlah penyiaran radioTV lokal 10 12 14 12 9 Bagian Kominfo 25.3 Web site milik pemerintah daerah 1 1 1 1 1 Bagian Kominfo 25.4 Pameranexpo 1 1 1 1 1 Bagian Kominfo 26 Perpustakaan 26.1 Jumlah perpustakaan sekolahPonpesDesa 110 120 132 227 259 Kantor Perpustakaan daerah 26.2 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 33,280 42,380 47,037 62,789 31,463 Kantor Perpustakaan daerah 26.3 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 7,658 6,374 9,084 5,565 33.009 Kantor Perpustakaan daerah 37 Fokus Layanan Urusan Pilihan 1 Pertanian 1.1 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Ha 54,62 57,19 56,83 56,5 51,32 DipertaDibun hut 1.2 Kontribusi sektor pertanianperkebunan terhadap PDRB 37.58 36.76 36.36 36.03 29,32 DipertaDibun hut 1.3 Kontribusi sektor pertanian palawija terhadap PDRB 29.85 29.13 28.83 28.59 - DipertaDibun hut 1.4 Kontribusi sektor perkebunan tanaman keras terhadap PDRB 3.40 3.30 3.23 3.17 - DipertaDibun hut 1.5 Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB 1.84 1.82 1.81 1.80 - DipertaDibun hut 1.6 Cakupan bina kelompok petani 984 984 1.523 1.640 1.658 DipertaDibun hut 2 Kahutanan 2.1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Ha 1150 2097 5092 3578 13000 Disbunhut 2.3 Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1,16 1,17 1,16 1,12 - Disbunhut 3 ESDM 3.1 Pertambangan tanpa ijin PU Pengairan 4 Pariwisata 4.1 Kunjungan wisata 174.153 204.167 240.016 243.381 244.644 Disbudpar 4.2 Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB 0.83 0.89 0.94 0.95 0.96 Disbudpar 5 Kelautan dan Perikanan 5.1 Produksi perikanan Ton 16.063,3 16.917,40 17.173,3 17.575,54 17.924,2 Dinas Perikanan dan Kelautan 5.2 Konsumsi ikan KgKapita Th 17,69 17,72 17,91 18,23 18,75 Dinas Perikanan dan Kelautan 5.3 Cakupan bina kelompok nelayan - 33,33 33,33 37,50 68,00 Dinas Perikanan dan Kelautan 5.4 Produksi perikanan kelompok nelayan - 9,7 9,6 9,5 12,10 Dinas Perikanan dan Kelautan 6 Perdagangan 6.1 Kontribusi sektor Perdagangan 22.37 22.88 23.11 - - Disperindag 38 terhadap PDRB 6.2 Cakupan bina kelompok pedagangusaha informal 0.6 0.8 0.9 0.9 0.9 Disperindag 7 Perindustrian 7.1 Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB 12.75 12.57 12,39 12.20 Disperindag 7.2 Pertumbuhan Industri. 0.5 0.1 0.2 0.06 0.06 Disperindag 7.4 Cakupan bina kelompok pengrajin 0.8 0.8 0.10 0.12 0.12 Disperindag 8 Ketransmigrasian 8.1 Transmigran swakarsa 21 KK = 76 jiwa Disnakertrans 2.1.6 Aspek Daya Saing Daerah Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 4 tahun terakhir ditinjau dari aspek daya saing daerah, terdiri dari fokus kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah, iklim investasi dan sumberdaya manusia. Data dari matrik gambaran pelayanan umum dapat dilihat pada tabel 2.17. berikut ini: Tabel 2.17 Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2007 – 2011 Aspek Daya Saing Daerah No AspekFokusBidang Urusan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Capaian kinerja SKPD penanggungjawab 2007 2008 2009 2010 2011 ASPEK DAYA SAING DAERAH Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1.1 Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita BPS 1.2 Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita BPS 1.3 Produktivitas total daerah BPS 39 2 Pertanian 2.1 Nilai tukar petani 100 97,01 98,19 98,74 102,62 Diperta Fokus Fasilitas WilayahInfrastuktur 1 Perhubungan 1.1 Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 801.535 69.852 817.565 70.896 833.916 93.566 850.594 94.900 867.606 99.246 Dinas Perhubungan 1.2 Jumlah orang barang yang terangkut angkutan umum - - - - - Dinas Perhubungan 1.3 Jumlah orangbarang melalui dermagabandara terminal per tahun 46.361 46.371 53.220 58.100 38.100 Dinas Perhubungan 2 Penataan Ruang 2.1 Ketaatan terhadap RTRW 20 20 30 30 40 DPU CIPTA KARYA 2.2 Luas wilayah produktif 760.066 767.743 775.498 783.332 791.244 DPU CIPTA KARYA 2.3 Luas wilayah industri 77.437 77.826 78.217 78.611 79.006 DPU CIPTA KARYA 2.4 Luas wilayah kebanjiran 1.461 1.446 1.432 1.418 1.403 DPU PENGAIRAN 2.5 Luas wilayah kekeringan 31.178.780 30.866.992 30.558.332 30.252.739 29.950.212 DPU PENGAIRAN 2.6 Luas wilayah perkotaan 4.355 4.355 4.355 4.355 4.355 DPU CIPTA KARYA 3 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 3.3 3.3.1 Jenis, kelas, dan jumlah Restoran 6 6 5 7 2 Dispenda 3.3.2 Rumah Makan 68 95 76 60 69 Dispenda 3.4 Jenis, kelas, dan jumlah penginapan hotel 3.4.1 Hotel Melati Satu 2 2 2 2 10 Dispenda 3.4.2 Hotel Melati Dua 5 5 4 4 4 Dispenda 3.4.3 Hotel Melati Tiga 7 9 10 11 2 Dispenda 4 Lingkungan Hidup 4.1 Persentase Rumah Tangga RT yang menggunakan air bersih 60 62 62 63 PU Ciptakarya 5 Komunikasi dan Informatika 5.1 Rasio ketersediaan daya listrik PLN 5.2 Persentase rumah tangga yang 119.285 126.931 PLN 40 menggunakan listrik Fokus Iklim Berinvestasi 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1.4 Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah Dispenda 1.4.1 Pajak Daerah 6 6 6 7 7 Dispenda 1.4.2 Retribusi Daerah 26 26 26 26 23 Dispenda 1.5 Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha 1 3 1 3 4 Bagian Hukum

2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2011