Metodologi Penelitian

Mata Kuliah Metode Penelitian (2 sks)

Penilaian

Kehadiran & kedisiplinan = 10%
UTS= 30%
UAS (Proposal Penelitian dan Presentasi)= 40%
Tugas = 20%

Buku

Faisal, S.2003. Format-format Penelitian Sosial. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Gulo, W. 2005. Metodologi Penelitian. Grasindo.Jakarta.
Nasution, S. 2003. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Bumi Aksara. Jakarta.
Nazir, M.1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Sedarmayanti dan S Hidayat. 2002. Metode Penelitan. Mandar Maju.Bandung.

Daftar Materi

1. Metodologi dan jenis penelitian
2. Garis-garis besar dalam penulisan proposal penelitian

3. Konseptualisasi masalah penelitian dan kerangka teori
4. Desain penelitian
5. Hipotesis
6. Sampling
7. Metode pengumpulan data

Mata Kuliah Metode Penelitian (2 sks)

Materi 1.

Metodologi dan Jenis Penelitian

Manusia selalu ingin tahuÆ bertanyaÆ kebenaran

Kriteria kebenaran

1. Teori koherensi : sesuatu dianggap benar bila koheren (konsisten) dengan
pengetahuan yang terlebih dahulu ada dan sudah dibuktikan kebenarannya.
Æ deduktif


pengetahuan yang benar

pengetahuan benar?

kebenarannya sudah dibuktikan

pengetahuan ini benar bila
konsisten dengan
pengetahuan yang sudah ada

2. Teori korespondensi (Theory of corespondence), sesuatu disebut benar jika dia
mempunyai hubungan dengan sesuatu kenyataan yang memang benar. Teori
ini didasarkan pada data (fakta) empiris Æ benar, bila ada fakta dia benar.

3. Teori pragmatis, secara praktis telah benar. Ukurannya sifat praktisnya.

Metodologi Penelitian
Pembahasan mengenai konsep teoritik berbagai metode kelebihan dan
kelemahannya Æ pemilihan metode


Metode Penelitian
Teknis tentang metodenya. Prosedur atau cara mengetahui sesuatu denga langkah
sistematis.

Langkah sistematis metode penelitian
1. mengidentifikasi dan merumuskan masalah
2. menyusun kerangka pikir
3. merumuskan hipotesis
4. menguji hipotesis
5. melakukan pembahasan
6. membuat kesimpulan

Jenis Penelitian

Dilihat dari Tujuan
Pendapat ahli I

Pendapat ahli II

Pendapat ahli III


a) murni

a) eksplanatoris

a) eksploratif

b) terapan

b) deskriptif

b) pengembangan

c) eksperimental

c) verifikasi

Dilihat dari Pendekatan
Pendapat ahli I


Pendapat ahli II

a) survai

a) longitudinal

b) ex post kausal komparatif

b) cross sectional

c) eksperimen
d) naturalistik (kualitatif)
e) policy research
f) action research
g) evaluation research
h) sejarah

Dilihat dari tingkat eksplanasi
a) deskriptif
b) komparatif

c) asosiatif

Dilihat dari jenis data
a) kuantitatif
b) kualitatif
c) campuran

Dilihat dari disain
a) survai
b) studi kasus
c) eksperimen

Dilihat dari bidang ilmu (sebutkan!)
Dilihat dari tempat/lokasi
a) laboratorium
b) perpustakaan
c) lapangan

Penelitian murni (grounded research)
Metode penelitian yang mendasarkan diri pada fakta, dan menggunakan analisis

perbandingan. Bertujuan mengadakan genaralisasi empiris, menetapkan konsep,
membuktikan teori dan mengembangkan teori.

Penelitian terapan (applied research)
Penelitian yang hati-hati, sistematis, terus menerus. Tidak merupakan penemuan
baru tetapi aplikasi baru dari penelitian yang ada.

Penelitian/ metode deskriptif
Metode pencarian fakta status sekelompok manusia, suatu objek, kondisi, sistem,
atau peristiwa pada masa sekarang dengan interpretasi yang tepat.

Penelitian/metode eksperimental
Penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel
yang lain dengan kontrol yang ketat.

Penelitian eksploratif
Penelitian yang dilakukan untuk mencari sebab atau hal-hal yang mempengaruhi
terjadinya sesuatu.

Penelitian pengembangan

Penelitian yang dilakukan dengan mengadakan percobaan dan penyempurnaan
terhadap suatu sistem.

Penelitian survai
Penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, data yang dipelajari
diambil dari populasi tersebut, sehingga dapat ditemukan kejadian-kejadian
relatif, distribusi dan hubungan antar variabel.

Penelitian ex post faktor kausal komparatif
Merupakan penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang terjadi
kemudian, berdasarkan data masa lalu, untuk menemukan faktor atau menentukan
kemungkinan sebab atas peristiwa yang diteliti.

Penelitian naturalistik/ kualitatif

Penelitian yang dilakukan pada kondisi obyek yang alami, peneliti sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data gabungan, data yang dihasilkan
deskriptif. Analisis data dilakukan secara induktif. Hasil ditekankan pada makna.

Penelitian kebijakan

Penelitian terhadap masalah sosial, hasil merupakan rekomendai untuk pengambil
keputusan.

Penelitian tindakan
Penelitian yang menghendaki adanya perubahan dalam situasi tertentu. Tujuan
untuk mengubah situsasi, perilaku, organisasi (mekanisme kerja), pranata.

Penelitian evaluasi
Penelitian yang dilakukandengan membandingkan kejadian, kegiatan dan produk
dengan standar yang telah ditetapkan.

Penelitian sejarah/ hsitoris
Penelitian kritis terhadap keadaan, perkembangan, pengalaman masa lampau,
menguji validitas sumber sejarah, kemudian interpretasi keterangan/ sumber.

Metode longitudinal
Metode yang mempelajari berbagai tingkat pertumbuhan dengan cara mengikuti
perkembangan bagi individu yang sama untuk jangka waktu yang lama.

Metode cross sectional

Metode yang mengambil subjek dari berbagai tingkat umur dan karakteristik lain
dari waktu yang bersamaan, dengan tujuan untuk memperoleh data yang lebih
lengkap dan cepat.

Penelitian komparatif
Penelitian bersifat membandingkan.

Penelitian asosiatif
Penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, yaitu
simetris, kausal, interaktif.

Penelitian/ metode kuantitatif
Penelitian yang berdasar pada falsafah posititivisme yang valid, ilmu yang
dibangun dari empiris, teramati, terukur, menggunakan logika matematika dan
membuat generalisasi atas rata-rata.

Studi kasus
Penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase
spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.


Mata Kuliah Metode Penelitian (2 sks)
Materi 2.

Garis-garis besar usulan penelitian

I. Masalah
Masalah : peristiwa yang terjadi sehari-hari
Permasalahan penelitian: pembatasan fokus perhatian ruang lingkupÆ
pertanyaan.

Perumusan masalah
Merupakan pernyataan rinci, lengkap mengenai ruang lingkuppermasalahan yang
akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Urutan:
1. latar belakang masalah
2. identifikasi masalah
3. pembatasan masalah
4. rumusan masalah

pertimbangan suatu menjadi masalah
1. adanya kesenjangan antara yang seharusnya dengan apa yang ada atau terjadi.
2. untuk mengetahui sesuatu hal yang diketahui tetapi pengetahuan tersebut tidak
lengkap.
3. adanya kontradisksi.
4. proses yang berjalan tiba-tiba terhenti.

Kesalahan dalam perumusan masalah biasanya:
− masalah terlalu luas
− masalah terlampau sempit
− masalah mengandung emosi, prasangka, atau unsur-unsur yang tidak ilmiah

Identifkasi masalah

Untuk menemukannya Æ dari literatur, penguasa (pemerintah), kebijakan publik,
intuisi, kondisi objektif.

Tidak semua masalah layak/ dapat diteliti, tergantung dari 2 aspek yaitu:
1. permasalahan, menarik? Ada gunanya?
2. peneliti, mampu? cukup waktu &biaya?

Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan cara :
1. membaca pustaka sebanyak-banyaknya
2. menghadiri berbagai seminar, ceramah
3. mengadakan pengamatan
4. melakukan penelitian kecil

Pembatasan masalah
Mempersempit lingkup dengan tujuan untuk fokus penelitian.

Rumusan masalah
Dengan fokus di atas, tentukan pertanyaan : apakah, bagaimana, mengapa atau
dimana.

II. Kerangka Teori
− hubungan antara masalah dengan kerangka teori
− hubungan dengan penelitian yang lampau
− kemungkinan macam-macam hipotesis dalam kerangka teori.

III. Hipotesis
− hipotesis yang dipilih untuk diuji dirumuskan dengan jelas
− makna hipotesis
− variabel dirumuskan
− kemungkinan ada kesalahan

IV. Desain percobaan atau penelitian
V. Sampling
VI. Metode pengumpulan data
VII. Daftar Pustaka

Mata Kuliah Metode Penelitian (2 sks)
Materi 3.

Konseptualisasi Masalah Penelitian

Perumusan Masalah

Konseptualisasi adalah proses pembentukan konsep dengan bertitik tolak pada
gejala-gejala pengamatan. Secara induktif, mengamati sejumla gejalasecara
individualÆ merumuskan dalam bentuk konsep. Konsep bersifat abstrak
sedangkan gejala bersifat konkret.

dunia abstrak
konsep

RUMAH

dunia nyata

Konsep berada dalam bidang logika (teoretis), sedangkan gejala berada dalam
dunia empiris (faktual). Memberikan konsep pada gejala Æ konseptualisasi.

Proses :
− Permasalahan
− Latar belakang
− Perumusan
− Signifikansi

Masalah 1
Ada kesenjangan kenyataan dan harapan Æ rumuskan secara eksplisit.
Masalah ditangkap dari keluhan-keluhan yang ada di lingkungan ybs.
Gejala khusus, jelaskan ungkapkan dengan jelasÆ konsepnya rumuskan secara
operasional.
Ungkapkan mengapa masalah ini penting, akademis dan praktis.
Akademis Æ mengukuhkan, menyangkal atau merevisi teori yang ada.

Masalah 2
Ada isu konflik dalam masyarakat.
Isu berasal dari pengamatan langsung, media massa atau dari pembicaraan
masyarakat.
Isu pragmatis.

Teori

ISU

MASALAH

Gejala empris

Perhatikan

1. mengapa masalah tersebut penting
− latar belakang
− sumber relevan
− penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan
− signifikansi pentingnya penelitian dilakukan.
2. apa masalahnya
− penjajakan Æ gejala khusus
− induksi Æ rumuskan konsep
− rumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan atau deklaratif.

Variabel

Konsep bersifat abstrak, yang menunjuk pada objek tertentu yang konkret. Objek
konkrit bersifat individual (berbeda-beda). Sifat:
1. mempunyai ciri umum Æ dapat ditampung dalam satu definisi
2. setiap objek berbeda, mempunyai ciri tersendiri yang membedakan dengan
objek lain. Perbedaan membuat objek bervariasi Æ variabel.
3. perbedaan objekÆ ukuran, kuantitatif atau kualitatif..

Variabel dependen dan variabel independen
Variabel kontinyu (contoh berat, panjang, umur) dan variabel deskrit (jumlah
orang).

Skala pengukuran

Pengukuran: suatu proses pemberian angka pada setiap objek dalam skala tertentu.
Skala pengukuran

nominal

ordinal

interval

rasio

Skala nominal
Berfungsi untuk membedakan yang setara : contoh laki-laki = 1, perempuan =2;
petani =1, pedagang = 2, buruh = 3, pengrajin =4, nelayan =5 dstnya.

Skala ordinal
Berfungsi untuk membedakan tetapi tidak untuk yang setara. Untuk variabel status
ekonomi. Contoh : kelas ekonomi lemah = 1, kelas ekonomi menengah =2, kelas
ekonomi tinggi =3

Skala interval
Contoh : umur

Skala rasio

Skala Pengukuran
Nominal

Ciri

Operasi Matematis

Contoh

Klasifikasi

Simetri

− jenis kelamin

Pembedaan

A=B

− agama

Setara

B=A

− pekerjaan

Klasifikasi

Asimetri

− satus sosial

Pembedaan

A>B>C

− pendidikan

Berjenjang

C