Sistem Informasi Perizinan Penyiaran Pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat

(1)

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang Sarjana Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer

Oleh

HAFID YUNUS DARMAWAN 1.05.07.587

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

i

Provinsi Jawa Barat. Setiap lembaga atau perusahaan penyiaran baik televisi maupun radio yang ada di Provinsi Jawa Barat yang akan melakukan legalisasi lembaga atau perusahaan penyiarannya harus mendatangi kantor KPID Jabar. Hal ini tentunya kurang efektif jika mengingat waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses Izin Penyelenggaraan Penyiaran yang tidak sebentar.

Untuk mengatasi hal tersebut, penulis membangun suatu sistem pelayanan permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran dengan mengunakan metode prototype. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak KPID Jabar dan Observasi langsung untuk melihat proses dalam melakukan permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran. Pembuatan sistem ini juga memanfaatkan beberapa alat bantu perancangan sistem seperti flowmap, diagram konteks, data flow diagram, sedangkan untuk perancangan databasenya digunakan alat bantu seperti normalisasi, entity relational diagram, dan tabel relasi. Perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem ini adalah PHP (hypertext

preprocessor) danbasis data MySQL.

Sistem informasi yang dibangun oleh penulis diharapkan dapat digunakan untuk mengolah data yang ada, dimulai pada saat melakukan permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran, proses pemeriksaan dokumen sampai proses pemberian surat Izin Penyelenggaraan Penyiaran kepada lembaga pemohon, sehingga dapat mempermudah dalam proses permohonan izin penyelenggaraan penyiaran, pemeriksaan permohonan izin penyelenggaraan penyiaran dan juga mempermudah dalam proses pembuatan laporan, sehingga dapat meningkatkan mutu dalam pelayanan permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran KPID Jabar. Kata kunci : Penyiaran, Perizinan, Sistem informasi, Web.


(3)

ii

Java. All institution or company in television or radio broadcasting in west java who wants to make legalization agency or broadcasting company must come to the office of KPID Jabar. This is ineffective becuse it needs more time to perform the process of broadcasting licenses.

To overcome these, the authors construct a system service operation license application by using the prototype method. The data collection used by interviews and observations. Interview is a data collection techniques to obtain the required data by direct questioning by the KPID Jabar and direct observation to see the process of doing petition broadcasting license. Making these systems also utilize several tools such as flowmap system design, context diagrams, data flow diagrams, while for the design of the database used tools such as normalization, entity relational diagram, and table relationships. The software used to build this system is a PHP (hypertext preprocessor) and MySQL database. Information systems built by the authors expected to be used to process the data, beginning at the time of broadcasting license application, examination process to document the process of granting broadcasting licenses to the applicant institution, so as to simplify the process of broadcasting license application, examination of the petition broadcasting licenses and also simplify the reporting process, so as to improve the quality of broadcasting service license application KPID Jabar.


(4)

iii

menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat serta salam juga tak lupa penulis curahkan kepada nabi besar Muhammad SAW.

Terselesaikannya penyusunan skripsi yang berjudul “Sistem Informasi Perizinan Penyiaran Pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat” ini , mempunyai tujuan yaitu selain dalam memenuhi syarat kelulusan dalam menempuh pendidikan di jurusan manajemen informatika fakultas teknik dan ilmu komputer di universitas komputer Indonesia, juga untuk mengukur kemampuan penulis dan mengimplementasikan hasil dari pembelajaran yang didapat tersebut.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Maka dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT atas seluruh karunia-Nya yang terindah yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. 2. Papa, Mama, kaka dan adik-adiku. Terima kasih untuk semua

dukungan yang telah kalian berikan, tanpa mengenal lelah dan waktu. 3. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto M.Sc. Selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia.

4. Dr. Arry Akhmad Arman selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Unikom.

5. Dadang Munandar SE, M.Si. Selaku Ketua Prodi Sistem Informasi. 6. Novrini Hasti, S.Si., MT. Selaku dosen wali yang telah memberikan,

masukan, arahan dan semangat kepada penulis.

7. Wahyu Nurjaya WK, S.T., M.Kom. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan dukungan, kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.


(5)

iv

Jabar) yang sudah memberikan izin penelitian skripsi.

10. Semua pihak yang telah banyak mendukung dan membantu secara langsung dan tidak langsung yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya bidang sistem informasi serta bagi para pembaca umumnya.

Bandung, Juli 2011 Penulis


(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa implikasi terhadap dunia penyiaran, termasuk penyiaran di Indonesia. Penyiaran sebagai penyalur informasi dan pembentuk pendapat umum, perannya semakin strategis, terutama dalam mengembangkan kehidupan demokratis.

Dengan hadirnya UU RI No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran. Kehadiran undang-undang tersebut telah menampilkan paradigma baru tentang pengaturan dunia penyiaran di Indonesia. Dengan kata lain, setiap lembaga baik lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas, maupun lembaga penyiaran berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya berpedoman pada peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat sebagai pemberi izin penyiaran yang ada di Daerah Jawa Barat baik penyiaran publik, penyiaran swasta, penyiaran komunitas, dan berlanggan belum memiliki sistem informasi pendukung yang efektif untuk menjalankan fungsinya sebagai lembaga pemberi izin. Sistem yang berjalan ini mengharuskan lembaga yang akan mengajukan perizinan harus mendatangi langsung kantor Komisi Penyiaran Indonesia Daerah


(7)

(KPID) Jawa Barat. Disisi lain, hal ini menyebabkan menjadi tidak efektif dan efisiennya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses perizinan.

Berdasarkan data terakhir pada tahun 2010, lembaga yang mengajukan permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat ada sebanyak 1027 lembaga. Secara garis besar, jumlah tersebut dikelompokan lagi kedalam empat jenis lembaga yaitu Lembaga Penyiaran Swasta (LPS), Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK), Lembaga Penyiaran Publik (LPP), dan Lembaga Penyiaran Berlanggan (LPB) seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.1 Permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tahun LPS LPK LPP LPB Jumlah

2005 291 41 11 0 343

2006 105 133 3 3 244

2007 57 80 1 6 144

2008 66 44 1 2 113

2009 70 53 2 3 128

2010 26 23 2 4 55

Total 1027

Dari data tersebut akan lebih praktis jika proses pengajuan izin penyiaran dapat dilakukan secara online. Karena selain dapat mempermudah lembaga yang akan mengajukan perizinan, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa


(8)

Barat juga dapat menginformasikan kepada lembaga pemohon tata cara dan hal-hal lain yang berhubungan dengan proses perizinan.

Website yang saaat ini dimiliki oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat belum menjadi website sistem informasi penyiaran, dikarenakan website yang ada saat ini hanya menampilkan berita seputar Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat dan masalah seputar penyiaran saja.

Dengan adanya perubahan menjadi website sistem informasi, hal tersebut diharapkan dapat mempermudah lembaga yang akan mengajukan ataupun memperpanjang perizinan, karena lembaga tersebut tidak harus mendatangi langsung kantor Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat, apalagi jika lokasi lembaga yang akan mengajukan ataupun memperpanjang perizinan berada di luar kota atau di luar daerah, dengan sistem informasi perizinan berbasis web ini lembaga tersebut dapat melakukan proses pengajuan ataupun perpanjangan perizinan penyiaran secara online dari tempat mereka masing-masing.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis akan mengangkat tema

“Sistem Informasi Perizinan Penyiaran Pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah


(9)

1.2 IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH 1.2.1 Identifikasi Masalah

1. Belum efektifnya sistem informasi yang saat ini berjalan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.

2. Pengajuan perizinan penyiaran masih dilakukan dengan mendatangi langsung kantor Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat. 3. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membuat perizinan, apalagi jika

lembaga pemohon berada diluar kota, hal ini dapat menyebabkan tidak efektif dan efisienya waktu dan biaya.

4. Website yang dimiliki Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat hanya menampilkan berita dan permasalahan seputar penyiaran yang ada pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.

1.2.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem informasi perizinan penyiaran yang saat ini berjalan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat?

2. Bagaimana perancangan sistem informasi perizinan berbasis web yang baik pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat?

3. Bagaimana implementasi sistem informasi perizinan berbasis web pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat?

4. Bagaimana evaluasi sistem informasi perizinan berbasis web pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat?


(10)

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Selain menambah wawasan bagi penulis, dengan adanya perancangan aplikasi web yang dibuat diharapkan dapat membantu lembaga yang bergerak dalam bidang perizinan penyiaran dalam menjaga eksistensi dan meningkatkan kualitas pelayanan.

2. Membantu Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat dalam mengembangkan sistem informasi penunjang yang dapat memberikan keuntungan baik untuk Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat maupun untuk lembaga yang mengajukan perizinan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui sistem informasi perizinan penyiaran yang saat ini berjalan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.

2. Merancang sistem informasi perizinan penyiaran berbasis web yang baik pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.

3. Mengimplementasikan sistem informasi perizinan penyiaran berbasis web pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.

4. Mengevaluasi sistem informasi perizinan penyiaran berbasis web pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.


(11)

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN 1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna untuk meningkatkan efektivitas dalam proses pelayanan perizinan.

2. Bagi penulis, seluruh rangkaian kegiatan dan hasil penelitian diharapkan dapat lebih memantapkan penguasaan fungsi keilmuan yang dipelajari selama mengikuti program perkuliahan Sistem Informasi pada Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Dalam bidang akademis, penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :

1. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan bahwa sistem informasi dalam sebuah lembaga harus selalu berkembang dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan agar memudahkan kegiatan operasional lembaga.

2. Meningkatkan dan memperluas serta memanfaatkan keterampilan serta menambah pengalaman, wawasan ilmu pengetahuan, teknologi sebagai pegangan untuk memasuki dunia usaha yang akan datang.

3. Mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah ke dunia kerja nyata.


(12)

1.5 BATASAN MASALAH

Pembatasan masalah yang digunakan dalam sebuah pembahasan, bertujuan agar dalam pembahasannya dapat lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Hal-hal yang menjadi batasan dalam Perancangan Sistem Informasi Perizinan Penyiaran Berbasis Web ini adalah sebagai berikut :

1. Metode yang digunakan dalam pembangunan sistem informasi ini

berdasarkan metode terstruktur.

2. Penelitian ini untuk mengembangkan website Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat yang sudah ada sebelumnya.

3. Pengembangan yang dilakukan pada website Komisi Penyiaran

Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat yaitu penambahan fasilitas pengajuan perizinan penyiaran berbasis web pada website yang sudah ada sebelumnya.

1.6 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 1.6.1 Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi objek penelitian adalah sebagai berikut :

Nama Lembaga : Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat

Jenis Lembaga : Lembaga Negara Independen Alamat : Jl. Malabar No.62 Bandung Telepon/ Fax : (022) 7308813/ 7308812


(13)

1.6.2 Waktu Penelitian

Waktu penilitian selama kurang lebih empat bulan. Kegiatan yang dilakukan pada penilitian ini tampak seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.2 Waktu Penelitian

No. Kegiatan

Maret April Mei Juni

2011 2011 2011 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Analisis kebutuhan user

2. Membangun prototyping

3. Evaluasi prototyping

4. Pengkodean sistem

5. Pengujian sistem

6. Evaluasi sistem

7. Implementasi


(14)

9

2.1 KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI 2.1.1 Pengertian Sistem

Dalam suatu perusahaan atau lembaga sistem sangatlah dibutuhkan, karena sistem dapat menunjang terhadap kinerja perusahaan atau lembaga, baik yang berskala kecil maupun besar. Supaya dapat berjalan dengan baik diperlukan kerjasama diantara unsur-unsur yang terkait dalam sistem tersebut.

Ada berbagai pendapat yang mendefinisikan pengertian sistem, seperti dibawah ini :

Menurut Jogiyanto “Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang

tertentu”. (Jogiyanto, 2005 : 1).

Masih menurut Jogiyanto “Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen

yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. (Jogiyanto, 2005 : 2).

2.1.2 Karakteristik Sistem 1. Memiliki Komponen

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem


(15)

tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem. 2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. 3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga dapat merugikan sistem. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan yang lingkungan luar sistem yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber – sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem yang lainnya.


(16)

5. Masukan Sistem (Input)

Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal

(signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya

sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

6. Keluaran Sistem (Output)

Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem dan diklarifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

7. Pengolah Sistem (Process)

Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.

8. Sasaran Sistem

Jika sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

2.1.3 Pengertian Informasi

Menurut Jogiyanto “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk

yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya”. (Jogiyanto, 2005 :

8).

Pengertian Informasi selalu dikaitkan dengan data, namun arti dari masing-masing kata dalam pengertian tersebut berbeda. Keberadaan suatu data sangat


(17)

menunjang terhadap informasi, karena data merupakan bahan mentah yang diperlukan untuk mengambil keputusan.

Kualitas Informasi tergantung pada 3 hal, yaitu informasi harus :

1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan masudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise)

2. Tetap pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.

3. Relevan, berarti informasi tersebut menpunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

Nilai Informasi ditentukan dari dua hal, yaitu :

1. Manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. 2. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost

effectiveness atau cost benefit.

2.1.4 Pengertian Sistem Informasi

Suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya, atau sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi,


(18)

manajemen dalam suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, model manajemen dan basis data.

Menurut Jogiyanto ”Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu

organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang

diperlukan”. (Jogiyanto, 2005 : 11). 2.1.5 Komponen Sistem Informasi

Menurut Andri Kristanto “Untuk mendukung lancarnya suatu sistem informasi dibutuhkan beberapa komponen yang fungsinya sangat vital didalam sistem informasi”. (Andri Kristanto, 2008 : 13).

Komponen-komponen yang ada dalam sistem informasi meliputi beberapa blok, yaitu :

1. Blok Masukan (Input)

Blok masukan ini mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi.

Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data

yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar. 2. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.


(19)

3. Blok Keluaran (Output)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi

Teknologi merupakan alat yang digunakan untuk menerima masukan, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi, perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

5. Blok Basis Data

Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer, basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan paket perangkat lunak yang disebut database manajemen sistem (DBMS).

6. Blok Kendali

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem bisa dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.1.6 Pengembangan Sistem

Menurut Jogiyanto pengembangan sistem dapat berarti “Menyusun suatu

sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lam secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau


(20)

diganti disebabkan karena beberapa hal.” (Jogiyanto, 2005 : 35). Yaitu sebagai

berikut :

1. Adannya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan itu dapat berupa :

a. Ketidakberesan

Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.

b. Pertumbuhan Organisasi

Pertumbuhan organisasi yang menyebabkan sistem yang baru sehingga yang lama sudah tidak dapat memenuhi Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas. Volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntasi yang baru. Karena adanya perubahan ini, maka menyebabkan sistem yang lama tidak efektif sehingga sistem yang lama sudah tidak dapat lagi memenuhi semua kebutuhan imformasi yang dibutuhkan manajemen.

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (Opportunities)

Teknologi informasi telah berkembang dengan cepatnya. Perangkat keras komputer, perangkat lunak dan teknologi komunikasi telah begitu cepat berkembang. Organisasi mulai merasakan bahwa teknologi informasi ini perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi sehingga dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen.


(21)

Dalam keadaan pasar bersaing, kecepatan informasi atau efisiensi sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan-kesempatan yang asa. Bila pesaing dapat memanfaatkan teknologi ini, maka kesempatan-kesempatan akan jatuh ke tangan pesaing. Kesempatan ini dapat berupa peluang – peluang pasar, pelayanan yang meningkat kepada langganan dan lain sebagainnya. 3. Adannya instruksi-instruksi (Directives)

Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adannya instruksi-instruksi dari atas pempinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnnya peraturan pemerintah.

Dengan dikembangkannya sistem yang baru ,maka diharapkan akan terjadi peningkatan-peningkatan, yaitu sebagai berikut :

a. Performance (Kinerja)

Peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari :

1) Throughput, yaitu jumlah dari pekerjaan yang dapat

dilakukan suatu saat tertentu.

2) Response time, yaitu rata-rata waktu yang tertunda diantara

dua pekerjaan tersebut.

b. Economy (Ekonomis)

Peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.


(22)

4. Control (Pengendalian)

Peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta keuntungan-keuntungan yang akan terjadi.

5. Effeciency (Efisiensi)

Peningkatan terhadap efesiensi operasi,yaitu bagai mana sumber daya digunakan dengan pemborosan yang paling minimum.

6. Service (Pelayanan)

Peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.

2.2 ALAT BANTU PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

Analisis data masukan adalah suatu analisis yang dilakukan terhadap data-data dari entitas luar yang dimasukkan kedalam sistem. Dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman sistem secara keseluruhan, tentang sistem yang berjalan sekarang sehingga permasalahan dapat dipecahkan dan kebutuhan pemakai sistem dapat diindentifikasi dengan benar.

Pada tahapan analisis ini menggunakan beberapa alat bantu untuk dapat menggambarkan sistem secara keseluruhan. Alat bantu yang digunakan adalah :

Flow Map, Diagram Konteks yang dilanjutkan dengan Data Flow Diagram

(DFD) beserta diagram rincinya. Informasi yang disajikan dengan penggambaran

flow map ini lebih menekankan pada urutan aktivitas disetiap entitas yang berada

dalam sistem. Sedangkan Diagram Konteks menggambarkan aliran data yang mengalir dari setiap entitas ke sistem, dan Data Flow Diagram merupakan


(23)

penjelasan atau pemecahan dari Diagram Konteks yang menggambarkan aliran data, spesifikasi proses serta penyimpanan data hasil proses.

2.2.1 Flow Map

Flow map merupakan suatu diagram untuk menggambarkan aliran

data/informasi antar bagian-bagian yang terkait dalam sistem. Informasi yang disajikan dengan penggambaran flow map ini lebih menekankan pada urutan aktivitas disetiap entitas yang berada dalam sistem. Flow map mempunyai fungsi sebagai mendefinisikan hubungan antara bagian (pelaku proses), proses (manual/berbasis komputer) dan aliran data (dalam bentuk dokumen keluaran dan masukan).

2.2.2 Diagram Kontek

Diagram konteks adalah model atau gafik yang menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan sistem. Untuk dapat menggambarkan diagram konteks, terlebih dahulu data dideskripsikan sehingga data apa saja yang akan di butuhkan oleh sistem dan dari mana sumber data, serta informasi apa saja yang akan dihasilkan aleh sistem tersebut dan kemana informasi tersebut akan diberikan.

Jenis pertama context diagram, adalah data flow diagram tingkat atas

(DFD Top Level), yaitu diagram yang paling tidak detail, dari sebuah sistem

informasi yang menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar sistem dan ke dalam dan ke luar entitas-entitas eksternal. Dalam diagram konteks ini yang dibutuhkan adalah :

1. Siapa saja pihak yang akan memberikan data ke sistem. 2. Data apa saja yang diberikannya kesistem


(24)

3. Kepada siapa sistem harus memberikan informasi atau laporan 4. Apa saja isi atau jenis laporan yang harus dihasilkan sistem. 2.2.3 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) yaitu alat bantu yang dapat menggambarkan

sistem secara lengkap dan jelas, baik sistem yang sudah ada maupun sistem yang masih dalam rancangan. Dalam DFD dijelaskan mengenai aliran data, informasi proses, basis data dan sumber tujuan data yang dilakukan oleh sistem.

Tingkatan atau level DFD dimulai dari diagram konteks yang menjelaskan dan menggambarkan sistem secara umum, terdiri dari beberapa elemen-elemen di luar sistem yang memberikan input ke dalam sistem. Diagram konteks tersebut akan dirinci ke dalam beberapa proses yang ada dalam sistem sehingga menghasilkan uraian sistem dalam level yang lebih rinci.

2.2.4 Kamus Data

Menurut Fathansyah “Kamus data dapat berisi daftar atribut yang diapit kurung kurawal („{„dan‟}‟). Atribut yang berfungsi sebagai key juga dibedakan

dengan yang bukan key dengan menggarisbawahi atribut tersebut.” (Fathansyah,

2004 : 88).

Kamus Data (KD) atau Data Dictionary (DD) atau disebut juga dengan

system data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan

informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan KD, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap.

Kamus data menggambarkan data yang mengalir dari suatu proses ke proses lainnya, dari entitas luar ke proses atau dari proses ke entitas luar. Arus


(25)

data entitas luar ke dalam proses atau sistem lainnya berupa dokumen atau bukti pencatatan. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas biasanya menggunakan kode. Arus data dari proses ke entitas luar biasanya berbentuk data atau informasi yang dibutukan sistem.

2.2.5 Perancangan Basis Data 1. Normalisasi

Menurut Fathansyah, normalisasi merupakan “Suatu upaya untuk memperoleh sebuah basis data dengan struktur yang baik dan ruang penyimpanan yang efisien dengan menerapkan aturan pada setiap skema

relasi”. (Fathansyah, 2004 : 16).

Selain itu normalisasi adalah proses yang berkaitan dengan model data relasional untuk mengorganisasikan himpunan data dengan ketergantungan dan keterkaitan yang tinggi atau erat.

Langkah pertama dalam melakukan normalisasi data adalah dengan membentuk unnormalisasi data, dengan cara mencantumkan semua atribut data yang ada pada struktur data pada kamus data.

Bentuk normalisasi adalah suatu aturan yang dikenakan pada tabel-tabel dalam basis data dan harus dipenuhi oleh tabel-tabel tersebut pada level-level normalisasi. Aturan-aturan dalam masing-masing bentuk normalisasi tersebut menurut Abdul Kadir :

a. Bentuk tidak normal

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan disimpan, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau


(26)

terduplikasi dan data dikumpulkan apa adanya.

b. Bentuk normal pertama

Suatu tabel dikatakan dalam bentuk normal pertama (1NF) bila setiap kolom bernilai tunggal untuk setiap baris. Ini berarti bahwa nama kolom yang berulang cukup diwakili oleh sebuah nama kolom (tidak perlu ada indeks dalam memberi nama kolom).

c. Bentuk normal kedua

Suatu tabel berada dalam bentuk normal kedua (2NF) jika tabel berada dalam bentuk normal pertama, semua kolom bukan kunci primer tergantung sepenuhnya terhadap kunci primer. Suatu kolom disebut tergantung sepenuhnya terhadap kunci primer jika nilai padasuatu kolom selalu bernilai sama untuk suatu nilai kunci primer yang sama.

d. Bentuk normal ketiga

Suatu tabel berada dalam bentuk normal ketiga (3NF) jika tabel berada dalam bentuk normal kedua, setiap kolom bukan kunci primer tidak memiliki ketergantungan secara transitif terhadap kunci primer.

(Abdul Kadir, 2005 : 52). 2. Tabel Relasi

Menurut Fathansyah “Data yang menggambarkan hubungan antara table

yang satu dengan table yang lainnya”.(Fathansyah, 2004 : 23).

Model basis data relational sering pula disebut sebagai model Relasional atau Basis Data Relasional. Model Basis Data ini ditemukan atau diperkenalkan pertama kalinya oleh E.F Codd. Model basis data


(27)

menunjukan suatu cara atau mekanisme yang digunakan untuk mengelola atau mengorganisasi data secara fisik dalam memori sekunder yang berdampak pula pada bagaimana kita mengelompokan dan membentuk keseluruhan data yang terkait dalam sistem yang sedang ditinjau.

Tabel relasi digunakan untuk menggambarkan representasi struktur dan data dari hubungan atar table secara fisik atau nyata. Macam-Macam Relasi antar tabel:

a. One-to-many

Satu record pada tabel X boleh berelasi dengan Y banyak record. Namun satu record pada tabel Y hanya boleh berelasi dengan satu record saja pada tabel Y.

b. One-to-one

Jika dua tabel berelasi one-to-one artinya setiap record di entitas pertama hanya akan berhubungan dengan satu record di entitas kedua begitu pula sebaliknya.

c. Many-to-many

Ada banyak record di entitas satu dan entitas dua yang saling berhubungan satu sama lain


(28)

2.3 PENGERTIAN PERIZINAN, PENYIARAN, DAN LEMBAGA PENYIARAN

2.3.1 Perizinan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, perizinan berasal dari kata “izin”

yang berarti pernyataan mengabulkan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa perizinan yaitu hal pemberian izin untuk melakukan kegiatan di bidang apapun dengan tujuan untuk mencari keuntungan izin tersebut. Keuntungan tersebut dapat berupa legalitas dalam melakukan kegiatan yang dimaksud dalam kata izin

tersebut, misalkan “izin praktik” yaitu untuk melakukan pekerjaan dengan

menerapkan keahliannya dalam suatu bidang ilmu dengan memperoleh imbalan (seperti dokter dan pengacara).

Izin penyiaran berarti diperbolehkannya suatu lembaga atau perorangan untuk melakukan penyiaran atau siaran yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari penyiaran tersebut dengan mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku.

2.3.2 Penyiaran

Penyiaran merupakan kegiatan penyelenggaraan siaran, yaitu rangkaian mata acara dalam bentuk audio, suara atau visual gambar yang dtransmisikan dalam bentuk signal suara atau gambar, baik melalui udara maupun melalui kabel dan atau serat optik yang dapat diterima oleh pesawat penerima dirumah-rumah.

Proses penyiaran terjadi sejak ide itu diciptakan sampai dengan ide itu disebarluaskan. Langkah-langkahnya meliputi penggagas ide yang dalam hal ini adalah komunikator, kemudian ide itu diubah menjadi suatu bentuk pesan yang


(29)

dapat dikirimkan baik verbal maupun nonverbal melalui saluran dan atau sarana komunikasi yang memungkinkan pesan itu mampu menjangkau khlayak luas (komunikan). Terselenggaranya penyiaran ditentukan oleh tiga unsur yaitu studio, transmitter, dan pesawat penerima. Ketiga unsur ini kemudia disebut sebagai trilogi penyiaran. Paduan ketiganya ini yang kemudian akan menghasilkan siaran yang dapat diterima oleh pesawat penerima radio maupun televisi.

Menurut undang-undang “Penyiaran memberikan pengertian siaran sebagai pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif

maupun tidak yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran.”

(Undang-undang No.32 Tahun 2002).

Masih menurut undang-undang “Penyiaran adalah kegiatan

pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara

serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.”

(Undang-undang No.32 Tahun 2002).

Penyelenggaraan penyiaraan tidak terlepas dari kaidah-kaidah umum penyelenggaraan telekomunikasi yang berlaku secara universal. Oleh karena penyiaran mempunyai kaitan erat dengan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit geostasioner yang merupakan sumber daya alam yang terbatas sehingga pemanfaatannya perlu diatur secara efektif dan efisien.


(30)

2.3.3 Lembaga Penyiaran

Menurut ketentuan umum Undang-Undang “Lembaga penyiaran adalah

penyelenggara penyiaran, baik lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas, maupun lembaga penyiaran berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya berpedoman

pada peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku”. (UU No. 32

Tahun 2002).

2.4 PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER

Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer,

software dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk

mencapai suatu tujuan yang sama.

Menurut Abdul Kadir, “Yang disebut jaringan computer (computer network) atau sering disingkat jaringan saja adalah hubungan dua buah simpul (umumnya berupa computer) atau lebih yang tujuan utamanya adalah untuk

melakukan pertukaran data. Dalam prakteknya, jaringan komputer

memungkinkan untuk berbagi perangkat lunak, perangkat keras, dan bahkan

berbagai kekuatan pemrosesan”. (Abdul Kadir, 2003 : 346).

Dalam implementasi jaringan komputer ( http: // id.wikipedia.org / wiki / Jaringan_komputer /14 Maret 2011 ) maka dapat dibedakan menjadi :


(31)

1. Berdasarkan Jangkauan Geografis a. Jaringan LAN

Merupakan jaringan yang menghubungkan 2 komputer atau lebih dalam cakupan seperti laboratorium, kantor, serta dalam 1 warnet.

b. Jaringan MAN

Merupakan jaringan yang mencakup satu kota besar beserta daerah setempat seperti jaringan telepon lokal dan sistem telepon seluler.

c. Jaringan WAN

Merupakan jaringan dengan cakupan seluruh dunia seperti jaringan PT. Telkom, PT. Indosat, serta jaringan GSM Seluler seperti Satelindo, Telkomsel.

2. Berdasarkan Fungsi dan Hubungan Tiap Komputer dalam Memproses Data

a. Jaringan Client-Server

Pada jaringan ini terdapat 1 atau beberapa komputer server dan komputer

client. Komputer yang akan menjadi komputer server maupun menjadi

komputer client dan diubah-ubah melalui software jaringan pada protokolnya. Komputer client sebagai perantara untuk dapat mengakses data pada komputer server sedangkan komputer server menyediakan informasi yang diperlukan oleh komputer client.

b. Jaringan Peer-to-peer

Pada jaringan ini tidak ada komputer client maupun komputer server karena semua komputer dapat melakukan pengiriman maupun penerimaan


(32)

informasi sehingga semua komputer berfungsi sebagai client sekaligus sebagai server.

3. Berdasarkan Media Transmisi Data

a. Jaringan Berkabel (Wired Network)

Pada jaringan ini, untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lain diperlukan penghubung berupa kabel jaringan. Kabel jaringan berfungsi dalam mengirim informasi dalam bentuk sinyal listrik antar komputer jaringan.

b. Jaringan Nirkabel (Wireless Network)

Merupakan jaringan dengan medium berupa gelombang elektromagnetik. Pada jaringan ini tidak diperlukan kabel untuk menghubungkan antar komputer karena menggunakan gelombang elektromagnetik yang akan mengirimkan sinyal informasi antar komputer jaringan.

2.5 PENGERTIAN WEBSITE DAN INTERNET 2.5.1 Pengertian Website

Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya

terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di Internet. Sebuah halaman web adalah dokumen yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language), yang hampir selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari server website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web


(33)

browser. Semua publikasi dari website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar.

Halaman-halaman dari website akan bisa diakses melalui sebuah URL yang biasa disebut Homepage. URL ini mengatur halaman-halaman situs untuk menjadi sebuah hirarki, meskipun, hyperlink yang ada di halaman tersebut mengatur para pembaca dan memberitahu mereka sususan keseluruhan dan bagaimana arus informasi ini berjalan.

Beberapa website membutuhkan subskripsi (data masukan) atau login agar para user bisa mengakses sebagian atau keseluruhan isi website tersebut. Contohnya, ada beberapa situs-situs bisnis, situs-situs e-mail gratisan, yang membutuhkan subkripsi agar kita bisa mengakses situs tersebut.

( http: // id.wikipedia.org / wiki / Website /14 Maret 2011 ). 2.5.2 Pengertian Internet

Menurut ( http: // id.wikipedia.org / wiki / Internet /14 Maret 2011 ) secara harfiah, Internet merupakan kependekan dari interconnected-networking, ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet.

Sama seperti halnya sebuah komunitas, Internet juga mempunyai tata tertib tertentu, yang dikenal dengan nama Nettiquette atau dalam bahasa Indonesia


(34)

dikenal dengan istilah netiket. Untuk di Indonesia selain tata tertib sosial di Internet juga diberlakukan peraturan (UU ITE).

2.6 PERANGKAT LUNAK PENDUKUNG 2.6.1 PHP

1. Pengertian PHP

Hypertext Preprocessor (PHP) adalah bahasa skrip yang dapat ditanamkan

atau disisipkan ke dalam HTML. PHP banyak dipakai untuk memrogram situs web dinamis.

2. Kelebihan PHP

Beberapa kelebihan PHP dari bahasa pemrograman web ( http: // id.wikipedia.org / wiki / PHP /14 Maret 2011 ) antara lain:

a. Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaanya.

b. Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana - mana dari mulai apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan konfigurasi yang relatif mudah.

c. Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis - milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan. d. Dalam sisi pemahamanan, PHP adalah bahasa scripting yang

paling mudah karena memiliki referensi yang banyak.

e. PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan di berbagai mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan


(35)

secara runtime melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah sistem.

3. Webserver

Server web adalah sebuah perangkat lunak server yang berfungsi menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal dengan

browser web dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk

halaman-halaman web yang umumnya berbentuk dokumen HTML. Server web yang terkenal diantaranya adalah Apache dan Microsoft Internet

Information Service (IIS). Apache merupakan server web antar platform,

sedangkan IIS hanya dapat beroperasi di sistem operasi Windows. ( http: // id.wikipedia.org / wiki / Web_server /14 Maret 2011 )

Server web juga dapat berarti komputer yang berfungsi seperti definisi di atas. Software yang digunakan untuk webserver pada penelitian ini adalah dengan menggunakan AppServ Open Project-2.5.9. Software tersebut dapat di download secara freeware di internet.

Setelah webserver terinstalasi dengan baik, jika tidak melakukan perubahan directory ketika melakukan penginstalan maka secara default

akan otomatis tersimpan di directory “C:\ AppServ\”. Selanjutnya pada

web browser, pada address ketikkan localhost, maka akan tampil halaman

informasi server, yang terpenting adalah link phpmyadmin yang biasa digunakan untuk mengatur (dump) database.


(36)

2.6.2 MySQL

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL

(database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan

sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License

(GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.

Tidak sama dengan proyek-proyek seperti Apache, dimana perangkat lunak dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial Swedia MySQL AB, dimana memegang hak cipta hampir atas semua kode sumbernya. ( http: // id.wikipedia.org / wiki / MySQL /14 Maret 2011 ).

2.6.3 Adobe Dreamweaver

Adobe dreamweaver dibangun untuk dua pengguna yaitu desainer dan pengembang, Adobe dreamweaver menawarkan pilihan bekerja di sebuah intuitif visual layout interface atau lingkungan coding efisien sehingga dapat mempermudah programmer dalam merancang sebuah website yang akan atau sedang dibangun. Intelligent integrasi dengan Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, Adobe Fireworks, Adobe Flash, dan perangkat lunak Adobe Kontribusi akan menjamin efisien alur kerja. ( http: // id.wikipedia.org / wiki / Adobe_Dreamweaver /14 Maret 2011 )


(37)

32 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 OBJEK PENELITIAN 3.1.1 Sejarah Lembaga

Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat atau KPID Jawa Barat adalah sebuah lembaga independen di Jawa Barat yang berfungsi sebagai regulator penyelenggaraan penyiaran di wilayah Provinsi Jawa Barat.

Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat terbentuk melalui proses yang panjang, setelah melalui uji kepatutan dan kelayakan secara terbuka di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Barat, dari 178 calon maka pada tanggal 22 September 2004 maka 7 (tujuh) anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah ditetapkan secara administratif oleh Gubernur Jawa Barat melalui Keputusan Gubernur No. 487/Kep.979-Um/2004.

Salah satu amanat dari Undang-Undang Penyiaran adalah adanya lembaga independen yang menjadi representasi publik serta mempunyai tugas dan kewenangan yang komprehensif menangani masalah penyiaran di Indonesia. Dalam konteks mengemban amanah publik melalui undang-undang maka lahirlah Komisi Penyiaran Indonesia. Komisi Penyiaran Indonesia dibentuk di tingkat Pusat dan di daerah. Di tingkat pusat melalui uji kepatutan dan kelayakan secara terbuka di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, pada tanggal 26 Desember 2003 sembilan anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat ditetapkan


(38)

secara administratif oleh Presiden. Penetapan ini dilakukan sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Undang-undang Penyiaran) yang mengamanatkan bahwa KPI sudah dibentuk selambat-lambatnya satu tahun setelah diundangkannya Undang-undang Penyiaran pada tangal 28 Desember 2002. Sedangkan di tingkat propinsi dibentuk Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID). Komisi Penyiaran Indonesia Pusat dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan keduanya diatur melalui ketentuan tersendiri.

3.1.2 Visi dan Misi Lembaga 1. Visi

Terciptanya sistem penyiaran di Jawa Barat yang dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan kepentingan masyarakat Jawa Barat serta mendorong majunya lembaga penyiaran di Jawa Barat untuk mendukung terciptanya Sistem Penyiaran Nasional yang sesuai amanat Undang-Undang No. 32 Tahun 2002.

2. Misi

1) Membangun dan memelihara tatanan informasi daerah Jawa Barat yang adil, merata dan seimbang melalui penciptaan infrastruktur yang tertib dan teratur, serta arus informasi yang harmonis antara pusat dan daerah jawa barat, antar wilayah di daerah Jawa Barat, juga antara daerah Jawa Barat dan daerah lainnya di indonesia.


(39)

2) Mendorong lembaga penyiaran untuk menjunjung tinggi nilai nilai religi, khasanah lokalitas, serta kearifan lokal yang telah menjadi budaya komunikasi sosial antar anggota masyarakat Jawa Barat.

3) Mendorong lembaga penyiaran di Jawa Barat untuk menjadi lembaga yang profesional dengan mempunyai kredibilitas serta daya saing melalui peningkatan kualitas sdm dan teknologi pada skala nasional maupun global.

4) Mendorong masyarakat untuk menjadi khalayak yang kritis dan rasional dalam menjamin hak masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan bermanfaat.

5) Menjadikan KPID Jawa Barat sebagai perwujudan peran serta masyarakat dengan tetap memelihara hubungan yang sinergis dengan masyarakat penyiaran dan pemerintah dalam upaya membangun kehidupan penyiaran di Jawa Barat yang demokratis dan bertanggungjawab.


(40)

3.1.3 Struktur Organisasi Lembaga KPI Pusat

Gubernur DPRD

Komisioner KPID Jawa Barat Ketua Prof. Dr. Hj. Atie Rachmiatie, M.Si.

Wakil Ketua Drs. Dian Wardiana Sjuchro, M.Si.

Bidang Infrastruktur Penyiaran 1. Muhamad Zen Al-Faqih, S.S., M.Si.

2. Drs. A. S. Haris Sumadiria, M.Si. Bidang Kelembagaan

Drs. Suhardi, M.Si.

Bidang Isi Siaran 1. Nursyawal, S.Sos 2. Drs. Deni Nurdyana H, M.Si.

Asisten Ahli

Sekretariat KPID Jawa Barat Kepala Sekretariat Drs. Septhony Safari

Kasubag. Pembinaan dan Pengawasan Drs. Yaya Sudia Kasubag. Tata Usaha

Diah Komala Dewi, S.H.

Kasubag. Komunikasi Dra. Dedeh Sam Hendrayati

Staf Fungsional

Kasubag. Standarisasi Robby Sakti S, S.H., M.M.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi KPID Jawa Barat (Sumber : KPID Jabar)

3.1.4 Deskripsi Tugas dan Fungsi 1. Tugas

1) Melaksanakan penyusunan, pengelolaan, dan pengembangan organisasi KPID Jawa Barat.

2) Melaksanakan penyusunan peraturan dan keputusan KPID Jawa Barat yang bekaitan dengan organisasi.

3) Melaksanakan kerjasama dengan pemerintah, lembaga penyiaran, masyarakat, dan pihak-pihak internasional.


(41)

4) Melaksanakan perencanaan pengembangan Sumber Daya Manusia yang professional di bidang penyiaran.

2. Fungsi

KPI sebagai wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran.

3.2 METODE PENELITIAN

3.2.1 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Sumber data atau informasi penelitian ini berdasarkan kepada jenis data yang diperlukan. Data primer yaitu data yang diperoleh dari lembaga secara langsung yang dikumpulkan melalui kunjungan ke kantor lembaga dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu.

Teknik yang dilakukan dalam studi lapangan yaitu : 1) Teknik Wawancara

Melakukan tanya jawab kepada pihak Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat yaitu kepada Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat Bpk. Dian Wardiana Sjuchro, Drs., M.Si. Beberapa pertanyaan yang diajukan oleh penulis diantaranya mengenai jumlah lembaga yang mengajukan ijin penyiaran, tahapan-tahapan


(42)

proses perizinan yang sedang berjalan dan proses dikeluarkanya surat IPP (Ijin Penyelenggaraan Penyiaran).

2) Teknik Observasi

Mengadakan pengamatan langsung di lapangan mengenai proses perizinan yang saat ini berjalan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung, menunjang, melengkapi, dan menyempurnakan data primer. Teknik pengumpulan data sekunder adalah dengan cara mempelajari buku-buku referensi atau study

pustaka dan mempelajari laporan perizinan dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.

3.2.2 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem 1. Metode Pendekatan Sistem

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan terstrukur. Pendekatan terstruktur mengenalkan penggunaan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur. Tujuan pendekatan terstruktur adalah agar pada akhir pengembangan perangkat lunak dapat memenuhi kebutuhan user, dilakukan tepat waktu, tidak melampaui anggaran biaya, mudah dipergunakan, mudah dipahami dan mudah dirawat.

Alat-alat yang digunakan dalam pendekatan analisis dan pemograman terstruktur adalah Flow Map, Diagram Konteks, Data Flow Diagram


(43)

(DFD), Kamus Data, Normalisasi, Entity Relation Diagram (ERD) dan Rancangan Input/ Output.

2. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang akan digunakan adalah model

prototype. Karena dengan model tersebut dapat merancang sebuah sistem

yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna. Prototype

memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai tentang cara kerja sistem yang berfungsi dalam bentuk lengkapnya, proses menghasilkan sebuah

prototype disebut prototyping.

Prototyping adalah suatu cara yang baik untuk mendapatkan umpan balik dari sistem yang diajukan dan mengenai nagaimana sistem tersebut

tersedia untuk memenuhi kebutuhan informasi para pengguna. (Kendal,

2003, 226).

Prototype sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap,

tetapi sesuatu yang harus dimodifikasi kembali, dikembangkan, ditambahkan atau digabungkan dengan sistem informasi yang lain bila perlu.

Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut:

1) Pengumpulan kebutuhan ; user dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.


(44)

2) Membangun prototyping ; membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada user (misalnya dengan membuat input dan format output).

3) Evaluasi protoptyping ; evaluasi ini dilakukan oleh user apakah

prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann user.

Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil.

Jika tidak prototyping direvisi maka mengulangi langkah 1, 2 , dan 3. 4) Mengkodekan sistem ; dalam tahap ini prototyping yang sudah di

sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai 5) Menguji sistem ; setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak

yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan white box, black box, basis path, pengujian arsitektur dan lain-lain.

6) Evaluasi sistem ; user mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.

7) Menggunakan sistem ; perangkat lunak yang telah diuji dan diterima user siap untuk digunakan .

Prototyping bekerja dengan baik pada penerapan-penerapan yang berciri

sebagai berikut:

1) Resiko tinggi Yaitu untuk masalah-masalah yang tidak terstruktur dengan baik, ada perubahan yang besar dari waktu ke waktu, dan adanya persyaratan data yang tidak menentu.


(45)

2) Interaksi pemakai penting.

3) Sistem harus menyediakan dialog on-line antara user dan komputer. 4) Perlunya penyelesaian yang cepat

5) Perilaku pemakai yang sulit ditebak

6) Sistem yang inovatif. Sistem tersebut membutuhkan cara penyelesaian masalah dan penggunaan perangkat keras yang mutakhir

7) Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek 3.2.3 Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah metode analisis terstruktur berorientasi data. Adapun metode desain yang ada pada langkah perancangan ini akan digambarkan dalam bentuk bagan alir dokumen (flowmap), diagram konteks, data

flow diagram, dan kamus data.

Alat bantu analisis yang digunakan yaitu :

1. Flowmap

Flowmap merupakan bagan alir dokumen yang menggambarkan tentang gerakan dokumen yang dipakai dalam suatu sistem. Bagan tersebut menunjukan tentang dokumen apa saja yang bergerak di dalam suatu sistem, dan setiap kali dokumen tesebut sampai atau melalui suatu bagian tertentu akan dapat dilihat perlakuan apa saja yang telah diberikan terhadap dokumen tersebut.

2. Diagram Kontek

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan


(46)

level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input kesistem atau output dari sistem yang akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem.

3. DFD (Data Flow Diagram)

Diagram aliran data atau data flow diagram merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan diagram aliran data adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan di kerjakan.

4. Kamus Data

Kamus data berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengartikan aplikasi secara detail dan mengorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara persis sehingga pemakai dan penganalisis sistem mempunyai dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan, dan proses. Pada tahap analisis, kamus data digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem.


(47)

3.2.4 Perancangan Basis Data

Perancangan basis data diperlukan agar kita membuat suatu basis data yang lengkap dan efisien.

Langkah- langkah dalam perancangan basis data, diantaranya : 1. Normalisasi

Proses normalisasi merupakan proses pengelompokan elemen data menjadi tabel-tabel yang menunjukan entity dan relasinya. Pada dasarnya normalisasi adalah suatu teknik menstrukturkan data dengan cara-cara tertentu untuk membantu mengurangi atau mencegah timbulnya masalah yang berhubungan dengan pengolahan data dalam database. Normalisasi dilakukan sebagai suatu uji coba pada suatu relasi secara berkelanjutan untuk menentukan apakah relasi tersebut sudah baik atau masih melanggar aturan-aturan standar yang diberlakukan pada suatu relasi yang normal. Beberapa bentuk normal yang sering digunakan sebagai berikut : 1) Bentuk normal pertama (1 Normal Form/NF)

Suatu tabel dapat terpenuhi jika sebuah table tidak memiliki atribut bernilai banyak (Multivalued Atribute) atau lebih dari satu atribut. 2) Bentuk normal kedua (2 Normal Form/NF)

Suatu tabel dikatakan bentuk normal kedua jika sudah memenuhi bentuk normal pertama dan semua atribut bukan kunci memiliki depedensi terhadap kunci primer.


(48)

3) Bentuk normal ketiga (3 Normal Form/NF)

Suatu tabel dikatakan bentuk normal ketiga (3NF) jika sudah memenuhi normal kedua dan setiap atribut bukan kunci tidak memiliki depedensi transitif

Normalisasi dilakukan untuk menghindari adanya redudansi field-field dari tabel yang ada.

2. Relasi Tabel

Proses relasi antar tabel merupakan pengelompokan data menjadi tabel-tabel yang merupakan entity dan relasinya, berfungsi mengakses data dan item sedemikian rupa sehingga database tersebut mudah dimodifikasi. 3. Entity-Relationship Diagram

ERD merupakan bentuk bagan yang menggunakan relasi dan entitas suatu informasi. Entitas relasi dibuat untuk menggunakan persepsi yang terdiri dari sekumpulan objek dasar yaitu entitas dan hubungan antar entitas. Entity Relationship Diagram (ERD) dapat juga dikatakan suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak.

Komponen utama ERD terdiri dari :

1) Entitas (Entity) dan Himpunan Entitas (Entity Sets)

Entitas merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksitansinya) dan dapat dibedakan dari suatu yang lain. Seorang pegawai yang menjadi pegawai disebuah badan dan sebuah mobil yang melintas di depan kereta adalah entitas. Sekelompok entitas yang


(49)

sejenis dan berada dalam lingkup yang sama pembentuk sebuah Himpunan Entitas (Entity Sets).

Sederhananya, Entitas menunjukkan pada individu suatu objek, sedang Himpunan Entitas menunjukkan pada rumpun (Family) dari individu tersebut. Seseorang memang dapat menjadi sebuah entitas, tapi dapat berada pada himpunan Entitas yang berada dengan seseorang yang lain. 2) Relasi (Relationship)

Adalah hubungan yang terjadi antara instance dari satu atau lebih tipe entitas. Relationship tidak mempunyai keberadaan fisik kecuali yang mewarisi dari hubungan entitas tersebut. Relationship set adalah kumpulan relationship yang sejenis. Simbol yang digunakan adalah bentuk wajik dan pemberian nama biasanya dengan menggunakan kata kerja.

3) Atribut (Atributes/ Properties).

Setiap Entitas pasti memiliki Atribut yang mendeskripsikan karakteristik (property) dari entitas tersebut. Sebagai mana telah disebutkan sebelumnya, penentuan/ pemilihan atribut-atrubut yang relevan bagi sebuah entitas merupakan hal penting lainnya dalam pembentukan model data penetapan atribut bagi sebuah entitas umumnya memang didasarkan pada fakta yang ada.

Kardinalitas relasi yang terjadi diantara himpunan entitas (misalnya A dan B) dapat berupa:


(50)

a. Satu ke Satu (One to One).

Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, dan begitu juga sebaliknya. Setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

b. Satu ke Banyak (One to Many)

Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

c. Banyak ke Satu (Many to One).

Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B.

d. Banyak ke Banyak (Many to Many).

Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan B, dan demikian juga sebaliknya, dimana setiap entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas.


(51)

3.2.5 Pengujian Program

Metode Pengujian adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain, dan pengkodean.

Pengujian Black-box berfokus pada struktur tampilan kontrol program.

Test case dilakukan untuk memastikan bahwa semua statement pada program

telah dieksekusi paling tidak satu kali selama pengujian dan bahwa semua kondisi logis telah diuji.

Pengujian Black-box berfokus kepada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian Black-box memungkinkan perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian Black-box bukan merupakan alternatif dari teknik White-box, tetapi merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkap kesalahan-kesalahan pada metode

White-box.

Pengujian Black Box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut:

1) Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang 2) Kesalahan interface

3) Kesalahan dalam struktur data atau akses databse eksternal 4) Kesalahan kinerja


(52)

47

4.1 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke bagian-bagian komponennya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi segala macam permasalahan dan hambatan apa saja yang bisa terjadi dan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang nantinya diharapkan dapat menjadi acuan untuk diusulkannya perbaikan-perbaikan.

4.1.1 Analisis Dokumen

Analisi dokumen dimaksudkan untuk menganalisa dokumen yang digunakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat terkait dengan aktifitas izin penyelenggaraan penyiaran. Untuk itu analisa dokumen merupakan salah satu yang dapat membantu dalam perancangan sistem selanjutnya.

Adapun dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses izin penyelenggaraan penyiaran yang sedang berjalan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat yaitu:

1. Nama dokumen : Daftar Pemohon Izin Penyelenggaraan Penyiaran Fungsi : Untuk Mencatat Data Pemohon

Rangkap : 1 (satu)


(53)

2. Nama dokumen : Formulir Permohonan IPP LPP

Fungsi : Untuk Diajukan kepada Menkominfo dan KPI Pusat.

Rangkap : 3 (Tiga)

3. Nama dokumen : Formulir Permohonan IPP LPK

Fungsi : Untuk Diajukan kepada Menkominfo dan KPI Pusat.

Rangkap : 3 (Tiga)

4. Nama dokumen : Formulir Permohonan IPP LPS

Fungsi : Untuk Diajukan kepada Menkominfo dan KPI Pusat.

Rangkap : 3 (Tiga)

5. Nama dokumen : Formulir Permohonan IPP LPB

Fungsi : Untuk Diajukan kepada Menkominfo dan KPI Pusat.

Rangkap : 3 (Tiga)

4.1.2 Analisis Prosedur

Analisis difokuskan pada sistem perizinan penyiaran yang terdapat di Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat. Berdasarkan metode analisis yang digunakan, maka berikut merupakan prosedur dan gambaran sistem yang sedang berjalan pada sistem perizinan penyiaran pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.


(54)

Prosedur Pengajuan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Pada KPID Jabar :

1. Pemohon mengisi formulir mengenai pengajuan perijinan dan melengkapi persyaratan-persyaratan yang diajukan menjadi sebuah proposal permohonan ijin penyiaran.

2. Proposal tersebut ditujukan kepada Menkominfo dan KPI Pusat melalui KPID, apabila masih terdapat kekurangan dalam isi proposal maka proposal dikembalikan pada pemohon.

3. Apabila proposal memenuhi persyaratan yang diajukan maka KPID memberikan surat pengantar pengajuan ijin tersebut.

4. Selanjutnya Menkominfo akan memeriksa berkas-berkas persyaratan, seperti kelayakan pendirian lembaga penyiaran, frekuensi, BTS, dan infrastruktur lain. Sedangkan KPI Pusat akan memerikasa mengenai materi atau isi siaran lembaga yang mengajukan ijin penyiaran.

5. Kemudian apabila semua berkas diperiksa dan disetujui maka menkominfo memberikan instruksi yang berupa surat perintah kepada KPID untuk melakukan survey langsung ketempat pemohon, apabila proposal tidak disetujui maka proposal akan dikembalikan pada KPID.

Setelah melakukan survey KPID mengadakan Evaluasi Dengar Pendapat (EDP) yang dihadiri oleh Pemerintah, Pemohon, dan petugas dari KPID yang berwenang.


(55)

6. Jika dari hasil EDP dapat diterima maka selanjutnya KPI Pusat mengajukan Rekomendasi Kelayakan (RK) kepada Menkominfo.

7. Rekomendasi tersebut nantinya diteruskan kepada Menkominfo untuk menentukan apakah Rekomendasi Kelayakan (RK) layak atau tidak dalam Forum Rapat Bersama (FRB) untuk menerima surat Ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP).

8. Apabila pada Forum Rapat Bersama (FRB) Rekomendasi Kelayakan (RK) dapat diterima atau layak maka akan dikeluarkan surat Ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP).

9. Surat Ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) ini akan diberikan kepada KPID yang nantinya diserahkan pada pemohon pengajuan perijinan.


(56)

4.1.3 Model Sistem yang Sedang Berjalan

1. Flowmap

Flowmap Sistem Yang Berjalan

Pemohon KPID Menkominfo KPI Pusat

P

h

a

se

Formulir IPP, Proposal dan surat pengantar Formulir IPP

Isi Formulir IPP dan melampirkan proposal

Formulir IPP

Formulir IPP dan Proposal

Periksa Formulir IPP dan Proposal

Memenuhi presyaratan

tidak

Formulir IPP, Proposal dan surat pengantar

Formulir IPP, Proposal dan surat pengantar

Memenuhi presyaratan

Kelayakan sementara dan perintah survey

ya

Kelayakan sementara dan perintah survey

Melakukan survey

2

Formulir IPP dan Proposal

Formulir IPP, Proposal dan surat pengantar Formulir IPP, Proposal dan surat

pengantar ya 1 3 Periksa administrasi dan teknis Periksa materi siaran tidak

Formulir IPP, Proposal dan surat pengantar Buat Surat Pengantar dan

dilampirkan dengan formulir ipp dan proposal dalam rangkap 3


(57)

Flowmap Sistem Yang Berjalan

Pemohon KPID Menkominfo KPI Pusat

P

h

a

se

Melakukan EDP

Surat Izin Penyelenggaan Penyiaran Hasil survey dan EDP

ya

Evaluasi RK

Layak

ya

Surat Izin Penyelenggaan Penyiaran Surat Izin Penyelenggaan

Penyiaran

5 4

Keterangan belum layak

tidak Periksa hasil survey dan EDP Memenuhi persyaratan Perbaiki kekurangan tidak Periksa hasil survey dan EDP

Berita acara hasil survey dan EDP

ya

Berita acara hasil survey dan EDP

Dokumen hasil pemeriksaan Rekomendasi kelayakan Dokumen hasil pemeriksaan

Rekomendasi kelayakan

Keterangan belum layak

Surat Izin Penyelenggaan Penyiaran Hasil survey

Gambar 4.1 Flow Map Sistem yang Sedang Berjalan Keterangan :

1 = Arsip Permohonan IPP KPID Jabar 2 = Arsip Permohonan IPP Menkominfo 3 = Arsip Permohonan IPP KPI Pusat 4 = Arsip Surat IPP KPID Jabar


(58)

RK = Rekomendasi Kelayakan EDP = Evaluasi Dengar Pendapat 2. Diagram Kontek

Diagram kontek berfungsi untuk menggambarkan suatu sistem yang sedang berjalan secara keseluruhan, termasuk menggambarkan aliran-aliran data yang masuk dan keluar pada sistem tersebut. Adapun diagram konteks sistem yang sedang berjalan adalah sebagai berikut :

surat ipp kelayakan sementara

formulir ipp isi proposal tdk valid formulir ipp isi proposal surat peng antar

berita ac ara hasil survey & edp

surat ipp

formulir ipp isi proposal surat peng antar

tidak layak

perbaiki keleng kapan

formulir ipp isi & propos al tdk valid formulir ipp isi & propos al

0

si permohonan ipp

+

pemohon

kpi pus at

menkominfo

Gambar 4.2 Diagram Kontek Sistem Berjalan

3. Data Flow Diagram

DFD berfungsi untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa memperhatikan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir. DFD yang sedang berjalan digambarkan sebagai berikut :


(59)

hasil evaluasi

surat ipp surat ipp

tidak layak

lakukan evaluasi rekomendasi kelayakan

berita ac ara hasil survey & edp

hasil periks a teknis

kelayakan sementara

hasil periks a teknis

formulir ipp isi proposal tdk valid perbaiki keleng kapan

periks a dokumen

periks a dokumen formulir ipp isi proposal surat peng antar

formulir ipp isi proposal surat peng antar formulir ipp isi & propos al

data pemohon formulir ipp isi & propos al tdk valid

formulir ipp isi & propos al pemohon

pemohon pemohonpemohon

kpi pus at pemohon

kpi pus at

menkominfo menkominfo menkominfo menkominfo 1 periks a kelengkapan dokumen permohonan ipp 2 buat s urat peng antar 4 periks a dokumen teknis 3 periks a materi

siaran

5 buat berita hasil periks a

teknis 6 surver dan edp 7 evaluasi rekomendasi kelayakan 8 terbitkan ipp

Gambar 4.3 DFD Sistem Berjalan

4.2 EVALUASI SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

Dari sistem pengajuan perizinan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat, maka pengembangan sistem dengan memanfaatkan teknologi informasi perlu dilakukan untuk dapat memberikan kemudahan bagi para pemohon yang akan melakukan perizinan dengan bisa mengatasi berbagai kemungkinan masalah seperti pada tabel dibawah ini :


(60)

Tabel 4.1 Masalah dan Pemecahan Masalah pada Sistem yang Sedang Berjalan

No. Masalah Bagian Pemecahan

1. Belum efektifnya sistem informasi perizinan penyiaran yang saat ini berjalan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat

Komisioner KPID - Jabar

Pembuatan sistem informasi perizinan penyiaran secara online

2. Pemohon yang akan mengajukan surat izin penyelenggaraan penyiaran harus mendatangi langsung Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat

Komisioner KPID - Jabar Pengajuan surat izin penyelenggaraan penyiaran dapat dilakukan secara online

3 Waktu yang dibutuhkan untuk mengajukan surat izin penyelenggaraan penyiaran cukup lama

Komisioner KPID - Jabar Pengajuan surat izin penyelenggaraan penyiaran dapat dilakukan secara online

4. Website yang sudah ada belum berfungsi secara efektif dan jarang di update

Asisten Ahli KPID

– Jabar

Penambahan fasilitas pengajuan surat izin penyelenggaran penyiaran secara online


(61)

4.3 PERANCANGAN SISTEM

Tujuan dari perancangan sistem adalah sebagai berikut : 1. Untuk memenuhi kebutuhan pada pemakai sistem.

2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap.

Untuk mencapai tujuan ini, analisis sistem harus dapat mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut :

1. Perancangan sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah dipergunakan.

2. Perancangan sistem harus dapat mempersiapkan rancangan bangun yang terinci untuk masing-masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi, simpan data, metode-metode dan lain sebagainya.

4.3.1 Diagram Kontek

kelola informas i

kelola pemohon & admin log in admin

info login admin surat ipp

info rekomendasi kelayakan hasil periks a teknis

data pendaftaran ipp info login menkominfo log in menkominfo

info login kpi pus at

log in kpi pusat data pendaftaran ipp

rekomendasi kelayakan

info has il survey & edp info has il periksa teknis

hasil survey & edp surat peng antar data pendaftaran ipp

info login kpid jabar

log in kpid jabar info periksa ipp

periks a ipp

info pendaftaran ipp

data pendaftaran ipp

info login pemohon

log in pemohon

0

si permohonan ipp

+ pemohon

kpid jabar

kpi pus at

menkominfo

adminis trator


(62)

4.3.2 DFD (Data Flow Diagram) Level 1

data peng aduan

data kategori data admin

data berita data artikel data jenis lembag a

data bentuk lembaga

kelola informas i info user

info admin

kelola pemohon & admin

log in admin info login admin

log in kpi pusat info login kpi pus at info has il survey & edp

rekomendasi kelayakan

data pendaftaran ipp

info login menkominfo log in menkominfo surat ipp

info rekomendasi kelayakan hasil periks a teknis data pendaftaran ipp

info periksa ipp

periks a ipp

info has il periksa teknis hasil survey & edp info login kpid jabar log in kpid jabar surat peng antar

data pendaftaran ipp

data pendaftaran info login mekominfo

data log in menkominfo info login kpi pus at data log in kpi pusat info login kpid jabar data log in kpid jabar

info login admin data log in admin data pendaftaran

info login pemohon

info pendaftaran ipp data pendaftaran ipp

info login pemohon data log in pemohon info login pemohon

log in pemohon pemohon

pemohon pemohon pemohon pemohon

pemohon kpid jabarkpid jabarkpid jabarkpid jabarkpid jabarkpid jabar

kpi pus at kpi pus at kpi pus at kpi pus atkpi pus at

menkominfo menkominfo menkominfo menkominfo menkominfo menkominfo adminis trato r adminis trato r adminis trato r 1 peng elolaan log in user

2 peng elolaan

pendaftaran +

3

peng elolaan log in admin file us er

4 peng elolaan permohonan ipp + file pendaftaran file admin 5 peng elolaan

us er dan

admin adminis trator

6 peng elolaan

informas i file bentuk lembag a

file jenis lembaga

file berita file artikel

file kateg ori file peng aduan


(1)

113

kedalam database, tetapi apabila sebaliknya data masukan ditolak dan tidak bisa disimpan kedalam database.

Tabel 5.15 Pengujian Tambah Berita dan Artikel Kasus dan Hasil Pengujian

Data Masukan Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan Data masukan lengkap (valid) Data tersimpan kedalam database Data tersimpan kedalam database [X] Diterima [ ] Ditolak Data masukan

tidak lengkap (tidak valid)

Tampil pesan data yang dimasukan masih kosong/tidak lengkap

Tampil pesan peringatan dan data tidak disimpan kedalam database

[X] Diterima [ ] Ditolak

5.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian

Pengujian yang telah dilakukan merupakan proses yang terdapat dalam aplikasi Permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran secara online. Dan setelah dilakukan pengujian, maka berdasarkan hasil dari pengujian dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi dapat digunakan dengan baik, disamping terdapat beberapa proses lain yang mendukung dalam berjalannya aplikasi ini. Namun demikian pengujian tersebut di atas dapat dikatakan belum sempurna, dikarenakan hanya dilakukan pada sisi pengujian. Dan semua yang dilakukan dalam pengujian ini diharapkan dapat mewakili pengujian fungsi yang lain dalam aplikasi Permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran secara online.


(2)

114 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Perancangan sistem informasi perizinan penyiaran berbasis web ini merupakan salah satu cara untuk mempermudah lembaga yang akan mengajukan ataupun memperpanjang perizinan. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan sebelumnya, yaitu sebagai berikut :

1. Dengan dibangunya sistem informasi perizinan penyiaran berbasis web ini diharapkan dapat lebih mengefektifkan sistem informasi yang telah ada sebelumnya pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat. 2. Dengan dibangunya sistem informasi perizinan penyiaran berbasis web ini

diharapkan dalam proses pengajuan perizinan penyiaran tidak lagi dilakukan dengan mendatangi langsung kantor Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.

3. Dengan dibangunya sistem informasi perizinan penyiaran berbasis web ini diharapkan dalam proses pengajuan perizinan penyiaran tidak lagi memerlukan waktu yang lama.

4. Dengan dibangunya sistem informasi perizinan penyiaran berbasis web ini daiharapkan dapat melengkapi sistem yang sudah ada sebelumnya pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.


(3)

115

6.2.1 SARAN

Berdasarkan dari perancangan dan pembuatan sistem informasi perizinan penyiaran berbasis web yang telah dibangun, dan dilihat dari besarnya kebutuhan informasi dalam setiap prosesnya, maka saran yang dapat disampaikan, yaitu : 1. Untuk kedepannya sistem informasi perizinan penyiaran ini dapat lebih

dikembangkan lagi, yaitu dengan adanya integrasi dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan proses perizinan penyiaran seperti : intansi postel dan intansi pajak sehingga pemohon yang melakukan perizinan secara online pengurusan frekuensi dan pajak dapat dilakukan melalui internet juga.

2. Untuk kedepannya sistem informasi perizinan penyiaran ini dapat terintegrasi dengan administrator website Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) dan Departemen Komuniskasi dan Informatika (Defkominfo) agar sistem informasi perizinan penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa barat (KPID Jabar) ini dapat di implementasikan seutuhnya.

3. Untuk kedepannya diharapkan sistem informasi ini dapat ditambahkan fasilitas untuk berinteraksi antara user atau pemohon dengan admin sehingga user yang mendapatkan kesulitan dalam melakukan perizinan dapat dibantu dan diarahkan oleh admin.


(4)

116

DAFTAR PUSTAKA

Company Profile Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat (KPID-Jabar). 2011. Bandung.

Fathansyah. 2004. Basis Data. Informatika, Bandung.

Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta. Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta. Kadir, Abdul. 2005. Konsep dan Tuntunan Praktis Basis Data. Andi. Yogyakarta.

Kendall. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem (edisi 5 jilid 1). Pearson Education Pte. Ltd. dan PT Prenhallind. Jakarta.

Kristanto, Andri. 2008. Perancangan Sistem Informasi & Aplikasinya. Gava Media.Yogyakarta.

Undang undang No. 32 Tahun 2002. Internet :

http://id.wikipedia.org/wiki/Adobe_Dreamweaver (14 Maret 2011) http://id.wikipedia.org/wiki/Apache_HTTP_Server (14 Maret 2011) http://id.wikipedia.org/wiki/Internet (14 Maret 2011)

http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_komputer (14 Maret 2011) http://id.wikipedia.org/wiki/MySQL (14 Maret 2011)

http://id.wikipedia.org/wiki/Penyiaran_umum (8 Maret 2011) http://id.wikipedia.org/wiki/PHP (14 Maret 2011)

http://id.wikipedia.org/wiki/Web_server (14 Maret 2011) http://id.wikipedia.org/wiki/Website (14 Maret 2011)


(5)

117


(6)

BIODATA MAHASISWA

A. Biodata Mahasiswa

NIM : 1.05.07.587

Nama Lengkap : HAFID YUNUS DARMAWAN Tempat & Tanggal Lahir : Cianjur, 14 Juni 1988

Agama : Islam

Jenis kelamin : Laki - laki

Alamat Lengkap : Kp. Ciendog RT 03/07 Ds. Kertajaya Kec. Ciranjang Kab. Cianjur 43282

No. Telepon / HP : 0857225007040 - 082114567225

Email : h.fid_yd@ymail.com – hafidyunus@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan Formal & Non-Formal

1. SDN Gununghalu 02 Ciranjang 1994 s/d 2000 2. Tazhiziyyah Persatuan Islam No 4 Cianjur 2000 s/d 2001 3. MTs Persatuan Islam No 4 Cianjur 2001 s/d 2004 4. Aliyah Persatuan Islam No 4 Cianjur 2005 s/d 2007 5. Universitas Komputer Indonesia 2007 s/d 2011

Bandung, Agustus 2011 Penulis