15 Dalam perancangan jembatan ada beberapa aspek yang perlu ditinjau yang
nantinya akan mempengaruhi dalam penetapan bentuk maupun dimensi jembatan. Adapun aspek tersebut antara lain :
a Aspek lokasi dan tipe jembatan b Aspek lalu lintas
c Aspek hidrologi d Aspek geoteknik
e Aspek geometri jembatan f Aspek konstruksi jembatan
g Aspek perkerasan jalan h Aspek pendukung lain
2.2. Aspek Lokasi dan Tipe Jembatan
Aspek lokasi mempunyai peranan yang penting dalam perencanaan jembatan dan merupakan langkah awal dalam penentuan panjang jembatan. Dalam penentuan
lokasi jembatan didasarkan pada peta topografi di lokasi setempat dan kesesuaian dengan aspek geometri jalan yaitu alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal.
Adapun hal – hal lain yang juga perlu dipertimbangkan dalam penentuan letak jembatan adalah sebagai berikut :
a Penempatan jembatan sebaiknya menghindari daerah tikungan karena akan membahayakan pengguna jalan dan mengurangi tingkat kenyamanan, selain
itu penempatan jembatan pada daerah tikungan akan memperbesar panjang jembatan sehingga akan dibutuhkan biaya yang lebih besar. Tetapi apabila
melewati daerah tikungan maka diperlukan adanya superelevasi untuk
mengimbangi gaya sentrifugal yang bekerja.
b Apabila jembatan tersebut melewati sebuah sungai, maka penempatan jembatan akan mempengaruhi panjang jembatan. Penempatan jembatan
hendaknya diatas rencana banjir keadaan batas ultimate tanpa membahayakan jembatan atau struktur sekitarnya dengan gerusan atau gaya
16 aliran air. Penempatan jembatan secara tegak lurus terhadap sungai akan
lebih efisien dari segi jarak dan biaya dibandingkan penempatan yang tidak
tegak lurus terhadap sungai
c Penempatan jembatan diusahakan pada daerah datar sehingga tidak memerlukan banyak urugan dan galian dalam pelaksanaannya.
Selain pertimbangan aspek lokasi guna menentukan letak jembatan, penentuan tipe jembatan juga diperlukan agar tercapai jembatan yang kokoh, stabil,
konstruksi yang ekonomis dan estetis, awet serta dapat mencapai umur rencana. Untuk tipikal bangunan atas jembatan berdasarkan variasi panjang rencana jembatan
dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut Tabel 2.1 merupakan konfigurasi bangunan atas tipikal berdasarkan variasi panjang :
Tabel 2. 1. Tipikal Konfigurasi Bangunan Atas
No Jenis Bangunan Atas
Variasi Panjang
Perbandingan HL Tipikal
Tinggi Bentang
1. Bangunan Atas Kayu
a. Jembatan balok dengan lantai urug atau lantai papan.
5 – 20 m 1 15
b. Gelagar kayu gergaji dengan lantai papan. 5 – 10 m
1 5 c. Gelagar komposit kayu baja gergaji dengan lantai
papan. 8 – 12 m
1 5 d. Rangka lantai bawah dengan papan kayu
20 – 50 m 1 6
e. Rangka lantai atas dengan papan kayu. 20 – 50 m
1 5 f. Gelagar baja dengan lantai papan kayu.
5 – 35 m 1 17 – 1 30
2. Bangunan Atas Baja
a. Gelagar baja dengan pelat lantai baja. 5 – 25 m
1 25 – 1 27 b. Gelagar
baja dengan
lantai beton komposit. - Bentang sederhana
- Bentang menerus 15 – 50 m
35 – 90 m 1 20
17
No Jenis Bangunan Atas
Variasi Panjang
Perbandingan HL Tipikal
Tinggi Bentang
c. Gelagar box baja dengan lantai beton komposit. - Bentang sederhana
- Bentang menerus 30 – 60 m
40 – 90 m 1 20
d. Rangka lantai bawah dengan pelat beton 30-100 m
1 8 – 1 11 e. Rangka lantai atas dengan pelat beton komposit
30-100 m 111 – 1 15
f. Rangka menerus 60–150 m
1 10 3.
Jembatan Beton Bertulang a. Pelat beton bertulang
5 – 10 m 1 12,5
b. Pelat berongga 10 – 18 m
1 18 c. Kanal pracetak
5 – 13 m 1 15
d. Gelagar beton “ T “ 6 – 25 m
1 12 – 1 15 e. Gelagar beton box
12 – 30 m 1 12 – 1 15
f. Lengkung beton bentuk parabola 30 – 70 m
1 30 rata - rata 4.
Jembatan Beton Prategang a. Segmen pelat
6 – 12 m 1 20
b. Segmen pelat berongga 6 – 16 m
1 20 c. Segmen berongga komposit dengan lantai beton.
- Rongga tunggal - Box berongga
8 – 14 m 16 – 20 m
1 18 d. Gelagar I dengan lantai komposit dalam bentang
sederhana : - Pra penegangan - Pasca penegangan
- Pra + Pasca penegangan 12 – 35 m
18 – 35 m 18 – 25 m
1 15 – 1 16,5
e. Gelagar I dengan lantai beton komposit dalam bentang menerus.
20 – 40 m 1 17,5
f. Gelagar I pra penegangan dengan lantai komposit dalam bentang tunggal
16 – 25 m 1 15 – 1 16,5
g. Gelagar T pasca penegangan. 20 – 45 m
1 16,5 -1 17,5 Lanjutan Tabel 2. 1. Tipikal Konfigurasi Bangunan Atas
18
Sumber : Perencanaan Jembatan oleh Ir. Bambang Pudjianto, MT. dan Ir.Muchtar Hadiwidodo.
2.3. Aspek Arus Lalu Lintas