8
BAB II STUDI PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum
Konstruksi suatu jembatan terdiri dari bangunan atas, bangunan bawah, dan pondasi. Sesuai dengan istilahnya bangunan atas berada pada bagian atas suatu
jembatan yang berfungsi untuk menampung semua beban yang ditimbulkan oleh suatu lalu lintas kendaraan atau orang yang kemudian disalurkan ke bagian bawah.
Sedang bangunan bawah terletak di bawah bangunan atas yang berfungsi untuk menerima atau memikul beban – beban yang diberikan bangunan atas dan kemudian
menyalurkan ke pondasi. Pondasi berfungsi menerima beban – beban dari bangunan bawah lalu disalurkan ke tanah. Jenis pondasi tergantung dari kondisi tanah dasarnya,
dapat menggunakan tiang pancang atau sumuran. Jembatan juga terdiri dari beberapa jenis berdasarkan sistem strukturnya
antara lain adalah sebagai berikut : 1. Jembatan Lengkung Arch Bridge
Pelengkung merupakan struktur non-linier yang mempunyai kemampuan sangat tinggi terhadap respon momen lengkung. Yang membedakan bentuk
pelengkung dengan bentuk lainnya adalah perletakan ujungnya berupa sendi sehingga perletakan tidak diijinkan adanya pergerakan kearah horizontal.
Apabila pada pelengkung bekerja gaya, maka akan timbul komponen gaya horizontal di dalam struktur. Dengan demikian bentuk jembatan lengkung hanya
bisa dipakai apabila tanah pendukung kuat dan stabil. Jembatan lengkung banyak digunakan untuk menghubungkan tepian sungai
atau ngarai dan dapat dibuat dari bahan baja maupun beton. Jembatan lengkung merupakan bentuk paling indah diantara jembatan yang ada.
2. Gelagar Jem
terbuat dengan
pelat ya gelagar
3. Jembata Bai
sebagai main-ca
menghu stayed k
Jem lebih ya
kabel d r Beam Brid
mbatan bentu dari beton,
menggunak ang merupak
statis terten
an Cable-Sta ik jembatan
i elemen pem able, kabe
ubungkan ka kabel langsu
Gamba
mbatan cable ang terpasan
dibentangkan dge
uk gelagar t , baja, atau
kan diafragm kan lantai lal
ntu.
ayed cable-stayed
mikul lantai l l utama
abel pemiku ung ditumpu
ar 2.1. Jemba
e-stayed mer ng di atas pil
n secara dia terdiri dari l
beton prate ma, dan umu
lu-lintas. Sec
d maupun je lalu-lintas. P
pada jemb ul lantai lal
oleh tower.
tan Gantung
rupakan gela lar – pilar jem
agonal menu lebih dari s
egang. Jemb umnya men
cara struktur
embatan gan Perbedaan si
batan gant lu lintas den
dan Cable Sta
agar meneru mbatan di te
uju gelagar atu gelagar
batan jenis nyatu secara
r, jembatan i
ntung mengg stem terletak
tung. Main ngan tower.
ayed
us dengan to engah bentan
jembatan d tunggal yan
ini dirangk kaku denga
ini merupaka
gunakan kab k pada adany
n cable i . Pada cabl
ower satu ata ng. Dari tow
dan berfung 9
ng kai
an an
bel ya
ini le-
au wer
gsi
10 sebagai perletakan tambahan disamping pangkal dan pilar. Jembatan cable-
stayed memiliki titik pusat massa yang relatif rendah posisinya sehingga jembatan tipe ini sangat baik digunakan pada daerah dengan resiko gempa.
Pengaruh negatif dari kedudukan pusat massa yang rendah ini adalah bahwa keseluruhan konstruksi menjadi sangat peka terhadap faktor penurunan tanah.
Kabel merupakan elemen struktur dengan ketahanan tinggi terhadap gaya tarik, tetapi lemah tekan karena akan mengalami tekuk. Dengan demikian,
jembatan jenis ini sangat kuat untuk memikul beban vertikal berupa lalu-lintas di atas lantai jembatan, tetapi perencanaan terhadap beban angin memerlukan
perhatian tersendiri. Untuk menanggulangi pengaruh goyangan dan getaran berlebihan, setiap jembatan cable-stayed diperlengkapi dengan pengukur
tegangan. Dengan adanya tower dan kabel yang langsing dan mendominasi penampilan jembatan, cable-stayed mempunyai penampilan yang elegan.
Selama proses pemasangan, kabel dan gelagar akan menerima tegangan yang cukup tinggi, terutama pada keadaan dimana gelagar berfungsi sebagai
kantilever. Cable-stayed bridge lebih efisien bila dibandingkan dengan jembatan gantung, terutama karena tidak membutuhkan kabel utama yang relatif besar dan
berat. Agar jembatan cable stayed dapat berfungsi baik, kabel yang digunakan harus benar – benar kuat dan memenuhi persyaratan kemampuan bahan.
Hubungan dengan lantai lalu-lintas harus serigid mungkin. Untuk menghindari regangan berlebihan akibat beban siklis, kabel diproses secara “lock-coiled”.
Suatu sistem dimana setiap bagian kabel tidak mengalami regangan akibat beban tarik.
4. Jembatan Gantung Suspension Bridge Sistem struktur dasar jembatan gantung berupa kabel utama main cable
yang memikul kabel gantung suspension cable. Kabel gantung inilah yang memikul gelagar utama jembatan. Kabel utama terikat pada angkur di ujung
tower yang menyebabkan tower dalam keadaan tertekan. Perbedaan utama jembatan gantung terhadap cable stayed adalah bahwa kabel tersebar merata
sepanja jembata
Lan pilar ka
angin d dihentik
goyang Pad
sebagai mutu tin
dengan selubun
Aga kedua s
akan da ang gelagar
an jenis ini, k ntai lalu-lint
arena prinsip dengan inte
kan. Hal in an yang ting
da jaman da i kabel jemb
nggi yang te garis tengah
ng nylon untu ar tower dala
sisi tower. A apat mengant
Ga
dan tidak kabel tidak t
tas jembatan p pemikulan
nsitas tingg ni untuk me
ggi. ahulu serat a
batan gantun erdiri dari str
h yang dapat uk mencegah
am keadaan danya kabel
tisipasi pros
ambar 2.2. Si
membebani terikat pada t
n biasanya t gelagar terle
gi, jembatan encegah sul
alami sepert ng sederhan
rands kawa t mencapai b
h karat. setimbang,
l utama yang es tekuk pad
istematika Sta
tower seca tower.
tidak terhub etak pada ka
n dapat ditu litnya meng
ti henep dan a. Kabel ma
at yang diun beberapa me
kabel utama g simetris da
da tower.
atika Beban K
ara langsun
bungkan lang abel. Apabila
utup dan ar gemudi kend
n bambu tel asa kini terb
ntai menjadi eter. Kabel d
a harus diben an angker tan
Kabel
g. Juga pad
gsung denga a terjadi beba
rus lalu-lint daraan dala
lah digunaka buat dari ba
i bentuk kab dilindungi ole
ntangkan pad nah di pangk
11 da
an an
as am
an aja
bel eh
da kal
12 Pemasangan gelagar jembatan gantung dilaksanakan setelah sistem kabel
terpasang dan kabel sekaligus merupakan bagian dari struktur launching jembatan.
Pada jembatan gantung getaran dan tegangan kabel juga diukur dengan teliti untuk mengantisipasi pengaruh angin. Getaran yang berlebihan dapat berakibat
fatal bagi jembatan gantung dan berakhir dengan patahnya kabel penggantung.
5. Jembatan Beton Prategang Prestressed Concrete Bridges Jembatan beton prategang merupakan suatu perkembangan mutakhir dari
bahan beton. Pada jembatan beton prategang diberikan gaya prategang awal yang dimaksudkan untuk mengimbangi tegangan yang terjadi akibat beban.
Jembatan beton prategang dapat dilaksanakan dengan dua sistem, post- tensioning dan pre-tensioning. Pada sistem post-tensioning tendon prategang
ditempatkan di dalam duct setelah beton mengeras, dan transfer gaya prategang dari tendon pada beton dilakukan dengan penjangkaran di ujung gelagar. Pada
pre-tensioning beton dituang mengelilingi tendon prategang yang ditegangkan terlebih dahulu, dan transfer gaya prategang terlaksana karena adanya ikatan
antara beton dengan tendon. Jembatan beton prategang sangat efisien karena analisa penampang
berdasarkan penampang utuh. Salah satu faktor rawan jembatan jenis ini adalah karat pada tendon. Dua dekade terakhir telah dikembangkan penggunaan serat
synthetis sebagai pengganti tendon baja. Serat synthetis dikategorikan sebagai pengganti FRP Fiber Reinforced Plastics dan dapat berupa serat gelas Glass
Fiber, serat karbon Carbon Fiber atau serat aramid Aramid Fiber.
Kel pembua
yang sa
6. Jembata Jem
segitiga batang
merupa variasi
struktur
7. Jembata Gel
bentang yang sa
Gambar 2.3
lebihan dar atan tidak me
angat tinggi,
an Rangka mbatan rangk
a. Elemen ran hanya men
akan salah s bentuk seba
r diperoleh d
an Box Gird lagar baja,
gan jembatan angat panja
3. Perilaku Ba
ri jembatan embutuhkan
sangat stabi
Truss Bridge ka umumny
ngka diangg nerima gaya
satu jenis je agai gelagar
dengan pema
der beton mau
n yang tidak ang, maka p
ahan Tendon
beton pra n perawatan,
il.
e ya terbuat da
gap bersendi aksial teka
mbatan tertu r sederhana,
asangan bata
upun beton k terlalu pan
pilar – pilar
Jembatan Pra
ategang ant dan jembata
ari baja den pada kedua
an atau tarik ua dan dapa
lengkung a ang diagonal
n prategang njang. Apab
r harus dipa
ategang
tara lain b an ini karena
ngan bentuk ujungnya se
k baja. Jem at dibuat da
atau kantilev l.
dapat dig bila diperluk
asang untuk ahwa setela
a berat sendi
dasar berup ehingga setia
mbatan rangk alam beraga
ver. Kekakua
gunakan pad kan bentanga
k menguran
13 ah
iri
pa ap
ka am
an
da an
ngi
14 bentang bersih gelagar. Dengan menggunakan bentuk box-girder dapat
diperoleh bentuk penampang yang lebih efisien. Jembatan box girder umumnya terbuat dari baja atau beton konvensional
maupun prategang. Box girder terutama digunakan sebagai gelagar jembatan dan dapat dikombinasikan dengan sistem jembatan gantung, cable-stayed
maupun bentuk pelengkung. Manfaat utama dari box-girder adalah momen inersia yang tinggi dalam
kombinasi dengan berat sendiri yang relatif ringan karena adanya rongga di tengah penampang. Box girder dapat diproduksi dalam berbagai bentuk tetapi
bentuk trapesium adalah yang paling banyak digunakan. Rongga di tengah box memungkinkan pemasangan tendon prategang di luar penampang beton.
Jenis gelagar ini biasanya dipakai sebagai bagian dari gelagar segmental yang kemudian disatukan dengan sistem prategang post-tensioning. Analisa full-
prestressing, suatu desain dimana pada penampang tidak diperkenankan adanya gaya tarik, menjamin kontinuitas dari gelagar pada pertemuan segmen.
8. Jembatan Kantilever Jembatan kantilever memanfaatkan konstruksi jepit-bebas sebagai elemen
pendukung lalu-lintas. Jembatan ini dapat dibuat dari baja dengan struktur rangka maupun beton. Apabila pada jembatan baja kekakuan momen didapat
dari gelagar menerus, pada beton kondisi jepit tercipta dengan membuat struktur yang monolit dengan pangkal jembatan.
Salah satu kelebihan kantilever adalah bahwa selama proses pembuatan jembatan dapat dibangun menjauh dari pangkal atau pilar tanpa dibutuhkannya
perancah. Jembatan kantilever biasanya dibuat dalam kondisi dengan balok gerber. Setelah kedua bagian kantilever ujung selesai dibangun, gerber dapat
dinaikkan ke atasnya tanpa kesulitan. Salah satu kendala utama adalah kebutuhan tinggi efektif yang besar.
15 Dalam perancangan jembatan ada beberapa aspek yang perlu ditinjau yang
nantinya akan mempengaruhi dalam penetapan bentuk maupun dimensi jembatan. Adapun aspek tersebut antara lain :
a Aspek lokasi dan tipe jembatan b Aspek lalu lintas
c Aspek hidrologi d Aspek geoteknik
e Aspek geometri jembatan f Aspek konstruksi jembatan
g Aspek perkerasan jalan h Aspek pendukung lain
2.2. Aspek Lokasi dan Tipe Jembatan