Pasal-Pasal Yang Berkaitan Dalam Perlindungan TKI

4. memperoleh kebebasan menganut agama dan keyakinannya serta kesempatan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianutnya; 5. memperoleh upah sesuai dengan standar upah yang berlaku di negara tujuan; 6. memperoleh hak, kesempatan, dan perlakuan yang sama yang diperoleh tenaga kerja asing lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan di negara tujuan; 7. memperoleh jaminan perlindungan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan atas tindakan yang dapat merendahkan harkat dan martabatnya serta pelanggaran atas hak-hak yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang- undangan selama penempatan di luar negeri; 8. memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan keamanan kepulangan TKI ke tempat asal; Untuk lebih memperketat pengawasan pemerintah maka ada beberapa larangan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004, yaitu: 1. Orang perseorangan dilarang menempatkan warga negara Indonesia untuk bekerja di luar negeri. Penjelasan Pasal 4. 2. Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang mengalihkan atau memindahtangankan SIPPTKI kepada pihak lain. penjelasan Pasal 19. 3. Setiap orang dilarang menempatkan calon TKITKI pada jabatan dan tempat pekerjaan yang bertentangan dengan nilai- nilai kemanusiaan dan norma kesusilaan serta peraturan perundang-undangan, baik di Indonesia maupun di negara tujuan atau di negara tujuan yang telah dinyatakan tertutup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27. Pasal 30. 4. Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang mengalihkan atau memindahtangankan SIP kepada pihak lain untuk melakukan perekrutan calon TKI. Pasal 33. 5. Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang menempatkan calon TKI yang tidak lulus dalam uji kompetensi kerja. Pasal 45. 6. Calon TKI yang sedang mengikuti pendidikan dan pelatihan dilarang untuk dipekerjakan. pasal 46. 7. Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang menempatkan calon TKI yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan psikologi. Pasal 50. 8. Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang menempatkan calon TKI yang tidak memiliki KTKLN. Pasal 64. 9. Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang menempatkan TKI yang tidak sesuai dengan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan perjanjian kerja yang disepakati dan ditandatangani TKI yang bersangkutan. Pasal 72. 10. Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang menempatkan TKI yang tidak sesuai dengan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan perjanjian kerja yang disepakati dan ditandatangani TKI yang bersangkutan. Penjelasan Pasal 72. Selain itu ada beberapa ketentuan pidana terhadap pelanggaran Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004, yaitu: Pasal 102 “1 Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 dua tahun dan paling lama 10 sepuluh tahun danatau denda paling sedikit Rp2.000.000.000,00 dua miliar rupiah dan paling banyak Rp15.000.000.000,00 lima belas miliar rupiah, setiap orang yang: a. menempatkan warga negara Indonesia untuk bekerja di luar negeri Pasal 4. b. menempatkan TKI tanpa izin Pasal 12. c. menempatkan calon TKI pada jabatan atau tempat pekerjaan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan norma kesusilaan Pasal 30. 2 Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan tindak pidana kejahatan.” Pasal 103 “ 1 Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 satu tahun dan paling lama 5 lima tahun danatau denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 satu miliar rupiah dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 lima miliar rupiah, setiap orang yang: a. mengalihkan atau memindah tangankan SIPPTKI Pasal 19. b. mengalihkan atau memindahtangankan SIP kepada pihak lain Pasal 33. c. melakukan perekrutan calon TKI yang tidak memenuhi persyaratan Pasal 35. d. menempatkan TKI yang tidak lulus dalam uji kompetensi kerja Pasal 45. e. menempatkan TKI yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan, psikologi Pasal 50. f. menempatkan calon TKWTKI yang tidak memiliki dokumen Pasal 51. g. menempatkan TKI di luar negeri tanpa perlindungan program asuransi Pasal 68. h. memperlakukan calon TKI secara tidak wajar dan tidak manusiawi selama masa di penampungan Pasal 70 ayat 3. 2 Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mer upakan tindak pidana kejahatan. “ Pasal 104 “1 Dipidana dengan pidana kurungan paling singkat 1 satu bulan dan paling lama 1 satu tahun danatau denda paling sedikit Rp100.000.000,00 seratus juta rupiah dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 satu miliar rupiah, setiap orang yang: a. menempatkan TKI tidak melalui Mitra Usaha Pasal 24. b. menempatkan TKI di luar negeri untuk kepentingan perusahaan sendiri tanpa izin tertulis dari Menteri Pasal 26 ayat 1. c. mempekerjakan calon TKI yang sedang mengikuti pendidikan, pelatihan Pasal 46. d. menempatkan TKI di luar negeri yang tidak memiliki KTKLN Pasal 64. e. tidak memberangkatkan TKI ke luar negeri yang telah memenuhi persyaratan kelengkapan dokumen Pasal 67. 51

BAB III TENAGA KERJA WANITA INDONESIA SEBAGAI KORBAN TINDAK PIDANA

KEKERASAN DILUAR NEGERI

A. Kasus Kekerasan Terhadap Tenaga Kerja Wanita

Kasus kekerasan pembantu rumah tangga sampai saat ini berlanjut, dan menimbulkan banyak korban terutama tenaga kerja wanita. Kekerasan terhadap tenaga kerja wanita yang bekerja menjadi pembantu rumah tangga, sering kali mendapatkan perlakuan yang tidak wajar dari majikannya. Beberapa contoh kekerasan yang terdapat di Indonesia antara lain: 1 1. Kasus Riyamah Tahun 2008 Seperti yang dialami oleh seorang tenaga kerja wanita TKW yang bernama Riyamah 31 asal Dusun Curahrejo, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang merupakan salah satu TKI yang mengalami kekerasan fisik. Saya bekerja di Arab Saudi selama delapan tahun dan enam tahun di antaranya mendapat perlakukan kasar dan sering dipukul oleh majikan, tutur Riyamah saat ditemui ANTARA di rumahnya. TKI asal Jember itu bekerja di Arab Saudi sebagai pembantu rumah tangga pada tahun 2000 dan pulang ke kampung halamannya tahun 2008, dengan kondisi yang memprihatinkan dan mengalami cacat permanen di beberapa bagian tubuhnya. 1 http:www.antarajatim.comlihatberita49238potret-buram-kekerasan-tki-tidak-kunjung-usai Diakses pada hari Jumat, tanggal 25 Nopember 2011, pukul 22.12 WIB. Saya ingin bekerja ke luar negeri untuk mencari sesuap nasi dan membangun rumah di desa seperti teman-teman yang sukses bekerja di sana. Itu harapan saya ketika menjadi buruh migran, paparnya. Perempuan yang memiliki dua anak itu menceritakan kisahnya selama menjadi buruh migran di Arab Saudi, dengan sesekali meraba sejumlah luka yang membekas di bagian tangan dan kakinya. Setelah mendapat majikan di Arab Saudi dengan upah sebesar 600 riyal Saudi per bulan, Riyamah pun mulai bekerja dan melaksanakan seluruh perintah majikannya. Keinginan kuat TKI asal Desa Sumberejo untuk mendapatkan uang demi sesuap nasi itu, menyebabkan Riyamah tidak menghiraukan siksaan dan penganiayaan yang dilakukan majikannya selama enam tahun. Pekerjaan yang saya lakukan tidak pernah membuat majikan saya puas, terkadang saya bekerja sambil dipukul oleh majikan. Namun, saya tidak pernah sakit hati dengan majikan karena niat saya pergi ke Arab Saudi adalah bekerja untuk menghidupi keluarga saya di desa, tuturnya lirih. Riyamah mengaku sering dipukul, telinganya digigit hingga berdarah dan kepalanya dibenturkan ke dinding hingga bocor. Bahkan majikannya tidak pernah mengobati luka buruh migran tersebut. Jari tangan kirinya retak dan tidak bisa digerakkan secara normal, luka benturan di kepala masih membekas, gigitan majikan di telinga juga membekas dan bentuk telinga tidak lagi sempurna, serta sejumlah bekas luka di sekujur tubuhnya masih membekas akibat kekerasan yang dilakukan oleh majikannya. Penglihatan dan pendengaran saya tidak normal lagi, sehingga saya tidak bisa bekerja berat dan lebih banyak diam di rumah bersama anak-anak, tutur ibu dua anak itu. Selama delapan tahun bekerja di Arab Saudi, Riyamah tidak diperbolehkan bertemu dengan TKI yang lain, bahkan dia juga tidak boleh menghubungi keluarganya di Jember dan berkomunikasi dengan teman-temannya di Arab Saudi. Sebenarnya saya tidak betah dan ingin pulang ke Indonesia, namun dilarang oleh majikan dengan berbagai alasan. Saya tidak berani kabur karena banyak TKI yang melarikan diri dari majikan, ditangkap dan disiksa oleh aparat kepolisian setempat, katanya menerangkan. Riyamah akhirnya dipulangkan oleh majikannya dengan membawa uang sebesar 12 ribu riyal Saudi, namun luka fisik hingga kini masih membekas di seluruh tubuhnya. Upah yang saya terima hanya 12 ribu Riyal selama delapan tahun, seharusnya saya menerima upah sebesar 47 ribu Riyal. Gaji saya dipotong majikan, dengan alasan ganti rugi sejumlah barang yang rusak di rumah itu, ucapnya lirih. Adik Riyamah, Sambiretno Uci 27 yang juga pernah menjadi TKW di Arab Saudi juga mengalami kekerasan fisik hingga yang bersangkutan menderita gagal ginjal dan meninggal dunia. Adik saya meninggal dunia setelah dua bulan sakit dan dipulangkan dari Arab Saudi. Ia juga mendapat penyiksaan dari aparat kepolisian setempat karena melarikan diri dari rumah majikan, tuturnya. Publik tentu masih ingat terhadap kasus Muntik binti Bani seorang TKW asal Kabupaten Jember

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA INDONESIA OLEH PEMERINTAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

0 7 17

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Jalanan Atas Eksploitasi Dan Tindak Kekerasan Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Jo Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

1 15 79

UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA INDONESIA DILUAR NEGERI TERHADAP TINDAK PIDANA ATAS TUBUH DAN NYAWA MENURUT UNDANG UNDANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI DILUAR NEGERI

1 17 53

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE LUAR NEGERI MENURUT UNDANG UNDANG NO. 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

0 7 115

Penempatan dan Perlindungan Hukum terhadap Tenaga Kerja Indonesia yang Bekerja di Luar Negeri (Kajian Yuridis terhadap Asas Hukum dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 Guna Mewujudkan Penempatan & Perlindungan TKI yang Bermartabat)

0 4 27

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI LUAR NEGERI MELALUI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNG.

0 0 1

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA DARI UNDANG-UNDANG NO. 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI.

1 1 99

(ABSTRAK) PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE LUAR NEGERI MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (Studi Pada Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Propinsi.

0 0 3

(ABSTRAK) PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE LUAR NEGERI MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (Studi Pada Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Propinsi.

0 0 3

analisis yuridis undang-undang no 39 tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan hukum bagi tenaga kerja indonesia luar negeri dalam rangka mewujudkan kepastian hukum.

0 1 1