KUALITAS TELUR ASIN BAKAR TRADISIONAL(Studi Kadar Air, Organ oleptik dan Daya Simpan)

KUALITAS TELUR ASIN BAKAR TRADISIONAL(Studi Kadar Air,
Organoleptik dan Daya Simpan)
Oleh: R U S L I ( 05910021 )
Animal Husbandry
Dibuat: 2009-08-14 , dengan 7 file(s).

Keywords: Telur Asin Bakar, Kadar Air, Organoleptik, Daya Simpan
ABSTRAK
Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna,
dan bergizi tinggi. Telur merupakan hasil ternak yang mempunyai andil besar dalam mengatasi
masalah gizi masyarakat, karena telur sarat akan zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan yang
sehat. Dari sekian banyak telur, telur itik merupakan telur yang memiliki kandungan gizi yang
lebih baik dari telur-telur yang lainnya. Salah satu produk dari telur itik adalah telur asin bakar
tradisional tetapi belum ada standar kualitas dari produk tersebut. Berdasarkan hal di atas sa ngat
penting untuk penelitian terhadap kualitas telur asin bakar tradisional (kadar air, organoleptik
dan daya simpan). Sehingga dapat diketahui kualitas telur asin bakar tradisional meliputi kadar
air, organoleptik dan daya simpannya. Sasaran yang ingin d icapai adalah untuk mendapatkan
standar kualitas telur asin bakar tradisional.
Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Notojoyo no. 98 pada tanggal 9 Januari – 5 Februari 2009 dan
analisis kualitas kimia telur dilaksanakan di Laboratorium Peternakan UMM. Mater i yang
digunakan dalam penelitian ini adalah telur itik sebanyak 150 butir dalam kondisi segar dan

masih kurang dari 24 jam dari waktu pasca panen. Alat-alat yang digunakan terdiri dari serbuk
bata merah, arang halus, garam, air, baskom, rak telur, saringa n dan tungku pembakar. Variabel
yang akan diukur dalam penelitian ini adalah kualitas telur asin bakar yang meliputi kadar air,
organoleptik dan daya simpan. Penelitian ini menggunakan metode survei yaitu dengan menguji
kualitas telur asin bakar tradisional yang meliputi uji kadar air dengan cara menguji sampel pada
tiga kali ulangan, uji organoleptik dengan cara meminta panelis yang berjumlah 30 orang untuk
menguji warna, takstur, bau dan kesukaan mereka dan uji daya simpan dengan cara menyimpan
pada suhu kamar dan dilakukan pengamatan sampai terjadi kerusakan pada produk. Data yang
diperoleh berupa kualitas telur asin bakar tradisional selanjutnya dianalisis menggunakan
perhitungan satistik sederhana. Perhitungan statistik dilakukan dengan cara mencari rat a-rata dari
data yang dimiliki.
Hasil penelitian ini adalah kadar air yang terkandung dalam telur asin bakar tradisional (63,05%)
lebih rendah jika dibandingkan dengan telur asin rebus (66,50%) sehingga menyebabkan daya
simpan produk ini juga lebih lama (9 hari). Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa panelis
menyukai telur asin bakar tradisional dengan rataan skore 7,80 sampai 8,07.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah konsumen menyukai telur asin bakar tradisional karena
memiliki kadar air yang lebih rendah, dan lebih tahan lama. Sehingga dapat disarankan untuk
peneliti ke depannya untuk mengkaji beberapa hal yaitu pengkajian terhadap lama pembakaran,
penggunaan berbagai macam bahan bakar pengaruh suhu pembakaran terhadap kualitas telur
asin bakar tradisional.

ABSTRACT
Egg is one of the protein sources from animal which has good taste, easily digested, and contain
high nutrition. Egg is one of the farm products which has great role in dealing with community’s

nutrition problem, since egg contain high nutrition needed for healthy life. From many kind of
egg, duck’s egg has better nutrient composition than other kind of egg. One product made from
duck’s egg is traditionally roast salted egg but there is still no quality standard for this kind of
product. Based on the circumstances above, it is necessary to conduct experiment toward the
quality of traditionally roast salted egg (water content, organoleptic, and storage capacity).
Hence, we could found out quality of traditionally roast salted egg comprise o f water content,
organoleptic, and its storage capacity. The objective of this experiment is to obtain quality
standard on traditionally roast salted egg.
This experiment is conducted in Jl. Notojoyo No. 98 from January 9th until February 5th 2009
and chemical quality analysis of the egg is conducted in Animal Husbandry Laboratory of
UMM. Material used in this experiment is fresh 150 duck’s egg and less than 24 hours from
post-harvest time. Tools used in this experiment consist of red brick powder, fine cha rcoal, salt,
water, basin, egg shelf, sieve, and burning fireplace. Variable used in this experiment is quality
of roast salted egg which consist of water content, organoleptiv, and storage capacity. This
experiment using survey method to test the quality of roast salted egg by testing the sample in
three replication, organoleptic, test by asking 30 person panelist to test its color, texture, scent,

their favor and storage capacity by storing it in ambient temperature and observation is conduct
until damage occurred within the product. Data obtained as quality data of traditionally roast
salted egg and subsequently analyze using simple statistic calculation. Statistic calculation was
done by finding averages of data owned.
Result of this experiment is the water content on traditionally roast salted egg (63,05%) is lower
than boil salted egg (66,50%) which make this product’s storage capacity become longer lasting
(9 days). Organoleptic test result has shown that panelist favored traditionally roast salted egg
with score means 7,80 until 8,07.
Conclusion made from this experiment is consumers favored traditional roast salted egg because
it has lower water content, and long- lasting storage. Suggestion for future research is to review
several things such as duration of burning, the use of various fuels, effects of burning
temperature toward the quality of traditional roast salted.