b. Adanya Ijab Qabul.
c. Adanya Mahar.
d. Adanya Wali.
e. Adanya Saksi-saksi.
2.2.3. Tanggapan Pembaca
Pengertian  mengenai  tanggapan  pembaca  mengandung  dua  konsep,  yaitu konsep  tentang  kegiatan  menanggapi  karya  sastra  dan  konsep  tentang  pembaca.
Konsep  tanggapan  pembaca  menunjukkan  mengenai  aktivitas  pembaca  dalam menerima  karya  sastra.  Pembaca  memberikan  tanggapan  terhadap  suatu  karya
sastra  karena  adanya  sentuhan  estetis  pada  karya  sastra  tersebut  Chamamah dalam Jabrohim 2001: 148-149.
Pada waktu melakukan interpretasi suatu teks, pembaca sudah mempunyai bekal  yang  berkaitan  dengan  karya  yang  dibacanya.  Bekal  pengetahuan  inilah
yang  selanjutnya  menyediakan  kepada  si  pembaca  satu  cakrawala  harapan. Kedalaman
bekal pembaca
diangkat dari
gudang pengetahuan
dan pengalamannya, yaitu gudang pembaca yang berisikan seperangkat norma-norma
sosial,  historis,  dan  budaya  yang  dimanfaatkan  dalam  proses  pembacaannya Segers dalam Jabrohim 2001: 147.
Menurut  Selden  dalam  Jabrohim  2001:  148  bekal  pembaca  senantiasa bertambah  dan  berubah.  Latar  belakang  pengetahuan  mereka  berbeda  sehingga
hasil  penerimaan  dan  tanggapannya  berbeda  pula.  Keadaan  ini  memperlihatkan
gejala  bahwa  dalam  proses  membaca,  terjadi  interaksi,  dialog  antara  pembaca dengan teks yang dibacanya yang selanjutnya melahirkan beragam makna.
Kehadiran  ragam  makna  tersebut  menunjukkan  bahwa  sebuah  teks  jika belum  dibaca,  ia  masih  berada  dalam  tatanan  artefak  yang  tidak  tersusun  rapat.
Karya  sastra  akan  berubah  menjadi  karya  seni,  yaitu  menjadi  objek  estetik  dan berfungsi  estetik,  setelah  dibaca  atau  ditanggapi.  Kondisi  ini  disebabkan
pengarang dan karyanya adalah dua hal yang berbeda. Sebelum karya sastra hadir, makna  ada  di  tangan  pengarang.  Tetapi  ketika  karya  hadir  di  hadapan
pembacanya,  kekuasaan  pengarang  menjadi  hilang  dan  berpindah  ke  tangan pembaca.  Dalam  proses  penghadiran  karya  sastra,  pembaca  berganti  peran
menjadi pengarang Jabrohim 2001: 148. Pertemuan antara pembaca dan teks sastra menyebabkan terjadinya proses
penafsiran  atas  teks  oleh  pembaca  sebagai  subjekif,  yang  hasilnya  adalah pengakuan  makna  teks.  Dalam  menanggapi  karya  sastra,  pembaca  selalu
membentuk unsur estetik melalui pertemuan antara horizon harapan, bentuk teks, dan  norma-norma  sastrawi  yang  berlaku.  Pembaca  selaku  pemberi  makna  akan
senantiasa  ditentukan  oleh  ruang,  waktu,  golongan  sosial,  budaya  dan pengalamannya.
2.2.4. Teori Resepsi