2.2.Landasan Toeretis 2.2.1.
Kedudukan Laki-Laki dan Perempuan
Lelaki  dan  perempuan  mendapatkan  tuntunan  yang  sama.  Tetapi  syariat yang lurus telah memberikan beberapa hukum yang spesifik kepada kaum lelaki,
begitu  juga  dengan  kaum  perempuan.  Penyebab  pengkhususan  tersebut  dan hikmahnya  adalah  karakteristik  kedua  pasangan,  lelaki  dan  perempuan  serta
peranan mereka secara moderat. Juga berbagai aspek di mana mereka berdua akan saling  melengkapi  dan  menyempurnakan  dalam  menghasilkan  generasi  dan
meningkatkan harkat mereka. Masing-masing mempunyai tugas yang relevan dan proporsional dengan karakter mereka.
2.2.1.1. Kedudukan Laki-Laki
Allah  telah  memberikan  anugrah  fadhl  kepada  lelaki  melebihi perempuan,  dan  menjadikannya  sebagai  pemimpin  dan  pembimbing  mereka
perempuan  dengan  sebab  kelebihan-kelebihan  yang  dimiliki  lelaki  Shadiq Muhammad  2004:  27.  Kaum  laki-laki  adalah  pemimpin  bagi  kaum  perempuan,
oleh  karena  Allah  telah  melebihkan  sebagian  mereka  laki-laki  atas  sebagian yang  lain  perempuan,  dan  karena  mereka  laki-laki  telah  menafkahkan
sebagaian dari harta mereka Q.S An-Nisaa : 34. Ayat  tersebut  secara  tegas  menyatakan  bahwa  kepemimpinan  keluarga
ada pada laki-laki atau suami karena kelebih-kelebihan yang bersifat kodrati yang ada  padanya,  baik  berupa  fisik  dan  daya  pikir  pada  umumnya  serta  keharusan
nafkah atau pembiayaan kebutuhan keluarga yang dibebankan di pundaknya tentu sesuai  dengan  kapasitas  kemampuan  yang  dimilikinya  Hasan  dan  Asrori
2002:248.  Suami  sebagai  pemegang  kendali  kepemimpinan  dalam  keluarga karena  secara  fitrah,  kodrat  laki-laki  itu  lebih  kuat  dari  perempuan.  Tidak
mungkin  perempuan  yang  akan  memimpin  dan  tidak  mungkin  pula  suatu kehidupan tanpa seorang pemimpin, meskipun dalam skala kecil dalam kehidupan
rumah tangga Hasan dan Asrori, 2002:247.
2.2.1.2. Kedudukan Perempuan
Perempuan yang saleh, ialah yang ta‟at kepada Allah lagi memelihara diri
tidak  berlaku  curang  serta  memelihara  rahasia  dan  harta  suaminya  ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka Q.S An-Nisaa :
34.  Sebagian  hukum  dan  tata  krama  yang  khusus  bagi  kaum  perempuan  adalah apa yang disyariatkan untuk menutup jalan keburukan dan menjaga harkat kaum
perempuan  dari  kebodohan  kaum  lelaki.  Juga  menutup  rekayasa  mereka  untuk merusak  kaum  perempuan  dengan  tipu  daya  yang  keji,  niat  yang  buruk,  dan
keburukan maksud Al-Jumaili 2002:3. Sebuah  pandangan,  sebagaimana  dikatakan  Rasulullah,  menyebutkan
bahwa perempuan merupakan anak panah beracun dari anak panah setan. Apalagi, ketika  perempuan  tersebut  menarik  dengan  kecantikan  yang  mengagumkan  dan
daya  tarik  yang  sangat  memikat.  Maka  keseronokan  kaum  perempuan  dalam berpakaian merupakan bahaya bagi dunia Islam dan masyarakat. Oleh karena itu,
Islam  sangat  antusias  untuk  menjaga  kaum  perempuan,  baik  kesucian  maupun kebersihannya Al-Jumaili 2002:5.
Al  Qarni  2006:  103  menyatakan  bahwa  perempuan  shalihah  adalah perempuan yang baik dan patuh kepada suaminya, setelah taat kepada  Rabb-Nya.
Rasulullah memuji perempuan semacam itu dan menyebutnya sebagai perempuan ideal  yang  menjadi  pencarian  kaum  lelaki.  Ketika  ditanya  tentang  kriteria  isteri
yang  baik,  beliau  menjawab,  “yaitu  isteri  yang  menyenangkan  bila  suami memandang,  patuh  bila  disuruh,  tidak  membantah  suaminya  dalam  hal  dirinya,
dan  tidak  membelanjakan  harta  suaminya  dengan  sesuatu  yang  tidak  disukai suaminya
” Hr. Nasa‟i dan Ahmad.
2.2.1.3. Hubungan Laki-Laki dan Perempuan